Cinta Selow

Por shepenulish

59.3K 4.2K 643

sebuah kisah cinta yang didasari jalani saja. Mais

Cast
Tawaran
Sepakat
Action
Take #1
Take #2
Take #3
Take #4
Take #5
Take #6
Take #8
Take #9
Take #10
Take #11
Take #12
Take #13
Take #14
Take #15
Take #16
Take #17
Take #18
Take #19
Take #20
Take #21
Take #22
Take #23
Take #24
Take #25
TAKE #26
Take #27
Take #28
Take #29
TAKE #30
TAKE 31
Take 32
Take 33

Take #7

1.4K 117 15
Por shepenulish

Hariha..........

Hari Minggu jam tujuh pagi. Akad pernikahan akan dilaksanakan disini di kediaman mempelai perempuan.

Kini Syifa sudah terlihat cantik dengan pakaian dan dandanan pengantinnya. Syifa sudah mulai didandani dari sehabis subuh tadi. Dan masih duduk manis menantikan pangeran yang akan menjemputnya. Untuk berlayar di samudra pernikahan.

Sementara di luar semua saksi yang terdiri dari keluarga besar dan teman-teman dekat yang menyempatkan datang sudah heboh dan lebih tidak sabar menantikan kehadiran si pangeran tersebut.

"rombongan mempelai pria tiba." Seorang pengatur acara memberikan kabar gembira. Dan membuat semua orang yang tidak sabar tadi bersiap menyambut kedatangan mereka.

Omar benar-benar terlihat tampan dan gagah mengenakan setelan jas hitam dengan kemeja putih dibaliknya. Didampingi kedua orang tuanya dan para sahabat serta keluarga besarnya.

Lalu disambut mamah Khadijah yang didampingi oleh pager ayu pembawa kalung melati.
Begitu Omar sampai di hadapan mamah Khadijah. Omar pun dikalungi bunga melati tersebut oleh mamah Khadijah lalu mamah Khadijah menggandeng Omar untuk dibawanya ke pelaminan. Sebagai simbolis Omar diterima sebagai anak menantu di keluarga ini.

Tapi sebelumnya Omar di bawa ke ruang ganti untuk berganti pakaian pengantin, tapi kamar ganti Omar berbeda dengan tempat ganti Syifa. Katanya biar nanti ketemunya pas di depan penghulu aja biar afdol panglingnya.

Sementara Omar berganti pakaian, rombongan dan para tamu yang hadir menikmati terlebih dahulu proses sambut menyambut oleh para tetua dari dua pihak keluarga.

Setelah Omar selesai berganti pakaian pengantin, diapun menempati pelaminan. Lalu mendengarkan sambutan para tetua dan diantaranya ada beberapa pesan yang memang sengaja disampaikan untuk bekal bagi kedua mempelai. Seperti "suami dan isteri adalah pasangan harus saling menerima kekurangan dan kelebihan. Dan satu hal yang pasti, akan ada banyak yang berubah dari jaman pacaran dengan menikah. Waktu pacaran mau kentut aja permisi kebelakang dulu, giliran udah nikah asal brooot dimana jadi. Segala keburukan yang tidak terlihat saat pacaran, saat penjajakan, akan muncul dengan sendirinya secara perlahan setelah ijab kabul di ucapkan."

Memang hal demikian terkadang membosankan karena tanpa dibicarakan pun pada saatnya nanti kita pasti akan mengalami dan menjadi tahu dengan sendirinya.

Namun dengan mendengarkan dan menjadikannya bekal akan membuat kita lebih siap ketika hal itu benar-benar kita alami kelak.

Setelah mendengarkan dengan seksama setiap sambutan dan pesan-pesan dari para tetua. Acara inti yaitu Ijab kabul akhirnya dimulai. Maka mempelai perempuan dipersilahkan menempati pelaminan disisi mempelai prianya.

Dengan dampingi pager ayu Syifa berjalan perlahan bagai permaisuri kerajaan Jawa berkebaya lengkap dengan segala dandanan layaknya pengantin. Lalu prosesi ijab qobul pun dilaksanakan.

Setelah sebelumnya diberi arahan oleh penghulu tentang tatacara ijab qobul. Maka Dimulailah dengan membaca bismillahirrahmanirrahim lalu Syifa meminta kepada sang papah untuk dinikahkan dengan lelaki yang kini berada disisinya dengan sebenar-benarnya meminta, dengan haru, bahkan meneteskan air mata.

Air mata yang mengalir ini bukti kuatnya tali ikatan orang tua dengan anaknya. Dengan meminta dinikahkan maka dengan ini pula anak meminta untuk melonggarkan ikatan tersebut. Dengan demikian anak akan menjadi istri, bergantung pada suami, dan tidak lagi berlindung kepada kedua orang tua.

Yang kemudian dengan lantang dan tegar meski mata memerah menahan air mata yang hampir berderai sang ayah menggenggam tangan lelaki tersebut dan berkata.

Omar Adimas Putra binti Kayisan Drajat. Saya nikahkan engkau dengan putri saya Syifa Andinda Pratama dengan maskawin berupa emas seberat 20,23 gram. (Bagian ini kurang yakin kalau salah mohon koreksi)

Lalu mengeratkan genggaman dan seketika itu pula dengan satu nafas Omar menjawab lantang dan yakin.

Saya terima nikahnya Syifa Andinda Pratama binti Sodrun Pratama dengan mas maskawin berupa emas seberat 20,23 gram dibayar tunai.

Sah? Sah? Tanya penghulu kepada para saksi.

Sah!

Allhamdulliah......

Lalu doa-doa pun dipanjatkan. Dipimpin oleh tokoh agama lingkungan ini.

Allhamdulliah ijab qobul sudah dilaksanakan kedua mempelai telah sah dan terikat dalam ikatan suci pernikahan. Dan sebagai simbolis silahkan pengantin pria memakaikan cincin kawin di jari manis pengantin perempuan dan sebaliknya.

Omar dan Syifa pun melakukan sesuai arahan pengatur acara tersebut.

"Cium tangan suaminya dong" terdengar sang pengatur acara itu kembali memberi arahan ketika cin-cin usai disematkan.

"Sun, sun, sun......" Kali ini suara para saksi yang heboh memberi arahan. Setelah Syifa usai mencium tangan suaminya itu.

Dengan mimik wajah yang agak-agak gak jelas karena bercampur-campur rasanya dari yang lega, haru, malu, dan gak nyangka akhirnya ya, sudahlah nurut aja. Omar pun nyengir sesaat melihat ke arah Syifa seolah memberi sinyal bahwa dirinya memang akan melakukannya. Dan enggak peduli sebenarnya gimana tanggapan Syifa, Omar pun hanya meletakkan kedua tangannya di kedua pipi Syifa lalu di kecupnya kening Syifa.

Tentunya Syifa juga pasrah aja ya, mau gimana lagi kan, udah suami istri dan sudahlah.

Lalu seterusnya acara berlanjut. Ikrar janji pernikahan yang disusul penandatanganan oleh kedua mempelai. Yang mana ikrar tersebut berlaku sah dimata hukum, dan pastinya sah di mata Agama dan bertanggung jawab langsung kepada Allah SWT meskipun tidak ada tinta tergores pengikatnya. Sejatinya ikrar kepada Allah SWT lah yang justru paling berat tanggung jawabnya.
Lalu lanjut Serah terima secara simbolis oleh kedua mamah. Sungkem yang mengharukan, dimana doa dan harapan kedua orang tua dilantunkan dengan lantang dengan sedramatis mungkin. Saweran, injek telor, dan ritual adat lainnya. Dan yang paling akhir adalah salam-salaman dengan para tamu dan kerabat yang datang lalu perasmanan.

Dan disaat semua tamu dan kerabat yang merupakan saksi pernikahan ini makan perasmanan maka disaat inilah Syifa dan Omar memasuki kamar pengantin.

***

Bruk!

Omar langsung menjatuhkan dirinya di atas kasur dengan tengkurap dan melunglaikan tubuhnya. Begitu sampai di kamar pengantin.

"Capek ya kak?"

"Lega Syif" ucap Omar menanggapi pertanyaan Syifa lalu lanjut bicara tanpa merubah posisinya "sumpah aku gak pernah merasa setegang ini."

"Masa, aku kira kakak biasa aja tadi." Syifa pun menanggapi dengan tenang dan lembut sambil beranjak duduk di salah satu sudut pinggiran kasur.

"Untung deh, kalau keliatannya biasa aja. Sumpah aku gak mau dua kali. Cukup sekali saja."

Aamiin Syifa tersenyum dan dalam hatinya Syifa juga mengamini pernyataan Omar itu. Gimanapun juga menikah itu memang di anjurkan sekali seumur hidup. Walaupun maksud Omar mungkin memang bukan itu.

"Malah senyum-senyum sih?" Omar pun mempertanyakan reaksi Syifa itu.

"Gak apa-apa lucu aja. Hari ini memang luar biasa." Ungkap Syifa dengan senyuman yang semakin merebak. Dan jujur memang begitulah adanya hari ini memang terasa sangat menakjubkan.

Syifa bisa merasakan ketegangan yang hebat ketika acara tadi akan dimulai, lalu tetiba merasa haru saat meminta dinikahkan kepada papah, kemudian bersyukur dan bahagia melihat para tamu dan kedua orang tuanya begitu bahagia. Bahkan menangis tersedu-sedu saat sungkeman, lalu menyadari semuanya akan berubah setelah hari ini. Benar-benar luar biasa memang.

"Kamu gak ribet apa dengan dandanan segeremjeng itu?" Tanya Omar santai sambil mengangkat setengah tubuhnya masih tertelungkup. Seraya menatap Syifa yang duduk di bagian tepi kasur tidak terlalu jauh darinya yang tertelungkup.

"Aku noleh aja udah kayak robot gini. Ini tuh bukan ribet lagi kak, tapi menyiksa." Jawab Syifa dengan tampang memelasnya lalu lanjut bertanya. "Udah boleh di buka kan ya?"

"Udah kali, acaranya udahan ini. Sini aku bantuin buka." Seraya beranjak dan mendekati Syifa.

"Sabar dong, maen buka-buka aja. Masih siang ini." Tetiba Tante Mira Selaku ibu rias yang memang datang menghampiri untuk melepaskan semua pretelan nikah di tubuh kedua pengantin ini, langsung nyamber begitu mendengar obrolan pasutri baru ini dengan candaannya yang menjurus.

"Apaan sih Tante." Omar dan Syifa seketika merengek kompak karena gerah dengan candaan semacam itu.

"Iya, iya, Tante ngerti. Tante bakalan cepat kok bukain perlengkapan pakaian nikahnya." Tante Mira konsisten dengan jurusannya gak mau belok.

Lalu Tante Mira pun langsung mengomando asistennya untuk mulai membuka perlengkapan nikah yang menempel di tubuh Omar, sedangkan Tante Mira sendiri mengurus Syifa. Gimanapun juga ini perlengkapan nikah yang ribet jadi, harus ahlinya yang ngurus.

Omar dan Syifa mengenakan pakaian pelapis dibalik pakaian pengantinnya. Jadi, gak masalah buka-bukaan barengan gini. Dan setelah semua perlengkapan terlepas Syifa pun segera mengenakan pakaiannya yang lumrah. Sedangkan Omar hanya kembali mengenakan celana panjangnya dan bajunya hanya tetap mengenakan kaos oblong yang semula jadi pelapis pakaian pengantinnya.

Sedangkan Tante Mira dan asistennya kembali meninggalkan mereka berdua.

"Jangan lupa kunci pintunya ya, tapi menurut Tante mendingan tahan sampai malam aja, gak lucu kan kalau tetiba ada yang ketuk pintu." Celoteh Tante Mira yang sepertinya tidak ada puasnya menggoda Omar dan Syifa.

Sementara Omar Syifa pun hanya bisa nyengir menanggapinya.

Ah, Tente Mira mah bikin kaku suasana aja deh, kenapa harus becanda gituan sih, mana langsung ditinggal berduaan di kamar lagi.

Baik Omar maupun Syifa terlihat canggung sekarang.

"Aku mau hapus makeup." Ucap Syifa menerjang kecanggungan lalu menyibukkan diri di depan cermin.

Sementara Omar memilih rebahan di kasur sambil buka-buka handphone nya.

Ternyata banyak juga yang ngetag Omar di akun instagramnya mengucapkan selamat. Dan membagikan foto-foto pernikahan mereka. Membuat Omar betah mantengin instagramnya.

"Mau kemana?" Omar refleks nanya Syifa saat menyadari Syifa beranjak dari depan kaca tempat duduknya semula.

"Mau cuci muka dulu." Memang membersihkan wajah dari makeup  itu tidak cukup hanya dengan menghapusnya. Syifa menjawab dengan sikap yang udah kembali santai.

"Sini dulu bentar. Foto yuk!" Omar pun sudah kembali santai dan tidak ragu mengajak Syifa berfoto bersama untuk diunggahnya ke akun Instagramnya. Seraya bangkit dari yang semula rebahan kini terduduk masih di atas kasur.

Syifa pun tanpa keberatan segera mendekat kesisi Omar dan cekrek-cekrek upload. Tidak lupa kasih caption.

Omaradiput_ Terimakasih atas doa restunya.

Dan ternyata postingan Omar itu disambut baik oleh para pengikut dan teman-temannya. Seketika itu juga like dan komentar jebol membuat Omar makin betah berlama-lama di akun nya itu. Tapi saat komentar-komentar yang nyeleneh mulai masuk Omar jadi gak nyaman.

Netismart1_ duh penganten baru abis foto ngapain ya, kira-kira?

Dilasayang_ ciyeeeee yang udah sah.

Evaevaaja_ uhuy wik wik wik.

Baim91_ masih siang woy, udah ngamer aja.

Danielofisial_ tahan masih siang.

Dan banyak lagi komentar-komentar yang menjurus kesana karena salfok dengan posisi dan lokasi foto mereka. Yang membuat Omar akhirnya memutuskan segera meninggalkan sosmed nya itu.

Mungkin karena efek gak bisa tidur nyenyak semalam saking tegangnya menghadapi hari ini, dan bersiap diri dari dini hari tadi maka kini Omar merasa mengantuk sekali dan mulai menguap-nguap. Dan tidak lama setelah kembali merebahkan tubuhnya dengan nyaman Omar pun terlelap akhirnya.

Sedangkan Syifa yang kini kembali dari kamar mandi setelah mencuci mukanya hanya bisa tersenyum wajar mendapati Omar yang kini terlelap di sana.

Sejujurnya Syifa juga merasa ngantuk tapi dilihatnya hape miliknya lampu birunya berkedip-kedip tanda ada notifikasi masuk. Ternyata beberapa teman Syifa mengirim pesan selamat untuknya di watsapps nya. Syifa pun membalasnya satu-satu. Dan terus berbalas pesan dengan beberapa yang memang langsung respon. Tapi seiring waktu berjalan Syifa benar-benar tidak bisa menahan kantuknya. Dan terlelap begitu saja bahkan dengan hape yang masih melekat ditangannya.

Tapi beberapa menit kemudian Syifa membalik tubuhnya memeluk guling yang kini jadi pembatas antara dirinya dan Omar yang sama-sama tertidur lelap.

***

Lalu selang beberapa waktu kemudian mamah Khadijah dan mamah Gadis muncul di ambang pintu.

Para mamah ini berniat memanggil mereka untuk makan. Karena keduanya belum sempat makan dari pagi.

Dan kini melihat mereka terlelap kedua mamah pun tidak tega harus membangunkannya.

Masih di ambang pintu kedua mamah pun malah mengobrol akhirnya, sambil terus menatap nanar kepada anak bungsu mereka yang akhirnya menikah juga. Yang kini terlelap disisi pasangannya.

"Semoga secepatnya tidak ada guling diantara mereka." Celetuk mamah Khadijah seraya memulai obrolan dengan santai.

"Iya, supaya kita cepat menambah cucu." Sahut mamah Gadis menyambut obrolan santai itu.

"Jeng, putriku tercinta sekarang menjadi putrimu juga. Jika dia salah mohon benarkan, ajari dia jika banyak yang terlewat aku ajarkan padanya. Mungkin akan ada banyak kekurangan padanya." Mamah Khadijah pun berderai air mata seraya ucapannya mengalir lembut.

"Begitu juga dengan putraku, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Aku harap putraku pun bisa diterima sebaik-baiknya di keluarga ini."

Mamah Khadijah dan mamah Gadis pun malah jadi cengeng dan saling berpelukan. Lalu membiarkan kedua anak mereka tetap tertidur dan hanya berniat membangunkannya nanti saja.
.
.
.

Dua jam kemudian bertepatan dengan adzan Dzuhur berkumandang Syifa dan Omar pun dibangunkan. Mereka pun melaksanakan sholat berjamaah bersama keluarga lainnya, lalu makan siang setelahnya.

Dan karena masih banyak para kerabat yang belum pulang karena jauh dan masih harus menghadiri resepsi pernikahan nanti malam maka siang ini Omar dan Syifa menghabiskan waktunya berbaur bersama mereka semua.

Kalau banyak orang gini emang gak berasa waktu bergulir begitu saja dengan banyaknya obrolan demi obrolan yang membrodol.

Tidak terasa adzan Ashar pun berkumandang. Mereka semua kembali melaksanakan sholat berjamaah.

Lalu suasana pun jadi heboh. Semuanya mulai berebut untuk gantian mandi, anak-anak menambah ribut dengan tangisan nakalnya. Dan para Tante, dan sepupu mulai kesana-kemari menyiapkan apa-apa yang harus mereka siapkan untuk keperluan resepsi nanti malam. Dan setelah semuanya siap mereka keluarga besar Syifa pun termasuk kedua pengantin berangkat menuju hotel tempat resepsi pernikahan akan diselenggarakan.

*****

Continuar a ler

Também vai Gostar

1.4M 12.1K 23
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
20.2K 1.7K 25
Beberapa orang datang dan pergi, tanpa tahu siapa yang akan menjadi pemilik hati. Sebanyak apapun Sakina memotret orang-orang yang pernah ditakdirkan...
1.9K 239 19
Permasalahan rumah tangga Azalea dan Raden sejauh ini hanya seputar komunikasi. Kurangnya komunikasi, dan suaminya yang terlalu pendiam. Akankah mer...
2.6K 320 9
⚠20+ Diharapkan bijak dalam membaca. Humaira adalah seorang model yang sedang naik daun. Humaira menyimpan sebuah rahasia, yakni diam-diam ia...