Kakak • lrh

By ohsnapitshood

2K 490 164

"Kakak?" "Kakak kenapa harus pergi jauh?" "Kalo kakak pergi jauh, aku mau ikut, mau sama kakak... Kakak disin... More

Special thanks!
Kaka
Luke
Kaka
Luke
Kaka
Luke
Kaka
Luke
Kaka
Luke
Kaka
Luke
Luke
Kaka
Luke
Kaka
Luke
Kaka
Luke
Kaka
Luke
Kaka
Kaka🍒
Luke
Kaka-kakak🍒
Kaka
Luke
Jack
Jack
Ben
Kaka
Luke
Luke
Jack
Ben
Jack
Kaka
Calum
Calum
Calum
Kaka
Kaka
Luke
Luke
Jack
Kaka
Jack
Luke
Kaka
Jack
Jack
Calum
Jack
Calum

Calum

15 7 4
By ohsnapitshood

"Kak, liatin kak."

Hal gak penting hari ini; kaka minta gue nontonin live streaming dia bales dendam ke temennya. Asli, ga guna banget punya adek kayak gini, pengen gua jual. Untung pinter, coba zonk.

"Lu kalo gua jual di amazon laku berapa ya?" Gumam gua, masih sambil menontonnya yang kini kesulitan memasang kepala babi; teman cowoknya sibuk memasukkan kecoa kedalam tas anak lain yang ngerjain dia mulu, according to her, meskipun gue tadinya gak percaya adek gue bisa bisanya beneran dibully orang.

Tapi yaudahlah, namanya juga Kaka. Ntar juga ngelawan sendiri.

"Aku mah kalo dijual pasti laku mahal," sahut kaka. "Aku gak mau liat babi gini lagi ah, serem."

"Ash, udah belom? Aku udah nih. Asli, cium deh tangan aku, bau banget."

Dan temennya mau mauan aja nyium tangan Kaka. Anak kecil emang aneh.

"Eh, itu veronica dateng, ayo ngumpet!" Paniknya, yang kali ini kebat kebit. "Ayo, ash!"

"Kak, liatin ya. Kakak screen record dong, biar bisa aku tonton!"

"Bawel," gerutu gue, yang sejak tadi memang menyalakan screen record. "—udeh daritadi."

"Oke! Liat ya kak, bakalan keren banget nih!"

Sampe reaksinya 'aw, takut.' gitu doang awas lu ye, ka.

"Cal?"

Gue menoleh, mendapati luke yang sepertinya baru bangun.
"Hm?"

"Itu kaka?" Paraunya, namun tanpa mencoba berdiri menghampiri gue. Kadang, ada bagusnya dia makin down dari hari ke hari; kita jadi jarang berantem.

"Bukan urusan lu, ah." Sergah gue, yang balik menonton live streaming kaka. Nih anak kalo udah tau hapenya bisa diambil diem diem kenapa gak daridulu aja dia ngambil? Ngapain dia nelfon pake telfon asrama? kadang kadang emang ye.

Gue kembali menoleh, ketika mendengar jeritan anak kecil yang kerasnya bukan main, disusul dengan cekikikan dari kaka dan temennya.

"Lu diem diem, pele, ntar ketauan." Tukas gue, yang kali ini benar benar berpindah fokus ke Kaka, dan bukan lagi luke.

"Cal,"

"Berisik, luke." Tepis gue, kali ini berpindah tempat. "Udah ah, gua lagi ga mau ribut."

"Please." Bisiknya; mata birunya redup. Kalo jadi bohlam, mungkin disenggol dikit mati.

"Bukan kaka." Geleng gue, yang bukannya bohong karena kasian, tapi karena males ngomong aja.

"Kak, dia takut!"

"—bentar lagi dia pasti nangis!"

"Gue mau liat," luke buka suara lagi, kali ini suaranya bergetar. "Bentar aja..."

"Batu." Geleng gua, yang gak mau lagi kaka deket dengan luke. Karena dia, kaka jadi jauh kan sekarang? "Gua bilang bukan kaka, ya bukan."

"I saw her." Geleng luke balik. "Dia dimana, cal?"

Gue menatapnya sesaat kemudian lanjut berfokus pada kaka lagi. Tanya aja sama jack.

"Kak, dia nangis! Dia keluar!" Seru kaka kegirangan. "Asik, berhasil! Ash, kita berhasil!"

"Sama kecoa aja takut—" muka si jelek tiba tiba pucat, ketika sadar kecoa kali ini ada di tangannya.

Setelahnya ketebak, dia teriak.

Temannya juga ikut teriak.

Kenapa jadi gini, dah.

"Lu diem diem, ntar ketauan!" Desis gue. Duh, punya adek goblok bener.

"Geli!" Ia bergidik. "Aku mau keluar dari sini! Ayo, ash—"

"Loh, ash? Kak, Ash kayaknya pingsan deh, gara gara kecoa."

Ampun.

"Cipratin air, coba. Aneh aneh aja lu bedua." Decak gue, meski gue sebenernya pengen ketawa juga. Perasaan gue pas masih kecil gak segini ribetnya.

"Eh, dia bangun lagi. Kamu pingsan sebentar doang sih, Ash?"

Bodo anjay.

"Yaudah, buru, keluar." Perintah gue, daripada mereka kasak kusuk lagi. "Ntar ketauan lu."

"Cal,"

Gue menoleh lagi; luke masih ada disana.

"Apaan, sih? Lu mau apa?" Decak gue, yang mau marah tapi masih ada rasa gak tega, dikit.

Semua orang tau, luke baik; tapi kadang itu yang bikin gue kesel.

Am i the only bad guy in this scenario?

Orang jahat gak cuma satu, kali.

"I wanna see her." Bisiknya, berusaha mati matian untuk duduk tegak menatap gue. "Please?"

"Dia," gue berdiri, menghampiri luke yang kini masih pada posisinya. "Bukan,"

"—kaka." Senyum gue gak niat, lantas mematikan handphone gue didepan matanya. "Case closed."

"Gue panggil jack dulu." Sergah gue, yang kali ini keluar tanpa responnya atas ujaran gua barusan.

Oke, gini; sebenernya, siapa salah siapa?

I know, i was wrong. Gue salah udah kasar sama dia, udah keras. Tapi orang berubah, kan? Masa gue selamanya jadi orang jahat?

Dan ketika gue berubah, gue mau adek gue jadi milik gue sendiri—luke udah terlalu lama sama Kaka. Egois? Gak juga.

"Adek lo." Gue menyalakan rokok, lantas duduk satu meter didepan jack.

"Cal—"

"Gua caw dulu, rapat PI." Sergah gue, lantas melenggang pergi, meninggalkan jack sendiri.

Wkwk, PI apaan gila, ikut kepanitiaan aja kaga.

***

"Cal!"

Gue menoleh; Jack ngapain, woy, disini?

"Sori ganggu." Ia terengah. "Gua mau ngomong, dong, bentar."

Gue menaikkan satu alis, isyarat bingung kenapa dia bisa bisanya ada disini.

"Please," tukasnya, kali ini duduk di bangku koridor. Asli, mukanya jack mirip banget dosen gue yang ngasih nilai 0 terus gak nerima perbaikan. "—bentar aja. Lo mau rapat, ya?"

"Udah selese." Bohong gue, yang padahal gak ngapa ngapain selain jadi benalu di kampus. "Mau ngomong apaan lagi, sih?"

Ia mengernyit.
"Bukannya daritadi lu cuma duduk dikantin?"

Gue balik mengernyit.
"Lu ngintilin gua?"

"Uh, gak sengaja..." Ia menggaruk kepalanya. "Gua nunggu waktu yang pas."

Yah, ketauan deh gua apatis.

"Pokoknya sori!" Tukasnya. "Asli, gue gak ada niatan mau ngintilin lo dari awal!"

"Lu mau ngomong apaan lagi, sih?" Dongkol gue, yang kenapa mereka ga bisa 'yaudah' aja, gitu masalah kaka. Toh kaka juga kesana kan pada akhirnya karena mereka?

"Lo kalo mau marah, sama gue aja." Ujarnya. "Please, sama gue aja, jangan sama lewi."

"—lewi gak tau apa apa, cal. Dan oke, gue akuin, yang bikin dia pergi itu gua. Lu liat kan, malem itu dia kabur karena siapa?"

"—lo boleh marah semarah marahnya sama gua, tapi lewi jangan ikut bikin lo marah juga; dia gak tau apa apa, cal."

"He just..." Jack berhenti. "He just wanted to see his sister."

"His sister?" Tawa gue, gak niat tentu saja. "Gak salah lu?"

"Okay, your sister." Sergahnya lagi. "Just... please. I'll do whatever you wanted me to do, i promise."

"Serius?" Gue berjalan kearahnya, membuatnya mengangguk perlahan.

"Do me a favor," gue mendekat ke telinganya, hendak berbisik. "—stay away from her."

"Cal—"

"Get the hell out, jack." Geleng gua. "Gua ada kelas lagi abis ini."

"Cal, please."

Gue melenggang pergi begitu aja; masa bodo dia mau gimana.

All I am is a man,

I want the world in my hands.

Begitu kata nbhd; luke udah dapet semuanya dari dulu, kenapa gue nggak?

Kenapa gue harus memberikan kepunyaan gue ke orang lain?

No,

— i won't.

Continue Reading

You'll Also Like

17.6K 1.8K 39
Jisung,yanlış zamana denk gelen kızgınlığı yüzünden Lee Minho ile birlikte oldu. Omegaverse & MinSung ✪✪✪
102K 7.9K 38
sadece erkeklerin olduğu bir üniversitede gay yönelimin odağı ve tüm dikkati üzerine çeken Jungkook, bu durumdan sıkılan ve onu bu rahatsızlıktan ko...
27.8K 1.6K 15
Oynanılan her oyun er ya da geç bitmeye mahkumdur..
53.3K 2.5K 15
"kurtarıcısına aşık kız... klişe hikaye." "komşu kızına platonik aşık çocuk mu söylüyor bunu?" ya da asi'nin şebnem'in kızı olarak doğup büyüdüğü ve...