6 hari setelah minju mutusin yujin. Yujin masih dalam masa kesedihan dan kegalauannya.
Yujin tak lagi menangis, air matanya terasa kering saking sakit hatinya yang terlalu besar. Ia hanya seperti mayat hidup. Tidak ada gairah dalam dirinya, ia hanya termenung dengan pikiran kosong.
Patah hati terbesar yujin adalah kim minju, bidadari hatinya. Hari hari yujin kelabu, tak ada lagi bidadari yang senang memberikannya warna pelangi.
Saat ini yujin duduk disofa kamarnya, ia duduk termenung. Tak ada kegiatan yang bisa ia lakukkan dengan semangat. Karna semangatnya hanya melihat minju.
Yujin menutup matanya, lagi lagi wajah minju terlintas jika ia menutup mata. Tawanya minju, senyumnya minju, semua yang ada pada bidadari itu adalah yang paling yujin sukai.
"Whats wrong with you babe,"
"Why are you hurt me so much"
Kata yang yujin ucapkan saat memikirkan minju yang tidak bisa di tebak.
Yujin bersyukur mungkin tahun ajaran baru ia masih bisa melihat minju disekolah. Atau bahkan bisa membujuk minju untuk balik padanya.
Tokk tokkk
Suara ketukkan di kamar yujin. Setelah beberapa saat seseorang yang mengetok kamar yujin pun masuk.
"Jin"
Yujin tak menoleh, ia diam.
"Sampai kapan lo begini?" Tanya yena.
"Sumpek gue liat muka lo" ucap hyewon.
"Bego! Temen lagi galau ni!" Ucap yena memukul kepala belakang hyewon.
"Jin, udahlah. Kita bakal bantu lo sama minju" kata chae.
Ya, mereka tau yujin tengah galau akibat diputusin minju secara sepihak. Yujin tak terlalu menceritakkan detailnya. Dia hanya bilang bahwa mereka putus, lalu chae, yena dan hyewon langsung mengerti tanpa banyak bertanya.
"Bek, putus cinta itu bisa depresi ga sih?" Tanya yujin masih dengan posisinya.
"Lo itu udah definisi depresi jin" ucap hyewon yang lagi lagi mendapat toyoran dari yena dan chae.
"Hyewon, sekarang gue tau kenapa lo jomblo. Karna putus itu ngga enak ya" ucap yujin tersenyum kecut.
"Sekarang gue tau doggy bisa sedih juga" ucap hyewon lagi lagi memancing keadaan.
"I like you, altough i always judge you" ucap yujin melihat hyewon. Yujin menyukai hyewon walaupun yujin selalu menghinanya. Hyewon termasuk moodbooster yujin dengan perkataan dan tingkah savage yang hyewon miliki. Selama dia menghujat bukan berarti dia membenci. Hanya sayang tapi tak di ungkap.
"Busett. Pindah haluan lo?!" Sergah hyewon.
"Waduh patah hati bisa buat belok. Serem!" ucap yena bergidik ngeri.
"Fvck you guys!" Kata yujin mulai tersenyum. Bersyukur ia punya teman ngga jelas ini.
"We will fvck you too, dude" ucap chae tersenyum melihat secercah harapan yang yujin mulai tunjukkan.
.
.
.
.
Skorsing 20 hari yujin berakhir. Jadwal ujian kenaikkan kelasnya akan ia lakukkan hari ini. Walaupun di skors, sekolah tetap memberi tolerir dengan ujian susulan saat siswa siswa sudah libur.
Yujin sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia tidak bersemangat, hanya saja dia harus naik kelas jika ingin cepat mengejar minju.
"Yujin" panggil papanya.
"Whats up dad?"
"Dad dad, dadu kali ah!" Ucap sang papa.
"Serahh" ucap yujin malas.
"Chaewon bentar lagi datang. Dia nemenin kamu ujian" kata om sultan.
"Are you kidding me?!"
"Hadeuh, habis ngeram telur seminggu, inggris kamu jadi pesat gitu ya"
"Ngga pa, ngapain chaewon temenin segala?" Tanya yujin.
"Ya di sekolah kamu kan sepi, ntar biar kamu ada temen ngobrol pas istirahat"
"Yaela--"
Tin tinn
"Udah jangan banyak cincong! Tu udah di jemput, sana!" Usir papa sultan mendorong pelan tubuh yujin.
Yujin mau gamau masuk ke dalam mobil yang menjemputnya. Ada chaewon duduk dibelakang dan supir yang mengemudi. Yujin duduk di sebelah chaewon.
"Kamu ngapain nganterin segala?"
"Papa aku nyuruh" ucap chaewon.
Menurut yujin, chaewon termasuk cuek padanya. Belum banyak mengambil hati yujin. Tapi yujin tau chaewon adalah anak penurut dengan tak membantah perintah orang tuanya.
Yujin tak ingin bertindak berlebihan pada chaewon. Mungkin mereka bisa jadi teman.
.
.
.
.
Mereka sampai disekolah yujin. Yujin yang tak enak pun menyuruh chaewon mengikutinya agar tak bosan di dalam mobil.
Mereka jalan berdampingan menuju TU. Saat berjalan yujin melewati kelasnya yang penuh kenangan soal persahabatan.
Lalu melewati kelas minju. Yujin menatap bangku minju dari jendela sambil berjalan. Bidadari pernah duduk disana, dan dia pernah duduk disebelah bidadarinya.
Terus berjalan melewati ruang UKS, tempat minju pernah merawatnya saat terluka akibat pertengkaran. Melewati taman sekolah dimana minju dan yujin sering gunakan untuk duduk berdua.
Terakhir melewati ruang BK. Yujin berhenti tepat di depan pintu ruang BK. Ingatannya kembali pada masa itu, masa dimana ia menggoda minju dan malah dapat serangan dadakkan dari minju. Serangan yang tak pernah ia lupakan. Yujin tersenyum, setidaknya dia pernah punya kenangan berharga. Layaknya judul cerita ini.
-------
Patah hati daku😭😭