Reinkarnasi || Kim Doyoung ✔

RishmayantiAgustin tarafından

9.3K 916 37

[Complete] [Reinkarnasi - Kim Doyoung✔] Kalian percaya adanya Reinkarnasi? Hal tak masuk akal itu terjadi beg... Daha Fazla

Prolog
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20 (End)

Part 1

1.1K 95 2
RishmayantiAgustin tarafından

Seoul
.
.

Di salah satu Rumah Sakit besar korea, terlihat empat perawat dan seorang dokter lengkap dengan jas serta stetoskopnya masuk ke dalam aula dengan tergesa-gesa.

"Patah tulang dalam lengan bawah kiri dan kaki kirinya, pendarahan di kepala kiri, tulang rusuk kiri mengalami retak"

"Cepat siapkan ruang untuk operasi!" perintah dokter laki-laki dan tampan ke perawat di sebelahnya sambil mengecek detak jantung pasien, perawat tadi segera bertindak untuk menyiapkan ruang operasi.

Mereka lari menuju ruang operasi.

"Hallo ahgassi! Apa kau bisa mendengarkanku?" tanya dokter tampan itu ke pasien sambil menepuk pipinya.

Pasien tidak merespon dan kedua matanya terpejam dengan rapat. Kepalanya penuh dengan darah hingga menutupi sebagian muka kirinya, ada alat bantu nafas yang di pasang oleh perawat yang menutupi hidung dan mulutnya. Merasa tidak ada respon, dokter itu kesal lalu bertanya ke perawat di belakangnya.

"Apa dia bunuh diri?" tanya dia.

"Saya kurang tau, dok" jawab salah satu di antara mereka.

Perawat tadi kembali dan mengatakan ruangan operasinya sudah siap. Dengan segera mereka menuju ruang operasinya.

Dokter itu segera mencuci tangannya yang terkena darah lalu kembali dengan memakai pakaian operasi lengkap dengan maskernya.

"Alat vital?" tanya dia.

"Normal" jawab perawat.

"Bagaimana dengan keluarga korban?" tanya dia lagi.

"Ada seorang pemuda yang menunggu di luar" jawab perawat.

Dokter itu mengangguk dan mulai mengoperasi pasiennya.

.

Setelah 3 jam berlalu..

Cklek!

Dokter keluar dengan raut wajah yang kecewa dan berkali-kali menghela nafas. Pemuda tadi menghampirinya dan bertanya bagaimana keadaan gadis itu.

"Maafkan saya, pasien tidak bisa di selamatkan..." jawab dokter itu sambil menggeleng dan menunduk.

"Ti-tidak.. I-itu t-tidak mungkin... Hiks... Tidak! Kau pasti berbohong!" bentak pemuda itu sambil mencengkram kuat kedua bahu dokter.

Sang dokter hanya diam, ia juga merasa kehilangan karena tidak bisa menyelamatkan satu nyawa.

"Pasien boleh di kremasi" kata dokter dengan tatapan sedihnya.

Pemuda itu langsung melayangkan pukulan ke dokter itu.

"SIALAN!" teriak pemuda yang sekarang emosi.

Iya, dia tidak terima gadis yang dia sayangi pergi begitu saja. Pemuda itu masuk ke ruangan operasi. Dia mengguncang tubuh gadis itu dan menyuruhnya bangun.

"Bangun! Aku tau kamu cuma tidur! Cepat bangun! Aku mohon bangun! Aku akan membuatkan makanan kesukaanmu di rumah jadi cepat bangun sekarang!" kata pemuda itu.

Dia berhenti menggoyangkan tubuh pasien, lalu menangis.

"Ini semua salahku.. Hiks.. Aku memang bodoh! Aku.. Aku menyukaimu.. Aku menyukaimu bodoh! Cepat bangun!" pemuda itu memeluk tubuh gadis itu yang sudah tak bernyawa itu, dia menangis.

.
.
Beberapa bulan yang lalu...

.

Hari ini cuaca sangat cerah dan juga udara yang panas membuat beberapa orang malas untuk keluar rumah. Tapi tidak dengan gadis yang memakai pakaian casual dengan tidak rapih dan sangat berantakan. Dia sedang berjalan dengan gontai di sekitar kompleks rumahnya dengan pandangan kosong bahkan kedua matanya terdapat lingkar hitam dan sedikit bengkak serta rambut panjang sepunggungnya yang ia ikat dengan asal. Mungkin orang akan mengira dia orang gila sekarang.

Sedangkan di tempat lain, ada dua pemuda yang sedang bertengkar. Ntah mereka membahas apa.

"Sudahlah, aku capek berdebat denganmu. Jadi besok kau bekerja atau tidak?" tanya pemuda yang bersurai coklat.

"Ntahlah, tugas di kampusku masih banyak hyung" jawab pemuda yang bersurai hitam dengan raut wajah lesuhnya.

Mereka kemudian diam dan hanya berjalan menelusuri kompleks ini. Lalu mereka berhenti di sebuah rumah yang cukup besar dan elit itu.

"Kalau begitu nanti kabari aku kalau kau besok masuk" kata pemuda yang bersurai coklat.

Pemuda yang satunya mengangguk lalu pergi begitu saja meninggalkan pemuda yang bersurai coklat dan dia mengumpat karena mengabaikannya lalu masuk ke dalam rumah besar itu, rumahnya.

Sedangkan pemuda yang satunya melangkahkan kakinya dengan besar, lalu langkah dia terhenti ketika melihat seorang gadis berjalan dengan gontai di depannya. Pemuda itu mengerutkan keningnya lalu melanjutkan langkahnya dengan pelan, dia melihat penampilannya yang acak-acakan dari belakang sampai akhirnya dia berteriak.

"Ahgassi!"

Pemuda itu langsung lari ketika gadis di depannya jatuh, ia menolongnya.

.

Gadis tadi sedang terbaring di atas kasur, kemudian ia sadar dan membuka kedua matanya.

"Aku di mana?" tanyanya sambil memegang kepalanya yang terasa pening, dia lalu melihat tangan kirinya sedang di infus.

"Infus?"

Dia mendongak ke samping kirinya dan terdapat kantong infus menggantung di tiang. Ia kemudian duduk lalu ingin turun dari kasur, tapi tiba-tiba ada yang membuka tirai dan muncullah seorang pemuda tampan dengan tatapan tajam dan wajahnya yang lucu, dia memakai hoodie berwarna abu-abu dan celana hitam panjang yang melekat di kakinya. Kedua matanya melebar ketika melihat gadis itu sadar, ia langsung menghampiri gadis itu.

"Kau tidak apa-apa? Apa ada yang sakit? Aku akan membantumu" ujar pemuda itu sambil menyentuh kedua pundak gadis itu dan raut wajah yang khawatir.

"Kenapa aku bisa ada di Rumah Sakit?" tanya gadis itu dengan tatapan tajam, sepertinya dia membenci Rumah Sakit.

"Kau pingsan tadi siang, jadi aku membawamu kemari karena wajahmu sangat pucat" jawab pemuda itu lalu menjauhkan tangannya.

Gadis itu menatap pemuda itu tidak suka. Ia kemudian mencabut paksa infusnya dan membuat pemuda itu bergerak untuk menahan gadis itu.

"Apa yang kau lakukan?!" tanya pemuda itu sambil menahan kedua tangan gadis itu, namun infus berhasil tercabut.

"Lepaskan! Aku tidak mau berada di tempat ini lagi!" bentak gadis itu lalu menghempaskan tangan pemuda itu, tapi sayang tenaganya tidak kuat untuk melepaskan tangan pemuda itu.

"Kau mengalami depresi berat dan kau demam, itu kata dokter. Jadi kau harus di rawat di sini beberapa hari sampai kau benar-benar sembuh" jelas pemuda itu dengan lembut.

Gadis itu langsung menangis dan meronta ingin pergi, tapi dengan sigap perawat yang mengetahuinya langsung mengambil tindakan, membius gadis itu. Setelah gadis itu tenang, dia menyelimuti tubuh gadis itu lalu duduk di kursi yang bersebelahan dengan tempat tidur dan nakas itu.

Pemuda itu menghela nafas besar lalu memijit keningnya yang terasa berat. Ia melirik jam yang melingkar di tangan kirinya, jam menunjukkan pukul 20.25 yang berarti sekarang sudah malam.

"Tugasku masih banyak, kalau begitu aku tidak akan masuk kuliah besok. Hhh...." gumam pemuda itu lalu melihat gadis yang di depannya terpejam itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi denganmu? Kenapa kau terlihat sangat membenci tempat ini? Dan kenapa kau sangat depresi?" tanya pemuda itu sambil menatap lekat wajah gadis itu, kemudian dia beranjak dari kursi meninggalkan tempat gadis itu.

.

Hari sudah berganti menjadi pagi, kini pemuda itu tidur sambil duduk dan kedua tangannya dia silangkan ke depan dadanya, sesekali dia terbangun karena kepalanya yang hampir terantuk nakas di sebelahnya.

Duk!

"Akh-!" rintih pemuda itu ketika kepalanya sudah mendarat di atas nakas.

Dia bangun dengan wajahnya yang kusut dan kesal karena tidurnya terganggu. Dia melihat gadis itu yang masih tidur dengan tenang.

"Aku akan membasuh mukaku sebentar" ucap pemuda itu lalu pergi ke toilet.

Gadis itu tiba-tiba mengeluarkan air matanya dan sesekali mengerutkan keningnya seperti sedang sedih. Pemuda itu kembali dan terkejut ketika melihat gadis itu menangis sambil bergumam 'tidak'.

"Hei kau tidak apa-apa?" tanya pemuda itu sambil menepuk pelan pipi kiri gadis itu.

"Tidak!" teriak gadis itu dan langsung membuka kedua matanya, dia melihat pemuda itu yang khawatir.

"Gwaenchanha?" tanya pemuda itu dengan tatapan khawatirnya.

Gadis itu menutup matanya kembali lalu menghapus air matanya dan duduk. Ia kemudian menatap pemuda tampan itu, tatapan sendu seperti sangat menyakitkan. Sedangkan pemuda itu malah mengerutkan dahinya, dia bingung.

"Kenapa.." ucapan dia berhenti lalu mengambil nafas dalam dan mengeluarkannya secara perlahan.

"..Aku masih berada di sini?" tanya gadis itu.

"Ya.. K-karena kau masih sakit" jawab pemuda itu dengan wajah imutnya.

"Aku ingin pulang" ujar gadis itu.

Pemuda itu mengangguk lalu menyuruh gadis itu menunggu karena ia akan memanggil dokter.

"Tekanan darahmu lebih baik dari kemarin, tapi kau harus beristirahat ketika sudah sampai di rumahmu dan jangan lupa makan serta minum obatnya supaya sembuh. Kau bisa kembali ke sini kalau kau merasa sakit atau butuh seseorang untuk membantu masalahmu" jelas dokter yang sedang memeriksa gadis itu lalu setelah semuanya selesai dia pergi bersama perawatnya.

"Aku akan mengantarkanmu pulang" kata pemuda itu sambil tersenyum lebar.

Gadis itu hanya memandang pemuda itu dengan heran.

"Aku benar-benar tulus membantumu, ayo sebelum kita melewatkan sarapan" kata pemuda itu.

.

Sekarang mereka berdua berjalan dengan langkah yang cepat. Pemuda itu menggendong gadis tadi di punggungnya dan dia melangkah dengan cepat.

"Terima kasih" ujar gadis itu.

"Iya, sama-sama" jawab pemuda itu sambil tersenyun manis.

"Neo ireumi?" tanya pemuda itu.

"Jung Hyojin.."

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

3.5M 233K 76
Selama 28 tahun hidup, Rene sama sekali tidak memiliki pikiran untuk menikah apalagi sampai memiliki anak. Dia terlalu larut dengan kehidupannya yang...
20.7K 4.2K 36
[COMPLETE]✓ ____ 『𝐃𝐮𝐧𝐢𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐇𝐚𝐥𝐮』 ❛❛ The seven colors that gather to form a rainbow. Who didn't know each other at first but met because o...
89.3K 7.5K 8
Suka menghalu? Sini mampir, buat kalian fangirl tukang halu seperti saya. Pt 2 @coconaa_ Selesai 2020/04/18
1.6M 130K 101
Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Thalia mengalami kecelakaa...