Reinkarnasi || Kim Doyoung ✔

By RishmayantiAgustin

9.3K 916 37

[Complete] [Reinkarnasi - Kim Doyoung✔] Kalian percaya adanya Reinkarnasi? Hal tak masuk akal itu terjadi beg... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20 (End)

Part 15

236 30 0
By RishmayantiAgustin

Doyoung berjalan masuk ke dalam rumah Hyojin dengan emosi. Setelah dia menerima telfon dari kakaknya itu, emosinya memuncak. Doyoung tak terima jika apartemennya kini sedang di kosongkan, siapa lagi kalau bukan ulah ayahnya. Ini tidak bisa di biarkan, Doyoung harus bertindak. Dia mengambil hoodie abu-abunya di atas sofa lalu berjalan keluar dari rumah Hyojin tapi langkahnya terhenti.

Dia mengingat harus menjaga Hyojin yang sedang sakit dan dia juga sudah berjanji akan menjaganya. Sekarang dia frustasi, dia tidak bisa memilih Hyojin atau apartemennya.

"Sialan!"

Doyoung menggerang dengan kesal, dia meluapkan amarahnya dengan menjambak rambutnya sendiri.

Dia kemudian menelfon kakaknya kembali.

"Hallo, aku tidak peduli pokoknya kembalikan apartemenku sekarang karena ini semua salahmu hyung!" bentak Doyoung lalu mematikan sambungannya secara sepihak sebelum kakaknya menjawabnya.

Doyoung pikir ini salah kakaknya, karena kakaknya dia menjadi kesusahan. Seharusnya dia tidak menyetujui saran dari kakaknya itu.

Doyoung yang kesal itu berjalan menuju dapur untuk minum, tenggorokkannya kering karena terlalu emosi.

.

Malam harinya, Doyoung memasak bubur untuk Hyojin.

"Hyojin-ah, keluarlah aku membuatkan bubur untukmu" teriak Doyoung dari luar kamar Hyojin.

Merasa tidak ada jawaban lagi, Doyoung masuk ke dalam kamar Hyojin yang masih gelap. Doyoung terkejut dan buru-buru menyalakan lampu kamar Hyojin, dia tidak menyukai ruangan yang gelap.

"Hyojin" panggil Doyoung sambil menghampiri Hyojin.

Hyojin masih terpejam, dia tidur dengan terlentang namun wajahnya masih terlihat pucat. Doyoung mencoba membangunkan Hyojin dengan menepuk pundaknya pelan.

"Hyojin bangun" ucapnya dengan lembut.

Tidak ada respon dari Hyojin, dia masih terlelap. Doyoung menyentuh kening Hyojin dan memegang keningnya sendiri untuk mengecek suhu badan Hyojin.

"Kau demam?" tanya Doyoung, dia panik.

"Hyojin, bangun!"

Doyoung masih berusaha membangunkan Hyojin dengan menepuk pipinya pelan. Doyoung berharap Hyojin meresponnya dan bangun lalu makan.

"Ugh,"

Doyoung tersenyum ketika Hyojin perlahan membuka matanya.

"Kau sangat berisik! Pergi dari sini!" ujar Hyojin dengan wajah kesalnya, sejujurnya dia sudah bangun tapi dia mengabaikan Doyoung karena kepalanya yang terlalu berat dan pusing bahkan melihat Doyoung saja sudah tak kuat, dia melihat ada dua Doyoung.

"Hey! Makanlah dulu lalu minum obat!" kata Doyoung yang tak mau membiarkan Hyojin makin sakit lagi.

"Pergi!" usir Hyojin sambil terpejam dan membelakangi Doyoung.

"Hyojin-ah, aku mohon jangan begini. Kau harus sembuh Hyojin, aku merindukan senyumanmu" ujar Doyoung yang tak kuat lagi dengan sikap Hyojin yang menolak semua perintah Doyoung.

Hyojin yang mendengar itu terdiam lalu melihat Doyoung yang masih berdiri di tempatnya dengan wajah yang sedih sambil menunduk.

"Baiklah" jawab Hyojin.

Doyoung langsung melihat Hyojin dengan wajah tak percayanya.

"Jangan ingkari janjimu itu, Doyoung" kata Hyojin.

Doyoung mengangguk dengan tersenyum lebar, dia memang merindukan Hyojin yang dulu.

"Maafkan aku" kata Doyoung.

"Hm" jawab Hyojin.

.

Setelah makan, Hyojin kembali beristirahat. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk tidur, sedangkan Doyoung sedang berjaga di sebelah Hyojin. Hyojin meminta Doyoung untuk menemaninya.

"Hallo"

....

"Kita harus bertemu, aku akan mengirim lokasiku"

Setelah itu Doyoung mematikan sambungannya dan meletakkan ponselnya di atas kasur Hyojin setelah mengirim lokasinya sekarang. Dia melihat Hyojin yang terlelap karena efek obat yang sudah ia minum.

"Ntah kenapa, aku tidak bisa mengalihkan perhatianku darimu" kata Doyoung sambil menatap Hyojin yang sedang tertidur dengan lekat.

Doyoung duduk di samping Hyojin, dia mendekat untuk melihat wajah Hyojin lebih dekat lagi.

"Ada sesuatu yang menarik perhatianku,"

Doyoung menatapnya dengan intens lalu tangannya terulur untuk mengusap wajah Hyojin dengan lembut.

"Wajahmu begitu indah" ujarnya dengan pelan lalu tersenyum.

Chu~

Tanpa sadar Doyoung mencium pipi Hyojin yang sedang tidur.

Tok! Tok! Tok!

Doyoung terkejut ketika mendengar suara ketukan pintu, dia bergegas untuk membukanya.

.

"Sedang apa kau di sini Kim Doyoung?"

Sekarang kakaknya berada di hadapan Doyoung dengan wajah tak sukanya.

"Kau harus bertanggung jawab hyung" ujar Doyoung sambil melipat kedua tangannya di dadanya.

"Jawab Kim Doyoung!" kata Gongmyung dengan sedikit emosi.

"Aku sudah bilang, aku sedang merawat orang" jawab Doyoung dengan dingin.

"Cukup Doyoung, kau harus kembali"

"Aku tidak mau!"

Kini Gongmyung menahan emosinya, dia juga lelah menghadapi adiknya yang keras kepala ini.

"Kalau begitu kau tidak akan mendapatkan apartemenmu kembali setelah ini" ancam Gongmyung.

"Hyung!"

Kini Doyoung yang emosi karena Gongmyung mengancamnya. Doyoung memijit keningnya agar pusingnya hilang.

"Doyoung, hyung mohon kembalilah ke rumah. Setelah kau kembali dan menikah maka kau bebas melakukan apapun dengan kemauanmu" kata Gongmyung dengan lembut, dia juga tidak mau melihat adiknya ini terus-terusan menderita karena ulah ibunya.

Doyoung menunduk sebentar, dia sedang memikirkan masalahnya.

"Ibu tidak membencimu"

"Bohong!"

Doyoung menatap Gongmyung dengan tajam.

"Doyoung.." lirih Gongmyung, tatapannya melemah.

"Hyung, kemarin aku ke rumah dan sempat bertemu dengan ibu, dia memberikanku tatapan tajamnya bagaimana kau bilang ibu tidak membenciku hyung?" tanya Doyoung.

Kini tatapan Doyoung berubah menjadi sendu, dia bahkan hampir menangis karena mengingat bibi tadi siang yang dia temui. Dada Doyoung kembali sesak, dia menahannya, dia menahan semua emosinya dan tidak mau terlihat lemah di depan kakaknya.

"Aku akan melindungimu, ibu tidak akan berani melawanku. Aku mohon kembalilah ke rumah setelah itu menikahlah, aku akan membawamu pergi jauh dari sini sesuai keinginanmu" jelas Gongmyung.

"Aku tidak mencintainya hyung, aku hanya menyukainya.. Aku mencintai orang lain" ujar Doyoung sambil menunduk.

Gongmyung, tentu saja terkejut.

"Siapa?" tanya Gongmyung.

"Jung Hyojin"

Gongmyung terdiam sejenak, mencoba mencerna jawaban dari adiknya itu.

"Apa yang sudah kau lakukan selama ini?! Sialan!" bentak Gongmyung, dia sekarang sudah emosi sedangkan Doyoung hanya menunduk.

"Aku kecewa denganmu Doyoung" ujarnya lalu pergi meninggalkan Doyoung tapi langkahnya terhenti.

"Besok kau harus pulang!" kata Gongmyung dengan dingin tanpa menoleh ke belakang lalu pergi.

Doyoung menangis, dia bisa merasakan sakit di dadanya. Kali ini Doyoung mengakui kalau dia yang salah karena sudah berbohong dengan kakaknya, kakaknya sudah berusaha untuk membantu adiknya tapi dirinya malah membuatnya semakin rumit.

Doyoung menyukai Sejeong tapi dia mencintai Hyojin.

.

Pagi harinya, Hyojin bangun untuk ke kamar mandi. Dia tidak melihat Doyoung di kamarnya saat bangun padahal kemarin dia meminta Doyoung untuk menemaninya di kamar.

"Astaga!"

Hyojin terkejut bukan main ketika melihat Doyoung yang baru saja keluar dari kamar mandi hanya memakai celana boxer dengan rambut yang basah.

"HYAAA!!" teriak Hyojin.

Hyojin langsung berbalik badan dan menutup kedua matanya dengan kedua tangannya.

"Oh, maafkan aku" kata Doyoung dengan santai.

"Cepat pakai bajumu Kim Doyoung! Sialan!" bentak Hyojin yang masih menutup matanya.

Doyoung terkekeh melihat tingkah Hyojin yang malu, dia tidak merasa malu malah senang jika Hyojin melihat tubuh indahnya. Hyojin tentu saja sangat malu dan merasakan detak jantungnya yang cepat.

"Okey Hyojin, kau bisa menggunakan kamar mandinya sekarang" kata Doyoung yang masih terkekeh melihat Hyojin yang malu.

'Dia sangat menggemaskan' batin Doyoung.

Doyoung pergi menuju ruang tamu dan mengambil kaos putihnya lalu memakainya.

"Aku datang!"

Doyoung terkejut tiba-tiba ada Taeyong yang masuk tanpa mengetuk pintu dulu.

"Sialan! Ketuk pintu dulu hyung! Kau membuatku terkejut!" kata Doyoung yang kesal.

Taeyong terkekeh lalu menghampiri Doyoung dan meletakkan beberapa buah di atas meja.

"Di mana Hyojin?" tanya Taeyong yang tidak merasa bersalah sama sekali dengan Doyoung, ingin rasanya Doyoung memukulnya tapi dia takut kalau Taeyong akan marah dengannya.

"Dia di kamar mandi" jawab Doyoung datar.

Taeyong mengangguk lalu duduk di sofa.

"Jadi bagaimana?" tanya Taeyong.

Doyoung duduk di sebelah Taeyong lalu mengambil apel di kresek. Taeyong membawa banyak buah-buahan.

"Apanya?" tanya Doyoung lalu menggigit apel itu.

Taeyong menatap Doyoung dengan serius.

"Kemarin, apa sudah selesai?" tanya Taeyong.

Doyoung mengunyah apel yang berada di dalam mulutnya lalu menelannya, dia menatap apel itu.

"Aku dalam masalah" jawab Doyoung lalu menatap Taeyong.

Taeyong bingung, Doyoung masih belum memberikan informasi keseluruhan jadi dia menunggu Doyoung bercerita.

"Aku akan menikah"

Taeyong tentu saja terkejut bukan main.

"Apa?! B-bagaimana bisa?!" tanya Doyoung yang masih tak percaya dengan perkataan Doyoung.

"Aku di jodohkan oleh ayahku, tapi aku menolaknya dan berkata bahwa aku sudah memiliki kekasih" jawab Doyoung.

Taeyong diam dan menatap Doyoung dengan tajam.

"Kau sudah memiliki kekasih? Kenapa kau tidak pernah mengenalkannya kepadaku?!" tanya Taeyong dengan kesal.

"Tunggu dulu, aku belum selesai" jawab Doyoung.

"Okey"

"Aku mengatakan Kim Sejeong adalah kekasihku sedangkan ayahku menjodohkanku dengan seorang gadis yang seumuran denganku, namanya Kim Chungha kalau tidak salah. Dia anak dari tuan Kim yang mengelola hotel Kim's, anaknya menyukaiku. Aku sendiri tidak tau bagaimana bisa dia menyukaiku, padahal aku hanya bertemu dengannya sekali" jelas Doyoung.

"Bukannya kau masih belum meresmikan Kim Sejeong?" tanya Taeyong yang seingatnya Doyoung belum menyatakan perasaannya ke Sejeong.

"Kakakku mengetahui kalau aku menyukai Sejeong, dia tau kalau aku akan menolak perjodohan ini dan dia menyarankanku untuk membawa Sejeong dan melakukan hubungan palsu"

Taeyong kaget mendengar Doyoung mengatakan hubungan palsu.

"Palsu yang bagaimana maksudmu?" tanya Taeyong.

"Aku hanya menyukainya, aku tidak mencintainya hyung. Aku.. Sudah mencintai orang lain"

"Kau gila! Kau melukai perasaan Sejeong, Kim Doyoung" kata Taeyong yang tak terima dengan Doyoung.

Iya, Taeyong benar, tindakan Doyoung itu salah. Dia harus bertanggung jawab dengan keputusannya itu. Sekarang Doyoung menyesal, bagaimanapun Doyoung tidak bisa melupakan Hyojin, dia terlalu mencintai Hyojin.

"Maaf.." lirih Doyoung.

Taeyong menghela nafas dan mengusap punggung Doyoung yang sedang sedih itu, dia paham posisi Doyoung bagaimana.

"Jadi siapa gadis itu?" tanya Taeyong dengan lembut.

Doyoung menunduk sebentar lalu menatap Taeyong dengan tatapan sendunya.

"Hyojin"

Mata Taeyong membulat sempurna ketika mendapatkan jawaban dari Doyoung.

"Doyoung, kau membuatku terkena serangan jantung" ujar Taeyong lalu berpura-pura sakit di bagian dadanya.

"Hyung~~" Doyoung menunjukkan ekspresi sedihnya dan itu membuat Taeyong merasa jijik.

"Hentikan Doyoung! Kau membuatku mual" kata Taeyong.

"Aku serius hyung"

Taeyong menatap Doyoung dan dia memang tidak sedang bercanda lalu Taeyong memeluk Doyoung untuk menenangkannya.

"Aku harus pergi" kata Doyoung.

"Iya, kau harus kembali" jawab Taeyong.

"Tapi aku tidak bisa meninggalkan Hyojin"

Taeyong diam, dia melepaskan pelukannya.

"Aku akan menjaganya"

Continue Reading

You'll Also Like

89.3K 7.5K 8
Suka menghalu? Sini mampir, buat kalian fangirl tukang halu seperti saya. Pt 2 @coconaa_ Selesai 2020/04/18
891K 74.4K 34
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ___...
1.7M 134K 102
Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Thalia mengalami kecelakaa...
11.7K 2.7K 25
"Misi gue bersangkutan sama lo, (y/n)!" seorang agen rahasia bernama kim jungwoo datang ke sebuah sekolah untuk menyamar sebagai murid disana, dia...