Reinkarnasi || Kim Doyoung ✔

By RishmayantiAgustin

9.3K 916 37

[Complete] [Reinkarnasi - Kim Doyoung✔] Kalian percaya adanya Reinkarnasi? Hal tak masuk akal itu terjadi beg... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20 (End)

Part 12

241 32 0
By RishmayantiAgustin

Setelah kejadian itu, Hyojin di rawat semalam karena dia tak menyukai tempat yang penuh dengan orang sakit dan bau dari Rumah Sakit yang menyengat membuatnya semakin pusing.

Sekarang Hyojin berada di rumahnya dengan Doyoung dan Taeyong.

"Kau yakin sudah mendingan?" tanya Taeyong yang duduk di sofa sambil memandangi Hyojin dengan raut khawatir, ya wajah Hyojin begitu pucat.

Hyojin mengangguk, posisi dia memeluk kedua lututnya dan terlihat jelas bahwa dia masih trauma akan kejadian siang tadi.

"Lebih baik kau beristirahat" ujar Doyoung di sebelahnya, dia juga khawatir dengan Hyojin.

"Aku takut," lirihnya sambil menggeleng dan selanjutnya dia terisak, bayang-bayang penjahat itu terus berputar di otaknya.

Dengan segera Doyoung memeluknya, Hyojin menerima pelukan itu dengan erat sembari terisak. Taeyong memberi kode untuk menjaga posisi itu sampai Hyojin terlelap, Doyoung mengangguk kecil dan menepuk pelan punggung Hyojin sembari bersenandung kecil melodi pengantar tidur.

Tak membutuhkan waktu lama, Hyojin terlelap di pelukan Doyoung. Ada perasaan hangat yang menjalar di tubuhnya, dia tersenyum simpul.

"Dia sudah tidur?" tanya Taeyong pelan.

"Iya"

"Kalau begitu baringkan dia ke kamar tidurnya" suruh Taeyong.

"Baiklah"

Saat Doyoung hendak berdiri, Hyojin menahannya. Dia tidak bangun, hanya saja menggigau dan meminta Doyoung untuk diam.

"Jangan tinggalkan aku" gumamnya.

Mau tak mau Doyoung diam, dia tak bisa berbuat apa-apa ketika Hyojin mengatakan untuk tidak meninggalkannya, ntah hatinya juga menerima perlakuan Hyojin.

"Dia tak mau pindah, hyung" kata Doyoung ke Taeyong.

Taeyong mengangguk paham.

"Baiklah, biarkan saja seperti ini dan ku rasa kau harus tinggal di sini" kata Taeyong.

"Ya, dengan senang hati" jawab Doyoung sambil tersenyum.

"Akan aku temani, tidak baik jika ada laki-laki masuk ke rumah perempuan dan membiarkannya sendirian" katanya sambil terkekeh pelan.

"Semakin tidak baik lagi jika ada dua laki-laki masuk ke rumah seorang perempuan, hyung" jawab Doyoung.

"Astaga, kau ini. Intinya hyung tidak mau dia terluka lagi, Doyoung-ah" ujarnya sambil menatap Doyoung lekat.

"Ya, aku juga hyung. Jadi bagaimana dengan orang yang menyerang Hyojin tadi?" tanya Doyoung.

"Dia masih di proses, lagi pula polisi butuh keterangan dari korban. Kau tau kan Hyojin masih trauma? Aku sarankan, jangan tinggalkan dia sendirian apalagi di luar. Hyung takut terjadi sesuatu dengan Hyojin, apalagi dia di rumah sendirian" jelas Taeyong.

"Ya, aku akan berusaha, hyung" jawab Doyoung.

'Aku akan berusaha untuk menjagamu, Hyojin. Aku takkan meninggalkanmu' batin Doyoung.

.

Di pagi harinya, Hyojin bangun ketika dia merasa seseorang tengah memeluk pinggulnya. Ia melihat siapa orang itu lalu kedua matanya membulat sempurna.

'Doyoung?!'

Doyoung tidur dengan posisi duduk sambil memeluk Hyojin. Kedua matanya yang terpejam rapat dan sesekali kepalanya bergerak turun membuat jantung Hyojin berpacu dengan cepat. Anehnya lagi Hyojin tidak merasa terganggu, dia merasa nyaman dan hangat di seluruh tubuhnya. Ia tersenyum manis lalu menaruh kepala Doyoung di pundaknya, masih terlalu pagi untuk dia bangun jadi masih ada kesempatan bagi Hyojin untuk melihat ketampanan Doyoung.

Hyojin benar-benar menyukainya, bahkan sakit dari kepala belakangnya itu tidak terasa sama sekali.

Ceklek!

Hyojin terkejut dengan suara pintu tertutup dari arah dapur, ia melihat ke arah dapur dengan perasaan was-was. Walaupun semua lampu menyala tapi dia masih takut dengan namanya 'hantu'.

Terdengar suara orang berjalan mendekati Hyojin di ruang tamu, Hyojin pura-pura tidur di pundak Doyoung sambil memeluk erat Doyoung.

"Astaga masih belum bangun juga mereka? Akan sakit jika tertidur dengan posisi seperti itu" ucapnya lalu menghampiri Hyojin dan Doyoung.

Orang itu menepuk pelan pundak Doyoung dan menyuruhnya bangun.

"Doyoung, bangunlah"

Doyoung yang merasa terpanggil langsung bangun, matanya membuka paksa karena masih mengantuk.

"Ada apa, hyung?" tanyanya dengan nada serak, ia melihat Taeyong yang berdiri di depannya sambil mengerjap beberapa kali.

"Pindahkan Hyojin ke kamarnya lalu kau bersiaplah untuk ke kampus, aku akan menyiapkan sarapan" ujarnya sambil tersenyum.

"Umm, baiklah" jawab Doyoung.

Hyojin masih berpura-pura tidur dengan posisinya yang sama. Ia bisa merasakan tubuhnya di angkat oleh Doyoung, rasanya ia masih ingin bersama dengan Doyoung tapi dia tau diri, Doyoung bukan siapa-siapanya.

Setelah memindahkan Hyojin ke kamarnya, Doyoung menghampiri Taeyong yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Hyung, apa kita boleh memakai dapur dan kamar mandi Hyojin?" tanya Doyoung dengan polos, dia menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal tapi wajahnya menunjukkan kalau dia masih lelah.

Taeyong terkekeh pelan melihat muka bantal Doyoung, walaupun dia sudah lama mengenal Doyoung dan pernah melihat Doyoung seperti ini, tetap saja dia terlihat sangat menggemaskan seperti anak kecil yang berumur 5 tahun.

"Pakai saja. Nanti hyung yang bertanggung jawab" jawab Taeyong dengan lembut lalu beranjak ke dapur, sedangkan Doyoung mengangguk lalu pergi ke kamar mandi.

Ini masih terlalu pagi untuk Doyoung bangun tapi dia ada kuliah pagi jadi dia tidak akan protes.

.

Hyojin terbaring di atas kasurnya tapi matanya tidak terpejam, dia memandangi langit-langit kamarnya sambil tersenyum manis ketika Doyoung berperilaku lembut kepadanya. Sungguh, ia masih ingin memeluk Doyoung lebih lama lagi, pelukan Doyoung membuatnya candu.

"Astaga, apa yang kau pikirkan Hyojin?!" gumamnya sambil memukul kepalanya pelan.

Detik berikutnya dia merasakan nyeri di kepalanya, ia lupa bahwa dia terluka. Dia meringis pelan sambil memejam matanya, tangannya mengelus pelan kepalanya yang sakit.

Kejadian itu terputar kembali di otaknya, orang yang memukulnya dengan balok kayu sampai dia mendapatkan beberapa jahitan di kepala belakangnya. Air matanya keluar bersamaan dengan bayangan orang itu yang sedang memukulnya, rasa sakit itu semakin menjadi sampai Hyojin meringkuk di balik selimutnya.

.

Doyoung keluar dari kamar mandi dengan wajah segarnya, bahkan rambutnya yang setengah basah akibat air mengguyur kepalanya. Ia baru menyelesaikan mandinya dan melihat Taeyong sedang memasak.

"Hyung, perlu bantuan?" tanya Doyoung.

Taeyong menoleh dan melihat Doyoung sudah berpakaian rapi.

"Ah, tolong ambilkan tomat di kulkas" jawab Taeyong yang sibuk dengan menumis bumbu.

Doyoung mengangguk lalu berjalan menuju kulkas, dia membukanya dan terkejut bahwa isi kulkasnya masih penuh dengan bahan masakan yang pernah ia beli beberapa hari yang lalu. Ia juga melihat ada beberapa kotak yang berisi makanan di sana, lalu dia mencari tomat.

"Hyung, butuh berapa?" tanya Doyoung sambil menoleh ke belakang.

"Dua" jawabnya.

Doyoung mengambil dua tomat di bawah sendiri, tomat itu masih utuh dan tersegel jadi dia membukanya dan mengambil dua dari 6 tomat.

Setelah itu dia menghampiri Taeyong dan memberikan tomat itu ke Taeyong.

"Terima kasih" kata Taeyong lalu mencucinya sebentar dan memotongnya menjadi empat bagian.

"Kau ada kelas jam berapa?" tanya Taeyong sambil melihat Doyoung tapi tangannya masih sibuk mengaduk nasi di wajannya.

"Jam 7" jawab Doyoung.

Doyoung dapat mencium bau wangi masakan dari Taeyong, ia mengakui bahwa Taeyong jago memasak.

"Baiklah, kau tunggu di sana nanti hyung siapkan sarapannya. Sebentar lagi selesai" kata Taeyong dan Doyoung mengangguk lalu duduk di kursi makan yang tak jauh dari Taeyong.

Tak membutuhkan waktu lama, di depan Doyoung sekarang sudah ada sepiring nasi goreng yang terlihat sangat lezat dan air putih di sebelahnya.

"Woah, sepertinya ini enak. Selamat makan hyung" ucap Doyoung lalu makan.

Taeyong di hadapannya, ia juga sedang makan tapi dia menatap Doyoung sambil menunggu reaksinya.

"Woah, ini benar-benar enak hyung! Aku merindukan masakanmu!" ujarnya dengan mata berbinar-binar.

Taeyong tersenyum lebar dengan komentar Doyoung.

"Kalau begitu lanjutkan, sebentar lagi bis akan datang jadi jangan sampai ketinggalan" kata Taeyong sambil tersenyum manis lalu melanjutkan makannya.

"Lalu hyung sendiri bagaimana? Tidak bekerja?" tanya Doyoung.

"Aku akan menemani Hyojin di sini sampai kau kembali dari kampusmu. Dan nanti polisi akan datang untuk meminta keterangan dari korban" jelas Taeyong sambil makan.

"Apa dia baik-baik saja?" tanya Doyoung.

"Semoga, dia pasti baik-baik saja. Kau tenang saja, kalau terjadi sesuatu dengannya aku akan menggabarimu" jawab Taeyong lalu tersenyum simpul.

Doyoung mengangguk lalu melanjutkan makannya, dia melirik jam yang melingkar di tangan kirinya lalu kembali makan dengan cepat.

Continue Reading

You'll Also Like

20.8K 4.2K 36
[COMPLETE]✓ ____ 『𝐃𝐮𝐧𝐢𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐇𝐚𝐥𝐮』 ❛❛ The seven colors that gather to form a rainbow. Who didn't know each other at first but met because o...
1.7M 134K 102
Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Thalia mengalami kecelakaa...
1.4M 129K 73
NOT BL! (Follow biar tahu cerita author yang lain ok!) Update sesuai mood 🙂 Seorang remaja laki-laki spesial yang berpindah tubuh pada tubuh remaja...
924 84 6
[𝙵𝚊𝚗𝚏𝚒𝚌𝚝𝚒𝚘𝚗] 𝙵𝚎𝚊𝚝. 𝚈𝚘𝚞 ᴋɪꜱᴀʜ ᴋᴀᴍᴜ, ꜱᴀᴛᴜ ꜱᴀᴛᴜɴʏᴀ ᴘᴇʀᴇᴍᴘᴜᴀɴ ᴅɪᴀɴᴛᴀʀᴀ 8 ʙᴇʀꜱᴀᴜᴅᴀʀᴀ. •𝙻𝚎𝚎 𝙼𝚒𝚗-𝚑𝚢𝚞𝚗𝚐 [𝙼𝚊𝚛𝚔] •𝙷𝚞𝚊𝚗𝚐 �...