PERFECT FAMILY?

By Divaraaaaa

64.3K 9.6K 3.5K

Keluarga sempurna? Memangnya ada? More

1.PINDAH RUMAH
3. TIDAK DATANG?
4. KECEWA
5. TERIMA KASIH
6. SIBUK
7. BERUBAH
8. SALAH PAHAM(?)
9. SARKASTIK
10. MENUNGGU
11. SIAPA?
12. FAMILIAR
13. PEMILIK BARU
14. TAMU
15. PERMOHONAN
16. FOTO DAN SURAT
17. CANGGUNG(?)
18. KEPUTUSAN
CUAP CUAP
19. TIDAK SIAP
20. LELAH
21. PILIHAN
22. BERBEDA
...
Merapatt
23. PERDEBATAN
24. DENIAL
25. KEJUTAN BYUNGCHAN
26. SELESAI(?)
BACA DULU
27. BERBOHONG (LAGI)
ADANYA MINHEE (SELINGAN PART)
28. KEINGINAN TERBIASA
29. TERASA SULIT
30. DUNIA ITU SEMPIT
hallo..
31. TAK MENGINGAT
32. KENDALI WOOSEOK
33. INGIN TAU
34. BUKAN SIAPA-SIAPA

2.MALU

2.2K 259 15
By Divaraaaaa

Malam pertama di rumah baru, tidak ada yang berubah seperti malam-malam sebelumnya. Setiap jam delapan malam, Seungwoo hanya akan sibuk duduk di sofa, berfokus pada laptopnya untuk mengurus file-file pekerjaan nya. Wooseok akan selalu duduk di samping Seungwoo, membaca resep makanan edisi terbaru. Minhee merebahkan tubuhnya, memainkan handphone diatas karpet bulu, dengan disampingnya Dongpyo yang sibuk memindah mindahkan channel televisi.

Dan seperti biasa, Wonyoung hanya sibuk stalk shopee dan sesekali bertanya pada Seungwoo, boleh atau tidak dia membeli ketika menemukan satu barang. Dan hanya dibalas anggukan oleh Seungwoo, sampai tidak sadar keranjang shopee Wonyoung penuh. Dan akhirnya Seungwoo sering rugi sendiri karena anak perempuan satu satunya itu.

Dohyon? Sejak sore setelah selesai mandi dia hanya berkutat di bar dapur. Mengambil makanan apapun yang ada di kulkas.

"Besok Dongpyo ikut kompetisi dance se-jakarta. Acaranya diadain disekolah Dongpyo. Orang tua wajib dateng."

Wooseok berhenti sejenak dari majalah resepnya, lalu kemudian melirik Seungwoo yang terlihat masih mengetik sesuatu.

"Wajib?" Tanyanya, memastikan.

Dongpyo mengangguk, mulutnya naik turun, mengunyah pocky.

"Kebanyakan nelpon klien, pendengaran Papa jadi berkurang." Minhee yang sedari tadi hanya menyimak, ikut menyahuti. Kesal sendiri melihat Papanya terus fokus mengetik, tidak menggubris Dongpyo.

"Papa denger ya Bang,"

"Idih, giliran gitu aja langsung tajem pendengaran nya."

Seungwoo mendelik, tidak sopan si abang. Untung anak. Seungwoo beralih ke Dongpyo. "Papa usahain ya," katanya. Lalu mengusap pucuk kepala Dongpyo yang tepat terduduk di bawahnya.

"Harus Pa," Dongpyo membujuk. Bukannya apa, hanya saja Dongpyo sudah tahu, kalau 'diusahakan' versi Seungwoo itu artinya tidak bisa. Lebih tepatnya itu hanya kalimat penenang saja. Dongpyo belajar dari pengalaman.

"Iya, Papa usahakan." Lagi, dan Dongpyo jadi sebal mendengarnya.

"Kalau gak bisa ya tinggal bilang aja gak bisa. Gak usah diusahakan kalau akhirnya Papa emang gak pernah bisa." Anak itu beranjak, masuk ke dalam kamarnya dengan suara tutupan pintu yang keras. Wooseok hanya diam. Mau bagaimana lagi? Sudah menjadi adat Seungwoo, berjanji tapi seringkali tidak ditepati.

Sudah berkali kali sebenarnya Wooseok mengingatkan, kalau tidak bisa ya jangan bilang akan di usahakan kalau berakhir harapan palsu untuk anak-anaknya.

"Aku ke kamar Dongpyo dulu," Seungwoo menahan tangan Wooseok, "Aku aja, aku yang salah."

***

Iya, besok aku dateng.

Seseorang yang bermarga Choi itu tersenyum ketika mendapat pesan dari orang yang sudah sejak tiga puluh menit lalu dia tunggu kepastiannya. Bersemangat membayangkan serunya merayakan ulang tahun bersama orang yang dia suka.

Oke! Aku tunggu, love u.

Dia terkekeh sendiri ketika membalas pesan seperti itu. Pasti dia tersipu, pikirnya.

Hahaha, iya Byungchan.

Byungchan sedikit cemberut begitu membaca balasan pesannya. Selalu saja dia tidak pernah membalas ungkapan cintanya. Tapi tak apa lah, yang penting dia bisa datang. Byungchan beralih ke figura kecil yang dia simpan diatas nakas samping tempat tidurnya. Lucu sekali melihat foto itu, foto dia dan Seungwoo.

Ya, Han Seungwoo. Laki-laki yang selalu Byungchan rindukan setiap harinya. Bahkan hari ini pun Byungchan sedang merindukan Seungwoo. Padahal dia baru 2 hari saja tidak bertemu. Byungchan tahu kalau Seungwoo sedang mengurus kepindahan rumahnya. Ah, sepertinya Byungchan memang sudah tergila-gila oleh Seungwoo.

"Ayo tidur miw, besok kita ketemu Seungwoo." Katanya sembari memeluk miw, kucing berwarna abu pemberian Seungwoo.

***

Seungwoo menghela nafasnya begitu selesai membalas pesan Byungchan. Lalu terdiam melihat Wooseok yang sedari tadi belum selesai memakai cream diwajah kenyalnya. Seungwoo sendiri juga tidak tahu apa kegunaan cream itu.

"Mau tidur aja ribet," katanya, tapi masih setia melihat gerak gerik Wooseok.

Wooseok hanya melihat Seungwoo dari cermin besar, mendelik, lalu kembali memijit-mijit wajahnya.

"Cepet tidur."

"Kenapa sih? Kamu yang ribet, mau tidur aja nyuruh-nyuruh orang lain dulu. Tidur aja sendiri." Wooseok mendengus sebal mendengar Seungwoo yang terus mengoceh.

"Buat apa aku nikahin kamu kalau aku tetep tidur sendiri?"

Ah, sial. Wooseok malu kalau sudah begini. Dasar Han Seungwoo.

"Ya kamu ga liat aku lagi apa?" Tanya Wooseok, menahan rasa malu dan senangnya yang bercampur. Seungwoo menggeleng, dasar bodoh pikir Wooseok.

"Udah cepetan sini, gak ada guling."

"Ya terus apa?"

"Ya kamu lah jadi guling."

Seungwoo menepuk-nepuk kasur tempat Wooseok tidur, menyuruh untuk cepat menghampirinya. Wooseok menggeleng, lalu kemudian beranjak, "aku mau tidur di kamar Dongpyo." Katanya, yang langsung disusul Seungwoo mengikuti ke kamar Dongpyo.

Seungwoo menutup pintu kamar anaknya itu dengan sangat hati-hati. Sedangkan Wooseok sudah merebahkan tubuhnya disamping Dongpyo yang sudah terlelap. Seungwoo berbalik, terdiam begitu melihat Wooseok tengah menciumi pipi Dongpyo, lalu menidurkan kepalanya diatas kepala kecil Dongpyo.

"Wooseok," panggil Seungwoo begitu dia juga hendak merebahkan tubuhnya. Wooseok berdehem menyahuti dengan matanya yang tertutup. Tapi tidak ada jawaban dari Seungwoo. Wooseok membuka matanya, melihat tubuh besar Seungwoo yang sudah menghadap kearahnya terhalang Dongpyo. Dan juga dengan tangan yang bisa memeluk dia dan Dongpyo sekaligus.

"Gak jadi, kamu tidur aja. Jangan liatin aku kaya gitu. Daripada aku ngapa-ngapain terus bikin Dongpyo bangun." Wooseok menelan salivanya, kaget mendengar Seungwoo tiba tiba bicara dengan mata tertutup.

Buru-buru dia juga memejamkan matanya. Sudah terhitung dua kali malam ini Seungwoo membuat Wooseok malu.

***

Dongpyo mengerjapkan matanya, tubuhnya terasa sesak, dan keadaan kamar masih gelap. Dongpyo terkejut begitu melihat Seungwoo yang berada di sisi kanannya, dalam kondisi memeluk dirinya, dan oh! Wooseok juga tidur disisi kirinya ternyata. Kedua orang tua ini tidur dalam kondisi memeluk Dongpyo. Pantas saja sesak.

"Sudah bangun?" Dongpyo terdiam begitu Seungwoo bertanya dengan mata yang masih tertutup. Tidak berniat menjawab, mengingat semalam Dongpyo yang berhasil untuk tidak luluh oleh bujuk rayu Seungwoo.

"Masih marah?" Tanya Seungwoo. Tidak peduli pertanyaan nya tidak dijawab lagi.

"Lepas Pa, Dongpyo mau mandi." Dongpyo mencoba menarik lengan besar Seungwoo. Tapi ternyata sulit. Tenaga Dongpyo dan Seungwoo jelas tidak sebanding.

"Dongpyo mau mandii," anak ini merengek, terdengar menggemaskan sekali di pendengaran Seungwoo.

Seungwoo menciumi pipi Dongpyo bertubi-tubi. Membuat si pemilik pipi merasa kesal. Tapi lima menit kemudian Wooseok bangun dan dengan gerak cepat menyingkirkan tangan suaminya itu dari tubuh Dongpyo, juga menyuruhnya untuk berhenti menjahili Dongpyo.

"Kenapa sih? Mau aku jailin juga?" Tanpa mendengar jawaban Wooseok, Seungwoo mengecup bibir kecil itu. Dan membuat Wooseok menatapnya sebal. Untung saja Dongpyo sudah masuk ke kamar mandi, jadi dia tidak melihat kelakuan Seungwoo barusan.

"Mandi sana, bau." tanpa berniat mengecup balik bibir Seungwoo, Wooseok beranjak dari kasur, dan menuju keluar kamar.

***

Hanya suara dentingan sendok yang terdengar pagi ini di meja makan. Minhee, Dongpyo, Wonyoung dan Dohyon, mereka semua sudah memakai seragam. Siap berangkat setelah selesai sarapan. Seungwoo juga, bapak dari empat anak ini sudah berpakaian rapi. Berbeda dengan Wooseok, dia belum mandi. Sibuk memasak dan menyiapkan 4 kotak bekal untuk anak-anaknya.

Kalau untuk Seungwoo biasanya akan dia antarkan nanti siang ke kantornya. Mereka akan makan siang bersama nanti.

"Mau lagi?" Tanya Wooseok begitu melihat piring Minhee sudah kosong.

Minhee menggeleng, lalu dia menenteng tas berwarna hitam nya itu, "Abang berangkat duluan ya Ma, Pa. si Yujin udah ngespam di chat." Wooseok mengangguk, begitu juga dengan Seungwoo. Minhee memang tidak berangkat dengan Seungwoo. Sudah besar katanya. Dia malah meminta motor dan setiap pagi pasti selalu berangkat bersama Yujin, anak temannya Wooseok yang kebetulan satu sekolah dengan Minhee. Walaupun sekarang jarak rumah mereka lumayan jauh, Wooseok masih menyuruh Minhee agar tetap menjemput Yujin sebelum berangkat sekolah.

"Bucin, di spam dikit udah otw." Dohyon melirik ke arah pintu, untung Minhee sudah pergi, jadi pasti dia tidak dengar.

"Bilang aja cemburu," Wonyoung menaikkan sebelah alisnya begitu melihat Dohyon yang hendak memukulnya tapi ditahan Wooseok.

"Kalau lama Papa tinggalin." Seru Seungwoo yang dibelakangnya sudah diikuti Dongpyo. Kedua anak kembar itu dengan cepat bangun dari duduknya, mengambil tas yang baru saja dibawakan Wooseok, lalu pergi keluar dan kembali memperebutkan posisi duduk di depan.

"Kak Dongpyo aja yang di depan," Wooseok memerintahkan, lalu serentak dijawab "Gak!" Oleh keduanya.

"Ya udah ade ngalah sama kak Wony,"

"Gimana ceritanya ade yang ngalah sama kakak? Harusnya kakak yang ngalah sama ade," cercah Dohyon tidak terima begitu Wooseok memutuskan tanpa memikirkan perasaan nya.

"Lebay!" Ketus Wonyoung sembari menyenggol tubuh Dohyon agar anak itu menyingkir dari pintu mobil depan. Dan dengan cepat dia masuk untuk duduk disana.

Wooseok terkekeh begitu Dohyon mengeluarkan suara lumba-lumbanya. Lalu menyuruhnya untuk cepat masuk, sudah siang.

"Aku berangkat dulu, hati-hati dirumah." Seungwoo mencium kening Wooseok, sedangkan yang dicium tersenyum, lalu dia mengambil tangan Seungwoo untuk dia salami. Seungwoo melambaikan tangan kanannya ketika dia sudah berada di depan kemudi mobil. Memberi flying kiss untuk istrinya sebelum melesat pergi.

***


Baper sendiri astagfirullah):

Continue Reading

You'll Also Like

82.3K 7.8K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
292K 30K 33
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
60.2K 4.4K 29
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
55.5K 8.6K 52
Rahasia dibalik semuanya