Reinkarnasi || Kim Doyoung ✔

By RishmayantiAgustin

9.3K 916 37

[Complete] [Reinkarnasi - Kim Doyoung✔] Kalian percaya adanya Reinkarnasi? Hal tak masuk akal itu terjadi beg... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20 (End)

Part 9

241 30 0
By RishmayantiAgustin

Doyoung berdiri dengan emosi yang sudah menguasai dirinya. Ia tak habis pikir dengan jalan pikirannya ayahnya yang sudah terlewat batas.

"Doyoung, tenanglah. Aku akan membantumu" jelas Gongmyung sambil menarik tangan Doyoung agar kembali duduk dan tenang.

Namun Doyoung menepisnya dengan kasar, dia sekarang benar-benar tidak peduli lagi apa yang di katakan oleh kakaknya itu.

"Aku tidak akan mau menerima perjodohan ini!" bentak Doyoung dengan matanya yang sudah merah, dia benar-benar marah.

"Tenanglah, aku akan membantumu. Aku juga tidak setuju dengan pilihan ini" jelas Gongmyung yang menahan emosinya, ia tidak mau persoalan ini menjadi panas.

"Kalau begitu, lakukanlah! Kau yang bertanggung jawab sekarang" kata Doyoung, ia bersiap untuk pergi ke kamarnya namun di tahan oleh kakakanya.

"Setidaknya, dengarkan rencanaku dulu" kata Gongmyung dengan tatapan yang bisa membuat siapapun luluh bahkan nada bicaranya sekarang lebih lembut.

Doyoung yang mendengarkan itu hanya menatapnya lalu mengangguk dan kembali duduk.

"Sekarang katakan" ucap Doyoung yang sudah lelah, dia lelah hari ini karena banyak yang dia pikirkan.

Gongmyung menghela nafas dan kembali duduk. Dia kembali menatapnya serius adik yang dia sayangi itu.

"Kau harus pulang dan menjelaskan bahwa kau sudah mempunyai kekasih, Kim Sejeong" ujar Gongmyung yang sukses membuat Doyoung membulatkan kedua matanya karena kaget namun dia kembali bersikap biasa.

"Jadikan dia kekasih palsumu, aku tahu kau menyukainya dan hampir seluruh mahasiswa tahu dengan kedekatan kalian seperti apa" tambah Gongmyung.

"Bagaimana kau tau kalau aku menyukai Kim Sejeong? Apakah aku pernah mengizinkanmu untuk memata-mataiku tuan Kim Gongmyung-ssi?" tanya Doyoung dengan nada sarkas, dia tidak suka privasinya di ganggu bahkan jika itu keluarganya sendiri.

"Aku sudah tahu semuanya, ngomong-ngomong soal Kim Sejeong. Apa kau sudah menemui orang tuanya? Aku rasa itu pilihan yang tepat, aku sudah mencari tahu latar belakang keluarganya dan itu cukup untuk membantumu nanti sebagai alasan" jawab santai Gongmyung, bahkan dia menyeringai.

Doyoung diam, dia benar-benar lelah dengan semua masalahnya ini. Yang dia butuhkan sekarang hanya tidur dan bertemu dengan Hyojin besok, ngomong-ngomong soal Hyojin, Doyoung lagi-lagi merasa bersalah dengan gadis itu yang bagaimanapun itu tanggung jawabnya karena sudah berjanji dengan Irene.

"Baiklah, besok aku ke rumah untuk menemui ayah" ucap final Doyoung lalu dia beranjak menuju kamarnya dan tak lupa ia menutup pintunya dengan tenaga dalam alias kasar, itu membuat kakaknya menggeleng kepalanya.

.

Sesuai perkataannya semalam, Doyoung benar-benar ke rumahnya setelah menyelesaikan kuliah dan magangnya. Ia berjalan memasuki area rumahnya yang terbilang besar dan mewah, ingat dia berjalan kaki dari halte menuju rumahnya.

Setelah dia masuk ke ruang tamu dengan interior mewah dan penuh dengan benda antik menghiasi ruangan yang bercat putih itu, terdapat beberapa foto yang di pajang di dinding sana. Doyoung melangkah kakinya menuju kamar ayahnya lalu masuk dan mendapati ayahnya sedang duduk di kursi kerjanya sambil berkutat dengan beberapa dokumen di tangannya dan kacamata bertengger di sana.

"Oh, kau di sini rupanya" ujarnya sambil melirik Doyoung yang masih berdiri di depan pintu yang sudah ia tutup.

Doyoung menatapnya dengan penuh kebencian, terkesan tak sopan tapi mau bagaimana lagi, ayahnya sudah keterlaluan.

"Aku hanya mampir sebentar" jawab Doyoung dingin lalu berjalan duduk di sofa yang sudah tersedia di sana.

Ayahnya melihat Doyoung tak peduli dan melanjutkan pekerjaannya di sana.

"Aku menolak perjodohan ini" kata Doyoung yang sukses membuat sang ayah menoleh kepadanya dan meletakkan berkas itu, beliau menghela nafas berat.

"Kenapa?" tanya ayahnya lalu beranjak dari kursi kerjanya dan menghampiri Doyoung.

"Aku sudah memiliki kekasih" jawab Doyoung dengan dingin.

Sang ayah nampak biasa saja dengan jawaban Doyoung, dia mengangguk paham dan itu membuat Doyoung bingung.

"Undang dia dan keluarganya kemari di akhir pekan, kita akan menentukan tanggal pernikahannya segera" ujar ayahnya dengan santai lalu menyeringai ke Doyoung.

Doyoung terkejut bukan main, seharusnya tidak begini.

"Kenapa ayah bersikeras aku menikah? Aku bahkan belum lulus kuliah" protes Doyoung dan itu membuat ayahnya tertawa karena ekspresi Doyoung yang lucu, ia masih sama seperti dulu waktu Doyoung umur 8 tahun.

"Ayahhh~~~" kali ini Doyoung mengeluarkan aegyo kepada ayahnya.

"Kenapa kau melakukan itu? Apa ayah salah berbicara? Astaga kau tidak berubah Doyoung" ujar ayahnya sambil tersenyum.

"Katakan kenapa aku harus menikah?" tanya Doyoung yang kesal karena pertanyaan tak kunjung di jawab.

"Ayah sudah tau semuanya Doyoung. Ayah juga sudah tau kau akan menolaknya, tapi ayah tak punya pilihan lain selain menikahkanmu dengan gadis karena perusahaan yang bekerja sama dengan ayah menginginkan putrinya menikah denganmu. Dia gadis yang cantik dan baik, namanya Kim Chungha dan dia juga seumuran denganmu" jelas ayahnya.

Doyoung bungkam, lagi-lagi soal bisnis. Dia sudah memikirkan sejak lama jika dia dalam keluarga pebisnis dan pasti selalu berakhir seperti ini nasibnya. Siapapun itu, tolong Kim Doyoung masih ingin bermain seperti teman-temannya.

"Jadi siapa dia?" tanya ayahnya yang penasaran dengan kekasihnya Doyoung.

"Apa?" tanya Doyoung lagi yang tak fokus.

"Kekasihmu, siapa dia? Apa dia baik? Ah ayah ingat, apa dia gadis di kampus yang kau sukai? Kim.. Kim Sejeong? Ah ntahlah, ayah lupa tapi kata kakakmu gadis itu yang kau sukai di kampus" jelas ayahnya.

"Ya"

Sejeong memang gadis yang dia sukai tapi dia menyukai Sejeong karena kagum dan sikap dia yang di bilang asik sehingga membuat Doyoung nyaman. Lantas bagaimana dengan Hyojin? Dia adalah gadis yang unik, itu jawaban Doyoung.

.

Sudah hampir jam 10 malam, dia berada di apartemennya sendiri setelah menemui keluarganya di sana tanpa bertemu ibunya yang sering berkata pedas kepadanya, ntah apa yang membuatnya begitu benci dengan Doyoung.

Dia memikirkan bagaimana caranya dia membawa Sejeong dengan keluarganya ke rumahnya.

"Haruskah aku bertemu dengan dia besok? Baiklah"

Doyoung mengambil ponselnya dan mencari kontak Sejeong, dia menelfonnya tapi tak kunjung di angkat.

"Mungkin dia sudah tidur" gumamnya sendiri lalu mengetik pesan ke Sejeong.

Bisa kita bertemu sebentar besok? Aku tunggu di cafe dekat stasiun setelah kuliah
22.17

Setelah itu dia merebahkan dirinya di atas kasur empuknya. Dia terlelap setelah beberapa menit tanpa mengubah posisinya.

.

Siang itu, Sejeong langsung buru-buru keluar kelasnya dan meninggalkan teman-temannya begitu saja.

"Hey kau mau kemana? Daniel menunggumu di depan!" teriak Yeonwoo yang baru masuk ke dalam kelasnya dan mendapati Sejeong tengah terburu-buru keluar dari kelasnya.

Sejeong berhenti ketika mendengar nama Daniel keluar dari mulut temannya.

"Apa? Daniel?" tanya dia balik.

"Iya Daniel, dia memintaku untuk mengatakan hal ini kepadamu bahwa kau di tunggu dia di depan gerbang. Ah~ betapa manisnya hidupmu, aku jadi iri" ujarnya lalu masuk ke dalam kelas.

Sejeong langsung buru-buru ke gerbang, dia lari dari gedung seni ke gerbang yang jaraknya lumayan jauh. Ia juga memikirkan Doyoung yang pasti sudah menunggunya di cafe sana.

"Sejeong!"

Daniel melambai dan menghampiri Sejeong yang kelelahan karena berlari.

"Hei, aku kira kau menunggu Yeonwoo untuk menumpang sampai gerbang" ujar Daniel yang khawatir.

Sejeong menggeleng dan mengatur nafasnya karena lelah.

"Astaga, aku harus banyak berolahraga sekarang" gerutu Sejeong dan itu membuat Daniel terkekeh.

"Kau ini, kalau begitu aku akan mengajakmu lari pagi di weekend kalau kau tidak keberatan"

Sejeong menatapnya heran.

"Ah, baiklah nanti aku kabari lagi. Oh iya, ngomong-ngomong aku sudah ada janji dan mungkin dia sudah menungguku lama" ujar Sejeong.

Daniel yang semula tersenyum lebar perlahan menghilang dan hanya menatapnya dengan kecewa. Sejeong tau bahwa Daniel menyukainya, itu sudah terlihat dari sikap Daniel yang selalu perhatian dan menolongnya tapi sayang Sejeong menyukai orang lain, dia Kim Doyoung.

"Baiklah, aku bisa mengantarkanmu dengan mobilku" kata Daniel sambil tersenyum.

"Ah terima kasih sebelumnya, tapi aku lebih baik naik bis" jawab Sejeong, dia tidak mau melukai perasaannya Daniel.

"Tapi aku tidak menerima penolakan Kim Sejeong, ayo!" ajak Daniel.

.

Mereka berdua sampai di cafe yang Doyoung tulis di pesannya.

"Aku pasti lama, jadi jangan menungguku" ujar Sejeong yang lagi-lagi membuat Daniel tidak bisa beralasan ingin berduaan saja dengannya.

"Hm. Baiklah, kalau ada sesuatu telfon aku" kata Daniel sambil menunjukkan gigi kelincinya, senyumannya sungguh menawan dan entah bagaimana Sejeong bisa berada di antara orang yang imut seperti kelinci ini, Kang Daniel dan Kim Doyoung.

Sejeong mengangguk sambil tersenyum lalu dia keluar dari mobil dan masuk ke cafe begitu saja tanpa memperdulikan Daniel yang berharap Sejeong mengatakan 'Sampai jumpa lagi'.

Sejeong masuk dan mencari keberadaan Doyoung, lalu dia melihat seseorang mengangkat tangannya, dia Doyoung. Sejeong tersenyum lebar setelah menemukan posisi Doyoung, ia langsung menghampiri meja Doyoung dan duduk di kursi hadapannya. Tempat itu berada di tengah namun banyak pelanggan jadi cukup memakan waktu kalau mencari satu persatu.

"Apa kau menunggu lama?" tanya Sejeong langsung.

"Baru saja, 5 menit yang lalu. Kau mau pesan apa?" tanya Doyoung.

"Coffie latte" jawab Sejeong, senyuman itu tak pernah luntur dari wajahnya.

Doyoung tersenyum dan mengangguk, dia memanggil pelayan lalu memesan. Sembari menunggu, Doyoung hanya diam karena dia bingung harus memulainya seperti apa.

"Kau ingin mengatakan apa?" tanya Sejeong.

"Ah.. Itu.. Itu.."

Doyoung belum siap dan di tambah hubungan mereka hanya sebatas teman, akan canggung mengatakan ini. Ia tau Sejeong pasti kecewa kalau dia menganggap kekasih palsu.

"Haha ada apa Doyoung-ah? Katakan saja, aku tak akan marah kalau kau mau bercerita. Aku bersedia mendengarkannya" kata Sejeong.

"Weekend kau free?" tanya Doyoung.

"Iya mungkin, kenapa?" tanya balik Sejeong, dia mengingat ajakan Daniel untuk olahraga bersama.

"Umm... Aku menggundang- ah tidak! Maksudku ayahku mengundangmu dan keluargamu untuk makan malam di rumahku, apa kau keberatan?" tanya Doyoung dengan khawatir.

Sejeong terkejut bukan main, dia paham maksud Doyoung. Itu artinya mereka akan melakukan sesuatu terhadapnya dan Doyoung, perjodohan.. mungkin.

"Sejeong"

Sejeong sadar lalu menjawab pertanyaan Doyoung.

"Aku-"

"Kalau kau tidak bisa tak apa, aku akan bilang ke ayah-"

"Tidak! Tidak! Aku bahkan belum mengatakan ini ke orang tuaku. Doyoung, aku akan mengatakan ini kepada mereka dan segera memberitahumu" jawab Sejeong sambil tersenyum manis.

Ini yang Doyoung suka, senyuman Sejeong bisa membuat semua orang merasa nyaman. Dia tak bisa menjawabnya lagi karena Sejeong benar-benar membuatnya nyaman sekarang.

"Baiklah, aku tunggu. Dan terima kasih atas waktunya. Aku harus kembali bekerja, sampai bertemu besok, Sejeong-ah!" kata Doyoung lalu pergi meninggalkan Sejeong namun tangannya di tahan oleh Sejeong dan membuat Doyoung menoleh.

"Aku menyukaimu"

Doyoung terkejut, dia tekejut ketika Sejeong mengungkapkan pernyataan itu kepadanya tapi anehnya dia tidak merasakan apapun itu.

"M-maaf.." Sejeong keceplosan, niat dia ingin berterima kasih malah mengungkapkan perasaannya kepada Doyoung.

Doyoung mengangguk dan melepaskan tangan Sejeong lalu pergi tapi langkah dia terhenti ketika melihat gadis yang sangat ia kenal sedang berdiri tepat di depannya sambil memegang ice americano di tangan kirinya sedangkan tangan kanannya memegang hoodie abu-abu yang pernah ia lihat waktu itu.

Continue Reading

You'll Also Like

16.1K 3.4K 13
renjun tidak percaya bahwa boneka yang dia temukan itu hidup. ft. huang renjun © floristone, 2020
594 73 3
❞𝑨𝒌𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂𝒊𝒎𝒖 𝒕𝒂𝒏𝒑𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒃𝒂𝒍𝒂𝒔𝒂𝒏, 𝒎𝒆𝒔𝒌𝒊 𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒂𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏�...
888K 74.2K 34
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ___...
4.9K 346 9
":)imagine kalian para nctzen ke nct dream:)"