Cinta Selow

Av shepenulish

59.3K 4.2K 643

sebuah kisah cinta yang didasari jalani saja. Mer

Cast
Tawaran
Sepakat
Action
Take #1
Take #2
Take #3
Take #4
Take #5
Take #6
Take #7
Take #8
Take #9
Take #10
Take #11
Take #12
Take #13
Take #14
Take #15
Take #16
Take #17
Take #18
Take #19
Take #21
Take #22
Take #23
Take #24
Take #25
TAKE #26
Take #27
Take #28
Take #29
TAKE #30
TAKE 31
Take 32
Take 33

Take #20

2K 136 18
Av shepenulish

"Kak Omar tolong ambilkan kotak di  lemari dong, ini terlalu tinggi aku gak nyampe." Teriak Syifa yang memang sudah tidak pernah ragu lagi meminta bantuan apapun kepada Omar dari dapur yang memang sedang kesusahan mengambil sebuah kotak toples dilemari dapur yang memang tinggi.

"Pake kursi aja Syif aku lagi mager nih." Jawab Omar dengan berteriak juga dari ruang tengah.

Membuat Syifa yang mendengarnya dibuat bete dan menggrutu sambil menarik kursi untuk pijakannya "dasar pelit padahal ini juga untuk kemauannya." Syifa memang mau mengambil toples untuk menempatkan cemilan untuk menemani mereka berdua bersantai di malam ini.

Akhirnya Syifa terpaksa naik ke atas kursi untuk mengambil toples yang dibutuhkannya.

Woy.....

Tiba-tiba saja Omar ngagetin Syifa yang sedang berdiri di atas kursi. Seketika saja Syifa oleng dan hampir jatuh, yang seketika berpegangan pada lemari yang memang dekat dengannya, dan jantungnya berdetak kencang saking kagetnya bahkan rasanya hampir mau copot.

Akhirnya Syifa pun kesal dan segera turun dari kursi dan nyerang Omar dengan pukulan-pukulan manja sambil ngoceh-ngoceh.

"Kak Omar keterlaluan banget sih, udah pelit, ngagetin lagi. Ih ngeselin, ngeselin, ngeselin."

"Maaf, maaf, maaf." Sambil tertawa ringan Omar justru berusaha mengambil alih pergerakan Syifa agar Syifa berhenti memukulinya. Dan akhirnya kini Syifa yang kena piting Omar.

"Kak Omar ih, ngeselin banget deh. Lepas!"

"Tapi, janji gak boleh mukul lagi."

"Iya!"

"Bener."

"Kak Omar."

Ok, ok, akhirnya Omar beneran lepasin Syifa dari pitingannya. Tapi Syifa yang terlanjur gemes dan kesel seketika mencubit perut Omar dengan emosi.

"Aw, sakit Syif."

"Bodo, ambil tuh toples." Syifa sewot beneran akhirnya."

Dan Omar pun nurut mengambilkan akhirnya.
Sebenarnya setelah menolak permintaan Syifa. Omar merasa bersalah dan segera bergegas nyamperin Syifa ke dapur. Tapi Syifa terlanjur naik kursi dan jiwa isengnya Omar pun kumat. Dan ya begitulah akhirnya.

"Nih!" Omar memberikan toples yang diambilnya ke Syifa.

Eits.....

Begitu Syifa mau menerima eh, Omar malah jauhin. Kan, bikin Syifa yang lagi kesel makin kesel.

"Gak boleh ngambek, Kalau ngambek aku gak bakalan kasih." Omar berusaha menggoda Syifa yang masih kelihatan bete gara-gara di kagetin tadi.

Kini Syifa benar-benar bete dan hanya menatap Omar tajam dengan ekspresi datar tanpa kata berusaha menunjukkan bahwa tingkat betenya sudah sampai di ubun-ubun.

Omar pun tersenyum geli sambil garuk-garuk canggung. Tapi kemudian Omar ingat bagaimana cara Syifa menghapuskan ekspresi wajah datar Omar kalau lagi bete seperti itu.

Akhirnya Omar pun mengesampingkan toples lalu berkata.

"Yang kedip duluan kalah!" Lalu Omar menatap jail lurus ke mata Syifa.

Syifa hampir saja tergoyahkan dan hampir tersenyum tapi seketika Syifa tahan dan akhirnya memenuhi tantangan Omar dan kini mereka malah saling menatap. Dari yang awalnya hanya iseng lama-lama jadi terbawa suasana. Dan malah semakin saling menikmati saling memandangi satu sama lain. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa memandang satu sama lain adalah pemandangan terindah bagi mereka berdua. Kalau biasanya diam-diam kini malahan terang-terangan. Jadi, nikmati sajalah.

"Itu kecoak!" Tiba-tiba teriak bi Ninik yang gemes melihat kelakuan Omar dan Syifa.

Yang seketika membuat Omar dan Syifa repleks teriak dan saling memeluk.

"Ciyeeeee pelukan." Bi Ninik malahan lanjut seru godain.

"Bi Ninik" sembur Omar dan Syifa akhirnya.

"Maaf deh kalau bibi ganggu, bibi mau ke kamar lagi kok." Bi Ninik pun pergi karena memang dia ke dapur hanya untuk minum.

Sementara Syifa dan Omar saling melepas pelukan dengan kecanggungan lalu memutuskan untuk kembali ke kegiatan semula yaitu bersantai dan menyiapkan cemilan untuk cemilan mereka tentunya. Ya, gitulah pokoknya.

*****

Lalu pagi hari tiba saat Syifa sedang menyiapkan sarapan di dapur Omar baru selesai mandi dan berpakaian. Tapi tiba-tiba saja hape Syifa berdering.

Karena penasaran Omar pun melihat hape Syifa.

Kak Alex calling......

Sumpah hati Omar gedek mendadak melihatnya. Omar samasekali tidak menyangka kalau ternyata Syifa masih berhubungan dengan Alex.

Udah gedek, hape Syifa berdering mulu, dari Alex lagi. Saking gedeknya akhirnya Omar rijek panggilan dari Alex itu. Lalu keluar dari kamar. Pengen rasanya Omar langsung introgasi Syifa tentang hubungannya dengan Alex.

Tapi begitu sampai lantai bawah Omar langsung melihat nasi goreng tersaji di meja makan dengan tulisan happy birthday kak Omar dari saus di atasnya dengan hiasan menggemaskan dari sayur-sayuran di sekitarnya.

Seketika soal Alex lenyap dari pikiran Omar dan rasanya begitu seneng Syifa seperhatian ini. Syifa inget ternyata hari ulang tahunnya. Padahal Omar kira Syifa gak peduli. Secara dari semalam teman-temannya udah pada heboh di wa maupun Ig. Tapi Syifa gak nunjukin tanda-tanda ada yang sepesial sampai pagi tadi. Pokoknya Omar tersanjung dengan apa yang Syifa lakukan untuknya.

"Happy birthday kak. Maaf gak dari semalam soalnya bablas tidurnya." Syifa pun kembali dari dapur dan membawa air minum lalu langsung berkata demikian ke Omar.

"Thank you twinnie." Sahut Omar dengan riang. Kebetulan hari ini mereka sama-sama mengenakan atasan samaan. Mungkin karena itu Omar memanggil Syifa twinnie.

Akhirnya pagi ini Omar dan Syifa makan sarapan bareng dengan sukacita.

Dan malam ini rencananya mereka akan makan malam bersama di rumah orang tua Omar untuk merayakan hari ulang tahun Omar.

Eh, saat mau berangkat kerja tiba-tiba Ochi dan Rossi juga ngasih surprise buat Omar. Sebuah ucapan terniat dengan kue ulang tahun dan lilin yang menyala.

Memang banyak yang sayang Omar. Syifa juga turut bersyukur atas ini.

Bukan hanya Syifa, Ochi dan Rossi yang ngasih surprise di awal pagi ini untuk Omar. Di kantor rekan-rekan kerjanya, di sosial media, keluarga, dan teman-temannya, serta orang-orang yang mengenal Omar semua mengucapkan selamat ulang tahun dan doa untuknya.
Hari ini memang harinya Omar.

***

Saat malam tiba sepulangnya dari rumah orang tua Omar dan makan malam bersama dengan mereka dan keluarga Syifa juga turut datang. Kini di kamar mereka Omar dan Syifa baru selesai berganti pakaian. Mereka siap mengumpulkan kembali energi tubuh yang terkuras oleh aktivitas seharian.

Tiba-tiba Omar buka hape dan baca chat masuk. Ternyata gang cacing ngajakin ketemuan.

Omar sudah mengira kalau mereka pasti mau ngasih surprise.  Udah gitu sejak menikah Omar belum sempat lagi ngumpul bareng mereka. Jadi, untuk malam ini Omar merasa tidak enak hati harus menolak undangan dari teman-temannya itu.

"Syif, aku di ajakin ngumpul sama geng cacing. Mau ikut gak?" Akhirnya Omar ngajak Syifa gabung alih-alih pamit pergi.

Gimanapun juga Omar memang harus pergi demi solidaritas pertemanan dan lebih dari apapun Omar dan Syifa juga sudah saling sepakat untuk tidak saling mengganggu urusan masing-masing.

Jadi, kalau izin mereka anggap tidak berlaku dalam hubungan mereka maka mengajak adalah hal terbaik yang bisa Omar lakukan untuk memberi tahu Syifa tentang apa yang akan dilakukannya.

"Kayaknya aku gak usah ikut kak. Aku tidur aja ya, aku capek soalnya." Tolak Syifa lembut.

Syifa memang tidak ingin ikut karena merasa takut mengganggu. Syifa tahu bagaimana heboh dan gokilnya Omar dan geng cacing. Syifa gak mau membuat keseruan Omar terbatasi karena kehadirannya. Tapi Syifa memang tidak ingin ikut sih. Capek, iya, ngatuk iya, pokoknya menurut Syifa dirinya tidak perlu ikut dalam acara Omar dan geng cacing.

Akhirnya Omar kembali berganti pakaian dan bersiap pergi.

Tapi saat sedang mengganti pakaian tiba-tiba Omar mendengar hape Syifa berdering.
Dan ternyata Syifa langsung mengangkat teleponnya itu.

"Iya kak."

............

"Oh, gitu. Kakak atur aja."

...........

"Tapi usahakan jangan sampai terlalu ngaret ya kak. Biar semuanya sesuai jadwal."

.............

"Ya, udah. Bye."

Dan Syifa pun mengakhiri sambungan teleponnya. Tanpa Syifa sadari Omar penasaran setengah mati.

Tapi Omar hanya pura-pura tidak perduli lalu hanya pamit ke Syifa.

"Syif, aku pergi ya."

"Iya, hati-hati."

"Kamu hati-hati di rumah, kunci aku bawa ya."

Syifa pun mengangguk menanggapi pesan Omar itu. Tapi sebenarnya ada satu hal yang Syifa begitu khawatirkan.

"Kak" akhirnya Syifa kembali memanggil Omar saat Omar sudah memegang pedal pintu untuk keluar kamar.

"Mmhh?"

"No drunk. Please!"

Omar pun hanya tersenyum menanggapi pesan Syifa itu lalu pergi.

Sejujurnya Omar begitu memahami pesan Syifa. Dan itu sangat berarti baginya.
Syifa memang perempuan yang baik. Semua perempuan yang baik pasti seperti itu tidak akan pernah suka dengan hal-hal yang berbau maksiat. Syifa begitu mirip dengan mamahnya. Dia menghargai dan memahami bagaimana dunia pergaulan. Tapi mereka tidak melarang tapi meski demikian mereka jug selalu berpesan.

Tapi mau gimana lagi namanya dunia pergaulan pastinya kebawa-bawa atau ikut-ikut dikit ada_lah.

Sementara Syifa dia merasa sepi setelah kepergian Omar. Dulu Syifa selalu punya mamah dan papah di rumah walaupun kadang-kadang abang-abang juga suka keluyuran dan pulang malam. Tapi entah kenapa sekarang Omar yang biasanya selalu menemani setiap malamnya malah ninggalin dan milih ngumpul bareng temen-temennya. Jujur rasanya bete.

Pantesan banyak istri yang suka uring-uringan kalau suaminya tidak pulang tanpa alasan yang jelas.

Tapi setidaknya Syifa tahu kemana Omar pergi dan dengan siapa dan dengan jelas Omar memberi tahunya. Jadi, yang perlu Syifa lakukan sekarang hanyalah percaya sama Omar dan tidur saja yang pulas. Besok Syifa masih harus kerja. Semoga Omar juga tidak lama karena besok Omar juga masih harus kerja. Butuh istirahat dia.

***

Begitu datang ke lokasi perkumpulan geng cacing Omar langsung di serang dengan bunyi terompet, semburan cream, dan ledakan keping-kepingan kertas yang menghebohkan suasana. Lalu layaknya memberi surprise untuk anak kecil mereka serempak bernyanyi happy birthday untuk Omar sambil menyajikan sepotong kue dengan lilin menyala yang tidak kalah kecil.

Kata mereka sengaja ngasihnya hanya sepotong kue biar berkah ulang tahunnya lebih nikmat karena kuenya untuk dimakan sendiri. Jadi berkahnya untuk diri sendiri. Padahal sejujurnya ngirit aja biar gak usah beli kue mahal-mahal. Emang geng cacing mah ada-ada saja.

Setelah memblepoti Omar dengan krim mereka pun mempersembahkan sebuah baju dengan mode yang sama sekali tidak pernah bakal Omar punya. Yaitu jubah putih ala-ala pria Saudi. Mau gak mau Omar pun memakai baju itu. Karena begitu Omar menolak mereka langsung mengguyuri Omar dengan minuman. Jadi terpaksa nurut aja.

Setelah seru-seruan merayakan ulang tahun Omar mereka pun pindah tempat untuk nongkrong bareng. Mereka pergi ke sebuah club untuk menghabiskan waktu malam ini.

Tapi di club tiba-tiba saja sikap Omar berubah. Dia jadi lebih murung bahkan tidak pernah semurung ini sebelumnya.

Itu terjadi bermula ketika mereka semua sepakat untuk minum alkohol. Tapi kemudian Omar ingat pesan Syifa yang memintanya jangan minum alkohol. Dan di sisi lain Omar jadi mendadak keinget Alex. Alex yang terus menelepon Syifa, dan Syifa yang biasa aja mengobrol dengan Alex bahkan saat Omar ada disekitarnya. Omar yakin seseorang yang Syifa panggil kakak di telepon tadi itu pasti Alex.

Apa Syifa masih berhubungan dengan Alex? Atau mereka kembali berhubungan? Apa Syifa benar-benar tidak memiliki rasa apapun kepada Omar? Apa semua yang sudah mereka lalui sama sekali tidak berarti untuk Syifa?

Semua pertanyaan itu seketika berputar-putar di kepala Omar dan membuat mood nya ancyur parah.

"Minum bro, ceers" teriak teman-temannya Omar sambil memberikan segelas bagian Omar.

Tapi Omar hanya menerimanya dan hanya terus memegangnya samasekali tidak mau meneguknya. Lalu lanjut bengong mikirin Syifa. Padahal teman-temannya semakin heboh, musik juga berirama kencang tapi Omar malah sibuk dengan pikirannya akan Syifa dan Alex.

Teman-temannya juga tidak terlalu memperhatikan karena terlanjur seru menikmati minuman dan musik yang menggoda tubuh untuk bergoyang-goyang.

Tapi ada Eva yang selalu perhatian dan kelakuan Omar yang tidak biasa hari ini tidak luput dari perhatiannya.

"Lo, kenapa sih, Mar? Loyo gitu?"

"Gak ada apapa."

"Kalau ada masalah itu cerita. biasanya juga Lo bawel, ada apa-apa pasti nyerocos, kenapa sekarang malah loyo gitu?"

"Gue gak apapa udah Lo have fun aja sih." Omar pun malah sewot ke Eva.

Membuat Eva males menghadapinya. Dan Eva yakin ini pasti karena Syifa. Eva menebak jika Omar sedang ada masalah dengan Syifa makannya dia bertingkah aneh begini. Karena tidak biasanya dia begini.

Akhirnya saking pedulinya dengan Omar Eva pun langsung nge-chat Syifa.

Syif, Lo sama Omar lagi ada masalah ya? Kalau ada masalah tuh selesai_in. Mendingan Lo suruh pulang Omar deh. Selesaikan masalah kalian di rumah. Pusing gue lihat Omar kayak gini.

Syifa yang memang tidak bisa tidur pun langsung bergegas membuka hapenya begitu mendengar notifikasi chat masuk.

Dan begitu membaca chat dari Eva itu, Syifa langsung mikir kalau Omar kobam parah karena memang sedang menghadapi sebuah masalah yang memang Syifa juga tidak pernah tahu kalau Omar punya masalah. Akhirnya tanpa mengkompirmasinya Syifa langsung bales chat Eva.

Dimana lokasinya kak?

Lalu Syifa pun bergegas pergi dengan jasa ojek online tidak peduli tengah malam, setelah mendapatkan alamat lokasi Omar dari Eva. Kini yang ada di pikiran Syifa hanya ingin segera membawa Omar pulang dan memastikan Omar baik-baik saja.

Kini dengan hanya mengenakan piyama dan dilapisi jaket untuk pertama kalinya Syifa menginjakkan kaki di tempat yang super berisik dengan musik yang menggema luar biasa. Ruangan redup dan lampu yang terus kedap kedip bikin pandangan terganggu. Dengan banyak orang yang jingkrak-jingkrak, bau asap rokok, bau gak jelas karena mungkin gempuran aroma alkohol plus minyak wangi plus keringet bercampur jadi satu di ruang yang lembap ini, duh sumpah Syifa gak betah. Mana Omar dan teman-temannya dimana? Enggak kelihatan lagi. Belum lagi ada Om_Om yang godain. Untung Syifa jago menghidari orang-orang genit macam itu.

Akhirnya setelah muter-muter dan berdesakan dengan orang-orang setengah sadar Syifa pun melihat Omar yang sedang duduk anteng sambil mengelus-ngelus gelas penuh  berisi cairan bening dengan tampang bad mood dengan Eva disisinya yang juga bertampang tidak jauh beda. Sedangkan teman Omar lainnya tidak terlihat karena mereka sudah turun ke lantai joget.

Syifa pun segera menghampiri Omar dan dengan super sewot ngajakin Omar pulang karena bete dengan keadaan tempat ini.

"Kak Omar, ayo pulang." Dengan berteriak karena emang suara musik yang kencang mengharuskan bicara dengan nada yang harus tinggi.

"Kamu ngapain ke sini?" Omar justru malah beraksi tidak menyangka samasekali.

"Aku kira kakak gak sadarkan diri karena lagi stress makannya aku khawatir dan mau jemput." Syifa pun malah menggerutu pelan alih-alih menjawab pertanyaan Omar.

"Apa?" Teriak Omar lagi yang memang tidak bisa mendengar suara Syifa.

"Ayo, pulang!" Akhirnya teriak Syifa kencang yang juga membuat Syifa berbatuk-batuk seketika. Karena emang udah tidak tahan dengan asap rokok yang terus terhirup dari tadi ditambah kini harus teriak-teriak.

Akhirnya Syifa pun repleks menyamber gelas yang berisi cairan putih yang sedari tadi Omar pegang dan kini Omar geletakin di atas meja bar di hadapannya itu. Dan tanpa bertanya Syifa langsung meneguk habis air dalam gelas itu.

Membuat Omar terbungkam karena tidak sempat melarang. Karena itu minuman beralkohol.

Dan setelah menghabiskannya Syifa baru menyadari rasanya uueeek gak jelas dan batuk-batuknya makin menjadi.

"Air putih air putih." Akhirnya Omar heboh.

Eva yang gak kalah cengo lihat kelakuan MarFa pun langsung bergegas cari air putih. Kebetulan ada Daniel membawa air putih kemasan kembali ke meja mereka setelah merasa lelah jingkrak-jingkrak.

Eva pun mengambil air putih itu lalu segera memberikannya ke Syifa. Dan Syifa pun meminumnya dengan rakus.

"Ayo pulang!" Setelah selesai minum dan batuk-batuk Syifa kembali mengajak pulang ke Omar kali ini dengan sangat memaksa.

"Wah_wah ada yang disusulin nih. Posesif juga ternyata Syifa." Daniel pun menanggapi dengan ngasal.

"Udah, balik gih. Kita tidak ingin melihat pertengkaran pasutri disini. Entar kalo viral gak enak banget pasti judulnya. Sana pada pulang." Usir Eva.

Tapi kemudian Syifa tiba-tiba keleyengan dan mengeluh kepalanya sakit. Pasti itu akibat minuman beralkohol punya Omar yang Syifa asal minum tadi. Setidaknya itulah perkiraan Eva dan Omar.

Tapi tiba-tiba Daniel berkicau "wah, jangan-jangan air minum tadi di kasih sesuatu sama tuh orang."

"Emang dari siapa?" Tanya Omar dan Eva panik.

"Tahu tuh ada tante-tante genit ngasih gue."

"Sialan! Kenapa gak bilang?" Sembur Omar dan Eva ke Daniel.

Daniel juga emang gak tahu. Lagian Eva juga asal ngambil dari Daniel dan langsung kasih Syifa. Bukan sepenuhnya salah Daniel dong.

"Udah-udah, bawa pulang aja." Akhirnya Eva ngasih instruksi.

Dan Omar pun langsung mengangkat tubuh Syifa dan membawanya ke mobil untuk pulang.

Kini Syifa benar-benar marancau, tubuhnya lunglai. Syifa benar-benar tidak sadar diri. Dan tidak terkendali dan jadi super bawel.

Dengan nada gaya ngeply Syifa terus ngoceh-ngoceh di mobil. Untung Omar ikat Syifa pake sabuk pengaman. Namanya orang kobam buka sabuk pengaman aja kagak bisa.

"Kak Omar Kenapa sih? Suka tempat begitu? Udah bau, berisik, gelap, apa serunya coba? Kak Omar, aku tuh nanya? Kalau orang nanya tuh di jawab? Malah biarin aku ngoceh sendirian? Emang aku orang gila apa ngoceh sendirian."

"Gila sih, enggak. Tapi gak sadar." Omar pun nyautin juga akhirnya. Walau gak niat.
Namanya ada orang ngoceh pasti tertarik buat nyaut. Ya, gitu deh.

"Aku tuh sadar. Namaku Syifa Adinda Pratama, aku seorang desainer mode yang tersohor. Aku nikah dengan seorang manager mode perusahaan tersohor pula, bernama Omar Adimas Putra. Bla bla bla bla bla....." Syifa pun terus ngoceh dan semakin ngoceh setiap kali Omar menyauti.

Dan begitu sampai di rumah Omar kembali menggedong Syifa dan langsung membawanya ke kamar.

"Kak Omar itu kalau ada masalah ngomong sama aku. Cerita, jangan uring-uringan sama temen-temen kakak. " Oceh  Syifa lagi.

"Masalah aku tuh kamu!" Jawab Omar asal sambil membantu Syifa melepaskan alas kakinya.

Tapi Syifa tidak mau naik ke atas kasur, tidak mau tidur, Syifa terus ngoceh dan terus mendekati Omar. Memang secara sadar Syifa sangat ingin mengobrol dengan Omar dan memastikan Omar baik-baik saja. Jadi, di bawah sadarnya kini Syifa begitu jujur menunjukkan kepeduliannya walaupun sambil ngeply.

"Emangnya aku kenapa? Aku musinging kak Omar ya? Apa ganggu kak Omar? Apa aku membuat kak Omar tidak bahagia?"

"Ngomong apa sih, Syif?"

"Aku tahu kak Omar mungkin menganggap pernikahan kita hanya demi membahagiakan kedua orang tua kita. Tapi untuk ku kak Omar itu suamiku. Aku mau kak Omar bahagia. Kalau kak Omar gak bahagia nikah sama aku. Kak Omar boleh ninggalin aku kok."

"Kamu mau aku tinggalin karena kamu mau balik sama Alex." Kini tidak peduli Syifa sadar atau tidak Omar sudah terpancing dengan omongan Syifa. Dan akhirnya Omar mengungkapkan unek-uneknya tentang Alex.

"Kok bawa-bawa kak Alex sih?" Syifa yang mendengarnya langsung ngegas dan bangkit. Eh, tiba-tiba oleng karena pengaruh alkohol yang cukup tinggi dalam tubuhnya.

Dan Omar pun gercep meluk Syifa agar Syifa enggak ambruk. Kini dalam posisi berdiri dengan disanggah pelukan longgar Omar Syifa kembali ngoceh ke Omar.

"Aku udah gak pernah lagi mikirin kak Alex sejak aku bersama kakak. Apa lagi niat balikan samasekali enggak pernah."

"Aku tahu kamu teleponan sama Alex tadi sebelum aku pergi Syif, bahkan sejak pagi Alex terus telpon kamu."

"Oh, itu hahaha. Itu Alex yang lain kakak. Namanya Alex Irawan. Dia juga seorang fotografer. Dan dia bakalan jadi fotografer di projects kolaborasi aku dan Alissa." Jelas Syifa masih dengan gaya ngeply dan kini balas bergelayut ke Omar dan entahlah Syifa jadi genit.

"Beneran tuh?" Dengan senang hati mengetahui kebenaran itu Omar kembali memastikan sambil mencoba menahan diri karena kelakuan Syifa mulai membuat sesuatu dalam diri Omar bangkit.

"Ciyeeeee, kak Omar cemburu? Kak Omar cinta sama aku?" Seketika pertanyaan Syifa membuat Omar tertegun menatap Syifa yang kini berada di hadapannya bahkan di pelukannya.

Tapi siapa sangka Syifa dengan genit dan polosnya mendaratkan sebuah ciuman di bibir Omar setelah berkata.

"Aku juga cinta sama kak Omar."

Syifa memang mabok, Syifa memang tidak sadar diri sekarang. Tapi sumpah kelakuan Syifa membuat Omar tidak bisa mengendalikan diri walaupun dalam keadaan sadar.

Sebagai perempuan Syifa tentu juga pasti punya hasrat terhadap lelaki yang dicintainya. Tetapi dalam kesadarannya seorang perempuan selalu berusaha mengendalikan dirinya. Tapi dalam keadaan Syifa yang tidak sadar sekarang. Tentu saja Syifa kebablasan.

Soal cinta memang Omar sangat mencintai Syifa walaupun tidak bisa menjawab "iya" ketika dalam tidak sadarnya Syifa bertanya.

Tapi mengetahui Syifa memiliki rasa yang sama dengannya adalah kebahagiaan yang luar biasa. Dan kelakuan Syifa bodo amat Omar enggak bisa nolak.

Tidak peduli ini dianggap mengambil kesempatan dalam kesempitan. Pokoknya Omar tidak ingin dirinya dan Syifa begini berakhir begitu saja.

Lagipula Omar sudah menahan diri terlalu lama. Gimana pun juga Omar lelaki normal yang punya hasrat.

Sebulan lamanya terus berdampingan bahkan tidur bersama setiap malam sejujurnya hal itu cukup menyiksa bagi Omar. Dan malam ini mungkin memang saatnya Omar mengerahkan seluruh pertahanannya selama ini.

Omar pun meladeni tingkah genit Syifa. Bahkan mengambil alih dan terus menyerang. Serangan yang sesuai dengan versi bang Dito dan bang Aldo.

Sedangkan Syifa yang memulai kini hanya pasrah dibawah kuasa Omar.

Yeeay! Akhirnya setelah bersabar selama satu bulan Omar tahu juga gimana rasanya bikin anak hahaha 😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄

See you tomorrow 😉

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

2.6M 123K 55
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
6.9M 341K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
Jeda༊*·˚ Av NayLy

Tonårsromaner

29.3K 5.5K 36
"Bagaimana jika ternyata kamu jatuh cinta padanya?" "Maka aku akan menjauhinya." "Kenapa?" "Aku ingin membuktikan ucapan Khalil Gibran tentang cinta...
510K 20.8K 36
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...