Water Fire Controllers

By OohYekti_sshi

7.8K 458 27

#Follow dulu sebelum membaca karena part akan di private Benarkah dunia ini hanya milik para manusia penuh ke... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
33.1
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44

45

44 3 1
By OohYekti_sshi

Setidaknya ada beberapa hal yang membuat Emelly kesal. Pertama, sejak pagi sekali Edward dengan isengnya menarik Emelly buat ikutan memberi makan siput kesayanganya dengan daun-daun segar yang katanya di ekspor langsung dari China. Kata Edward siput hitam miliknya jangan sampai di beri rumput jelata yang tersebar dimana-mana. Bisa-bisa si siput jatuh sakit atau setidaknya pencernaanya jadi terganggu.

Kedua, jelas Aarick yang rajin menyambangi dengan tiga bungkus kue strawberry hari ini. Dia banyak sekali bercerita. Tidak seperti Aarick yang biasanya. Emelly jadi bingung merespon apa. Pria itu terlihat manis dengan pakaian santai yang jelas terlihat buru-buru dikenakan serta air wajahnya yang terlihat tidak tenang. Emelly tahu dia sedang di buru untuk mengerjakan tugas pack yang menumpuk.

Hal menjengkel selanjutnya datang dari Si pria Avatar yang tentu seperti dua orang diatas, tiba-tiba datang tanpa jadwal. Katanya iseng saja lalu membuat alasan agar Emelly menemaninya bermain panah. Sialnya ajakan itu Emelly sediakan. Sekarang justru dia menyesal. Layaknya seorang pelatih tak tahu diri, Icarus justru duduk santai menopang sebelah kaki. Menyaksikan Emelly yang merengut bermain seorang diri. ingin berhenti, Icarus justru memasang mata marah.  Dasar diktaktor. Padahal panah demi panah sudah habis Emelly lesatkan hingga papan yang di cat biru terkoyak berantakan tetapi tetap saja, Icarus masih belum merasa puas. Emelly merasa jengah. Hati masih belum merasa baik kini kembali samar-samar dia mendengar obrolan hangat yang justru membuatnya sebal. Pelakunya dua orang yang duduk berdua jauh di sebrang sana. Asik bercengkrama di temani cangkir keramik mahal berisi teh kemerahan. Tampak asik bergumul dengan dunia mereka yang mengusik sedikit sesuatu di jauh di hati Emelly.

Redmoon pack kedatangan tamu baru. Bukan, calon keluarga baru yang nantinya menjadi pendamping pemimpin. Wanita cukup matang yang datangnya entah dari mana. Waktu itu, tepat saat nyawa Emelly hampir direnggut busur tombak milik Edward, perempuan itu datang. Membikin pria Alpha hilang akal. Emelly menelan ludah kelat. Samuel sudah sepantasnya menemukan matenya yang nantinya akan menjadi Luna. Menemani Samuel dalam memimpin pack. Tapi jujur saja, entah pada hari itu atau hari-hari yang dia lewati setelah hari itu hingga kini. Ada sesuatu yang berlubang. Sesuatu yang mencongkel isi hatinya entah sejak kapan. Rasanya aneh dan tidak nyaman. Apalagi melihat kedekatan Samuel dan perempuan itu kini.

Senyum yang jarang sekali lelaki itu ukir kini hampir ada setiap saat. Suasanya pack mulai berubah ceria namun tidak termasuk suasana hati Emelly. Wanita cantik itu, yang dia sebut bernama Leah dengan anggunya menyeruput teh dari cangkir keramik, ditatap lekat oleh pemilik teritori Redmoon pack. Mereka terlihat mesra.

BUGH!

"ARGH! SIAL! Apa yang kamu lakukan bocah?" Icarus mendengus kesal. Mengusap batang hidungnya yang sempat bercumbu busur panah.

Emelly, pelakunya cuma  melirik asal terus melangkah sedikit menghetak meninggalkan lapangan. Gadis itu melenggang menuju dapur. Ada gadis pemilik surai blonde kemerahan sedang asik menuang bubuk coklat disana. Emelly tersenyum kecil kemudian memelankan langkah, berusaha mengendep-endap layaknya pencuri di toko dekat pasar.

"Kamu sedang apa?"

Berjingkat sedikit, bahu Emelly jadi terkulai lesu. Ia kerucutkan bibirnya. Berniat mengejutkan, justru Adeline tahu lebih dulu.

"Jangan bermain permainan bodoh seperti itu. Kamu terlihat makin mirip Edward." Kata Adeline sedikit mendengus.

Adeline menarik kursi sedikit, duduk dengan kaki tertekuk diatas kursi sembari meniup pelan cairan coklat pekat yang mengepul disamping Emelly. Di perhatikanya rambut Emelly lamat-lamat. Semakin banyak yang memutih bahkan hampir menutupi rambut hitamnya sepenuhnya.

"Kenapa melihatku seperti itu?"

"Hanya penasaran. Apa kau tidak berniat mewarnai rambutmu jadi hitam lagi?" Adeline mengalihkan pandangan. Mulai menyeruput coklatnya lagi.

"Itu percuma saja di lakukan. Aku sudah mencobanya ketika bersama Aarick tapi sia-sia. Rambut ini tetap putih."

Adeline jadi menautkan alis atas jawaban Emelly. Bicara tentang Aarick, dia sudah tidak sepenuhnya jengkel lagi kepada  lelaki Alpha itu. Walau begitu Adeline masih belum bisa memaafkan apa yang sudah di perbuat pada Emellynya yang lucu. Akhir-akhir ini memang pria Aigner berusaha agar dekat kembali dengan Emelly seperti seringnya pria itu datang meski tentu saja ada berdebatan antara Samuel dan Aarick, hingga berujung dengan Aarick yang di larang masuk ke wilayah Redmoon pack dengan alasan mengganggu. Namun seperti tak kehabisan akal, Aarick mengancam Samuel dengan putus kontraknya perjanjian mereka jika Aarick di larang bertemu Emelly.

Segalanya menjadi rumit jika di pikirkan. Masa bodolah tentang kisah percintaan mereka bertiga. Toh, Samuel kini sudah menemukan mate-nya. Walau sedikit tidak suka lalu bagaimana? Mate tidak bisa di pilih layaknya buah aprikot di pasar.

Controllers




"Kupikir kau tidak datang."

Kalimat dingin itu sapaan pertama yang Conrad dengar setelah sampai di wilayah klan kecil di ujung perbatasan Jerman. Pria itu hanya menghembuskan nafas sebal, matanya mengikuti gadis tinggi yang kini mengangkat beberapa  tumpukan kayu di tangan kecilnya sekaligus. Memikulnya di pinggul lalu di bawanya ke pinggir tenda kumuh untuk di jemur. Conrad diam saja. Enggan memberi bantuan apa lagi membalas sapaan sarkas yang gadis itu berikan.

Langit sedang cerah-cerahnya tapi  suasana hati si pria Beta mendung dibuatnya. Harusnya dia di dalam pack saja. Menikmati dua poci teh buatan Emelly serta beberapa potong kue pemberian Aarick hasil curianya diam-diam. Lalu kembali menghabiskan isi tinta dan mengerjakan tumpukan berkas yang Samuel diamkan. Namun sialnya, kaki dan hati nurani Conrad justru membawanya kemari. Di ujung Jerman, di pinggir hutan yang di huni klan kumuh dan tentu saja ada gadis itu.

Tiga hari yang lalu, surat datang dari gadis yang sedang mrngangkat panci kini. Tulisan rapi yang bertabur diatas kertas lecek yang Conrad yakini di dapat dari tempat sampah, berisikan permohonan bantuan (dengan paksaan) agar Beta mau mengantarkan kelapa suku klan kecil itu berobat.

Awalnya menolak. Malas sekali dia di suruh-suruh. Padahal gadis itu bukanlah Alphnya.

"Kenapa harus aku?"

Si gadis menengok sebentar, mengangkat alis kemudian kembali sibuk menyalakan api.

"Karna kamu punya mobil. Dan tentu saja kaya." Jawabnya enteng.

Conrad sempat terperangrah. Merasa di manfaatkan saja tapi mesam-mesem setelahnya.

"Ehem! Tentu aku kaya. Aku punya banyak uang." Katanya sombong

"Tapi kau tidak pernah membelikanku apapun."

Serasa tertohok. Conrad benar-benar terluka. Tetapi benar, setelah dilihat kembali, pakaian yang di kenakan gadis itu adalah kaos yang di kenakanya dua hari lalu. Sudah luntur warnanya dan terlihat lama. Hati Conrad jadi memelas. Dia jadi terlihat jahat walau agaknya pria itu mulai menepis. Itu bukan urusanya. Harusya si gadis membeli sendiri pakaian layak untuknya. Kenapa malah Conrad yang jadi bersalah.

Selesai menuang ubi, si gadis tinggi berjalan pelan kearah Conrad. Menatapnya sebentar sebelum berkata "ayo ikut." Lalu masuk kedalam tenda berukuran paling besar dari 7 tenda lainya.

Tebakan Conrad benar. Ini tenda milik kepala suku mereka. Meski bau, tenda di rawat dengan baik. Ada dua orang pria yang sepertinya bergantian berjaga jika sewaktu-waktu ada yang terjadi dan seorang pria gemuk yang terbaring di atas dipan kecil.

"Beliau kepala suku kami. Lima hari yang lalu saat makan ikan beliau tersedak duri. Duri berhasil diambil namun dia tetap saja terbaring begini. Kondisinya makin buruk. Jadi aku minta tolong, tolong bawa beliau kerumah sakit manusia di kota."

Ini pertama kalinya  Conrad mendenger gadis itu banyak bicara. Suaranya cukup manis meski wajahnya cukup galak. Dua pria yang berjaga hanya menatap mereka. Sedang si kepala suku hanya bisa mengerjapkan mata. Dia terlihat makin lemah, entah akan kembali normal atau tidak jika diobati segera.

"Kalian berdua  bantu angkat dia ke dalam mobilku." Tunjuknya kepada dua pria dengan dagu. "Bawa juga beberapa pakaian. Jangan mengkhawatirkan biaya karena seperti kata bocah ini, aku ini kaya."

Dengan titah begitu saja, kedua pria tadi menjunjung si kepala suku dengan susah payah.

"Aku juga akan ikut!"

"Untuk apa? Kamu belum mandi kan? Nanti mobilku jadi bau! Jangan ikut!"

Tanpa mendengarkan laranganya, si gadis tetap menerobos masuk kedalam mobil. Membuat Conrad berdecak sebal namun tidak berusaha kembali mengusir gadis itu.

"Tidak akan aku biarkan kamu membuang kepala suku di jalanan."  Katanya sinis.

"Mulutmu itu menyebalkan sekali. Pakai saja sabuk pengamanmu. Itu juga kalau kau tahu cara pakainya." Conrad melirik sedikit dari kaca mobil. Memperhatikan gerakan lincah gadis itu yang cekatan mengaiktan sabuk pengaman.

Bukan tanpa alasan Conrad mau saja membawa kepala suku dari klan kecil seperti mereka ke kota. Bantuan kecil seperti ini bisa di manfaatkan dimasa mendatang. Klan kecil pada dasarnya punya sifat mengingat balas budi. Walau seringan apapun pertolongan yang mereka terima, akan mereka ingat hingga anak cucu. Conrad tidak picik, dia hanya lumayan senang memanfaatkan keadaan. Mobil hitam milik Conrad melaju keluar dari jalanan becek hutan. Kota sudah lumayan terlihat. Jalanan mulai ramai dan puncak-puncak gedung adalah sambutan terbaik.

"Baru pertama kali masuk kota, bocah?" Diliriknya gadis itu dari sepion. Senyum miring Conrad buat saat melihat si gadis melongokan kepalanya memandang seisi kota.

"Bukan pertama kalinya bodoh. Dan aku bukan bocah. Namaku Shrea."

"Tentu bukan  pertama kalinya. Seorang rogue pasti punya pengalaman banyak."

Shrea hanya tersenyum miring. Mulai terbiasa dengan sindiran pria Beta tak beradab di depanya. Jika saja pria itu tidak sedang menyetir dan membawa mereka kerumah sakit, sudah pasti kursi jok kemudi itu sudah Shrea tedang sedari tadi.

Mobil tak melaju lama dari kota untuk tiba ke rumah sakit. Beberapa perawat membantu kepala suku untuk masuk IGD dan dirawat. Ada banyak penjelasan yang di berikan dokter lalu menyuruh mereka berdua untuk kembali lagi besok. Shrea sedikit berat hati, meninggalkan kepala suku sendiri di tempat asing membuatnya kepikiran.

"Pria tua itu akan baik-baik saja."

Shrea menengok kearah Conrad alisnya menaut lagi membentuk dua siku-siku. Pria besar ini sedang berusaha menenangkan kekhawatiranya? Ha! Lucu sekali. Pria dingin yang sering  bicara judes padanya kini berlaku aneh.

"Aku lapar."

"Nanti ku beri makan." Jawab Conrad cuek, memasuki mobilnya dan mulai menyetater.

"Beri aku uang  juga." Pinta Shrea polos.

"Hei! Kamu mulai sering memalak ya?! Itu tindakan kurang sopan, bocah!"

Shrea bersedekap, memiringkan kepalanya lalu mengamati Conrad yang duduk menghadap kebelakang dengan wajah kesalnya. Pria itu cukup tampan namun Shrea tidak suka.

"Seorang rogue tentu tidak punya sopan santun tuan." Balasnya miring.

Conrad kembali di telan rasa sebal. Menacap gas cepat-cepat, pria itu melajukan mobil hitamnya keluar dari pelataran parkir rumah sakit.

"Ck! Kita juga akan beli pakaian untukmu."

"Buatku? Untuk apa kamu membelikan pakaian untukku? Apa kamu sedang kasihan karna aku terlihat seperti gembel?" Tanya Shrea sedikit tidak percaya.

Namun meski suka menyindir, pria tetap pria yang baik. Dia mau saja menuruti semua keinginan Shrea meski gadis itu tidak bilang.

"Bajumu itu bekas semua kan? Aku ingin melihat mateku memakai pakaian yang lebih baik. Setidaknya kamu akan jadi mirip lebah dari pada serangga."

Ada sesuatu yang menghangat menggelitik ujung hati Shrea. Mate ya?







.

.

.


Hshhshshs

Halo! Hai! Annyeong!

Kalian sehat???

Wkwkwk udah lama banget heh. Ga kerasa Setaon hiatus ya😂😂😂
Maafin aku yang suka ghosting ga tau diri. Lagi suka komik soalnya jadi males baca  novel apa lagi nulis kan😁👍

Gw mau cerita jadi waktu bulan desember kemarin ada orang webnovel nawarin kontrak cuy. Gw di suruh nulis di platform webnovel tp karna di emba" itu ngomongnya pake bahasa enggress dan gw lumayan kesusahan jadi ya udah berakhir dengan ga terjalin kontrak. Hiks//:'(

Mungkin bukan rejeki kali ya. Btw makasih buat vote&comenya

See you~

Continue Reading

You'll Also Like

196K 18.1K 36
Tidak ada yang ingin terlahir dengan kekurangan. begitupun omega manis bernama Xiao Zhan. Terlahir dari Alpha Dominan dan Omega Dominan harus puas de...
727 116 7
Setelah presentasi, alpha/omega mendapatkan mark bertuliskan nama soulmatenya di tubuh mereka. Nama itu adalah belahan jiwa yg ditakdirkan. Fated mat...
3.6M 169K 69
"Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik." ------------- Sejak mempunyai kekuatan membaca pi...
758K 73.1K 32
Yang aku pikir, aku akan berakhir disurga.. Namun kenyataannya, aku terbangun didunia yang aneh.. Yaitu dunia immortal! Nama ku Nayra Oswald, aku seo...