The Lady And The Bodyguard

By violentinaR

106K 8.3K 280

#2 Constara Books Lily Constara sebagai cucu pertama keluarga Constara seharusnya Lily memiliki hidup paling... More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
DuaBelas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua puluh tiga
Dua Puluh Empat
Dua puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Promosi

Enam

2.9K 268 6
By violentinaR

Hit the star and enjoy the story!












Pesta ini luar biasa meriah, Aku duduk bersama Ayah dan Ibuku di bagian VVIP bahkan paman Jonathan dan keluarganya ada disini.

"dia sudah besar sekali" Ucap Angel yang dari tadi tidak berhenti mengelus Gypsy.

"dan sangat tampan dengan dasi kupu kupu itu bukan?" Balasku sambil menepuk kepala Gypsy yang berada tepat di bawahku.

"dia memang tampan" Angel sudah hampir tujuh belas sekarang dan saat aku memeluknya tadi aku tahu dia memiliki tubuh yang bagus.

"jadi kau sedang berkencan sekarang?" Tanyaku sambil menyesap Wine yang di edarkan.

"tidak tapi teman-temanku terus menyuruhku berkencan dengan salah satu atlit di sekolah"

"apa dia tampan?"

"dia tidak buruk tapi entahlah"

"tenanglah yang terbaik pasti akan datang nantinya" Jawabku sok berwibawa, astaga aku bahkan tidak punya teman lelaki yang dekat.

"Sejak kapan kau menjadi sangat bijak?" Tanya Henry Jr yang berada di depanku.

"Aku lebih tua darimu jadi tentu aku lebih bijak"

"umur itu tidak menentukan segalanya"

"Astaga kau terdengar seperti kakek" Aku berani bersumpah jika Henry lebih mirip kakek daripada Ayahnya sendiri.

"Mereka akan melakukan dansa pertama!" Pekik Angel sambil bertepuk tangan, Aku menghadapkan tubuhku kearah lantai dansa dan dapat aku lihat cahaya terang, kurasa lampu sorot. Lagu lembut lalu mengalun mengiringi mereka.

"Mereka tampak sangat bahagia dan Nina sangat cantik" Bisik Angel padaku. Aku bersyukur memiliki keluarga yang sangat pengertian bahkan dia menceritakannya padaku sebelum aku memintanya.

"Oke yang lain sedang menari juga, Kau mau berdansa denganku kakak sepupuku yang paling cantik?" Tanya Henry sambil mengambil tanganku.

"Tentu saja" Aku dibawa ke lantai dansa bersama Henry, astaga anak ini baru berusia dua puluh satu tapi bahunya sangat lebar dan kekar.

"kemana jas mu?" tanyaku saat menyentuh langsung kemejanya.

"ada di bangku, lagi pula aku sudah memakainya tadi"

Aku heran dengan pria yang satu ini entah mengapa tapi dia tidak bisa memakai jas berlama-lama.

"Jadi bagaimana denganmu? ada yang sepesial?"

"tidak, aku masih ingin bersenang-senang bahkan aku sengaja menunda menyelesaikan kuliah untuk berpesta"

Aku memutar mataku mendengarnya yang di balas kekehan olehnya. Aku mungkin buta tapi aku telah di ajarkan berdansa dari sekolah dasar sehingga aku sama sekali tidak menginjak kakinya.

Henry memutarku membuat gaunku mengembang di sekeliling kakiku, aku terkikik geli bersamanya.

"astaga baiklah sudah cukup, sana cari gadis lajang"

"Tenang saja aku akan mendapatkannya"

"jangan buat skandal"

"kau mengejak ku, aku selalu berhati-hati" Henry kemudian mengantarkan aku kembali ke tempat dudukku, dapat aku rasakan sekelilingku kosong yang berarti mereka semua sedang berdansa ataupun menikmati pesta.

Aku menikmati musik di telingaku sambil mengambil satu gelas wine lagi dan menikmati rasanya di lidahku.

"Apa itu Lily Constara?"

"astaga iya! ternyata benar rumornya dia masih lajang"

"itu tidak mengejutkanku, kasihan suaminya nanti harus merawatnya seumur hidup"

"kurasa itu bukan hal sulit, orang tuanya pasti meninggalkan uang yang cukup untuknya"

"apa orang tuanya tidak bisa membayar dokter untuk menyembuhkan matanya?"

Aku hampir menghancurkan gelas ku saat mendengarnya, Astaga aku ini buta bukannya tuli! Mereka tidak mengenalku, mereka tidak tahu berapa ribu jam yang aku habiskan berkonsultasi dengan dokter.

"maaf My lady, apa anda mau pergi ke tempat lain?" Dom tiba-tiba berada di sampingku yang aku sambut dengan sukacita.

"berdansalah denganku Dom" Aku mengulurkan tanganku yang langsung di sambut mantap oleh Dom.

"Apa tidak apa?" Tanyanya saat kita berjalan ke lantai dansa.

"mereka telah membicarakan seluruh gosip tentangku biarkan aku tambahkan lagi"

Aku menempatkan tanganku di bahunya dan langsung terkejut saat merasakannya, astaga Nina tidak berbohong. Aku meraba bahunya sampai leher lalu kembali lagi ke lengannya lalu meremas sedikit bisepnya. Lengannya sangat keras dan bahunya lebar dengan setiap otot menegang saat aku membelainya.

"aku rasa itu bukan bagian gerakan dansa Lily" Suaranya dalam dan serak, aksennya menjadi semakin menonjol membuatku mengadah keatas berharap dapat melihat matanya.

"Aku hanya menghargai tubuh yang bagus"

Aku mendengarnya mengendus lalu menarik nafas kasar sebelum dia mulai bergerak lagi perlahan membawaku berputar yang langsung di tangkap lagi di dadanya.

"Apa olahraga yang kau lakukan?" Tanyaku saat dia membawaku bergoyang kecil sementara satu tanganku sudah berada di dadanya melebarkan jemariku di atas jas dan kemejanya.

"Banyak" Jawabnya singkat sambil mengambil nafas lagi.

"mengapa nafasmu berat? apa dansa ini melelahkan?" Tanyaku sambil mengadah agar dia dapat melihat mataku.

Dia tertawa kecil sambil menundukkan kepalanya, aku merinding merasakan nafasnya di telingaku.

"Aku lelaki normal Lily dan saat seorang wanita cantik menggerayangi tubuhku aku bereaksi"

Dapat aku rasakan pipiku menjadi panas dan mulutku terbuka sedikit, dia bilang apa?

"Boleh aku menyela?"

"tentu" Dom lalu melepaskan tanganku dan menyerahkan ku ke Kakekku.

"Apa aku sudah bilang kau cantik hari ini?" Tanya Kakekku sambil menggenggam tanganku di dadanya.

"Satu atau dua kali, tapi aku tidak keberatan kau mengatakannya lagi"

Kakekku mengecup keningku namun jantungku masih belum bisa normal karena perkataan Dom tadi.

"Kau bahagia baby girl?"

"Aku Bahagia, Sam menemukan pendamping hidup yang sepadan untuknya"

"Ya anak itu sudah bekerja keras biarkan dia bersantai sedikit"

"Dengan bulan madu ke Paris?" tanyaku mengacu pada hadiah pernikahan yang diberikan oleh kakekku.

"Salah satunya itu, Aku harap aku bisa memberikanmu hadiah yang sama"

"dan dengan siapa aku akan pergi berbulan madu?"

"suamimu tentu saja, aku akan membunuh pria lain yang berani menyentuhmu sebelum menikah" Aku tertawa mendengar perkataan Kakekku membuat tubuhku kembali santai.

-----------------------

Aku mengemudi pulang dengan Lily berada di kursi belakang, setelah berpamitan tadi dia sangat pendiam. Aku mencengkram kemudi semakin kencang memikirkan perkataan bodoh orang-orang di pesta tadi, Mereka tidak tahu apa-apa tentang Lily. Sekarang aku tahu mengapa belakangan ini dia kurang bersemangat tentang pesta ini.

Aku turun untuk membukakan pintu baginya membawanya dengan selamat ke depan pintu.

"Saya akan memasukan mobil dulu"

Aku kemudian kembali ke mobil untuk memarkirkannya dan berjalan ke dalam rumah. Aku melihat Lily sudah masuk ke kamarnya dan menutup pintu, kurasa dia akan langsung tidur karena lelah.

Aku mengecek semua pintu dan jendela sebelum aku ke dapur untuk membuat kopi, Aku masih dapat merasakan tangan lembut itu meraba ku membuatku panas dingin karenanya. Belum aku bisa menelaah perasaanku untuknya malam ini dia membuatnya bertambah parah dengan mengelus tubuhku, Dios aku tidak tahu tangan wanita ada yang begitu berbahaya.

Aku sedang menyesap kopi ku saat mendengar kaca pecah dari arah depan membuat semua instingku bangun, Aku menarik pistol ku dan berjalan perlahan ke depan. Terimakasih untuk Albert yang tidak meminta senjata ini kembali.

"Dom?" Lily keluar dan dapat aku lihat dua orang pria dengan baju hitam dan masker menutupi wajahnya sedang menodongkan senjata kearah ku dari ruang tamu.

"Lily kembali ke kamar!" Aku melepaskan tembakan yang langsung di balas oleh mereka. Aku Berguling ke ruang tamu dan membalikkan sofa dan berlindung di baliknya, Aku mendengar Gypsy menggonggong dari dalam kamar dan kedua orang itu mulai menembaki ku lagi.

Aku mengumpat keras sebelum berguling dan membidik kaki salah satu orang itu dan mengenai betisnya membuat dia berteriak dan makin bernafsu menembakiku.

"Sialan! Bajingan kau!"

Aku mendengar dia menggerutu sebelum membuat seluruh perabotan dan ruangan disini hancur lebur dengan senapan mesinnya.

"Dengar, Kami hanya ingin gadis itu jadi lebih baik kau serahkan dia dan kau akan hidup"

Aku bernafas menenangkan jantungku sebelum bangun dan menembaki orang yang satunya membuatnya mati di tempat.

Temannya mulai membabi buta lagi membuat bahu kiriku perih karena peluru yang bersarang disana.

Sirine polisi terdengar dari luar membuatku langsung mengucap syukur. Aku mendengar dia mengumpat keras sebelum berlari keluar rumah, Aku mengejarnya sampai teras rumah dan melepaskan dua tembakan kearah ladang namun dia sudah menghilang.

"Sialan!" Aku segera berjalan kearah kamar Lily dan mengetuk pintunya.

"Lily? ini aku" Pintu langsung terbuka dan gadis itu langsung menghambur kedalam pelukanku.

"Tenang bella kau aman sekarang"
Aku mengelus rambut coklatnya dan membuainya di dadaku

"Aku takut Dom..."

"tenang cara"

Lily melepas pelukannya dan memegang bahuku membuatku meringis di buatnya.

"Kau terluka?"

"tidak mematikan"

Lily terlihat ketakutan, wajahnya pucat dan tubuhnya gemetar membuatku bersyukur aku membunuh salah satu pelakunya.

"Kami membutuhkan keterangan mu pak" Aku mengangguk kepada petugas polisi dan berjalan mengikuti polisi itu namun aku tetap menggenggam tangan Lily tidak ingin melepaskannya.







Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

789K 25.5K 24
Masa lalu, cinta, benci, dendam, perangkap, sahabat, dan keluarga. 18+
274K 17.4K 53
☠️ PLAGIAT DILARANG KERAS☠️ FOLLOW SEBELUM BACA!!! Menceritakan tentang seorang gadis bernama Ayla Humairah Al-janah, yang dijodohkan oleh kedua oran...
2.1M 102K 44
•Obsession Series• Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...
1.7M 61.9K 40
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...