Sembari berjalan, Jaemin memikirkan bagaimana orang lain bergandengan tangan karena ia merasa sangat tegang. Tepat saat itu, Felix dan Dahyun muncul di hadapan mereka sambil berbincang. Jaemin langsung melepaskan pegangan tangan mereka dengan cepat ketika kedua orang itu menoleh.
"Halo, Jaemin." sapa Felix.
"Jeno juga." lanjut Dahyun.
"Halo!" jawab Jaemin cepat, "Kami kebetulan bertemu di depan kampus, jadi kami berjalan bersama."
"Begitukah? Tetapi, ada apa dengan kalian hari ini? Kalian terlihat lebih bergaya." tanya Felix.
"Jeno keren!" kata Dahyun begitu melihat penampilan Jeno.
"Aku juga tidak tahu. Entah mengapa aku ingin berdandan saja hari ini. Jeno, kau kebetulan juga ingin memakai pakaian bagus hari ini, bukan?"
"Iya."
"Ada tempat yang harus kalian berdua datangi?"
"Iya. Sampai bertemu nanti!" Jaemin melambaikan tangannya pada Dahyun dan Felix.
"Maaf." ujar sang lelaki manis ketika kedua temannya sudah menghilang dari pandangan.
"Sudahlah. Tidak perlu sampai meminta maaf."
"Aku masih merasa tidak enak jika orang-orang sampai tahu."
"Mengapa merasa tidak enak?"
"Aku takut." Jaemin menundukkan kepalanya, "Kau boleh mengatakan aku bodoh. Jika orang-orang tahu bahwa kita telah menjadi sepasang kekasih, apa yang akan dikatakan oleh teman-teman dan para senior?"
"Kau tidak bodoh. Aku mengerti. Kita akan merahasiakannya."
Jaemin mengangkat kepalanya, "Benarkah? Tidak apa-apa? Kau tidak merasa kesal?"
"Iya. Jika kau mengatakan hal seperti itu, aku memang tidak mengerti mengapa kau harus takut padahal kau tidak berbuat dosa. Tetapi, kita menjadi sepasang kekasih bukan untuk dipamerkan pada semua orang, jadi lakukan saja semuanya seperti yang kau inginkan."
Dan Jaemin memikirkan apa yang sebenarnya ia inginkan.
🤷
"Kau masih memiliki rasa pada Renjun?"
"Dasar. Sudah kubilang tidak ada!"
Jinyoung tertawa, "Apanya yang tidak ada?"
"Apa?" tanya Woojin heran.
"Tetapi, pada akhirnya orang seperti itu pasti akan bersama dengan yang seperti mereka." Jinyoung menatap cermin di hadapan mereka.
"Apa?" tanya Woojin lagi.
"Maksudku Renjun. Ia berkata bahwa seleranya sama sekali tidak tinggi, tetapi ia malah menyukai Jeno." Jinyoung tertawa, "Jeno itu sifatnya tidak bagus. Aku jadi berpikir bahwa Renjun menyukainya karena ia tampan saja."
Tanpa mereka ketahui, di dalam bilik toilet ada seseorang yang mendengarkan pembicaraan mereka sembari mengetik sesuatu di ponselnya.
JUDUL : ORANG YANG KUSUKAI
PENULIS : CULUN KIMIA
Ada gosip yang mengatakan bahwa ia menyukai laki-laki lain. Yang benar saja? Padahal ia sudah dekat denganku. Apakah ia mempermainkanku?
Laki-laki yang ia sukai itu terkenal. Ia memang tampan sampai orang sepertiku saja tahu namanya. Ini pasti gosip tanpa alasan, bukan?
Bidadari jurusan kimia itu adalah laki-laki submisif yang kudekati. Aku tahu sekali jika ia bukanlah tipe yang melihat orang dari wajah. Jika ternyata ia benar-benar mempermainkanku, aku harus bagaimana? Sepertinya aku bisa marah besar.
🤷
"Bagaimana jika kita masuk nanti saja?" tanya Jeno.
"Bukankah pelajaran akan dimulai?"
"Iya, tetapi saat masuk tangannya harus dilepas."
"Begitukah?" tanya Jaemin dengan wajah memerah, kemudian ia tertawa.
"Apa yang akan kita lakukan setelah selesai kuliah hari ini?"
"Hari ini? Kira-kira ke mana? Kemarin tidak bisa pergi, tetapi sekarang kita harus melakukan apa. Kau pasti pernah. Biasanya awalnya melakukan apa?"
"Aku? Aku-"
Jaemin langsung melepaskan tautan tangannya ketika Tzuyu lewat di sebelah mereka, "Kak! Bukan, kak!"
"Apa?" tanya Tzuyu.
"Kami bukan seperti itu!"
"Iya. Aku mengerti."
"Rahasiakan dari yang lain! Kakak mengerti?"
"Iya. Tenang saja. Aku tidak melihat apa pun."
🤷
Renjun menatap pantulan dirinya di cermin. Ia mengingat perkataan Jaemin yang mengatakan bahwa saat itu adalah pertama kalinya ia memperlakukan Jaemin dengan jujur. Lelaki mungil itu segera bangkit dari duduknya dan memasukkan cermin ke dalam tas ketika Yeeun memanggilnya.
"Sekarang untuk pertama kalinya kau memperlakukanku dengan jujur?"
"Aku tidak pernah sekali pun melihat dirimu yang sebenarnya."
Renjun memukul meja dengan keras hingga Yeeun dan Woojin terkejut, "Ada apa denganmu, Renjun?"
"Maaf. Aku juga tidak tahu. Ada apa denganku?"
"Mari kita pergi saja." ajak Yeeun.
🤷
Di kelas, Jaemin memikirkan bagaimana harus membalas pesan dari Jeno. Ia meng-scroll ruang obrolan mereka untuk melihat cara dirinya membalas pesan dari Jeno dulu.
Jeno
Di mana?
Sekarang di mana?
Di mana?
Kau di mana?
Setelah Jaemin sadari, sedari dulu Jeno sering sekali mencarinya.
Jeno
Sudah pulang?
Selamat tidur.
Sedang apa?
Sekarang sedang apa?
Siang ada janji?
Apa yang akan kau lakukan setelah selesai kelas?
Dan Jaemin juga baru sadar bahwa perlakuan baik Jeno selama ini bukan karena mereka adalah teman, tetapi karena lelaki itu menyukainya. Tetapi, Jaemin malah menguji kesabaran Jeno dan membuatnya kesal.
Jaemin
Bagaimana jika ke tempat itu? Aku suka sekali..
Setelah selesai mengetik, Jaemin menegang karena takut pesannya itu aneh. Hal itu membuat Tzuyu yang duduk di sebelahnya terheran-heran.
Jeno
Aku akan menelepon setelah selesai kelas.
Kau akan mengangkat, bukan?
Jaemin
Pastiiiiiiiiiiiii!
Jeno
Baiklah.
Selamat belajar.
Jaemin berpikir bahwa ketikan Jeno terlihat teliti sekali, sesuai dengan karakternya. Lucu, tetapi Jaemin bingung bagaimana harus mengakuinya. Lelaki manis itu meletakkan kepalanya di meja. Ia bisa gila jika terus memikirkan apakah yang ia lakukan sudah benar atau belum. Ia masih tidak menyangka bahwa ia akan memiliki kekasih dan kekasihnya adalah Lee Jeno. Ia tidak tahu harus bagaimana dan ia merasa bahwa dirinya adalah seorang pengecut. Ia takut membuat Jeno kecewa padanya.
Sementara itu, di sisi lain Jeno terus memandangi pesan dari Jaemin.
Jaemin
Bagaimana jika ke tempat itu? Aku suka sekali..
Pastiiiiiiiiiiiii!
Dan laki-laki paling tampan seangkatan itu menghela nafas dengan wajah yang memerah.
🤷
🦄nanapoo