IRREPLACEABLE (Completed āˆš)

By Nana_JN

26.8K 2.2K 634

Tragedi terjadi. Ia keturunan yang tersisa. Dan bersamanya lah ia mampu melewatinya. Namun apa yang terjadi... More

PROLOG
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB -1
BAB 6
Irreplace-info-able
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB -2
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 15
BAB -3
BAB 16 (End)
EPILOG
EXTRA 1

BAB 14

751 85 17
By Nana_JN

Matahari tepat berada di tengah, memancarkan cahaya terang nan menyilaukan. Angin pun berhembus menyejukkan, seolah mengerti hati yang tengah membara akan panasnya matahari.

Di balik kacamata hitam itu terdapat mata yang menahan tangis dengan berubahnya warna putih menjadi serat merah. Pelupuk matanya pun menahan tangis untuk jatuh. Ia tahu, sekarang ia benar-benar sendirian untuk berdiri sendiri.

Ditatapnya batu nisan yang bertuliskan nama seseorang yang sangat disayanginya itu. Mau bagaimanapun juga, ia tidak akan melupakannya. Semua kebaikan yang telah diberikannya. Semua cinta yang sudah ia kasihkan padanya. Semuanya.

"Semoga tabah," Luis mengusap pelan pundaknya.

Pangeran Clinton mengangguk dengan senyum getirnya. Ia mendongak ke arah Luis yang datang bersama istrinya, mengucapkan bela sungkawa.

"Aku titip Lanzwirs." Pesan Clinton sebelum Luis pamit pergi.

Lelaki paruh baya itu menganggukkan kepalanya, sebuah tanggung jawab besar telah dititipkan padanya. Ia juga pamit pergi pada beberapa dewan kerajaan yang berada di sana. Lalu mengamit tangan istrinya untuk beranjak pergi.

Pangeran tampan itu sama sekali tidak menampakkan luka dukanya. Ia selalu tersenyum hangat pada tamu yang menghadiri pemakaman kakeknya. Raja Denial telah tiada, meninggalkan luka dalam bagi pecintanya. Clinton termasuk dalam orang yang begitu mengagumi semua yang telah kakeknya lakukan. Minus kejadian di masa kelam.

Jasad kakeknya telah dikebumikan beberapa jam yang lalu, dengan kondisi selayak-layaknya di pemakaman khusus keluarga kerajaan. Begitu pula lima makam yang dibuat khusus untuk saudarinya, mendiang ratu Niara beserta keturunannya.

Beberapa saat, Alexis nampak berjalan cepat ke arahnya, membisikan sesuatu penting yang langsung ditanggapi Clinton dengan anggukan kepala.

Langkah kakinya menuju pavilion di samping kanan pemakaman, jauh dari jangkauan para hadirin.

"Pangeran Clinton," sapa sepasang suami istri padanya.

Clinton mengingat kedua orang itu. Iya, bukan salah lagi, mereka adalah raja dan ratu kerajaan Felixios, orang tua dari putri Anneth.

👑👑👑

"Ada hal penting yang ingin kami sampaikan," Ratu Vernita membuka suara lebih dahulu.

Setelah di persilakan duduk dengan meminta semua ajudan dan pelayan meninggalkan mereka, pembicaraan yang terlihat serius itu di mulai.

Pangeran Clinton mengangkat satu alisnya, "Perihal apa?"

Raja Felio pun menatap ratu Vernita, "Sebelumnya kami mengucapkan bela sungkawa dan turut berduka cita atas meninggalnya raja Denial. Rest in peace for him." Ucap Raja Felio,

"Terimakasih," sahut Clinton singkat, lalu menatap kembali ke arah ratu Vernita.

"Beberapa minggu yang lalu, perwakilan kerajaan Nervioza menemuiku. Mencari tahu keberadaan mendiang putri Tiara-"

"Mendiang?" Potong Clinton kaget,

Ratu Vernita mengerutkan keningnya, "Apa aku salah?"

"Teruskan lah sampai selesai," pinta pangeran Clinton,

Ratu cantik itu mengangguk mantap, "sebagaimana yang telah raja Denial katakan saat konferensi pers, menantunya itu ditemukan meninggal dalam keadaan hiperdosis obat-obatan. Sudah lama aku ingin menemuimu, mengucapkan bela sungkawa namun tidak terlaksana juga. Hingga kini aku menemuimu, dan kebetulan ada titipin dari kerajaan Nervioza. Kerajaan ibumu."

Pangeran Clinton terus mendengarkan dengan serius. Ia tahu ada kata yang salah saat ratu Vernita mengucapkannya, namun ia hanya ingin mendengarnya sampai habis baru ia akan memberikan komentarnya.

"Mereka tahu bahwa putri Tiara memiliki seorang anak laki-laki. Ada kesalahan yang terjadi pada saudara-saudara putri Tiara sehingga menyebabkan tahta itu jatuh pada keturunan laki-laki dari garis yang lurus. Garis itu ada padamu, pangeran Clinton."

Pemuda itu membulatkan matanya, ia menggeleng beberapa saat dengan keadaan benar-benar tidak percaya.

"Tolong dengarkan ini pangeran Clinton, kalau kamu menolaknya, kerajaan Nervioza akan berpindah kekuasaan pada sepupu ibumu. Hal itu malah membuat makin kacau, kerajaan Nervioza membutuhkan darah murni keturunan."

Raja Felio mengusap pundak laki-laki itu dengan kasih sayang, ia tahu banyak hal berat yang telah dilalui anak itu.

Clinton mengusap dadanya, menaik turunkan nafasnya lalu menghembuskan nafas beratnya.

"Ada yang harus aku luruskan, ibuku, putri Tiara, dia masih hidup."

👑👑👑

Deven menyandarkan kepalanya pada pundak ternyaman di hidupnya. Ia menyandarkan kepala penuh beban hidupnya itu pada pundak seorang gadis yang setia menemaninya di masa-masa tersulitnya ini.

Ia butuh penguatan, ia butuh seseorang yang mendengarkan keluh kesahnya, ia butuh perhatiannya, ia butuh semuanya.

"Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi," gumam Deven,

Gadis itu tersenyum lembut, mengusap tangan yang sedari tadi menggenggam tangannya. "Lakukan apa yang ingin kamu lakukan."

Deven mengangguk pelan, ia menatap ke arah depan, pandangan matanya terarah pada air mancur di halaman depan rumah sakit. Dengan pepohonan tinggi yang menyejukan matanya, Deven menguatkan hatinya.

Deven membenarkan posisi tubuhnya, lalu menatap dalam mata gadis itu. "Aku takut membuatmu kecewa setelah semua hal yang telah kita lalui."

"Aku tahu, akan ada masanya kamu akan mengatakan ini." gadis itu tertunduk lesu,

Lelaki itu menggeleng pelan, lalu menarik lembut dagu gadis itu, menghadapkannya padanya.

"Aku mencintaimu, putri Anneth. No matter what, we will be always together."

Putri Anneth tersenyum tipis, ia membalas genggaman erat tangan Deven. "Me too. Bisa janji untuk tidak mengingkarinya?"

"Tapi kamu harus bersabar untuk beberapa tahun ke depan. Aku janji akan selalu kembali ke kamu." janji Deven mengulurkan jari kelingkingnya.

Putri cantik itu menautkan jari kelingkingnya pada lelaki di sampingnya, lalu setelah kedua jari kelingking itu bersatu, Deven mengecup lembut kedua jari kelingking yang telah menyatu itu.

Sesaat Deven langsung memperbaiki posisi duduknya kembali duduk tegap saat ia melihat dari jauh rombongan ajudan kerajaan Felixios datang, bersama dengan raja dan ratu mereka, dan pangeran Clinton.

Deven mengerutkan keningnya, ada apa ini? Tanyanya dalam benak.

"Biar kita luruskan semua kesalahpahaman selama ini, putri Anneth dan Deven bisa ikut kami." Ratu Vernita tanpa berbasa-basi mengucapkannya.

Putri Anneth dan Deven tanpa diminta persetujuan pun langsung mengikuti pergerakan kaki orang-orang yang nampak memasang wajah serius itu. Yang Deven tangkap, ada kantung mata sembab pada wajah ratu Vernita.

Sebenarnya ada hal apa?

👑👑👑

To be continued

Jumat, 08 Maret 2019

Continue Reading

You'll Also Like

557K 60.8K 65
WARNING!! BXB AREA. MOHON MENJAUH JIKA ANDA HOMOPHOBIA! CERITA INI 100% KARANGAN SEMATA. HANYA FANTASI. TOLONG BEDAKAN MANA YANG FAKE DAN REAL. WARN...
403K 30K 16
menceritakan tentang seorang gadis yang bernama adena terpaksa yang bertransmigrasi dan menetap ke dalam sebuah novel yang berjudul My Lovely Sun. A...
686K 2.3K 10
šŸ”ž cerita ini mengandung adegan dewasa
65.9K 6.7K 20
Andai waktu bisa di putar lagi. Gua cuman mau bilang, gua juga sayang sama lo -kyr