IRREPLACEABLE (Completed √)

بواسطة Nana_JN

26.8K 2.2K 634

Tragedi terjadi. Ia keturunan yang tersisa. Dan bersamanya lah ia mampu melewatinya. Namun apa yang terjadi... المزيد

PROLOG
BAB 1
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB -1
BAB 6
Irreplace-info-able
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB -2
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB -3
BAB 16 (End)
EPILOG
EXTRA 1

BAB 2

1.3K 119 20
بواسطة Nana_JN

"HAHAHAHAH YA AMPUN UCHA!!" tawa Nashwa memang tidak ada duanya. Ucha, gadis itu langsung membekap mulut putri kelima dari Sultan Mahmoud tersebut, sudah kepalang malu dibuatnya. Apalagi teman-teman satu kelasnya langsung menatap heran pada mereka berdua.

Keadaan kelas sekarang sedang sepi, karena sekarang waktunya mata pelajaran seni, namun guru yang mengajar sedang berhalangan hadir. Jadi setiap murid diminta melukis. Di mana setiap murid di minta melukis tentang alam. Berbeda dengan lukisan yang lain, Charisa malah menggambar hewan monyet, namun yang tergambar bukan monyet. Lebih layak disebut gambar abstrak, dan di bawahnya ia beri keterangan "Ini monyet"

"Ehem. Ada gitu ya, Putri sultan yang nggak tau tatakrama, nggak bisa jaga sikap, dan parahnya mau temenan sama kalangan bawah. Ups--" sebuah sindiran menusuk terdengar dari arah bangku belakang.

Charisa mengepalkan tangannya kuat-kuat, berani-beraninya ada orang yang menghina temannya. Ia pun membalikan badannya, menatap siapa yang sudah terang-terangan menyindir Nahswa.

"Apa?! Mau marah? Ih temennya yang belain!" Lady Marsha, sepupu jauh dari pangeran Clinton itu menatap Charisa dengan tatapan menantang.

Nashwa menarik pelan lengan Charisa. Ini baru hari kedua, ia tidak mau sesuatu hal terjadi yang nantinya akan berdampak buruk ada temannya itu.

"Bukan marah kok. Cuma heran, ada gitu ya keluarga kerajaan, seorang Lady yang nggak punya tatakrama dalam berbicara. Sikapnya pun, bar-bar." Pukulan telak bagi Lady Marsha. Charisa dengan terang-terangan mengatakan suatu kejujuran.

Memang baru dua hari terhitung sejak kemarin ia bersekolah di sekolah ini, namun ia sudah cukup melihat tingkah laku Lady Marsha yang sok berkuasa. Menurut kabar yang ia dengar, Lady Marsha adalah sepupu jauh pangeran Clinton, tapi dari pihak kerajaan Lanzwirs tidak ada yang mau mengakui silsilah keluarga Lady Marsha.

"LO-"

Ucapan Lady Marsha seketika terhenti dengan berdirinya putri Anneth, suara gesekan kursi dan meja terdengar menyeramkan bagi mereka semua. Putri yang terkenal dengan tatapan tajam menusuk itu menatap Lady Marsha, kemudian tatapannya berubah melembut pada Charisa yang sejak tadi menahan amarahnya dengan dibantu Nashwa yang berada disampingnya sambil mengarahkan kipas angin elektroniknya.

"Lebih baik kerjakan tugas kalian. Waktu hampir habis." Sesingkat itu teguran putri Anneth, namun efeknya langsung membuat satu kelas kembali ke rutinitas semula. Termasuk Lady Marsha yang langsung sibuk menyelesaikan lukisannya.

"Huh, untung ada putri Anneth. Kalo nggak, udah habis itu muka Lady Marsha ku cakar." gerutu Charisa sambil mewarnai lukisan abstraknya tadi. Yang awalnya gambar tentang monyet, kini ada tambahan tulisan di bawahnya, "Sodaranya Lady Marsha"

Nashwa yang menengok lukisan Charisa berusaha keras menahan tawanya, benar-benar membuatnya selalu bahagia bisa kenal dengan Charisa. Bersamanya, ia menjadi dirinya sendiri, bukan seorang putri sultan yang diharuskan selalu senyum, bertutur kata lembut, dan duduk diam dengan tenang. Ia menjadi pribadi yang memang ada di dirinya saat bersama Charisa. Untuk itulah ia merasa nyaman berteman dengan gadis tersebut.

"Biarin aja dia, Cha. Jangan ditanggepin lagi. Aku nggak papa kok." ucap Nashwa sambil tersenyum.

Charisa menatap sendu, "aku nggak suka temenku disindir-sindir gitu. Tapi karna kamu yang minta, ya sudah, nggak aku ladenin lagi. Tapi, kalau dia mancing duluan, jangan cegat aku."

"Enggak aku cegat kok, aku dukung ahahaha"

Anneth, putri yang memiliki tubuh tinggi semampai itu menatap sekilas pada Nashwa dan Charisa. Ada tatapan berbeda yang ia tujukan. Joaquine yang berada disampingnya lantas menyadarinya,

"Kamu tumben-tumbenan mau ikut campur urusan orang lain?" tanyanya langsung yang pastinya sudah dipahami Anneth.

"Dia tadi pagi nolongin aku," sahut Anneth singkat.

Joa membulatkan matanya, "Nolongin apa? Kok bisa?" cercanya,

"kalung pemberian mendiang Ibu jatuh ke toilet. Nggak tau kenapa bisa lepas dari leherku. Kamu tau sendirikan betapa jijiknya aku dengan toilet, kebetulan ada Charisa yang baru masuk toilet, aku langsung minta tolong. Tanpa mikir, dia langsung cari tongkat kecil terus ngambil kalung itu. Aku nggak kepikiran sama sekali karna panik. Anggap aja tadi itu sebuah balas budi. Dan aku juga malas denger ada yang berantem di kelas." jelas Anneth sambil merapikan alat lukisnya.

Joa tersenyum senang, baru kali ini sahabatnya itu mau bercerita panjang lebar mengenai orang lain. "Pantas aja, putri Nashwa langsung akrab dengan Charisa. Anak itu berhati mulia." puji joa yang diangguki setuju oleh Anneth.

👑👑👑

Cipratan air menyembur dengan sembarang, suara gaduh pun tidak bisa dijaga lagi. Kelas Deven sedang dalam pelajaran olahraga renang. Fasilitas kolam renang indoor yang super mewah membuat siapapun makin betah berada di sana.

Sekarang sedang ada pelatihan gaya renang, yang disusul dengan pelatihan menjaga diri dalam tekanan air. Hal tersebut sangat penting bagi pewaris tahta dalam usaha penyelamatan diri.

Deven yang memang anak jenderal keamanan kerajaan sudah terlatih sejak kecil mengenai pertahanan hidup. Ia dibebaskan pada mata pelajaran ini yang akhirnya membuatnya duduk-duduk santai sembari meminum es kelapa mudanya. Menyaksikan teman-teman sekelasnya dalam latihan sambil sesekali menyorakinya. Minta ditenggelamkan memang tingkah laku Deven.

"Bulan depan, ulang tahun Lanzwirs."

"Semua juga tau, sejak enam bulan yang lalu malah," Deven menyahut sambil memakan kelapa mudanya, tanpa menoleh pun ia tahu suara siapa itu.

"Gue mau minta izin, ngajak dia ke istana. Boleh kan?"

Deven langsung menolehkan kepalanya, "Lo tau kan resikonya gimana nanti? Trauma dia bakal muncul lagi!!" sahutnya dengan emosi yang mulai tersulut.

"Tenang Dev! Gue tau apapun yang mengancam keselamatan dia, itu jadi tanggung jawab lo. Tapi gue berani jamin, nggak bakalan gue ajak ke tempat-tempat yang jadi kenangan dia dulu. Lo bisa pegang omongan gue Dev. Kalau pun lo masih ragu, lo bisa jaga-jaga di sekitaran Istana."

Laki-laki itu menghembuskan nafasnya secara kasar, ia lalu mengusap wajahnya, "Sebelum lo ngajak dia, pastikan kalau lo sudah bisa buat dia percaya sama lo. Kapan rencananya?"

"Minggu depan. Kakek sedang ada kunjungan ke wilayah timur, ada permasalahan di pertanian. Perkiraan bakal sampe tiga hari di sana. Waktu yang pas buat ngajak dia ke istana, sebelum ulang tahun Lanzwirs nanti." Jelas Clinton, ia benar-benar harus meyakinkan Deven akan rencananya.

"Oke, gue izinin." Ucap Deven akhirnya.

Clinton tersenyum senang, ia pun menjabat tangan Deven tanda persetujuan telah dibuat. Ia hanya berharap, semua rencananya berjalan dengan lancar, tanpa ada gangguan nantinya.

👑👑👑

"Putri Anneth!! Sini!!!" Namanya juga Charisa, tidak mengenal tempat kalau sudah berteriak memanggil orang.

Deven awalnya ingin berbicara padanya, namun ia langsung mengurungkan niatnya. Tepat setelahnya, putri cantik tersebut duduk di sampingnya diiringi putri Joaquine, sahabat dekat putri Anneth yang mengambil duduk di sisi kirinya, dan sisi kanan pangeran Friden.

"Jangan sungkan, meja lain penuh. Di sini aja." Pinta Charisa dengan senyumannya,

Anneth menganggukkan kepalanya, "terimakasih."

"Ah iya, biar nggak kaku-kaku amat, kenalkan, ini Putri Anneth dan Putri Joaquine, teman sekelasku dengan Nashwa." Ucap Charisa pada penghuni meja bundar yang sekarang formasi kursinya lengkap.

Meja di kantin sekolahan itu berbentuk bundar, seperti meja jamuan tamu pada umumnya, namun meja tersebut dapat memuat hingga delapan orang. Sebenarnya ada juga meja yang memuat enam, empat bahkan hanya dua orang. Tetapi, Charisa yang langsung menentukan meja yang muat delapan orang tersebut. Menurutnya, lebih menyenangkan makan dengan banyak orang.

"Halo salam kenal ya. Oh iya, gimana hari kedua kamu sekolah di sini, Cha?" Tanya Deven membuka suara, setelah semuanya sibuk dengan HP dan makanan mereka.

Charisa menatap ragu ke arah Nashwa, meminta persetujuan temannya itu. Nahswa langsung menggelengkan kepalanya. Ia sangat yakin, kalau Charisa menceritakannya, bukan hal yang tidak mungkin Deven akan mengambil tindakan.

"Tadi Lady Marsha menyindir putri Nahswa, dan hampir mengajak Charisa berantem."

Sumpah demi apapun, Charisa ingin menyumpal mulut putri Joaquine dengan tisu dihadapannya yang begitu santai mengatakan hal tersebut. Ini namanya cari mati! Mana ada pangeran Clinton pula yang duduk di seberangnya.

"Cha?!" Deven langsung bereaksi, tatapan khawatir bercampur marah terlihat jelas di matanya.

Charisa langsung menggenggam tangan Deven, meredakan emosinya yang bisa kapan saja meledak. "Cuma sindiran biasa, aku nggak ngeladenin dia kok. Dan untungnya putri Anneth langsung menengahi."

Deven lantas menoleh ke sampingnya, putri anggun itu sedang menyesap teh hangatnya. Ia hanya memberikan tatapan biasa dengan satu alis yang terangkat,

"Terimakasih, putri Anneth." ucap Deven dengan tulus, setelah mengucapkannya ia kembali menatap manik mata sahabatnya itu, mengelus lembut jemarinya.

"Jangan buat diri kamu terluka dengan sia-sia, karna aku nggak bisa jagain kamu selagi kamu di kelas."

"Uluuh-uluuhh.. Hadeuhh yang lain jadi nyamuuk," pangeran Alde menyuarakannya dengan nada sindiran,

Nahswa yang duduk disampingnya pun memberikan dua jempol tangannya, "Ah sependapat!" sahutnya sambil menaik turunkan alisnya,

"Sependapat atau sehati nih?" senjata makan tuan, kini malah pangeran Alde dan putri Nahswa yang mendapat sindiran dari pangeran Friden.

"Ganggu deh! Tuh kan, aku tuh ga suka ada mereka di meja ini, Cha!" sungut Deven mengadu,

Kekehan putri Joaquine membuat mereka menatapnya langsung, "kalian ini lucu banget, yakin cuma sahabatan?"

"Waduh pertanyaannya nggak ada kata pengantarnya. Suka nih gue!" koor Friden menyetujui,

"Gak ada habisnya kalau jelasin ke kalian," sahut Charisa sambil melilitkan pastanya, lalu memakannya.

"Lady Marsha itu, bukannya sepupu pangeran Clinton?" Kini giliran Anneth yang menyuarakannya dengan terus terang.

Clinton yang sedari tadi hanya ikut tersenyum mendengar guyonan teman-temannya jadi terpancing untuk angkat bicara. "Silsilah keluarganya jauh. Bahkan bisa disebut bukan anggota keluarga kerajaan. Ibunya Lady Marsha itu adik dari Lady Chiary, permaisuri putra mahkota Zeon."

"Lady Chiary?" Charisa menyahut ucapan Clinton.

Sahutan Charisa langsung menjadi tanda alarm berbunyi di kepala Deven, ia sudah akan angkat bicara untuk mengalihkan topik pembicaraan,

"Oh iya, gue baru ingat nih, besok malam ada perayaan ulang tahun kakakku. Kalian semua gue undang, biar nanti di sana gue gak dikerubunin Sayyidah-sayyidah genit."

Pangeran Alde penyelamat!! Deven rasanya ingin langsung mencium teman sebangkunya itu, ia sudah ketar ketir karna pertanyaan Charisa mengenai Lady Chiary. Sama halnya dengan Clinton yang merasa bersalah sudah menjelaskan silsilah keluarga Lady Marsha yang jelas-jelas berhubungan dengan masa lalu yang kelam.

"Wah! Terimakasih undangannya, sebenarnya sudah ada juga sih undangan itu tersebar. Tapi ini undangan langsung." respon Nashwa senang sambil menyunggingkan senyuman manisnya,

Pangeran Alde yang disenyumi pun menjadi salah tingkah dengan menggaruk tekuknya yang sebenarnya tidak gatal. Friden yang melihat reaksi temannya itu langsung tertawa geli.

"Bagaimana kalau kita perginya pakai jet pribadi Lanzwirs Air? Gue bisa urus itu, nanti berkumpul dulu di lapangan udara platinumnya Lanzwirs Airport dengan transportasi kalian. Baru kita berangkat sama-sama ke Denziar, gimana?"

"SETUJU!!" pekik girang mereka semua. Kapan lagi ditawari langsung oleh pangeran Clinton, putra mahkota pewaris kerajaan Lanzwirs. Menikmati fasilitas jet pribadi Lanzwirs Air yang disebut-sebut sebagai jet pribadi paling mahal dengan kualitas super mewah.

Deven yang menyadari diamnya putri Anneth segera menatap ke arahnya, "Putri Anneth, ikut kan?" tanya Deven dengan hati-hati.

"Ah? Oh, aku ikut, tapi maaf tidak bisa bareng kalian berangkatnya." ucapnya tak enak hati

Joa yang berada disampingnya merengut kesal, "Ah Anneth! Sekali ini saja, izin sama ayahmu, aku yakin pasti diberi izin. Keamanan pasti terjaga kok. Ya kan Pangeran Clinton?"

"Benar, apalagi ada penerus jenderal keamanan yang ikut. Sudah pasti kita aman semua." Terang Clinton sambil melempar tisu pada wajah Deven,

"Sialan lo!" sungut Deven melempar balik tisu tadi, "Iya, itu pasti aman. Apa perlu aku yang minta izin ke raja Felio supaya kamu bisa ikut bareng kita?"

Charisa tersenyum penuh arti, "Eheem.. Mau sekalian ketemu sama Raja Felio nih?? Uhuy! Ciee Deven.. "

Sontak semua langsung menyoraki Deven dan menjadikannya bahan bullyan,

"Chaaaa.. Kamu nggak cemburu,  kan?" Balas Deven sambil menoel pipi chubby Charisa.

"Ahahaha kena deh, kamu Cha!" ucap Joa dan Nashwa kompak, lalu diikut kompakan jarak jauh mereka.

"Aku pikirkan dulu," Ucap Anneth yang langsung meredam bullyan mereka pada Deven dan Charisa.

Deven menganggukkan kepalanya, "nanti hubungi saja aku," pintanya seraya memberikan senyumannya.

"TUH KAN! DEVEN LAGI PDKT!! CIEEE.. " memang dasarnya suara toa sahabatnya itu.

Dan lagi, Deven kembali menjadi bulan-bulanan teman-temannya.

"Serba salah deh," bisik Deven pada Anneth, putri kerajaan Felixious itu hanya ikut tersenyum ditengah riuhnya teman-teman satu mejanya.

Ia tersenyum bukan karna merasa lucu dengan guyonan teman-temannya, namun ia tersenyum karena untuk pertama kalinya, ia bisa berteman dengan orang lain selain putri Joaquine. Dan semua itu karena Charisa, seorang gadis sederhana dengan personalitynya yang mewah. Yang tidak dapat dibeli ataupun ditukar dengan harta benda.

"Terimakasih, Cha." Ucapnya tulus dalam hati sambil tersenyum ke arah gadis tersebut yang sedang tertawa lebar.

👑👑👑

Clinton tersenyum melihat notifikasi yang masuk ke dalam handphonenya. Ia sudah dimasukan ke dalam grup yang baru dibuat saat mereka di kantin tadi. Yang membuatnya tersenyum, nama grup yang dibuat Alde itu sangat konyol, "Team Meja Bundar 8" begitu nama grupnya. Memangnya tidak ada nama grup yang lebih bagus lagi apa?

"Ada apa ini? Cucu kakek tersenyum sendiri?"

Teguran hangat membuatnya tersadar dengan dunianya, ia mendongakkan kepalanya. "Kakek, ini teman-teman Clinton baru membuat grup, namanya lucu." Jelasnya dengan jujur.

Pria dengan rambut memutih di seluruh bagian kepalanya itu tersenyum, ia mengusap lembut rambut cucunya, satu-satunya keluarga yang ia miliki.

"Tetap rendah hati, ya. Kelak, setelah kakek tiada, kerajaan ini akan berada di bawah kekuasaanmu. Kakek senang kamu memiliki banyak teman, dan kakek pun tidak melarang kamu berteman dengan siapapun. Kamu akan menjadi raja yang bijaksana."

Clinton hanya bisa tersenyum, tidak mengangguk maupun mengiyakan.

"Kakek ke kamar dulu ya, kamu langsung berganti pakaian, kemudian makan lalu istirahat. Jaga kesehatanmu."

"Baik, kek." sahutnya patuh.

Tiada hari tanpa nasehat Raja Denial. Sudah menjadi hal biasa baginya kalau berbicara pada kakeknya itu.

Tiba-tiba ia teringat dengan liontin yang ia simpan dikamarnya. Clinton pun bergegas masuk ke kamar, membuka laci lemari terbawah dengan kode rahasia yang hanya ia yang tahu.

Liontin yang apabila buah kalungnya dibuka terdapat foto kecil sebuah keluarga nan bahagia, diusapnya lembut liontin yang masih berkilau itu.

"Sudah janjiku pada Ibu, selamanya tetap kamu yang akan memimpin kerajaan ini."

👑👑👑

To be continued..  😗
Maafkan kalau ceritanya dibikin alur lambat gini atau mungkin ada yang bosan :(, tapi setiap part diselipkan alur sesungguhnya.

Votes and comments, guys! I wait u! 😊

Kata Kunci:
- Sayyidah-sayyidah: nyonya-nyonya. Karena wilayah Alde adalah kesultanan.

Kamis, 17 Januari 2019

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

12 Anomali. بواسطة C-Utopia

قصص المراهقين

38.4K 4.6K 44
Ini FanFiction IZ*ONE yang bertema sci-fi dan ada sedikit action pastinya. Ada 12 orang gadis yang hidupnya tak sama seperti orang lainnya. Mereka hi...
Bricia's world (On going) بواسطة Potta

الخيال (فانتازيا)

833K 70.1K 32
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ___...
Risk Traveler بواسطة frixasga

الخيال (فانتازيا)

843 97 70
[Buku 2 dari Tetralogi Endia] Y. 1342. Dua tahun setelah Perang Sipil Angia berakhir, Endia tengah menghadapi masa turbulensi sihir yang sangat kuat...
58.7K 2.9K 20
Jin x Jihyo Jk x Tzuyu. Taehyung x Sana. Namjoon x Jeongyeon. Jimin x Mina Suga x Nayeon. ...