GIVE ME LOVE (OSH)

By Prabhaditha

164K 10.3K 1.2K

-Aku publish ulang untuk mengikuti syarat dari event GMG Hunting Writers 2021- Terkadang tanpa kita sadari se... More

Prolog
1.Pria Sombong!
2. Penyelamat.
3. Tak terduga.
4.Tinggal bersama.
5. Kalian!?
6. Hubungan gila!
7.Menikah?
8. Calon mertua
9. Makan malam.
10.Dipercepat
11. Persiapan singkat dan satu kejutan
12. Apa yang terjadi?
14. Sahabat.
15. Resmi
16. Pesta malam
17. Baku hantam
18. Egois
19. Jarak
20. Keputusan
21. Tawaran Jaehun.
22. Menjalani takdir
23. Waktu bersama.
24.Mulai berbeda
25.Game level 1
26. Awal yang buruk.
27.Sehun's wish
28. Pengganggu
29. Ungkapan
30. Terbongkar?
31.Kisah berbalik
32.Berjanjilah
33.Kisah berbalik (2)
34. Sehun junior?
35. Terikat
36. Berpisah.
37. berpisah (2)
38. kembali pulang?
39.Pilihan
40. Selamat Tinggal
41. Berakhir Bersama
42. Sejuta luka.
43. Menyedihkan
44. Pulang.
45. Bertemu untuk berpisah
46. Ragu
47. Akhir
48. Kembali?
49. Menunggu.
50. Happy or Sad?
ATTENTION

13. JaeHun

3.1K 216 5
By Prabhaditha

Happy reading🖤🖤
**
Typo berserakan⚠️

Sehun perlahan membuka matanya, lalu mata tajam miliknya itu melirik ke arah jam yang berada di meja kecil sebelah ranjangnya.

Pria itu mengerutkan dahinya bingung. Kini jam sudah menunjukan pukul delapan pagi,biasanya satu jam sebelumnya pasti Sehun akan mendengar suara berisik dari arah kamar mandi dan walk in closetnya. Tapi hari ini kenapa tidak dirinya tak mendengar suara apapun.

Sehun menghela nafas, kenapa  harus memikirkan hal tidak penting seperti itu. Namun dalam hati Sehun tak membantah bahwa kini ia mulai terbiasa dengan Yunra yang selalu menyiapkan apapun keperluannya selama sebulan belakangan ini.

"Sehun!"

Sehun menoleh ke arah pintu kamarnya, mata menangkap menangkap sosok ibunya yang tengah melangkah masuk ke kamarnya.

"Hari ini jangan bekerja, kau harus istirahat untuk acara besok" Ucap Chanhee saat berdiri di depan Sehun.

"Dimana Yunra?"

Sehun tersentak, saat pertanyaan itu keluar dari bibirnya. Sehun kembali menghela nafas kasar,Yunra kini perlahan mulai memenuhi isi otaknya. Apa lagi saat mengingat gadis itu menangis terisak karena hukuman malam kemarin.

"Yunra sedang menyiapkan sarapan" Sahut Chanhee.

"Kau dengar kata eomma tadi? Jangan bekerja hari ini. Dan sekarang cepat mandi karena kami menunggumu sejak tadi" Lalu Chanhee berbalik melangkah meninggalkan kamar Sehun.

"Ingat hari ini kakakmu pulang" Ucap wanita paruh baya itu sebelum menutup pintu kamar putranya.

Sehun tak menjawab,pria itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi.

Dua puluh menit berlalu,kini Sehun telah duduk bergabung dengan keluarganya di meja makan untuk sarapan pagi.

Sehun menatap banyaknya makanan di depannya. Alis pria itu berkerut, ia tak biasa menyantap makanan berat di pagi hari tapi semua makanan yang tersaji di depannya adalah makanan berat.

"Siapa yang memasak ini semua?" Tanya Sehun.

"Eomma dan Yunra" Sahut Chanhee.

"Ak~~"

"Ini sarapan untukmu"

Sehun mengalihkan pandangannya ke arah pintu dapur, matanya kini menangkap sosok Yunra yang melangkah mendekat ke arahnya. Tubuh gadis itu di baluti dress rumahan berwarna coklat dengan rambutnya yang di cepol asal membuat beberapa anak rambutnya  terlepas.

"Makanlah" Ucap Yunra tanpa menatap wajah Sehun.

"Tehku?" Tanya Sehun saat ia tak melihat cangkir teh di depannya.

"Eomma sudah membuatkannya untukmu" Sahut Yunra, lalu gadis itu berbalik ingin kembali ke dapur.

"Kau tau aku hanya ingin minum teh buatanmu" Ucap Sehun yang mampu membuat semua orang di meja makan menoleh ke arahnya.

Yunra menghela nafas kasar. "Sama saja, teh buatan Eomma bahkan lebih enak"

"Aku tidak mau teh yang enak,aku mau teh buatanmu"

"Ada apa dengan putramu? Kenapa dia kekanakan sekali?"Bisik Tuan Daehan pada istrinya.

Chanhee tersenyum geli. "Itu bukan kekanakan, itu menandakan Sehun mulai tergantung dengan calon menantu kita"

"Baiklah,aku akan membuatkanmu teh" Sahut Yunra mengalah.

"Hmm.." Sahut Sehun. "Kenapa?" Tanya Sehun saat menyadari semua mata menatap ke arahnya.

"Ah... tidak-tidak" Daehan menggeleng cepat, kembali fokus pada makanannya. "Lanjut sarapan kalian"

Sehun mengangkat bahu acuh,lalu mulai menyantap omlet yang Yunra buat untuknya. Tanpa sadar sudut bibir Sehun terangkat saat lidahnya menyecap rasa makanan di dalam mulutnya.

"Appa, bagaimana jika aku dan Senna saja yang pergi ke airport?" Tanya Jaehan di sela sarapan mereka. "Appa dan Eomma di rumah saja untuk mengurus persiapan besok." Lanjutnya.

Daehan mengangguk. "Baiklah, terserah kau saja, yang penting anak itu harus sampai malam nanti"

Jaehan mengagguk dan kembali melanjutkan sarapannya.


____

Yunra kini tengah duduk di pinggiran kolam berenang rumah Sehun. Yunra memasukan kedua kakinya ke dalam kolam. Menyayunkan pelan kakinya, mencoba menikmati dinginnya air kolam di sore hari. Sejak pagi kepala gadis itu pusing melihat kesibukan anggota rumah Sehun yang tengah mengurus acara penikahannya besok. Jadi disinilah Yunra sekarang, mencoba menenagkan diri dari keributan di dalam rumah.

"Aku akan menikah" Gumam Yunra pelan,dengan pandangan yang fokus ke arah air kolam di depannya.

Otak gadis itu kini tengah memutar memori hidupnya selama dua puluh tiga tahun yang lalu. Banyak hal yang telah Yunra alami di hidupnya. Sedikitpun Yunra tak pernah berfikir akan berada di posisi ini. Menjadi gadis yang entah berarti apa bagi seorang pria bernama Ooh Sehun.

Pertemuan beberapa bulan lalu yang mampu membuat alur hidupnya berputar seratus delapan puluh derajat.

"Aku akan menikah" Gumamnya lagi,kini dengan mata yang muali bergetar.

Yunra mengakat kepalanya, menatap langit biru yang mulai di hiasi cahaya jingga. Tanpa bisa di cegah, satu tetes air mata jatuh dari kedua sudut matanya. Yunra kosong tanpa penopang, gadis itu tak tau apa tujuannya hidup.

Yunra hanya berusaha menikmati bertahan, berusaha menunggu kebaikan tuhan untuk memberinya sebuah kehidupan yang lebih baik dengan cara mengikuti semua alur yang tuhan tuliskan untuknya.

Hingga sampai detik ini gadis itu masih mengikuti alur yang tuhan tuliskan,berharap mendapat kebahagiaan yang selam ini ia impikan.

"Aku hanya memohon yang terbaik darimu" Gumam Yunra dengan mata yang masih menatap ke arah langit . "Aku percaya semua rencanamu  adalah yang terbaik untukku"

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Apa kau buta? Aku sedang duduk " Sahut Yunra tanpa menoleh ke arah belakang karena gadis itu telah melihat bayangan tubuh Sehun di permukaan kolam.

"Sekali saja,jaga bicaramu denganku" Ucap Sehun sambil mengambil duduk di sebelah Yunra.

"Sudah aku katakan, aku tidak bisa menjaga ucapanku saat berhadapan dengan manusia sepertimu" Ketus Yunra,sambil mengusap pipi basahnya.

Sehun menatap bingung ke arah Yunra, saat mendengar nada bicara gadis itu. "Ada apa denganmu? Kenapa nada bicaramu seperti itu? Dan kenapa kau menangis?"Tanya Sehun.

"Kenapa kau sekarang banyak bicara!?" Kesal Yunra. "Kenapa kau kemari? Aku ingin menikmati waktu sendiriku!" Yunra melirik tajam ke arah Sehun.

"Ini rumahku, jadi aku bebas melakukan apa saja, termasuk mengganggu waktu menyendirimu ini" Sahut Sehun, yang mampu membuat Yunra berdecis muak.

"Aku hanya ingin memberi taumu satu hal" Sehun mendekatkan wajahnya ke arah telinga kanan Yunra.

" Kau tidak boleh bertemu dengan teman lamamu itu lagi! Tidak ada bantahan" Ucap Sehun.

"Kenapa kau mengekangku!? Aku baru saja bertemu dengan Jaehyun bahkan rinduku belum terobati sama sekali,dia pria yang berarti di hidupku!" Yunra menatap marah pada Sehun yang kini memasang ekspresi datar.

"Tidak boleh ada pria yang berarti di hidupmu!"

"Dasar pria gila! Aku tidak peduli, aku akan tetap bertemu dengan Jaehyun. Aku tidak peduli dengan apa yang akan kau katakan!" Ucap Yunra dengan nafas yang tersengal, gadis itu tak bisa menahan amarahnya lebih lama.

Sehun menatap datar wajah Yunra yang memerah. "Kau membantah ucapanku?" Tanya Sehun sambil mendekatkan wajahnya ke arah Yunra.

Yunra menelan ludahnya susah payah. Tiba-tiba bayangan malam kemarin berputar di kepalanya. Bagaimana Sehun menghukumnya.

Tiba-tiba kepalanya menggeleng kuat. Yunra merutuki dirinya yang lupa dengan apa yang kemarin Sehun ucapkan. Gadis itu mengumpat dalam hati karena kebodohannya.

"Kau  sudah berani membantah ucapanku,jadi sekarang saatnya mendapat hukuman" Ucap Sehun dengan nada dinginnya.

Byurrrr...

"Aaa!!!!"

"Apa kau gila!? Ini dingin,bodoh!" Teriak Yunra dari dalam kolam.

Sehun tersenyum iblis menatap kepanikan Yunra. Pria itu beranjak dari duduknya,membuka kaos biru laut yang melekat di tubuhnya. Lalu dengan cepat mejatuhkan tubuhnya ke dalam kolam berenang. Yunra yang tak sempat menghindar langsung terkena tubuh Sehun.

Tubuh gadis itu terdorong ke dasar kolam karena tertekan dari tubuh Sehun. "SEHUN!!!" Teriak Yunra saat berhasil mengambil nafas ke permukaan kolam.

Nafas Yunra tersengal,  air kolam masuk ke saluran hidungnya membuat hidung gadis itu perih dan matanya kini mulai memerah.

"Kemarilah" Ucap Sehun.

"Tidak mau!" Sahut Yunra galak.

"Memban~~"

"Baiklah-baiklah" Potong Yunra cepat.

Yunra dengan cepat mendekat ke arah Sehun. "Atas atau bawah?" Tanya Sehun.

"Apa?" Bingung Yunra.

"Hukumanmu, atas atau bawah?"

"A-atas" Sahut Yunra ragu.

Sehun mengangguk. "Naiklah" Ucap Sehun.

Yunra dengan cepat mengikuti perintah Sehun. Setelah menunggu Sehun yang juga naik dari kolam renang, Yunra langsung melangkah mengikuti langkah pria itu.

"Kita kemana?" Tanya Yunra.

"Air tejun belakang" Sahut Sehun.

Yunra menelan ludah kasar, otaknya berpikir keras apa yang akan dilakukan Sehun nanti padanya di tempat itu. Membayangkan saja Yunra ingin menangis.

Tempat yang Sehun katakan tadi adalah hutan buatan yang ada di belakang rumah pria itu.

Tempat itu bagaikan hutan sungguhan, dan juga terdapat air terjun berukuran cukup besar dengan banyak bebatuan di dasar aliran air terjun itu, ditambah dengan adanya tebing dan rerumputan liar di sana.

"Ayo naik" Ucap Sehun sambil menarik tangan Yunra ke arah puncak air terjun.

"Apa yang akan kau lakuakan?" Tanya Yunra takut.

"Lompat"

"Hah!?" Mata Yunra membulat sempurna mendengar kata yang keluar dari bibir Sehun.

"Lompat sekarang" Ulang Sehun dengan nada santainya.

"Apa kau gila!?" Yunra kini merasa jantungnya berdetak kencang hingga membuat dadanya terasa nyeri.

Mata gadis itu menatap ke arah sungai buatan di bawahnya. Banyak batu hitam dengan berbagai ukuran di sungai itu. Otak Yunra membayangkan bagaimana jika kepalanya terbentur dengan salah satu batu besar di bawah sana.

"Sehun, maafkan aku"Tangan Yunra bergerak menggenggam tangan Sehun.

" Aku berjanji tidak akan pernah membantah ucapanmu lagi,jangan hukumku dengan cara gilamu ini." Mohon gadis itu.

"Lompat atau aku dorong?"

Tubuh Yunra semakin bergetar,bola mata gadis itu bergerak gelisah dengan keringat yang membasahi pelipisnya.

"Satu!"

"Sehun" Lirih Yunra.

"Dua" Sehun tetap menghitung tanpa menghiraukan wajah pucat Yunra.

"Jika aku mati bagaimana? Besok kita menikah,bodoh!" Kini mata Yunra sudah berkaca-kaca. Gadis itu sejak tadi fokus ke arah air terjun dan bebatuan yang ada di bawahnya.

"Kau terlihat begitu ketakutan!" Bisik Sehun tepat di telinga kanan Yunra.

"Brengsek",Yunra memaki Pria iblis di sampingnya.

"Siapa yang tidak takut melompat bebas dari atas sini,bodoh! Hanya orang gila yang mati rasa yang akan tertawa lompat dari ketinggian ini" Umpat Yunra dalam hati.

"Kau lompat sekarang atau aku dorong? Tinggal delapan hitungan lagi"

Yunra menggeram kesal saat Sehun kembali berbisik di telinganya. "Hanya melompat sebentar lalu selesai" Ucap Sehun santai.

"Si brengsek ini! Hanya? Iya jika aku selamat,tapi jika kepalaku terbentur batu bagaimana?" Grutu Yunra dalam hati.

"Jangan memakiku diam-diam!Aku akan kembali menghitung."

"Tiga!"

"Tenang Yunra,kau pasti selamat!"  Yunra mencoba meyakinkan dirinya.

"Empat!"

"Aku akan melombat" Yakin Yunra.

"Lima!"

"Tuhan,tolong hambamu" Mata Yunra kembali berkaca-kaca melihat derasnya arusbair terjun di bawahnya.

"Enam!"

"Tujuh!"

Sehun berdecak kesal karena terlalu lama menunggu. "Kau benar-benar membuang waktuku!"

Detik itu juga Yunra merasa jantungnya lepas dari rongga dadanya. Tubuh gadis itu terasa tiba-tiba terasa ringan, dengan  sekuat tenaga Yunra berteriak meluapakan ketakutannya.

"Aaaaaa..!!!!!!!!"

Byurrr....

Sehun yang berdiri di atas air terjun mengukir senyum tipisnya. "Setelah ini pasti kau akan ketagihan untuk melompat" Gumam Sehun saat Yunra telah tercebur ke dalam air terjun.

Entah apa yang melintas di pikiran pria itu,beberapa minggu ini Sehun sering melihat Yunra berenang sambil melompat berulangkali dari pinggir kolam berenang. Sebenarnya niat Sehun ingin mengenalkan suatu hal baru yang pasti akan di sukai Yunra, Sehun hanya ingin sedikit bermain dengan gadis nakal itu.

"Ini menyenangkan" Gumam Sehun.

Namun beberapa detik berlalu Yunra  tak kunjung mencul ke permukaan air. Sehun yang tadinya masih melipat tangan dengan santai mulai membelakan matanya panik.

"Bukannya dia bisa berenang?"

"BRENGSEK! APA YANG KAU LAKUAKAN,BODOH!!!"

Sehun tersentak kaget,mata pria itu kini melihat Mark yang tengah berlari ingin masuk kedalam air.

Dengan cepat Sehun mendahului Mark, pria itu terjun dari atas tebing,lalu berenang menagkap tubuh Yunra yang telah bergerak terbawa arus.

"Hey, apa kau bercanda? Bangunlah" Sehun menepuk pipi Yunra.

"Bodoh! cepat bawa dia kepinggir!" Bentak Mark dari pinggir air terjun.

Bersukur letak hutan buatan di rumah Sehun cukup jauh dari pekarangan rumahnya dan juga hanya beberapa orang yang tau tempat ini.

"Bangunlah" Mark menepuk-nepuk pipi Yunra saat tubuh gadis itu telah di baringkan di atas rerumputan.

"Uhukk..."

"Akhirnya..." Mark mendesah lega di ikuti Sehun.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Sehun.

"Kakiku keram" Ringis Yunra.

"Kita masuk ke rumah" Sehun menempatkan tangannya di lekukan kaki Yunra dan satu tangannya lagi berada di belakang punggung Yunra. Lalu pria itu melangkah keluar dari aerah hutan buatannya.

Saat Sehun berjalan melewati taman belakang rumahnya banyak para pelayan yang kaget melihat penampilan Sehun yang basah dengan Yunra yang ada di gendongannya. Ditambah lagi dengan pria itu yang bertelanjang dada.

"Astaga! Apa yang terjadi pada kalian!?" Chanhee saat melihat Sehun memasuki lift dengan langkah cepat.

Sehun sama sekali tak menjawab kalimat ibunya. Hingga kini ia telah sampai di kamar milik Yunra. Dengan cepat Sehun merebahkan tubuh Yunra di atas ranjang.

"Sehun!" Panggil Chanhee dengan nada panik dari arah pintu masuk kamar,di ikuti Mark dari arah belakang.

"Eomma, tolong bantu gantikan baju Yunra, nanti aku akan menjelaskan apa yang terjadi" Ucap Sehun sebelum ibunya membuka suara.

Sehun keluar dari kamar Yunra di ikuti Mark di belakangnya.

"Apa kau sudah gila? Apa kau tau yang kau lakukan tadi bisa membuat nyawa Yunra melayang!?" Kesal Mark.

"Aku hanya ingin bersenang-senang dengannya" Sahut Sehun sambil membuka pintu kamarnya.

Mark membuang nafas muak. "Mengancam nyawa seseorang apa bisa di katakan bersenang-senang!?" Tanya Mark dengan nada tidak percaya.

"Apa otakmu itu sudah mati fungsi?" Geram Mark.

Sehun yang kesal mendengar ocehan sahabatnya langsung berbalik dan menatap tajam Mark. "Niat awalku hanya ingin memberi taunya hal baru yang mungkin akan dia sukai. Aku hanya sedikit bermain dengannya dan aku tidak tau akan berakhir seperti ini!" Jelas Sehun dengan nafas yang memburu.

"Jangan samakan jalan pikiran liarmu itu dengan orang lain, apalagi dengan orang yang belum terlalu mengenalmu. Melompat dari ketinggian kau anggap permainan tapi bagi orang normal itu hal yang bisa mengancam nyawa" Mark menatap tajam Sehun.

"Besok kau akan menikah!Jika terjadi sesuatu padanya pernikahanmu akan batal" Telunjuk Marl bergerak mendorong kepala Sehun. "Gunakan akal sehatmu dengan baik"


"Diamlah, aku ingin mandi" Sehun menepis kasar tangan Mark.

"Mandilah, jangan lupa bersihkan otakmu yang sudah berpasir itu" Ucap Mark ketus.


_____


"Terpeleset!? Kenapa bisa begitu?"

Sehun menghela nafas pelan sebelum melanjutkan kebohongannya. "Tadi aku dan Yunra sempat berdebat di pinggir kolam, dan saat Yunra akan beranjak kakinya malah terpeleset dan kaki Yunra keram  saat jatuh kedalam kolam." Jelas Sehun.

Dalam hati pria itu mengucapkan ribuan kata maaf pada wanita paruh baya didepannya, Sehun tak mungkin jujur dengan apa yang terjadi, itu akan membahayakan kesehatan telinganya.

"Lain kali kau harus menjaganya! Memang apa yang kalian perdebatkan!?"

"Hanya masalah biasa" Sahut Sehun dengan mata yang terus fokus ke arah Yunra yang masih tidur di atas ranjang.

"Tok...Tok..Tok..."

"Masuk!" Sahut Sehun.

"Permisi Tuan,Nyonya" Seorang pelayan membungkuk hormat setelah membuka pintu kamar Yunra.

"Tuan Jaehan dan Jaehun telah sampai" Ucap pelayan itu.

Chanhee segera beranjak dari duduknya. "Baiklah,aku akan segera turun" Sahutnya semangat. "Setelah Yunra bangun dan merasa lebih baik,kalian cepat turun kebawah" Ucap Chanhee sebelum melangkah keluar kamar.

Sehun hanya mengagguk sekilas,lalu mebiarkan ibunya keluar dari kamar Yunra.

Sehun menggeser duduknya mendekat ke arah Yunra. Tangan Sehun mengelus sekilas pipi Yunra yang terlihat sedikit pucat.

"Apa tadi kau benar-benar ketakutan?"

"Enghh..." Lenguh Yunra pelan. Mata gadis itu perlahan mulai terbuka.

"Sehun?" Kaget Yunra saat pemandangan yang pertama ia lihat adalah wajah Sehun.

"Hmm" Sahut Sehun dengan gumaman. "Apa kau terluka?" Tanya Sehun.

Yunra mengubah posisinya menjadi duduk bersandar pada kepala ranjang. "Tidak, Kakiku hanya keram dan nyeri karena terbentur batu tadi" Sahut Yunra.

Sehun menatap lekat wajah Yunra, gadis itu sama sekali tidak menampilkan ekspresi kesal atau pun marah. Bahkan gadis itu menjawab pertanyaan Sehun dengan nada biasa.

Sehun sejak tadi sudah yakin bahwa saat Yunra bangun gadis itu akan menyerangnya dengan kata-kata pedas dan sindiran tajam andalan gadis itu. Tapi ternyata ekspektasi Sehun meleset.

"Kau tidak marah padaku?" Tanya Sehun ragu.

Yunra mengehela nafas kasar. "Tentu aku marah! Tapi aku akan lebih marah jika aku benar-benar terluka atau aku mati karena ulahmu tadi.

Gadis itu tersenyum tipis "Untuk apa aku marah saat tuhan masih menyayangiku dan melindungiku dari kekejaman iblis sepertimu"

"Apa kau tidak ada niat minta maaf padaku?" Tanya Yunra.

"Maaf"

"Cih! Dasar manusia gengsi tinggi! Semakin besar gengsi mendominasimu maka semakin besar peluang penyesalan yang akan kau rasakan" Sahut Yunra ketus.

"Sudahlah, sekarang ayo kita turun. Kakakku sudah sampai" Sehun  beranjak dari duduknya.

"Jaehan?" Tanya Yunra.

"Bukan" Sahut Sehun. "Sekarang cepat bangun"

Yunra beranjak dari posisinya dengan pelan, membiarkan Sehun berjalan disisinya sambil membantunya berjalan menuju keluar kamar. Saat menuruni tangga, telinga Sehun dan Yunra menangkap suara tawa yang menggema dari ruang tengah.

Mata Yunra memicing saat melihat ada dua Jaehan yang duduk di sofa tengah ruang tengah.

"I-itu ke-keenpa Jaehan ada dua?" Tanya Yunra terbata sambil menghentikan langkahnya.

"Itu kembaran Jaehan, kakak keduaku" Jelas Sehun.

"Kembar? Kau punya kakak kembar?" Yunra menoleh kaget ke arah Sehun. Yang dijawab anggukan pelan oleh Sehun.

"Siapa namanya?" Tanya Yunra.

"Jaehun" Sahut Sehun, pria itu kembali menarik tangan Yunra untuk menuruni anak tangga.

"Itu Sehun dan Yunra sudah turun" Ucap Chanhee saat melihat Sehun dan Yunra melangkah mendekati ruang tengah.

Sehun menarik Yunra duduk di sofa yang bersebelahan dengan sofa yang di duduki oleh kedua orang tuanya,membuat posisi duduk mereka menjadi berhadapan dengan sofa yang di tempati oleh Jaehan, Jaehun dan Mark.

Yunra mengerutkan dahinya bingung, ribuan tanda tanya muncul di kepala gadis itu saat melihat ekspresi Sehun saat bertatapan dengan Jaehun.

Bukannya saling menyapa atau berpelukan seperti seorang saudara, Sehun malah diam dengan tangan yang sibuk memainkan jari Yunra yang ada di pangkuannya.

Kini pandangan Yunra beralih ke arah kakak ke dua Sehun yang baru ia tau keberadaannya beberapa menit yang lalu. Mata Yunra meneliti wajah pria itu dari kejauhan.

Wajah pria itu hampir persis sama seperti Jaehan, namun Yunra melihat garis datar yang tidak kalah datarnya dari Sehun tercetak jelas di wajah Jaehun. Bibir kecil yang membentuk garis datar,mata yang menyorot ketajaman dan rahang kokoh yang menggambarkan ke angkuhan pria itu.

Yunra sedikit tersentak kaget saat tiba-tiba Jaehun meliriknya dari ujung mata pria itu.

Detak jantung Yunra bertambah saat menyadari lirikan mata Jaehun, lirikan mata pria itu bagaikan satu hunusan anak panah yang mampu menancap tepat pada sasaran.

"Apa dia calon adik iparku?" Tanya Jaehun tiba-tiba dengan pandangan mata fokus ke arah Yunra.

Yunra yang ditatap seperti itu langsung menundukkan kepalanya.

"Iya, Namanya Yunra" Sahut Mark yang duduk di sebelah Jaehun.

Jaehun menatap Yunra dan Sehun bergantian. "Apa kalian benar-benar saling mencintai?"













Jengg..jengg!!!!!!

Ada yang nunggu update cerita ini gak:v???

Saran,kritik dari kalian penting banget buat gua untuk buat cerita ini lebih baik kedepannya, jadi mohon dukungannya ya semuaaaa🙏🏻❤️

VOTE AND COMEND💋

-ingga.

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 39K 32
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
2.9M 303K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
6.5M 336K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
7.2M 352K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...