Pengantin Pengganti

Por Iam_Weawee

487K 17.1K 586

Bercerita tentang saudari kembar. Nadilla Aurelie dan Nadira Aurelie, tumbuh kembang bersama tanpa kurang sua... Mais

Prolog
PP-01
PP-02
PP-03
PP-04
PP-05
PP-06
PP-08
PP-09
PP-10
PP-11
PP-12
PP-13
PP-14
PP-15
PP-16
PP-17
PP-18
PP-19
PP-20
PP-21
PP-22
PP-23
PP-24
PP-25
PP-26
PP-27
PP-28
PP-29
------
PP-30
PP-31
-------
-----Sorry-----
PP-32
PP-33
PP-34
PP-35
PP-36
PP-37
PP-38
PP-39
PP-40
PP-41
PP-42
PP-43
PP-44
Hallo
PP-45
PP-46
PP-47
PP-48
Jumpalagi
PP-49
PP-50
PP-51
PP-52
Bukan Update
PP-53
PP-54

PP-07

9.6K 351 4
Por Iam_Weawee

*****

'Plak'.

Suara dua kulit beradu, berbunyi sangat nyaring. Antara telapak tangan dan pipi.

Rillian mundur. Memandang Nadira dengan nanar, "apa yang kamu lakukan?" Bisiknya tajam.

Nafas Nadira terengah-engah, menahan amarah karena pria di hadapannya ini. Dia bahkan merasa, sebuah tamparan masih kurang cukup setimpal untuk membalas apa yang sudah di perbuat pria itu padanya.

Berani-beraninya dia...!!!

Wajah Nadira begitu merah padam, "seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu," desisnya.

Rillian mundur, "bukankah kamu mempertanyakan apakah aku sudah menjadi suami yang baik atau belum? Aku akan memperbaikinya."

Nadira mengusap bibirnya sambil menatap Rillian penuh dendam, "dengan menciumku?"

Rillian menyeringai, "mau lebih? Aku tidak keberatan," ujarnya.

"Sinting."

"Aku suamimu. Bukankah wajar jika kita melakukan hal yang lebih?"

Nadira mendengus, "bukankah kamu sepakat bahwa kita tidak akan--"

"Lupakan saja," sela Rillian, dia meninggalkan Nadira begitu saja.

Nadira menganga, "sialan, kau, Rillian!" Gerungnya.

Rillian cuma diam dan terus melangkah menuju kamar.

"Baik! Lakukan apapun maumu! Tapi awas kalau kamu ulangi perbuatan tadi! Aku akan lapor polisi atas tuduhan pelecehan!" Teriak Nadira, berharap Rillian mendengar ancamannya yang tidak main-main. Dia janji akan melaporkan tindakan pria itu jika terulang lagi. Lihat saja! Nadira tidak akan tinggal diam.

Sementara itu, Rillian merebahkan diri di ranjangnya, menghela nafas panjang, "sebenarnya apa sih yang aku lakukan? Konyol," gumamnya. Tanpa sadar telunjuknya menyentuh bibir bagian bawah yang masih terasa aneh. "Aneh," gumamnya lagi.

Nadira masuk ke kamarnya dengan langkah-langkah kesal, menggerutu dan mengumpati Rillian yang tidak tahu diri itu.

"Dasar pria bajingan!" Sinisnya, Nadira merebahkan diri. Menatap langit-langit, dia merenung, "padahal aku ingin firstkiss ku dengan orang yang aku cintai kelak. Dasar pria sialan, kau Rillian!" Marahnya, mengusap bibirnya dengan kasar, berharap dapat menghapus jejak Rillian di sana. "Menjijikan."

Keesokan harinya, mbok Narti melayani kedua majikannya dengan canggung. Biasanya wanita tua itu akan meladeni segala ocehan Nadira. Tapi saat ini, gadis itu cuma bisa cemberut dan sesekali menatap Rillian dengan sorot benci. Sementara yang di tatap malah santai menikmati roti panggangnya, seolah tidak ada tatapan tajam yang di tujukan untuknya.

"Aku pergi," ucap Rillian dengan nada datar. Dia bahkan tidak memandang Nadira, "tidak perlu menungguku pulang untuk makan malam," tapi jelas kalimat itu di tujukan untuk Nadira.

"Tidak ada yang menunggumu juga. Aku mana sudi," sahut Nadira sinis.

Rillian melenggang pergi.

Mbok Narti tersenyum tertahan mendengar jawaban Nadira. Padahal beberapa malam lalu, baik dia maupun Rillian menemukan Nadira ketiduran di meja makan dengan makanan yang masih utuh.

Melihat pasangan itu, membuat mbok Narti gemas sendiri. Dia juga menikah karena di jodohkan, tapi tidak separah kedua majikannya. Memang awalnya dia dan sang suami tidak saling bicara, masih canggung, tapi mereka tetap melakukan kewajiban masing-masing. Sang suami pergi ke sawah, sementara mbok Narti mengurus rumah.

"Nya? Nggak di makan nasi gorengnya?" Tanya mbok Narti.

Nadira menggeleng, "mbok, aku mau roti panggang," gadis itu menggigit bibir.

Mbok Narti tersenyum, "yasudah, mbok bikinin dulu ya..."

Nadira mengangguk antusias, "aku siap menunggu!" Serunya.

Mbok Narti cuma menggeleng geli dengan tingkah nyonya muda itu.

Beberapa menit kemudian, roti sudah matang. Nadira mulai makan dengan lahap.

"Nya...kalau boleh tahu, apa nyonya tidak mencintai tuan sama sekali?"

"Uhuk!" Nadira tersedak, dia mendelik pada wanita tua di depannya sambil minum, "mbok nanya apaan sih?" Engahnya.

"Ya nyonya kan sudah menikah dengan tuan. Masa kalian tidak mau menumbuhkan rasa gitu...biar akur. Tidur saja masih pisah, kalau gitu, kapan punya anak, Nya?"

Nadira mendelik.

Punya anak dengan Rillian? Itu sama saja dengan mimpi buruk!

Mbok Narti tersenyum, "saya dulu juga di jodohin, tapi punya anak lima, Nya."

Nadira menarik nafas panjang, "Mbok, itu masih zaman Siti Nurbaya," ujarnya.

"Loh? Yang salah di mana? Kadang orang tua itu selalu tahu mana yang terbaik untuk anaknya. Buktinya mbok dan almarhum suami mbok langgeng..."

Nadira diam.

Tapi bukan dia yang awalnya di jodohkan dengan Rillian. Dia bahkan tidak berniat merangkai hubungan perasaan dengan pria pencinta bisnis itu. Bisa-bisa, jika di pikirnya Nadira tidak lagi menguntungkan, pria itu bisa saja menikah dengan wanita lain yang lebih membawa untung.

Entah kenapa memikirkan itu membuat Nadira merinding dan juga marah.

Dia tahu Rillian menikah cuma karena bisnis!

"Dia punya pacar, mbok..." Lirih Nadira ketika mengingat ucapan Rillian ketika pertama kali dia tinggal di apartemen ini.

Mata mbok Narti membulat, "masa, Nya? Kok saya gak pernah lihat ya..."

Nadira mengangkat bahunya dengan lesu, "udah ah, mbok. Aku capek, mau istirahat."

Mbok Narti mengangguk, "yasudah, nyonya istirahat saja."

Nadira mengangguk, melenggang kembali ke kamar.

*****

Rillian memijat pelipisnya, lelah. Dia benar-benar lelah karena tidak tidur sama sekali. Belum lagi pekerjaan yang ada di atas meja. Semua membuatnya pusing, "kepalaku mau meledak," desisnya, membanting map dokumen begitu saja ke lantai.

Rillian meraih ponsel dan mencari nama kontak di buku telponnya. Gerakan scroll terhenti ketika menemukan satu nama.

"Sedang apa kamu di sana?" Bisik Rillian pada nama itu, tanpa berniat menelpon. Menarik nafas panjang, "konyol sekali aku ini. Sejak kapan aku jadi melankolis begini? Cinta itu bullshit!"

Rillian tidak percaya cinta. Sejak remaja. Sejak pacar pertamanya melakukan pengkhianatan, sejak itu pula hatinya dia tutup rapat. Tidak ada cinta dan ketulusan di dunia ini. Dua hal itu cuma omong kosong. Makanya dia tidak menolak perjodohan, selama itu menguntungkan, kenapa tidak? Keluarga Aurelie adalah salah satu keluarga terkaya di negeri ini. Menjadi bagian dari keluarga mereka, tentu sangat membantu untuk perusahaan yang baru berkembang milik Rillian. Meskipun saat ini sedang bermasalah karena keluarga itu, dia akan mencoba membuatnya kuat. Lebih kuat dengan backingan keluarga Nadira.

Rillian lebih mempercayai hubungan simbiosis mutualisme.

*****

Malam ini hujan turun dengan deras lagi. Nadilla terus memandang ke arah jam dinding. Sudah mau larut malam dan Dirly belum juga pulang. Dia di landa kecemasan karena pria itu.

"Kamu di mana...?" Dilla menggenggam ponselnya dengan erat, dia sudah menghubungi Dirly berkali-kali. Tapi nomornya tidak aktif.

Setelah lewat tengah malam, Dirly pulang. Terlihat lelah dan kuyu juga basah.

"Dirly, kamu darimana saja?" Tanya Dilla.

Dirly menggeleng lemah, merebahkan diri di kasur lipat tipis, "cari kerja tambahan. Mau pulang, malah ujan. Jadi nunggu agak reda," katanya.

Dilla mendesah lega, "aku cemas," dia duduk di sebelah sang kekasih.

Dirly mengusap pipinya, "maaf ya bikin kamu cemas. Ponselku hilang, jadi susah buat hubungi kamu," katanya.

Dilla berusaha tersenyum, "yang penting kamu udah pulang dengan selamat," bisiknya.

Dirly memeluk gadis itu, "terimakasih udah mencemaskanku."

"Karena aku mencintaimu, kamu tahu kan?" Sahut Dilla.

"Aku tahu," bisik Dirly.

Dilla berharap, semua kesusahan ini agar segera berganti dengan kebahagiaan. Dia selalu berdoa pada Tuhan agar hubungannya dan Dirly selalu baik-baik saja.

*****

TBC

11122019

Continuar a ler

Também vai Gostar

410K 46.1K 45
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
483K 39.7K 31
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...
2.5M 180K 33
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
261K 20.6K 34
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️. ...