Kaka

22 7 3
                                    

"Ka?"

"Hng?"

Kak luke masih ada di tempat tidur; tapi bedanya, ia nggak seperti kemarin kemarin; ketika bangun jam segini sudah rapi dan tinggal berangkat. Sekarang, ia masih memakai baju kemarin, dan belum melakukan apa apa.

"Ayo, bangun." Tukasnya, yang kugelengi.

"Eh, ayo, jangan rewel. Ada temennya tuh."

Kali ini mataku total terbuka; siapa yang mau kesini pagi pagi?

"Ka,"

Aku berganti posisi menjadi duduk; Ashton disana, di sofa seberang tempat tidur. Sudah rapi, entah ia bangun jam berapa.

"Kamu ngapain?" Tanyaku, super bingung. "Aku belom mandi."

Ia mengedikkan bahu.
"Kan kamu bilang hari ini aku jemput kamu, kita berangkat bareng."

"Emang aku ngomong gitu, ya?" Aku menoleh kearah kak Luke. "Lupa."

"Ayo, mandi." Sergah kak Luke. "Ash udah sarapan?"

"Kak." Aku melendot lagi; meski ada Ashton disini, tapi rasanya masih malas. Kenapa, ya?

"Mandi, eh malah tidur lagi. Ka, ayo ah." Kak Luke menggeleng pelan. "If you don't wake up, tickle monster will come to you."

"Gak, gak mau!" Geleng gue, yang langsung turun dari tempat tidur. "Iya nih, turun."

"Eh iya, Ka," sahut Ashton. "Hari olahraga nanti, kamu sama siapa?"

"Siapa apanya?" Tanyaku, yang bingung. Apaan lagi hari olahraga?

"Ih, sama siapa larinya?" Ujar Ash. "Kan maratonnya anak kelas 1-6 harus ditemenin sama keluarga."

Iya, ya?

Aku menatap kak Luke; tapi, kakak kan lagi sakit...

"Gue usahain, ya." Senyumnya, yang sadar aku tatap. "Pasti gue usahain."

"K-Kenapa gak sama kak Cal aja?" Tanya Ash, yang ternyata paham kondisi kakak gimana, dan tau aku nggak tega ngajak kakak.

Dih, tapi masa sama burung onta larinya? Ntar yang ada dia sampe finish, aku masih pemanasan.

Ogah ah, mending gak usah lari.

"Sama gue aja, gak apa apa." Sergah kak Luke. "Itu kapan?"

"Lusa." Jawab Ash; karena dia tau aku nggak bakal hafal tanggal.

Kak Luke terdiam sesaat, air mukanya nggak bisa ditebak.
"Y-Ya, bisa lah. Semoga. Gue usahain kok. Jangan dipikirin, ya? Ayo, mandi. Nanti telat."

Aku mengangguk; lantas menuruti perintahnya, berjalan menuju kamar mandi.

"Lo dapet beasiswa itu?"

Aku mendongak keatas; kak Cal baru aja keluar dari kamar mandi.

Darimana datengnya nih patung asmat? Perasaan kemaren malem ngga ada...

Duh, harus gimana nih aku?

"Cal," panggil Kak Luke; yang sukses membuatku menarik nafas lega. "Lo bukannya kuliah hari ini?"

"Tipsen." Jawab kak Cal, yang lantas berjalan begitu aja; nggak lagi berdiri di depanku. Gak nunggu lama, aku lantas masuk kamar mandi; mengucinya, biar dia gak bisa nyusul aku.

Fuh, serem

***

"Kencengin tali sepatunya, Ka."

Kakak • lrhWhere stories live. Discover now