The Bastard Husband || COMPLE...

By aristaptr

626K 25.8K 272

[Sequel of My Love My Billionaire] Emilly Greisy Mackenzie, harus menerima kenyataan pahit saat perusahaan ay... More

Author Note!
Cast!
TBH - 1
TBH - 2
Just information
TBH - 3
TBH - 4
TBH - 5
TBH - 6
TBH - 7
TBH - 8
TBH - 9
TBH - 10
TBH - 11
TBH - 12
TBH - 13
TBH - 14
TBH - 15
TBH - 16
TBH - 17
Cast II
TBH - 18
TBH - 19
TBH - 20
TBH - 21
TBH - 22
TBH - 23
TBH - 24
TBH - 25
TBH - 26
TBH -27
TBH - 28
TBH - 29
TBH - 30
TBH - 32
TBH - 33
TBH - 34
TBH - 35
TBH - 36
TBH - 37
TBH - 38
TBH - 39
TBH - 40
Extra Part
THANKS!
New Story

TBH - 31

10.4K 497 9
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget for vote and comment this story!
******

Beberapa hari setelah perayaan hari ulang tahun Eric, Emilly akhirnya memutuskan untuk mengajak Eric untuk mengontrol kandungannya. Suaminya itu sangat tidak sabaran untuk melihat kedua anak yang masih di dalam kandungannya. Bahkan Eric sudah lebih dulu bangun daripada dirinya.

"Ayo cepat sayang." ujar Eric yang sudah berdiri di depan pintu mobil yang telah terbuka lebar. Emilly yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas.

"Kau tidak lihat perutku ini sudah besar dan tidak bisa berjalan cepat!" gerutu Emilly setelah sampai di hadapan suaminya. Eric yang mendengar itu langsung terkekeh pelan dan mengecup kening Emilly singkat sebelum wanita itu masuk ke dalam mobil.

Mereka pun akhirnya pergi menuju rumah sakit tempat biasanya Emilly mengontrol kandungannya. Selama di perjalanan, Eric menjadi lebih sering mengelus perut Emilly dengan satu tangannya. Emilly tersenyum saat melihat betapa perhatiannya pria itu saat ini.

"Ah dia menendang." pekik Eric saat merasakan anaknya yang menendang dari dalam sana. Emilly terkekeh pelan melihat betapa lucunya wajah Eric saat itu.

"Tentu saja, sekarang mereka sudah aktif di dalam sana. Membuatku susah untuk beraktivitas." ujar Emilly sambil mengelus perutnya dengan penuh kasih sayang. Eric melirik sekilas ke arah Emilly dan tersenyum saat melihat kebahagiaan istrinya itu.

"Jika kau merasa kesulitan, kau bisa segera hubungi aku. Jangan takut untuk menghubungiku sayang, walaupun aku sedang meeting dan kau menelpon untuk segera pulang aku bisa langsung pulang untuk menemanimu." Emilly langsung terharu saat mendengar ucapan dari suaminya itu.

"Terima kasih Eric." ujar Emilly dan menatap Eric dengan penuh haru.

******

Saat ini mereka sudah berada di dalam ruangan dokter kandungan yang menangani Emilly. Emilly sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit dengan sebuah alat yang bergerak di atas perutnya. Eric yang ada di sebelah Emilly sangat fokus menatap ke arah monitor yang memperlihatkan bayi kembar.

"Jangan katakan jenis kelaminnya." ujar Eric sebelum dokter itu menjelaskan padanya.

"Ah baik Mr. Heyden." ujar dokter tersebut sambil tersenyum kearahnya.

"Ini adalah kedua bayi kalian. Saat ini kondisi mereka sangat sehat, frekuensi jantung mereka sangat baik dan saya pastikan tidak ada masalah dengan rahim mommy. Untuk saat ini lebih banyak untuk beraktivitas agar selama persalinan tidak terjadi masalah. Mungkin mommy bisa mengikuti yoga khusus ibu hamil untuk mempersiapkan kelahiran." anjur dokter tersebut dan langsung dijawab anggukan oleh Emilly dan juga Eric.

"Setelah melihat perkembangan bayi kalian, saya bisa memperkirakan mereka kan lahir di akhir bulan depan atau awal bulan selanjutnya paling lambat. Untuk itu kalian harus lebih sering memeriksakan kandungan kalian saat mendekati tanggal kelahiran." lanjut dokter itu.

Eric membantu Emilly untuk turun dari atas ranjang untuk duduk di dalah satu kursi yang ada di depan meja kerja dokter tersebut. Emilly memperhatikan semua yang diberikan oleh dokter itu untuk mempersiapkan proses persalinannya. Apalagi ini adalah kehamilan Emilly yang pertama dan ia sangat tidak mengerti dengan proses persalinan itu. Beruntung ia memiliki dokter yang sangat baik dan ramah sehingga dokter tersebut dapat menjelaskan dengan sangat rinci.

Emilly pun berpamitan pada dokter tersebut dan mengucapkan terima kasih sebelum akhirnya keluar dari ruangan itu. Eric melingkarkan tangannya di pinggang istrinya untuk membantunya berjalan. Ia dapat melihat Emilly yang sedikit kesusahan saat bergerak dengan perut yang semakin membesar.

"Kau ingin makan?" tanya Eric saat mereka telah sampai di dalam mobil sambil membantu Emilly untuk memasangkan sabuk pengaman.

"Hm..." Emilly sedikit berpikir saat mendengar ajakan dari Eric. "Aku ingin makan ikan." lanjutnya dengan semangat.

"As your wish my wife." ujar Eric sambil terkekeh pelan. Ia pun melajukan mobilnya menuju restaurant yang menyediakan menu ikan sesuai permintaan Emilly.

Eric melirik ke arah Emilly saat melihat wanita itu sedang serius memperhatikan ponselnya. Eric mulai penasaran dengan apa yang diperhatikan oleh Emilly. Bahkan Emilly sampai tersenyum sendiri menatap layar ponsel itu.

"Apa yang kau lihat hingga tersenyum sendiri sayang?" Tanya Eric namun dengan pandangan tidak lepas dari arah jalanan.

"Aku sedang melihat anak-anak kembar, mereka sangat lucu-lucu." ujar Emilly sambil tersenyum geli. Eric yang melihat itu hanya tersenyum tanpa membalas ucapan istrinya.

Akhirnya mereka sampai di sebuah restaurant dekat dengan pantai yang menyediakan berbagai makanan seafood. Eric turun terlebih dahulu lalu membukakan pintu untuk Emilly. Emilly sangat berusaha keras untuk turun dari mobil dengan perut yang sudah membesar. Karena ia mengandung bayi kembar maka perutnya akan lebih besar dibandingkan dengan mengandung seorang bayi.

Eric melingkarkan tangannya di pinggang Emilly dan mengajak istrinya melangkah masuk ke dalam restaurant. Emilly bernafas lega saat melihat restaurant itu tidak terlalu ramai.

"Pesanlah dulu, aku ke toilet sebentar." ujar Eric setelah sampai di meja mereka. Emilly yang mendengar itu langsung menganggukan kepalanya.

Beberapa menit kemudian, ia melihat seorang pelayan yang datang menghampirinya. Emilly memperhatikan buku menu untuk memilih makanan.

"Baked fish marsala mushrooms, honey garlic glazed salmon, cheesecake, black coffee and juice strawberry." ujar Emilly setelah menyebutkan semua pesanannya. Pelayan itu pun mencatat semua pesanan di kertas kecil yang ia bawa setelah itu ia pergi untuk mengiapkan makanan yang telah dipesan.

Emilly yang merasa bosan menunggu Eric yang lama sekali ke toilet langsung mengambil ponselnya untuk berfoto. Karena saat ini ia sedang di dekat pantai jadi ini moment yang bagus untuk mengambil foto pantai berpasir putih itu.

"Emilly." panggil seseorang yang ia yakini adalah seorang pria.

Emilly membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang telah memanggilnya. Saat itu juga ia melihat seorang pria yang pernah ia kenal.

"Leo." lirih Emilly dengan sedikit terkejut.

"Ah ternyata benar itu kau, aku kira aku akan salah orang." ujar pria itu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Emilly yang mendengar itu hanya tersenyum dan menormalkan raut wajahnya.

"Kau ke sini dengan siapa?" Tanya Leo memecahkan suasana yang sangat canggung menurutnya.

"Bersama suamiku." ujar Emilly dengan singkat namun dapat membuat Leo terkejut. Ia langsung menyadari itu saat melihat perut Emilly yang terlihat sangat besar yang berarti Emilly sedang mengandung.

"Hm Emilly, aku minta maaf soal-" belum selesai Leo berbicara namun Emilly lebih dulu memotongnya.

"Itu sudah berlalu Leo, kita tidak perlu membahasnya lagi." ujar Emilly membuat pria itu sedikit terdiam.

"Sayang." Emilly yang mendengar suara Eric langsung mendongakkan kepalanya dan tersenyum ke arah suaminya.

"Siapa dia?" Tanya Eric dengan menatap tajam ke arah Leo.

"Dia teman lamaku namanya Leo." ujar Emilly memperkenalkan Leo pada Eric. Emilly dapat melihat raut wajah Leo yang terlihat terkejut saat melihat kedatangan suaminya.

"Mr. Heyden." sapa Leo sambil membungkukkan badannya. Emilly yang melihat itu langsung menaikkan alisnya bingung.

"Kau mengenal suamiku?" Tanya Emilly dengan raut wajah penasaran.

"Tentu saja, siapa yang tidak mengenal suamimu ini." ujar Leo "Baiklah aku pergi dulu Emilly." lanjutnya dan langsung pergi meninggalkan Emilly dan Eric yang menatap pria itu bingung.

Eric menarik kursi yang ada di depan Emilly dan duduk di sana. Eric mengerutkan keningnya saat melihat istrinya yang sedang terkekeh pelan.

"Ada apa denganmu?" Tanya Eric dengan raut wajah bingung.

"Ternyata suamiku sangat terkenal, seperti artis saja." ujar Emilly membuat Eric memutar bola matanya malas.

Beberapa menit kemudian, makanan yang telah di pesan oleh Emilly telah datang. Eric mengerutkan keningnya saat melihat Emilly hanya memesan sedikit makanan. Biasanya jika ia mengajak istrinya untuk makan di luar paling tidak Emilly akan memesan tiga jenis makanan hanya untuk dirinya sendiri.

"Kenapa hanya memesan dua makanan?" tanya Eric. Emilly yang mendengar itu langsung mendongakkan kepalanya dan menatap dengan raut wajah datar.

"Kau ingin melihatku gendut?" ujar Emilly dengan wajah cemberut. Eric yang mendengar itu langsung terkekeh pelan dan mengusap punggung tangan istrinya.

Akhirnya merekapun mulai memakan makanan yang ada di hadapan mereka. Emilly yang sedari tadi fokus dengan makanannya tidak mengetahui jika Eric terus menatap kearahnya. Bahkan hingga makanan yang ada di piringnya, wanita itu tidak mengalihkan pandangan sedikitpun dari makanan itu. Eric sampai menggelengkan kepalanya heran dengan sikap istrinya yang semakin hari semakin aneh namun menggemaskan.

Eric mengambil tissue yang ada di atas meja dan mengelap bibir Emilly yang terkena saus dari makanannya. Emilly terpaku saat menerima perlakuan itu dari Eric, namun dengan cepat wanita itu tersenyum dan menatap wajah Eric dengan tatapan penuh cinta. Jangan tanya lagi bagaimana reaksi Eric saat di tatap seperti itu oleh Emilly. Bahkan jantung pria itu sudah berdetak dengan cepat hingga membuat Eric sedikit salah tingkah.

Tiba-tiba suara ponsel berdering menyadarkan Eric. Pria itu langsung mengambil ponsel yang ada di sakunya dan menekan tombol hijau untuk menerima panggilan tersebut. Emilly memperhatikan raut wajah Eric yang terlihat menegang setelah menerima panggilan dari seseorang yang tidak ia ketahui.

"Baiklah, aku akan segera ke sana." ujar Eric dan langsung memutuskan panggilan itu.

"Ada apa?" tanya Emilly yang mulai penasaran dengan pembicaraan Eric.

"Kaylee kecelakaan." Emilly langsung membulatkan matanya saat mendengar ucapan dari Eric. Saat itu juga perasaan wanita itu mulai gelisah bercambur khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.

Eric langsung beranjak dari tempat duduknya dan membantu Emilly untuk berdiri. Sebelum mereka pergi, Eric sudah menaruh beberapa lembar uang di atas meja karena mereka harus segera pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Kaylee.

Selama di perjalanan suasana di dalam mobil sangat hening. Tidak ada yang memulai pembicaraan karena mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Kabar mengenai kecelakaan Kaylee membuat mereka sangat terkejut. Bagaimana tidak, karena selama ini Eric sangat mengetahui betul sahabatnya itu sangat ahli dalam mengendarai mobil apalagi dia adalah agent CIA dan tentu mengendarai mobil adalah hal yang mudah bagi mereka.

Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di rumah sakit. Eric melingkarkan tangannya di pinggang Emilly dengan sangat erat karena ia tahu jika istrinya sedang khawatir dengan Kaylee dan ia takut jika istrinya itu akan berlari tanpa memperhatikan kandungannya.

Emilly melihat semua sahabatnya telah berada di depan ruang UDG termasuk kakaknya, Daniel. Daniel yang melihat kedatangan Emilly langsung membulatkan matanya terkejut.

"Kenapa kau ikut ke sini Emilly? Kau harusnya beristirahat di mansion." tanya Daniel dengan raut wajah khawatir.

"Aku ingin melihat keadaan Kaylee kak." ujar Emilly membuat Daniel menghela nafas kasar. Eric langsung menyuruh Emilly untuk duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

"Bagaimana keadaan Kaylee?" tanya Eric.

"Dokter masih menanganinya." jawab Daniel sambil menatap ke arah pintu ruang UGD yang tertutup rapat.

"Kau sudah menyelidikinya?" tanya Eric menatap ke arah Carlos. Ia dapat melihat wajah pria itu yang terlihat sangat khawatir dan langsung menganggukkan kepalanya.

Eric yang melihat itu tidak bisa bertanya lebih lanjut karena ia tidak ingin Carlos menjadi sangat khawatir. Eric memutuskan untuk duduk di samping istrinya dan memegang tangan Emilly untuk menenangkannya. Namun dalam pikiran pria itu masih memikirkan apa yang terjadi dengan Kaylee. Tentu ini bukanlah kecelakaan biasa dan dapat dipastikan ada seseorang yang terlibat dengan kecelakaan ini. Tapi siapa? Pertanyaan itulah yang hadir di kepala Eric saat ini.

Beberapa menit kemudian, pintu ruang UGD terbuka dan memperlihatkan seorang dokter keluar dari ruangan itu. Daniel langsung bergegas menghampiri dokter tersebut sedangkan Eric masih menahan Emilly agar tidak beranjak dari tempat duduknya.

"Benturan di kepalanya sangat keras dan terjadi banyak pendarahan. Kami harus segera mengoperasi pasien." ujar dokter tersebut membuat semua orang yang ada di sana membulatkan matanya terkejut. Emilly yang mendengar penjelasan dokter langsung menangis di dalam pelukan Eric.

"Tolong selamatkan kekasih saya dokter." lirih Daniel tanpa sadar air mata mengalir dari sudut mata pria itu. Carlos yang melihat itu langsung menghampiri Daniel dan memegang bahu pria itu.

"Tentu, kami akan berusaha untuk menyelamatkan pasien. Sekarang kami akan memindahkan pasien ke ruang operasi anda dapat mengikuti perawat ini untuk mengurus administrasinya." ujar dokter tersebut dan kembali memasuki ruang UGD.

"Aku yang akan mengurusnya, kau diamlah di sini." ujar Kenzie dan langsung dijawab anggukan oleh Daniel.

Eric mengambil ponsel yang ada di sakunya dan mengirim sebuah pesan kepada Aaron. Tentu ia juga harus menyelidiki terkait kecelakaan Kaylee saat ini. Ia tidak bisa mengganggu sahabatnya yang juga masih terlihat khawatir dengan keadaan Kaylee.

Daniel yang tadi berdiri di depan pintu ruang UGD melangkahkan kakinya mendekati Emilly. Emilly yang melihat Daniel mendekatinya langsung menatap wajah kakaknya itu.

"Pulanglah, operasi ini akan sangat lama. Kau harus beristirahat." ujar Daniel mencoba untuk menyuruh adiknya kembali ke mansion.

"Benar Emilly, kau harus istirahat ingat kau sedang mengandung saat ini." ujar Carlos menimpali.

Emilly yang mendengar ucapan kakak dan sahabatnya langsung menghela nafas pelan dan langsung menganggukan kepalanya. Emilly kembali menatap Daniel dan meminta agar pria itu segera menghubunginya jika operasi telah selesai. Setelah itu Eric langsung mengajak Emilly untuk keluar dari rumah sakit menuju mansion mereka.

"Tenanglah, Kaylee pasti baik-baik saja." ujar Eric sambil memegang tangan istrinya dengan erat. Emilly yang mendengar itu langsung tersenyum dan menganggukan kepalanya. Tentu wanita itu harus yakin jika sahabatnya akan baik-baik saja.

Mobil yang dikendarai Eric berjalan keluar dari rumah sakit dan menuju mansion mereka. Selama di perjalanan ia dapat melihat Emilly yang sedikit termenung sambil menatap keluar jendela. Eric tidak bisa berbuat apapun jika ini berkaitan dengan sahabatnya karena dirinya juga masih merasa khawatir dengan keadaan Kaylee.

Kurang dari dua puluh menit, mobil yang dikendarai Eric telah memasuki mansion dan berhenti di depan pelataran mansion. Seperti biasa Eric turun terlebih dahulu untuk membantu istrinya keluar dari mobil. Mereka pun melangkahkan kakinya memasuki mansion dan menuju kamar mereka. Hari ini Eric memutuskan untuk menemani istrinya seharian, ia khawatir dengan keadaan istrinya apalagi setelah mendengar kabar mengenai kecelakaan Kaylee.

Setelah mereka sampai di kamar, Eric membantu Emilly untuk berbaring di atas ranjang. Eric mengambil vitamin dan segelas air dari atas nakas lalu ia berikan pada Emilly. Emilly tersenyum saat melihat betapa perhatiannya Eric saat ini.

"Terima kasih." ujar Emilly sambil menerima vitamin dan segelas air yang diberikan oleh Eric.

"Istirahatlah, aku harus mengurus sesuatu. Jika kau butuh sesuatu kau bisa menelponku. Aku berada di ruang kerja." ujar Eric lalu mencium kening istrinya dengan penuh kasih sayang.

"Eric.." Eric menaikkan alisnya saat mendengar Emilly memanggilnya. "Kau akan mencari tahu penyebab kecelakaan Kaylee kan?" Lanjutnya.

"Tentu saja sayang, kau tidak perlu khawatir. Kau hanya perlu istirahat dan jangan buat bayi kita gelisah karena kekhawatiranmu" ujar Eric dengan lembut membuat Emilly ters.enyum senang. Emilly memeluk Eric dengan sangat erat dan mengucapkan kata terima kasih pada suaminya itu. Eric tersenyum dan membalas pelukan istri yang sangat dicintainya.

*****

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 89.1K 88
Bella Clores seorang model cantik yang digandrungi para lelaki namun memiliki kepribadian yang dingin. Sudah banyak pria yang mengajaknya berkencan b...
2.9M 146K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞
1.5M 67.8K 52
Edo merasa sangat frustasi karna kekasih yang selama ini begitu ia cintai menolak untuk kesekian kali saat Edo mengajaknya untuk menikah. Pada saat...
2.3M 34.4K 48
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...