That time when we're together...

By Hayioctober

19.3K 1.4K 73

Contoh, sebagai gadis populer, aku juga harus mengalami ini. "kamu mutusin aku?" setidaknya, suaraku terdenga... More

1. It just happens...
2. How long are you gonna be broken heart?
3. Life doesn't get better easily
4. Bad day
5. Dating your classmate should have some sort of warning.
6. Sometimes, shit just follows you everywhere
7. bad luck
8. He cares?
9. when you want to throw yourself under a moving bus
10. Crazy plan by crazy people
11. That level of beauty you have
12. Another world war
13. Please heart
14. Stupid people makes stupid plan
15. Another stupid people
16. Good job!
17 when you dig your own grave
18. There goes another dignity
19. you serious?
20 a stranger comes
21. stumbled
22. Such a cute teddy bear
23. There goes self esteem
24. When your habit kicking in.
25 Can death just come?
26. Sweet Cheese Cake
27. It will be fine
28. Fine doesn't come that fast
29. Meeting the cat
30. The sister
31. Double date
32. French Fries
33 Party prep
34. A little flirting
35. Gossip time
36. Balada Indomie
37. A yoga story
38. Rainy
39. Crashing a Party Like ....
40. That level of silliness
41. A basket of fruit and a bouquet of flowers
42. The packages
43. The proposal
44. Hand in hand
45. Ignored
46. I am special, you know.
47. Healing time
48. Is it a battlefield?
49. Being a refugee
50. A kiss
51. The 'perhaps' option
52. It's over. The end
53. A new friend
54. Another bazaar story
55. A Flirting game
56. Some cats are fighting
57. sometimes, you just have zero expectation
58. It is over
59. Dejavu
60. It is not funny.
61. Tisyu talk
62. Why should I?
64. Late night drama
65. Lets do the talk. Under the stars. Talk about times.
66. That time when we're together and that time that will be spent together.

63. When you can freely talk with your ex, congrats.

181 20 0
By Hayioctober

63 when you can freely talk with your ex, congrats.

Aku memang sering kemana-mana sendiri. Siang ini, aku putuskan akan berkeliling mencari kado perpisahan dengan si dokter. Bagaimanapun, dia orang yang cukup berjasa untuk jangka waktu pertemuan yang singkat. Dia malah sepertinya jauh lebih berguna dari Putri yang sudah kukenal dari awal kuliah.

Pertama, aku memutari distro sekitar kampus. Kemudian, semakin bergeser ke kota sampai akhirnya muncul di mall. Dari satu toko, ke toko lain. Apa sebaiknya aku kasih boneka?

Sorenya aku pulang disaat anak kosan sudah pada dandan. Rekor, mereka berpesta untuk kedua kalinya minggu ini. Baru saja malam kemarin, tapi keriangan mereka tak surut bahkan sedikit. Rumah Garra bukannya dekat, apa mereka bakalan kesana bawa motor?

"ntar kita dijemputin Farhan pake mobil Garra."

"trus, nginep?"

"kayaknya." Kenapa semua orang sewot padaku?

Kayla dan Vina sok tak mengubrisku biarpun nyatanya mengekoriku dari sudut matanya. Bianca dan Putri terlihat sangat berusaha mendiamkanku. Ningrum mungkin satu-satunya yang tak pernah bisa jahat. Dia memandangiku. Berusaha menyampaikan sesuatu dengan pandangan matanya tapi aku sejauh ini tetap setak peka biasanya.

Jadi, aku berguling santai di sofa bersama satu bungkus besar kadoku dan tas yang berisi pakaian tidur kalau kami menginap. Dengan cuek menunggu mereka yang bergaya maksimal. Aku Cuma memakai sweater longgar dan rok midi. Rambutku dijalin tanpa disisir. Jauh lebih dulu siap dibanding semua orang.

Saat Farhan datang, Cuma aku yang muncul.

"Putri dan Putri-Putri yang lain masih dandan. Aku tunggu di mobil ya." Anak itu tak sempat menjawab, aku sudah naik ke mobil. Duduk dideret kedua memeluk barang-barangku. Kemudian, aku tertidur.

"nyampe." Seseorang menyodok rusukku agar bangun. Sebelum mataku terbuka, aku sudah mendengar dentuman bass dari dalam rumah. Malam yang panjang.

Tenyata tadi siang mereka menghabiskan waktu untuk mendandani rumah Garra. jadi, bisa kulihat hasil usaha itu dengan disulapnya halaman belakang rumah Garra yang gemerlap dengan tumblr lamp milik Bianca dan Ningrum. Ada balon-balon yang sepertinya ditiup Farhan. Dipikir, mereka tak begitu mengenal si dokter tapi terlihat sangat total.

Yang hadir adalah orang-orang tetap. Selain kami, ada anak futsal. Well, sepertinya, acara apapun, geng futsal akan selalu hadir. Biarpun mereka tak mengenal si dokter. Yang menyambut kami begitu masuk adalah si dokter. Yang pake topi kerucut dan terlihat sesederhana biasanya. Dia memakai kaos oblong dan celana gunung selutut. Bersama kacamata dan cengiran lebarnya.

"Meme!" jeritnya mengalahkan music saat melihatku. Girang.

Dia mengulurkan tangan, mengajakku bersalaman. Tapi aku mungkin terlalu sensitive hari ini. Begitu melihatnya, aku malah melompat memberi pelukan. Teman curhatku! Satu-satunya orang yang mungkin tidak gelap mata menilaiku. Satu-satunya orang yang selalu menerima keburukan sikapku dengan sangat positif.

"seriusan nangis?" katanya saat pada akhirnya berhasil melihat wajahku. Dia melihat kekiri, Garra yang sedang bersama Chalinching. Aku menggeleng. Aku bukan menangis karena itu. Aku Cuma, tiba-tiba, merasa... belum siap kehilangan si dokter. "kamu gak bayangin aku mati kan?"

Dia menghela nafas. Melepas topi kerucut dan menarikku kesisi lain kolam. Meninggalkan riuh riang dibelakang kami. Dengan pelan dia mengajakku duduk di kursi berjemur. Berhadap-hadapan.

"katanya gak bakalan nangis."

"gak semua rencana jadi kenyataan." Dia mengangguk.

"jadi, gimana kamu hari ini?"

Aku menarik ingus. "gak ada. Aku ke mall. Nonton. Dicuekin anak kosan. Bentar lagi ditinggal kamu."

"kenapa mereka cuekin kamu?"

Sekali lagi aku menarik ingus. "gak tahu."

"gak ditanya?"

"males." Dia mempertanyakan jawabanku. Ini membuat sudut bibirku naik dan dia melakukan hal yang sama, kemudian kami tertawa kecil. "kayaknya aku bakalan kangen kamu. inget waktu pertama kali ketemu gak? Kamu jatuh cinta sama aku pada pandangan pertama."

"iya sih. Waktu itu. Habis itu, biasa aja."

Mataku menyipit, dia makin tertawa. "inget waktu kita jalan ke pantai terus kamu berantem sama kusir delman gara-gara hampir ketabrak? Jujur, aku malu banget waktu itu Me. Kamu sampe ngancem bunuh kudanya."

"orang bisa mati tahu di injak kuda."

"ya tapikan, salah kamu jalan ditempat delmannya lewat."

"dia seharusnya cari jalan lain." Si dokter mengulang hal-hal gila lain yang kami lakukan. Kebanyakan masalah muncul karena aku dan dia Cuma menonton.

Terdengar teriakan Putri dari seberang. Memintaku mengembalikan si dokter karena kebetulan orang ini tokoh utama acara.

Mereka menyiapkan kue. Bertuliskan ucapan semoga sukses.

Aku berdiri disebelah Jedi sedikit dibelakang, disebelah meja makanan. Dia datang sendirian malam ini, katanya Samantha ada acara keluarga. Si dokter diminta untuk menyampaikan sepatah dua patah kata. Dia menyampaikannya penuh terbata-bata dan semakin terbata-bata kalau disoraki.

"kamu kok gak dateng semalem?"

"kemana?"

"masih perang dingin sama Garra?"

Aku menoleh. Hampir saja bilang aku tak mengenal Garra tapi rasanya sangat tak etis berhubung kami dirumahnya sekarang. Bohong sekalipun, anak ini akan tahu. Jadi aku Cuma memplototinya.

"terus, sekarang gimana?" dia menanyakannya sambil menunjuk Garra yang sedang bertepuk tangan sambil menunduk karena kacang Chacha itu berbisik mengatakan sesuatu.

"cariin aku cowok baru."

Alis Jedi naik. "Me, kenapa kamu gak jujur aja sama diri sendiri. Kelihatan banget kamu suka. Tapi gak ngelakuin apapun."

Ini membuatku teringat sesuatu. Aku jadi menoleh dan memperhatikan Jedi. Dia terlihat sangat serius dengan perkataannya. Sedikit banyak, wajahnya kesal.

"dulu, kamu tahu kan kalau aku benaran sayang?"

Entah apa yang merasukiku tapi apapun itu, Jedi jauh lebih terkejut. Mulutnya sedikit terbuka dan matanya terbuka lebar. Susah payah dia bilang, apa? Dan aku mengulangi lagi pertanyaanku.

"biarpun aku dulu jahat. Aku jarang bales pesan kamu. Gak pernah ngubungin duluan. Gak pernah peduli kamu ngapain. Jarang banget mau jalan bareng. Susah banget diajak kemana-mana. Seringnya ngajak berantem dan minta putus hampir tiap minggu. Kamu tahu kan kalau aku benaran sayang?"

Dia berkedip. Masih terlihat bengong.

"aku senang banget waktu kamu pertama kali pegang tangan aku. Waktu kamu bisa tahu kapan aku senang, sedih, marah, gak pake perlu aku kasih tahu. Aku suka banget waktu kita makan bareng biarpun itu Cuma gorengan di teras kampus sambil ngerjain tugas." Masa-masa itu, kenapa rasanya sudah sangat lama? "Aku suka cara kamu panggil nama aku. Dari situ aku bisa tahu, kalau kamu sayang banget sama aku."

Jedi sepenuhnya terbelalak sekarang. Aku tertawa kecil.

"benaran. Aku gak tahu kenapa dulu aku gak pernah bisa bilang. Tapi, apa kamu benaran gak sadar kalau aku sama sayangnya ke kamu kayak kamu sayang ke aku?"

Dia diam.

"itu kan alasan kamu akhirnya minta putus?" aku memandanginya. "karena kamu gak ngerasa kalau aku sayang sama kamu kayak kamu sayang ke aku."

"aku gak pintar nunjukin perasaan Jed. Aku rasa kamu juga tahu itu." Apapun yang sedang disampaikan si dokter, aku tak mendengarnya. "aku marah waktu kamu tiba-tiba putusin aku. Rasanya, harga diri hancur banget. Tapi, lama-lama aku sadar. Aku Cuma parasit. Hubungan kita gak pernah mutualisme dari awal. Kamu kelewat baik dan aku kelewat nenek sihir. Wajar lah kalau kamu capek. Wajar banget kita akhirnya bubaran. Untuk semua sakit hati kamu, aku minta maaf. Well, biarpun minta maaf aku juga gak ada artinya. Cuma, aku pengen minta maaf. Aku berterima kasih buat semua yang kamu lakuin dan gak sempat aku bales."

Aku menepuk bahu Jedi perlahan. "gak usah ditahan. Kalau mau nangis, nangis aja."

Dia jadi tertawa.

"mecca mecca...." Kemudian kami serentak tertawa kecil. Setelah beberapa saat, dia bilang, "aku senang kamu bisa jujur Me. Tapi lain kali, gimana kalau kamu jujurnya gak terlambat."

Mukanya menunjuk pasangan bahagia didepan kami.

Continue Reading

You'll Also Like

207 93 6
cover by wattpad HILARY ATMAJA hanya seorang gadis biasa yang ceroboh, dulu saat usianya 16 tahun ia di bawa oleh teman-temannya ke sebuah kelab mala...
1.2M 19K 6
Arkan dan Rallin bagaikan dua insan yang diselimuti oleh kegelapan, tak ada yang pernah menyangka jika mereka ditakdirkan untuk bersama dalam sebuah...
Hiraeth. By ㅡ

Teen Fiction

25.3K 11.4K 37
[ C O M P L E T E D ] hiraeth (n.) : rasa kehilangan, nostalgia, kerinduan, keinginan yang tulus, rasa penyesalan dan keinginan untuk kembali kepada...
1.4M 20.5K 39
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...