Lilin [TELAH TERBIT & DISERIE...

By saniyyahputrisaid

28.8M 808K 72.3K

(NOVEL LILIN TELAH TERSEDIA DI GRAMEDIA SELURUH INDONESIA MAUPUN TOKO BUKU ONLINE LAINNYA) (SEBAGIAN CHAPTER... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 11
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 38
Chapter 59
Chapter 60
Bimca (Bima Caca)
Open PO di shopee
Wajib di baca⚠️⚠️
Bonus PO
Sorry🙏🙏🙏
Give Away Time !!!!
Lilin 2
Lilin 2
Diskon dan Coming Soon
Gramedia Seluruh Indonesia
Lilin limited edition
Jangan lupa!!!
Open PO
Don't Miss it
Giveaway novel lilin
Lilin dunia nyata
Kejutan
I'M COMING GUYSSS
Series lilin

Chapter 2

552K 30.9K 4.9K
By saniyyahputrisaid

Alena menghentikan langkahnya di depan pintu rumah saat mendengar suara orang-orang yang tengah berdebat.

Alena mengintip disana ada papa, bunda, kakek dan neneknya yang tengah berdebat. Alena melihat jika bundanya menangis begitu pula dengan neneknya.

"Sampai kapanpun aku tidak akan menganggapnya sebagai putriku, hanya Nayla putriku satu-satunya!!!"

"Kamu sungguh keterlaluan Dimas, Alena juga putrimu darah dagingmu!!!"

"Aku tidak mencintai ibunya maka anak itu tidak berhak mendapatkan kasih sayang dariku!!"

"Istighfar Dimas!! Apa salahnya jika sekali saja kamu memperlakukan Alena sama seperti Nayla!!!"

"Aku tidak bisa!!"

"Mas tahan emosi kamu, kamu sudah meninggikan suara kamu di depan ayah dan ibu,"

"Cuih, ini semua gara-gara kamu!! Kamu perempuan yang membuat putraku seperti ini!!!"

"Berhenti menyalahkan istriku mah, Dinda tidak ada hubungannya dengan semua ini!!"

"Ada Dimas!!! Andai perempuan ini tidak ada maka kamu dan Sonya tidak akan bercerai dan membuat Alena menjadi korban!!"

"Cukup!! Aku dan Sonya sepakat bercerai karena memang kami tidak saling mencintai, bahkan Sonya juga sudah menikah dengan lelaki yang dicintainya ibu!!"

"Tapi jangan Alena yang kalian jadikan korban!!! Apa salah Alena dalam hal ini!! Anakmu itu tidak tahu apapun Dimas, coba kamu pikirkan bagaimana perasaan Alena saat kamu memanjakan Nayla di depannya? Bagaimana perasaan Alena saat kamu tidak pernah datang ke sekolahnya untuk mendampingi Alena menerima penghargaan? Bagaimana perasaan Alena saat kamu tiap tahun memberikan suprise ulang tahun pada Nayla sementara Alena hanya kamu berikan lilin dan alat pemantik sialan itu!!"

"Aku tidak peduli mah, sampai kapan pun putriku hanya Nayla satu-satunya, kalau papa dan mama lupa ini semua gara-gara kalian, andai saja kalian tidak menjodohkan aku maka semuanya tidak akan seperti ini, andai saja kalian merestuiku bersama Dinda maka Alena tidak akan ada dan menderita!!!"

Sudah cukup Alena mendengarkan perdebatan orang di sana, hatinya sudah cukup tersayat. Alena meninggalkan pekarangan rumahnya dengan keadaan menangis, yang penting sekarang ini Alena butuh tempat untuk menangis.

Alena tiba di tepi danau yang tak jauh dari rumahnya, Alena menangis kencang saat mendengar ucapan papanya.

"Hiks hiks apa salah Alena pah,"

Alena menepuk dadanya berkali-kali mencoba menghilangkan rasa sakit yang menghimpit di dadanya. Alena menangis kesakitan jika mengingat dirinya anak yang tak diinginkan di dunia ini.

Alena kembali mengingat di mana kedua orang tuanya menolak keinginan Alena kecil berusia tujuh tahun yang ingin di temani menerima piala lomba menggambar.

Flashback on

"Papa Alena dapat juara satu!!!"

Alena datang menghampiri papanya yang tengah menemani Nayla bermain di ruang tamu.

Sementara Dimas hanya diam dan menatap Alena sekilas lalu kembali fokus pada Nayla.

"Papa," Alena hendak menghambur ke pelukan Dimas tapi dengan cepat Dimas menahan tangan kecil Alena.

"Saya belum mandi, jangan peluk," Alena mengangguk lemah dan duduk di dekat Dimas memperhatikan Dimas yang tersenyum melihat Nayla cukup lama.

Dimas saat itu menoleh melihat Alena yang diam dengan tatapan kosong ke depan. Dalam hatinya Dimas juga tidak tau kenapa sulit memperlakukan Alena seperti Nayla.

"Juara satu dalam hal apa?" Tanya Dimas membuat Alena kembali antusias.

"Alena juara satu menggambar pah, terus kata bu guru Alena harus di dampingi orang tua, papa mau kan nemenin Alena besok?"

Dimas banggga mendengar jika Alena mendapat juara satu di usianya yang masih tujuh tahun, tapi jawaban Dimas lagi-lagi menbuat Alena sedih.

"Saya tidak bisa, saya harus nemenin Nayla imunisasi, ajak mama kamu saja yah,"

Lagi dan lagi hanya Nayla yang menjadi prioritas papanya hingga Alena mengeluarkan pertanyaan yang begitu menohok Dimas.

"Papa gak sayang Alena yah? Papa cuma sayang Nayla kan? Papa juga gak pernah meluk Alena, papa gak pernah cium Alena seperti papa cium Nayla, papa gak pernah gendong Alena, papa gak pernah nganterin Alena ke sekolah, papa benci Alena yah?"

Alena kecil turun dan berlari ke kamarnya, Alena menangis di balik selimutnya. Tanpa sadar jika Dimas melihat Alena yang menangis tersedu-sedu di sana. Bahkan hal itu belum mengetuk pintu hati Dimas untuk berlaku adil pada Alena.

Hingga esok harinya Alena di antarkan supir menuju kediaman Sonya sang mama. Alena tersenyum saat melihat mamanya tengah menyiram bunga.

"Mama!!!"

Sonya menoleh dan wajahnya berubah menjadi dingin.

"Ngapain kamu ke sini?"

Alena terkejut mendengar suara Sonya yang terkesan dingin, hingga Alena bersembunyi di balik Pak Tarno sang supir.

"Anu bu, non Alena mau mengatakan sesuatu," Pak Tarno meraih tubuh Alena kecil yang sedang ketakutan.

"Apa?"

Alena memilin tangannya "Emm Mama bisa gak nemenin Alena ke sekolah? Alena dapat juara satu menggambar mah, kata bu guru harus di temenin orang tua,"

"Saya gak bisa, saya sibuk, suruh papa kamu saja,"

"Papa juga gak bisa mah, katanya harus nemenin adik Nayla imunisasi,"

"Ya sudah suruh kakek dan nenek,"

"Tapi kata bu guru harus orang tua Alena mama,"

"KALAU SAYA BILANG SIBUK YA SIBUK, SAYA TIDAK PUNYA WAKTU MENGURUS HAL YANG BERSANGKUTAN DENGAN KAMU!!!!"

Alena terkejut bukan main hingga tak sadar dia berlari kencang dan masuk ke dalam mobil dengan tubuh gemetar karena ketakutan akibat bentakan mamanya.

Flashback Off

"Alena capek, Alena gak sanggup hiks, kenapa doa Alena tidak pernah terkabul hiks hiks,"

Alena menangis hingga tiga jam lamanya dan hari sudah semakin sore. Alena bergegas pulang, takut orang mencarinya meskipun Alena sangat berharap papanya mau sekali saja mencemaskan dirinya.

Dering ponsel Alena menghentikan langkahnya. Nama Devan terpampang nyata di sana.

"Halo,"

"Ingat jam 7,"

"Iya aku ingat kok,"

"Dandan yang cantik buat aku,"

Pipi Alena bersemu merah mendengar ucapan Devan.

"Hmm,"

"Are u okay?"

"Im okay,"

"Kamu nangis?"

Alena tersentak "En..nggak kok jangan sotoy,"

"Suara kamu serak, jawab jujur Alena,"

Jika Devan sudah memanggil namanya bukan dengan sebutan Alen, maka di pastikan Devan sedang menggeram marah.

"Aku serius aku gak nangis,"

"Setidaknya aku selalu berusaha ada untuk kamu Alen, itu tandanya aku berhasil,"

"Kamu sudah cukup menemaniku selama ini Devan, aku bersyukur kamu selalu ada, jangan tinggalin aku,"

"Aku gak akan pernah ninggalin kamu,"

Alena menggigit bibir bawahnya, ingin sekali Alena mengatakan semua yang terjadi pada dirinya namun tak bisa. Alena tidak mau di kasihani.

"Love you Alena,"

"I love you too Devan,"

Tanpa Alena sadari bahwa ada Devan bersembunyi di balik pohon menyaksikan dirinya yang menangis.



Double Up, lagi semangat 45 nulisnya wkwk
.

.

Cast Alena Nabila Patriawan

Cast Devan Ananta Leoni











Saniyyah Putri Salsabila Said

22 Desember 2019

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 94.2K 68
Qoutes dilan dari 1990 - 1991 sampai milea suara dari dilan
534 55 9
"pernah mendengar jatuh cinta itu menyenangkan? " tentu saja bagi mereka yang selalu beruntung seorang gadis tertawa, siapa dia?? "sebuah Kata kony...
3.7M 294K 49
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
ALUNAZKA By pjmin

Teen Fiction

290 190 7
(Follow sebelum baca) ****** Seorang remaja yang tahun ini genap 17 tahun, Alana adalah seorang piatu yang menghabiskan hidupnya dengan sang Ayah. S...