Tentang Rasa

By LangitBercerita

306K 13K 2K

#Fanfiction Iqbaal dan Sasha pernah saling sayang, kala itu ketika hanya ada mereka berdua. Rasa yang tumbuh... More

1 - Canggung
2 - Mie Instan Di Balik Rindu
3 - Jangan Sedih
4 - Kencan
5 - The Kiss
6 - Terima Kasih Sudah Buat Senang
7 - Jangan ke Jakarta
8 - Girls Day Out.....and A Boy
9 - Kita Ini Apa?
10 - Selesai di Bandung
11 - You Are The Sun
12 - I Am Just Another Girl
13 - Is It Goodbye For Us?
14 - Karena Promo
15 - Cemburu
16 - Berpisah
17 - I Miss You
18 - Video Call
19 - Putus?
20 - 09.06
21 - Batal
22 - I Will Definitely See You
23 - Sepakat
24 - Sampai Besok
26 - Seberapa Serius
27 - Malam di Kemang
28 - Lany's Concert
29 - The Talk After 1975
30 - I Love You But I'm Letting You Go
31 - Distance
32 - Penawaran Pura-Pura
33 - Santa Monica Date
34 - I Like You So Much
35 - Mau Dibawa Ke Mana
36 - Amin Paling Serius
37 - Me And You Against The World

25 - Resepsi

8.5K 383 89
By LangitBercerita

So here I am
Staring at your eyes
With my heart
Jumping out of chest

Will You Be Mine? - Calinn

***

Sasha meremas-remas kain batiknya selama berada di mobil dalam perjalanan ke resepsi Teh Ody. Mama dan Om Irfan sedang berbincang sambil sesekali mengajak Sasha berbicara tapi Sasha menanggapinya dengan sepatah-patah. Ia sibuk chat dengan Yori dan Zulfa yang juga diundang untuk janjian nanti ketika sampai mereka masuk bersama-sama. Mereka sudah lebih dekat ke tempat resepsi daripada Sasha. Jalanan di Sabtu ini cukup macet sehingga membuat Sasha akan sedikit telat nantinya. Kak Irma nanti akan menyusul karena dia ada acara lain dulu paginya.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Iqbaal meneleponnya, "Lia, udah di mana?"

Sasha celingukan mencari tahu sudah ada di mana mereka, tapi tampaknya ia kurang bisa mengenali daerah tersebut, "Om, kita udah sampai mana?" tanya Sasha pada Om Irfan. Om Irfan mengatakan mereka sudah di Senen dan berarti sudah dekat.

"Kabari aku ya kalau nanti sampai," kata Iqbaal lagi. Sasha mengangguk dan lupa bahwa Iqbaal tidak bisa melihat anggukannya.

Detik-detik memasuki gerbang Dhanapala dan mencari parkir yang membutuhkan waktu lama karena penuh sekali tamu yang datang merupakan waktu yang panjang sekali buat Sasha. Ia langsung menghubungi Yori dan Zulfa untuk menunggunya di depan dulu. Kemudian ia menghubungi Iqbaal mengabari sudah sampai tapi sedang mencari parkir.

"Ya, ada spot parkir VIP yang udah aku siapin buat kamu. Kamu ke valet parking aja, kamu bilang atas nama Vanesha Prescilla, ya. Mereka udah tahu."

"Oh gitu, ya. Aku bilang Om Irfan, ya."

"Oke."

"Kamu ada di mana?"

"Aku lagi di lobi nunggu ka..." tapi belum selesai Iqbaal menyelesaikan kalimatnya, Omen memanggilnya dan memintanya untuk masuk ke dalam karena sudah ada protokol yang harus ia jalankan, "Ya, aku harus masuk ke dalam. Aku nggak bisa jemput kamu. Kita ketemu di dalam, ya."

"Eh iya, nggak papa. Kamu masuk ke dalam aja. See you."

Sasha memberi tahu Om Irfan bahwa ada spot parkir khusus untuk mereka yang sudah disediakan Iqbaal. Mama menarik napas lega karena dari tadi sudah muter-muter cari parkiran yang penuh banget. Om Irfan cuma bilang, "Baik banget ya Iqbaal sampai parkiran aja diinget, lho." Dan disambut dengan muka Sasha yang berubah merah seperti tomat.

Di lobi sudah ada Yori, Zulfa, Kak Irma, dan kebetulan banget bertemu dengan Pak Fajar dan istri serta anaknya. Ini seperti tim Dilan janjian datang barengan padahal tidak janjian sama sekali. Mereka berfoto-foto sebentar sambil melepas kangen baru setelah itu masuk ke ballroom.

Ruangannya didekor dengan cantik sekali dengan bunga-bunga berwarna peach yang mendominasi warna dekorasi. Dari jauh Sasha bisa melihat Teh Ody tampak cantik sekali dan wajahnya terlihat berbinar-binar dengan gaun pengantin yang manis tapi terlihat mewah. Ah, aura bahagia itu menyenangkan, ya.

Kemudian ia melihat sekelilingnya dan berusaha mencari Iqbaal, namun tidak kelihatan sama sekali. Ruangan ini penuh dengan banyak tamu sehingga rasanya sulit sekali mencari orang kalau terpisah.

"Cari Iqbaal, ya?" ledek Zulfa saat melihat Sasha sedang celingak-celinguk.

"Ih, nggak, kok." Sasha tersenyum canggung karena baru saja dipergoki Zulfa.

"Hahaha, ditanyain gitu aja kok mukanya merah, sih?"

Sasha memegang kedua pipinya yang terasa memanas, "Nggak. Masa?"

Zulfa tertawa terkekeh melihat Sasha yang terlihat salah tingkah sedari tadi. Yori dan Zulfa memutuskan untuk makan dulu karena melihat antrian ke pelaminan yang cukup panjang sementara perut mereka sudah kelaparan karena sudah jam makan siang.

Mama Ida memutuskan untuk antri salaman dulu. Sasha dan Om Irfan mengikuti untuk salaman dulu baru setelah itu bisa santai makan dan ngobrol-ngobrol dengan teman-teman lainnya. Sasha mengambil ponselnya dan chat Iqbaal, "Aku udah di dalam, ya. Lagi antri mau salaman." Tapi selama mengantri tidak ada balasan dari Iqbaal. Tampaknya ia juga sedang tidak bisa melihat ponselnya saat ini.

Setelah mengantri hampir 20 menit, barulah tiba giliran mereka. Bunda Rieke menyambut Mama dan Om Irfan dengan hangat dan senyuman paling lebar. Kemudian Bunda Rieke memeluk Sasha, "Terima kasih ya, Sha, udah datang."

"Selamat ya Bunda," kemudian ia menyalam Mas Adi dan Teh Ody, "Teteh cantik banget. Selamat ya, Teh." Seru Sasha ketika memeluk Teh Ody.

Kemudian Bunda mengajak mereka sekeluarga untuk berfoto di pelaminan. Ketika selesai berfoto, Bunda menahan Sasha, "Sha, tunggu dulu. Iqbaal belum ikutan foto, nih. Foto lagi ya kita." Bunda Rieke memberi kode pada protokoler untuk meminta Iqbaal naik ke pelaminan.

Tak lama Iqbaal naik ke pelaminan. Ia tampak tampan sekali kalau memakai jas. Sasha tersenyum tersipu-sipu saat melihat Iqbaal. Saat Iqbaal mendekat, jantungnya terasa berdebar semakin cepat. Ia bingung harus melakukan apa sementara banyak mata yang akan melihat mereka. Mungkin ia harus salaman saja dengan Iqbaal. Iqbaal pasti nanti bisa merasakan tangannya yang dingin karena gugup sekali.

Ketika Iqbaal mendekat menghampirinya dengan senyum paling manis yang pernah ia lihat, Iqbaal maju ke arahnya dan refleks memeluk sambil mengelus pelan punggung Sasha di depan orang banyak. Badan Sasha seketika kaku karena tidak menyangka akan dipeluk di pelaminan.

"Selamat ya, Baal." Bisik Sasha.

"Kamu cantik banget hari ini," bisik Iqbaal cepat saat merangkul Sasha yang membuat hatinya berdesir dan perutnya terasa geli.

Kemudian Iqbaal melepaskan pelukannya dan menelungkupkan tangannya seolah-olah mengucapkan terima kasih. Sungguh mereka berdua canggung sekali harus bertemu di depan orang seperti ini. Bunda kemudian mempersilahkan Sasha untuk berdiri di sebelahnya untuk berfoto bersama. Sasha bisa melihat di bawah pelaminan seluruh mata memandang mereka dan mengabadikan momen tersebut. Sasha cuma bisa tersenyum karena walau rasanya aneh tapi Sasha senang sekali karena merasa diperlakukan istimewa oleh keluarga Iqbaal.

Selesai berfoto bersama, Sasha segera turun dari pelaminan. Ia berpamitan singkat dengan Iqbaal dengan gesturnya dan Iqbaal mengangguk sambil tersenyum, mengawasi sampai Sasha turun dari pelaminan. Iqbaal harus tetap ada di pelaminan untuk menyambut dan berfoto dengan tamu lainnya.

Sasha menggosokkan kedua tangannya yang dari tadi dingin karena deg-degan. Rasanya sudah cukup lega karena tidak terjadi sesuatu yang aneh di atas tadi dan mereka berdua bisa mengatasinya dengan baik. Ia langsung mencari orang tua dan teman-temannya yang ternyata sudah duduk di meja VIP bersama tamu-tamu lainnya. Rupanya mereka sudah disediakan meja khusus juga sehingga bisa nyaman untuk makan dan menikmati pesta tanpa harus dimintai foto terus-menerus.

Di meja sudah ada Kak Irma, Yori, dan Zulfa. Sementara Mama dan Om Irfan masih keliling ngobrol dengan orang-orang yang mereka kenal. Ketika pesta sudah mau usai, Mawar datang dan kebingungan karena telat. Kak Irma mengajaknya untuk duduk bersama mereka sekaligus berkenalan dengan Sasha, Yori, dan Zulfa. Mawar terlihat malu-malu dan lebih banyak diam memperhatikan Sasha, Yori, dan Zulfa. Sesekali ia ikutan tertawa kalau mereka sudah bergosip dan kebetulan Mawar tahu gosipnya. Lalu Sasha, Yori, Zulfa sesekali menyanyi bareng kalau tahu lagu yang dinyanyikan wedding singer. Sementara Mawar tertawa-tawa saja dan malu ikut nyanyi bareng padahal suaranya bagus.

Setelah semua tamu selesai berfoto, Iqbaal turun dari pelaminan. Walau sedang asyik dengan teman-temannya tapi sebenarnya dari ujung mata Sasha selalu memperhatikan Iqbaal dan tahu gerak-geriknya. Sebuah pesan muncul di whatsapp-nya dari Iqbaal, "Aku susah ke meja kamu, nih. Banyak yang minta foto. Aku usahain ke sana nanti, ya. Makan yang banyak biar tembem. Hihihi."

Spontan Sasha tersenyum geli dan membalas, "Kamu tuh yang harus makan banyak biar nggak balik ceking lagi."

Sasha melanjutkan makan dan ngobrolnya dengan teman-temannya. Tidak lama ia melihat Bunda dan Ayah Heri turun juga dari pelaminan. Tampaknya tugas mereka di atas sudah selesai. Mereka juga menuju meja VIP. Bunda mendekati Mama dan ngobrol tentang entah apa yang membuat mereka tampak sudah sangat akrab dan tertawa terbahak-bahak. Obrolan mereka juga semakin heboh ketika Tante Diana, Mama Omara, ikut bergabung bersama mereka. Dulu mereka sering bertemu ketika syuting Dilan 1990 jadi terasa seperti teman dekat yang sudah lama tidak bertemu.

Iqbaal yang sudah turun dari panggung pun masuk ke ruang VIP untuk menemui teman-teman dan tamu-tamu lain. Sasha bisa melihat Tante Diana mencegat Iqbaal untuk berfoto bersamanya dan Mama. Heboh sekali mereka tertawa sambil menggoda Iqbaal yang disambut dengan Iqbaal yang cuma bisa tertawa tanpa bisa berkata apa-apa. Lucu sekali.

Setelah berfoto bareng, Iqbaal menuju meja Sasha. Ia menyapa semua yang di meja, termasuk Mawar yang baru saja dilihatnya.

"Baal, duduk sini, dong. Masa Sasha dibiarin sendiri aja." Ledek Yori sambil tersenyum penuh makna.

"Apa sih, Yor," Sasha mencubit kecil lengan Yori.

"Aduh, duh!" pekik Yori sambil tertawa, "Sakit tahu!"

"Nggak mau, ah. Masih ada kalian, sih. Nanti kalau kalian udah pulang baru duduk di sini biar bisa berduaan. Hahaha!" Kata Iqbaal dengan isengnya. Muka Sasha langsung bersemu merah dan salah tingkah. Ia cuma bisa tertawa cengengesan tapi nggak tahu harus membalas apa.

Baru saja hendak ngobrol banyak, tapi Omen sudah memanggil karena team Svmmerdose ingin berfoto bareng, "Aku ke sana dulu, ya. Enjoy the food." Iqbaal melewati Sasha sambil menepuk pelan punggung Sasha pertanda pamitan sebentar. Teman-teman satu meja yang melihat itu langsung tertawa heboh, "Ciyeee! Manis amat, sih!" Sasha tertawa malu sambil menutup mukanya salah tingkah.

Sasha senang sekali karena keluarga Iqbaal ramah sekali dengannya. Beberapa kali ia diajak foto dan ngobrol oleh om-om Iqbaal. Bunda juga mengajaknya untuk foto bersama Mama. Ini bukan pertama kalinya Sasha bertemu dengan keluarga Iqbaal tapi tetap saja mereka memperlakukan Sasha dengan hangat seperti bagian dari keluarga mereka sendiri.

Setelah dihampiri di meja, Sasha sudah tidak melihat Iqbaal lagi. Ia tampaknya sibuk berbaur dengan tamu atau menyapa teman-temannya yang lain. Sekilas ia melihat Zidny ada di sana tapi mereka belum pernah berkenalan jadi tidak saling kenal. Zidny kelihatan selalu ngobrol bersama Agy, Rinrin, dan teman-teman Svmmerdose mereka. Iqbaal juga kelihatan tidak terlalu banyak ngobrol dengan Zidny. Ia sibuk berpindah-pindah dan berfoto-foto dari satu orang ke orang lain. Sasha tersenyum geli pasti dalam hati Iqbaal dongkol karena nggak bisa istirahat sebentar.

"Kalau mau pulang bilang aku, ya." Tiba-tiba pesan Iqbaal muncul di ponselnya.

Sasha melirik ke sekitarnya dan mencoba mencari keberadaan Iqbaal tapi belum menemukannya. Keadaan sudah mulai sepi karena acaranya sudah selesai jadi lebih leluasa untuk mencari keberadaannya. Tapi sepertinya tidak ada.

"Iya. Mama masih sibuk ngobrol, nih."

Sasha masih menunggu sekitar 30 menit lagi sampai Mama dan Om Irfan selesai ngobrol untuk pulang. Yori, Zulfa, dan Mawar sudah pamit pulang duluan. Sasha buru-buru chat Iqbaal, "Aku pulang dulu, ya."

Chat itu tidak langsung dibalas oleh Iqbaal. Mungkin Iqbaal sedang berkumpul bersama keluarganya. Sasha tidak mau mengganggunya. Sasha, Mama Ida, dan Om Irfan menuju tempat valet mobil ketika ia melihat Iqbaal sudah menunggu di sana, "Makasih ya Om, Tante, udah datang." Sapa Iqbaal dengan sopan.

"Sama-sama, Iqbaal. Acaranya bagus banget. Ody cantik banget, deh." Puji Mama tulus.

"Boleh saya yang ambilin mobilnya, Om?" tanya Iqbaal ke Om Irfan.

"Lho, jangan. Nggak enak, ah. Masa kamu yang punya pesta yang ngambilin mobilnya." Tolak Om Irfan halus.

"Nggak papa, Om. Sekalian mau ngobrol sama Sasha sebentar. Boleh, ya?" Iqbaal melirik Sasha sambil tersenyum penuh arti.

"Sama aku?" tanya Sasha bingung.

"Oh, mau ngobrol sama Sasha, toh. Ya udah biarin aja dia yang ambil mobilnya, Mas," kata Mama Ida melirik ke Om Irfan sambil tertawa kecil.

"Hahaha, dasar anak muda. Ya udah, kami tunggu di sini, ya." Kata Om Irfan.

"Siap!" kata Iqbaal sambil mengajak Sasha ke arah parkiran valet. Sasha beranjak berjalan di sebelah Iqbaal, "Yah sayang banget."

"Kenapa?" Tanya Sasha kebingungan sambil melirik Iqbaal.

"Sayang banget banyak orang, kalau nggak udah aku gandeng kamu."

"Baal!" Sasha memukul pelan lengan Iqbaal sambil tersipu malu.

"Kamu cantik banget hari ini." Puji Iqbaal sambil melirik Sasha.

"Makasih. Tadi kamu udah bilang. Kamu juga."

"Aku juga cantik?" goda Iqbaal.

"Cakep, Baal. Kamu cakep," pipinya bersemu lagi, "Udah ah, malu."

"Hahaha. Muka kamu merah, tuh. Bikin gemes aja." Iqbaal tertawa, "Bunda suka sama kamu, tuh. Makanya diajak foto bareng."

"Hehehe, makasih." Sasha masih tersipu malu.

"Udah siap belum jadi mantu Bunda?" goda Iqbaal lagi.

Sasha tertawa canggung, "Apa sih, Baal. Gombal mulu, ah."

"Hahaha. Tapi beneran, deh. Siap-siap aja."

"Mau bilang ke Bunda jangan percaya, ah."

"Kenapa?"

"Sasha-nya belum dipacarin anaknya, mana bisa jadi mantu. Hihihi."

Iqbaal terdiam sebentar menyadari masih ada hal yang harus ia selesaikan dan hubungan mereka memang belum ternama. Kalau pun ada namanya, mungkin disebut TTM. Teman Tapi Mau.

"Sebentar lagi, Ya. Sebentar lagi. Kamu-nya jangan kabur dulu, ya." Jawab Iqbaal dengan lebih serius, seraya menekan tombol untuk membuka kunci mobil.

Sasha memasuki mobilnya dan menunggu Iqbaal menyalakan mobil, "Itu aku nggak janji. Hehehe."

"Lho, kenapa?"

"Masa aku nunggu kamu sampai tua?"

"Ya nggak sampai tua dong, Ya. Masa aku pacarin kamu pas kamu udah nenek-nenek." Iqbaal tertawa membayangkan Sasha sudah keriput.

"Pas kamu mau pacarin aku, aku udah punya cucu. Hihihi." Sasha ikut tertawa, "Habis ini kamu masih ada acara lagi?"

Iqbaal mengangkat bahunya, "Kayaknya paling ngobrol-ngobrol sama keluarga aja. Lagian banyak keluarga jauh yang datang. Mau tidur sih sebenarnya. Capek banget."

"Iya, istirahat, tuh. Kantung mata kamu kelihatan banget. Sering begadang ya kamu?" tanya Sasha cemas.

"Lagi mau nyelesaiin album Svmmerdose kan aku. Oh ya, besok single baruku launching."

"Oh, ya? Produktif banget kamu. Sukses ya buat albumnya. Nanti aku download."

Mobil mulai berjalan perlahan ketika sudah mendekati lobi tempat Mama Ida dan Om Irfan menunggu, "Pokoknya sabar dulu ya, Ya. Tunggu aku."

"Iya. Makanya jangan lama-lama." Kata Sasha sambil mengacak-acak rambut Iqbaal gemas. Kali ini dia mau percaya sama Iqbaal. Seharusnya sekarang menjadi lebih mudah karena mereka berdua sama-sama single.

Iqbaal turun dari mobil dan memberitahu Om Irfan dan Mama Ida untuk segera masuk. Sasha pindah duduk ke belakang karena Mama yang akan duduk di kursi depan, sedangkan Om Irfan yang menyetir. Sasha membuka jendela dan melambaikan tangannya pada Iqbaal, yang dibalas dengan senyuman manis oleh Iqbaal.


Sasha menarik napas panjang dan lega sekali karena hari ini berjalan lancar. Yang membuatnya lebih bahagia lagi karena merasa kehadirannya penting untuk Iqbaal. Ia merasa menjadi bagian yang penting dalam hidup Iqbaal. Walau sebenarnya ia butuh lebih dari sekedar itu. Ia butuh melihat keberanian Iqbaal untuk akhirnya menyelesaikan banyak hal yang menjadi penghambat hubungan mereka. Sama seperti ia menyelesaikan penghambat dalam hidupnya.

***

Continue Reading

You'll Also Like

219K 23.5K 26
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
194K 16.5K 87
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
57K 3.1K 7
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
66.4K 7.2K 60
Chris adalah seorang duda yang memiliki empat anak,anak nakal yang selalu sulit diurus semenjak cerai dengan istri. suatu saat ia bertemu dengan hyun...