Re : Life Be A Genius Mage

By Arlerish

91.7K 9.1K 1.9K

Highest Rank : #1 - rpg [7-4-2019] #1 - berbakat [22-2-2019] #243 - fantasi [7-4-2019] #3 - zero [22-2-2019] ... More

Prolog
Chapter 1 : Awal Mula
Chapter 2 : Gelombang Monster.
Chapter 3 : Minotaurus
Chapter 4 : Pemandu
Chapter 5 : Menjadi Seorang Putra, Lagi.
Chapter 6 : Keluarga Baru
Chapter 7 : Adik Yang Imut
Chapter 8 : Sebuah Ruang
Chapter 9 : Duel
Chapter 10 : Kandidat?
Chapter 11 : Maid
Chapter 12 : Seorang Gadis
Chapter 13 : Gadis yang Aneh
Chapter 14 : Liontin
Chapter 15 : Item Sihir
Chapter 16 : Pergi (?)
Chapter 17 : Elf's
Chapter 18 : Ikemen
Special : Ilustration of Characther
Chapter 19 : Prolog (Arc 2)
Chapter 20 : Forbidden Curse
Chapter 21 : Permintaan Tolong
Chapter 22 : Putri!?
Chapter 23 : Bunga Istana
Chapter 24 : Mind Control (1)
Chapter 25 : Mind Control (2)
Chapter 26 : Mind Control (3)
Chapter 27 : Mind Control (4)
Chapter 28 : Pesan Putri
Chapter 29
Chapter 30 : Hukuman
*Special Irish*
*Special Arlerish*
Chapter 32 : Pelayan Baru
Chapter 33 : Memori Althra
Chapter 34 : Pertarungan
Chapter 35 : Kebangkitan

Chapter 31 : Pelayan Durhaka

2.1K 181 96
By Arlerish

Beberapa saat sebelum Yang Mulia Raja menjatuhi hukuman mati kepada Elf.

Diruang sidang telah terlihat seorang perdana menteri, Diego, Siegfried, Segre dan beberapa petinggi kerajaan lainnya yang tengah duduk disamping kursi Raja.

Disamping kanan terlihat ke-empat anggota kesatria kerajaan sebagai saksi mata dan pemberian bukti terhadap kasus penyerangan keluarga kerajaan.

Dan ditengah tengah aula terlihat para elf berdiri dengan cara diborgol tangan dan kakinya.

Seluruh anggota kerajaan saat itu memandang jijik kearah para elf itu.

"Sepertinya tindakan kerajaan Odyssey terhadap pembasmian kerajaan Elf sangat tepat dilakukan."

"Kau benar, bahkan mereka berani melawan majikan mereka sendiri. Betapa rendahan ya mereka itu..."

"Mahluk kotor."

"Mahluk hina."

"Mahluk terkutuk."

Berbagai hujatan penuh diruangan itu. Tidak berteriak namun berbisik keras dengan sengaja.

Althra menahan segala emosi yang berkecamuk diatas kepalanya. Begitu juga dengan Elmira yang sudah mulai memanas.

Disisi lain Sheerina malah menangis dipelukan Alexia. Galadriel masih saja coba menenangkan Sheerina.

Yang Sheerina tangisi bukanlah hukuman atau caci maki apapun itu, tapi ia masih mau bertemu dengan tuannya dan meminta maaf secepatnya.

Namun kerajaan terus menerus menghalangi jalan mereka untuk bertemu Arlerish.

"Yang mulia raja memasuki ruangan....!"

Teriak salah satu prajurit yang menjaga pintu. Pintu itu terbuka perlahan lalu masuklah Raja bersama Putri Charlotte dan Culistik.

Semua sedikit membungkuk kearahnya memberinya salam.

Putri Charlotte berdiri disamping kanan, sedangkan Culistik berdiri disamping Charlotte.

"Aku tidak suka dia.... Mananya busuk." Bisik Galadriel kepada Sheerina.

Galadriel tidak melihat warna mana tersebut, namun air yang yang menjadi kekuatan Galadriel menyebar di seluruh istana ini. Tidak sedikit air Galadriel mengangkat partikel mananya yang busuk.

Lalu seorang prajurit berjalan maju dengan tegas membawa sebuah kertas.

"Peraturan Sidang! Pertama Terdakwa dilarang bicara tanpa izin Raja! Kedua Terdakwa hanya dapat membela diri saat kesempatan diberi! Ketiga, hukuman Raja itu mutlak!"

Prajurit tadi, lalu kembali ke barisannya.

"Jika begini kita sangat dirugikan... Bahkan kita tidak memiliki pihak pembela." Bisik Althra pada Afreeda.

"Bukankah sudah diberitahu bahwa tuan pasti datang?" Jawab Afreeda.

"Sampai kapan? Ketika kita sudah mati? Dia bahkan masih terbaring.."

"Aku percaya tuan datang... Jadi kumohon kalian juga percaya padaku sebagai putri, dan juga keluarga kalian.. hiks, kumohon...." Kalimat yang keluar dari mulut Sheerina diiringi dengan tangisan yang kecil.

"Baiklah dengan ini persidangan dibuka! Pertama Tama saya akan mendengar saksi mata kejadian tersebut." Ucap Yang Mulia Raja.

Seorang lelaki maju dari barisannya.
"Malam itu saya sedang berpatroli bersama anggota guild saya. Tak lama kemudian terdengar gemuruh dengan diikuti badai es. Kami sempat melindungi para warga... Namun badai itu kian membesar. Dari jauh saya melihat seorang wanita bermata merah. Karena penasaran, kami mendekati area pertempuran tersebut dengan sekuat tenaga. Banyak dari kami malah terhempas, namun mungkin hanya saya sendiri yang melihat bahwa perempuan Elf berambut hijau itu mau menusuk tuan Arlerish! Hingga akhirnya saya terhempas oleh badai tersebut...." Kesatria kerajaannya itu menunjuk kearah Afreeda.

"I-itu tid-..."

"DIAM!" Bentak Culistik. Omongan Afreeda langsung dipotong tanpa ada yang mau mendengarkan.
"Dasar mahluk hina! Dimana sopan santun kalian?! Ikuti peraturan pertama sidang ini!, jika kalian tidak ingin mati dengan cepat!"

Semua terdiam mendengar bentakan itu. Bahkan Charlotte kaget dan rasanya syok. Seseorang yang akan menjadi suaminya nanti sangat kasar.

Culistik tidak biasanya begini... Ia hanya takut bahwa kebenarannya diketahui. Namun, para Elf tidak mengenali dirinya dan Culistik malah menggali kuburannya sendiri.

Mengapa begitu?...

"Hahaha bukankah itu lebih tidak sopan?"

Suara itu berhasil mencuri seluruh perhatian anggota kerajaan yang hadis disana.

"Ah~ saya lupa, perkenalkan nama saya Irish, mahluk mana pemandu Arlerish. Salam kenal semua...." Irish tiba tiba saja muncul dibelakang para elf seakan siap untuk melindungi Elf Elf itu dari serangan dadakan kapanpun.

"Irish? Mengapa kau disini? Bagaimana keadaan tuan?" Tanya Sheerina menghapus air mata yang tidak menetes lagi.

"Mana ini? Tidak salah lagi, dia salah satu dari mereka! Bekas sihir dan mananya sangat cocok dengan badai es itu.... " Teriak salah satu kesatria kerajaan. Seketika semua prajurit melepaskan pedang dari sarungnya.

"Apakah kau bercanda? Dia adalah pemandu putraku, dia tidak mungkin berkhianat!" Ucap Segre keras kepada para prajurit.

"Sekali Pengkhianat, tetaplah pengkhianat.... Sekali melukai tetaplah melukai... Jika itu benar maka tidak ada salahnya melenyapkan mereka sekarang, ayah..." Kalimat dingin itu keluar dari mulut Charlotte. Seluruh ruangan itu merinding dibuatnya.

Sebelumnya Putri Charlotte terkenal sangat ramah, dan anggun. Namun, hari ini dia berbeda karena telah menyangkut salah satu orang yang disayangi olehnya.

"Bahkan putri anda berpikir seperti itu yang mulia..." Kini Culistik ikut andil bicara. Dari nadanya bicara, ia sedang mencoba untuk menjilat Raja.

Yang mulia menarik nafas dalam dan kasar.
"Hukuman mati telah diputuskan! Ini hukuman karena menyerang anggota keluarga kerajaan!" Bentak yang mulia raja.

Para elf itu seperti tertimpa batu yang amat besar. Mereka Tidak bisa berfikir jernih lagi. Kehidupan yang baru saja terbentuk bahagia karena tuannya, hilang begitu saja karena dimanfaatkan oleh orang lain. Elf itu seperti tidak percaya, mereka melukai tuannya sendiri.

"Hoi, hoi paman... Bukankah itu terlalu berlebihan?" Arlerish berjalan masuk dengan tatapan tajam.

"Arlerish?"

"Tuan?"

"Hai para pelayan durhaka... Bagaimana kabar kalian?" Arlerish berjalan menghampiri Sheerina. "Maafkan aku yang datang terlambat, putri kecil." Ucap Arlerish sambil tersenyum.

"Nak, kau sudah sadarkan diri?" Tanya Segre dan Raja bersamaan. Disampingnya Charlotte malah menangis seperti tidak percaya.

"Biar ku luruskan, ada tiga hal yang ingin kusampaikan. Yang pertama mereka tidak melukai diriku sehingga harus dihukum..!"

"Bohong.." bisik Irish.

"Berisik! Kedua ini hanya pertengkaran biasa merebutkan permen. Ini adalah masalah pribadi antara tuan dan pelayan. Bukankah berlebihan jika istana ikut campur dalam urusan saya? Saya sendiri yang akan menghukum mereka." Arlerish mengeluarkan senyuman sadis kearah para Elf itu. Mereka langsung bergidik merinding.

Semua terdiam, Skakmat!

Cukup lama semuanya terdiam tanpa suara... Hingga akhirnya yang mulia raja angkat bicara lagi.

"Baiklah jika itu keinginanmu anakku... Jadi apa hak ketiga yang ingin kau sampaikan?"

"Tanpa basa basi lagi, 2 hari dari sekarang, Culistik! Arena pertandingan! Duel satu lawan satu merebutkan gelar kandidat Kesatria Kerajaan terbaik!" Teriak Arlerish menunjuk Culistik.

Arlerish sudah menahan emosi sedari tadi karena bentakannya yang dia arahkan kepada Afreeda.

Arlerish POV

Pelayan iblis tidak pantas berbicara dengan pelayanku.

"Hei tuan, anda bahkan baru pulih...." -Irish

"Be-benar itu nak..." -Raja.

"Sudah kubilang aku tidak terluka sama sekali...." Ucapku meyakinkan mereka.

Sepertinya raja takut jika aku akan kalah. Namun seharusnya dia melihat ekspresi wajah Culistik yang sudah geram menahan emosi. Wajahnya super super jelek hingga aku ingin tertawa rasanya... Dosa gak?

"Jika kau bersikeras... Pertandingan itu, aku yang akan menjadi pangawasnya langsung."

Semua bersorak gemuruh... Tidak percaya bahwa yang mulia raja sendiri yang akan melihat mereka. Otomatis itu akan sangat ramai.

Setelah itu Raja berdiri, beberapa penjaga melepaskan borgol kaki dan tangan pelayan Elf ku.

Para petinggi lainnya tampaknya berdiri dan berjalan dibelakang Raja.

"Tunggu ..!" Teriakku.

Seketika semua menoleh kearahku.

Aku tidak tau ini tepat atau tidak, tapi....

"Duel itu juga akan merebutkan Putri Charlotte! Ingat itu Culistik!"

Wajah Culistik langsung berubah sangat menyeramkan. Aliran mana hitam semakin kuat dan membuat sedikit sesak untuk bernafas.

Dilain sisi Wajah Charlotte yang malah memerah. Sangat merah,... Aku tau tindakan ini sama dengan mengirim lamaran kepada nya. Namun jika aku tidak merebut Charlotte setelah kekalahan dirinya, mau tidak mau Culistik akan menjadi raja.

Aku juga tidak ingin masa depan dari putri tercantik Velliura hancur karena lelaki ini.

Bunga istana....

Raja tidak menanggapi dan langsung berjalan keluar aula sidang diikuti Dnegan petinggi lainnya. Walau begitu aku sempat melihat senyuman yang terukir disana. Aku harap tindakan ku sudah tepat untuk melakukan hal ini.

Aku berbalik melihat para pelayanku, tanpa aba aba mereka semua meloncat dan memelukku. Ah aku sesak......

Althra tersenyum kepadaku.

"Kini saya percayakan sepenuhnya nyawa saya untuk tuan." Ucap Althra tiba tiba.

"Apa yang kau bicarakan... Bantu aku melepaskan mereka ini..."

"Biarkan kami lebih lama begini tuan..." -Sheerina.

"Dada bidang tuan, sungguh..." -Alexiana.

"Cepat lepaskan... Aku masih mau memberikan kalian hukuman tau! Jika tidak, hukuman kalian akan kugandakan." Ucapku. Seketika mereka mundur dan duduk rapi seakan meminta sesuatu.

Apakah mereka masokis? Ah lupakan....

"Ayo pulang, kita makan enak hari ini!"

"Rumah, aku datang!" Teriak Galadriel dengan semangat.

"Rumah kita hancur kalian tau? Irish menghancurkannya..."

"Haaaa!?" Teriak mereka bersamaan.

"Tuan bukankah itu jahat!? Aku hanya membela diri!"

"Ini pembalasan terhadap pengaduan Tidak jelasmu kepada adik imutku. Lagi pula badai seperti itu... Apa kau berniat membekukan kerajaan ini, ha!?"

"Maafkan aku."

"Bagus.... Hari ini Irish akan masak daging panggang!" -Arlerish

"Horeee!" Teriak Sheerina.

============

*Maafkan author bila drama bicaranya kurang menarik... Author gak pintar mengatur pembicaraan yang penuh drama...

*Btw, inilah tokoh utama MC kita sebelum ia pindah Dunia.....

Deng Ding dong......

Nah begitulah ilustrasi dari Sakura Izumi.

Ingat... Gambar diatas bukan Hak milik saya.... Ini hanya penggambaran imajinasi...

Ada yang penasaran siapa dia sebenarnya?

Nama Chara aslinya adalah Rin Shibuya.

Sekian....

Terimakasih.

Continue Reading

You'll Also Like

608K 24.8K 33
Judul Sebelumnya : My Cold Husband Selena Azaerin, itulah namanya, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, dia tak pernah kehilangan sif...
570K 46.8K 29
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
14.4M 1.6M 67
Ini kisah Clarissa si Queen Racing yang memasuki Novel My Ice Boy, dia bukan memasuki tokoh Antagonis maupun Protagonis tapi dia memasuki tokoh Figur...
2M 84.2K 49
kecelakaan saat balapan yang ternyata sudah di rencana kan sejak awal oleh seseorang, membuat jiwa Elnara terlempar ke dalam tubuh Kinara yang ternya...