Ben

28 7 3
                                    

"Ya, gue kesel aja, sama orang yang diajak ngomong terus nyambung dikit, suka. Apaan coba maksudnya?"

"Lah, biarin aja orang baper, gampang suka. Kok jadi lu yang ribet? Masa orang ditanya 'apa kabar', jawabnya 'kiko, enak tau!'. Gitu kan sakit Mal; jaka sembung bawa golok."

"Cakep. Apa tuh?"

"Ya ngga nyambung, goblok."

Gue akhirnya punya waktu senggang; setelah lima belas menit lalu masih menenangkan Lewi yang kepalanya sakit bukan main; suaranya hampir habis dan sekujur tangannya banyak luka lecet; saking sakit kepalanya, namun mama menahan tangannya untuk tidak memukul kepala atau menjambak rambutnya; jadi ia berujung mencakar tangan sendiri.

Sekarang, mama berada di bawah, nyari sarapan; jadi cuma gue dan Lewi disini. Semoga dia gak kayak tadi lagi.

Dan sekarang, Mali tumben tumbennya nelfon gue ngomongin mantan pacarnya yang baper bukan main. Kita gak selalu berantem kok, tenang aja—kalo berantem, ya, berarti dia yang mulai duluan.

Ya... ngga selalu dia duluan sih...

Tapi tetep aja seringan dia duluan.

Gitu, lah.

"Lagian udah lah, Mal." Gue menoleh; mendapati Lewi yang kali ini bangun lagi; membuka matanya perlahan. Dan iya, dia baru tidur dua puluh menit setelah semalam dan pagi buta tadi.

"Udah apaan?"

"Udah dulu, ntar gua telfon lagi." Sergah gue. "Dah."

"Ngeselin lu, ah." Decaknya, yang langsung memutuskan sambungan. Bodo, ah.

"Lew?" Tanya gue, mengusap bahunya dengan amat hati hati. "Kok bangun lagi?"

"Sakit banget," Lirihnya, mencengkram erat erat bed cover yang kini sedang digunakannya. "Please make it stop..."

"I wish i could." Lirih gue balik, gak tega melihatnya begini. "Ssh, jangan dicakar, Lew."

"Sakit..." ringisnya; setetes, dua tetes, diikuti tetesan lain yang turun dari manik birunya; membuat gue mendengus frutasi diam diam, ngerasa amat gak berguna; gak bisa berbuat apa apa. "Sakit, Ben..."

"Gue panggil dokter, ya—"

Handphone Lewi bergetar, menunjukkan nama Jack disana. Si ojek ngapain lagi, anjir...

"J-Jack?" Lirih Lewi; tangannya kali ini gemetar

"Kakak?"

Gue mengernyit. Kaka?

Oh iya, kan dia kemaren pulang bareng Jack.

Hari ini dia ulangtahun, ya?

"Hai, Ka." Senyum Lewi paksa. "Happy birthday, boo. Balik lagi yuk, ke 2011?"

"Gak mau!" Tukas Kaka, membuat Lewi tertawa kecil; amat kecil, sampai tak terdengar jelas. "Aku baru lahir, dong?"

"Iya..." angguk Lewi. "Maaf ya, gue gak bisa ke tempat lo sekarang..."

"—tapi gue janji, malem ini kita bakal—"

Ia kembali memegangi kepalanya; meringis kesakitan, mencoba tidak terdengar kesakitan di depan Kaka.

"Lew—"

Ia menggeleng pelan.
"—bakal ngerayain ulangtahun lo. Tiup lilin disini, ya? Lo mau kue apa?"

"Kak?"

"Iya?"

"Kakak lagi sakit, kan?" Tanya Kaka, yang emang gampang peka; tau benar saat Lewi benar benar sehat, dan cuma pura pura. "Nggak usah hari ini, kak."

Kakak • lrhHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin