Reuni Mantan di Manhattan #OD...

By Belattedonat

50.8K 2.2K 1.6K

COMPLETED. (Proses revisi secepatnya). Range : [18++] Diharapkan pembaca bisa bijak. Jika memaksa membaca, si... More

Bienvenue
Préface
Prologue
RMdM 01 - Other Side
RMdM 02 - What?!
RMdM 03 - Allardo's Club
RMdM 04 - Crazy
RMdM 05 - False
RMdM 06 - Indonesia
RMdM 07 - After Those Day
RMdM 08 - Hot Chocolate vs. Hot Coffe
RMdM 09 - Becaused
RMdM 10 - Back with New Scandal
RMdM 11 - Frankfurt
RMdM 12 - Shit! This Is A Trap
RMdM 13 - Semaine Des Creatuers du Mode
RMdM 14 - Drunk on You
RMdM 15 - Come and Gone
RMdM 16 - Snow Is...
RMdM 17 - The Way You Look At Me
RMdM 18 - Happier Family
RMdM 19 - But She Was Pregnant
RMdM 20 - Damn News
RMdM 21 - The Dealing?
RMdM 22.1 - Holiday on Brithday
RMdM 22.2 - Holiday on Brithday
RMdM 23 - Aurora's to Us
RMdM 24 - Pieces of Facts
RMdM 25 - New Beginning
RMdM 26 - Reasons
RMdM 27.1 - His Old Story
RMdM 27.2 - His Old Story
RMdM 28 - All of Him
RMdM 30 - The Wedding
Epilog

RMdM 29 - Rio's Shoulder

950 32 1
By Belattedonat

Akan selalu ada bahu untukmu bersandar kala lelah dunia mendera. Akan selalu ada juga orang yang dengan sabar mengobati pedihnya lukamu. Tugasmu, hanya temukan orang itu dan jangan lepaskan.

My playlist today: Shawn Mendes - Treat You Better, how yours?

"Ya, aku akan coba menemuinya." Lalu dia mengangguk menyetujui. "Setidaknya aku bisa membantu hubunganmu dan David untuk membaik. Isn't?"

"Aku tidak berharap," komentar pria lain yang duduk di depannya. "Dia tidak menghindar saja sebenarnya sudah sangat baik bagiku. Aku tau, aku salah."

Pria bermata hitam pekat itu menggeleng. "Kau memang salah. Tapi kau juga tidak memiliki pilihan. Dari pada dia membunuh benihmu."

Rio menyeruput kopinya kemudian.

"Kurasa, membawakan bunga untuk El sebagai simbolik perpisahan tidak berdosa, bukan?" tanyanya setelah menelan cairan kafein nikmatnya.

Pria di depannya mengangguk menyetujui. "Tidak masalah."

Mendengar kabar Allard yang sedang berada di Indonesia dari Richard— asisten Allard–, membuat Rio merasa perlu bertemu. Dia butuh pendapat tentang David dan El yang katanya akan bersama lagi. Bukannya membahas sepasang bekas pacar itu, dia malah dikagetkan dengan wajah Allard yang penuh memar.

Biru, merah, ungu bahkan ada yang menghitam. Ternyata, Davidlah monster yang melakukan itu kepada temannya. Memang, David melakukannya bukan tanpa alasan. Dan perkara Allard, David serta Verona lebih menarik untuknya ketimbang David dan El yang akan balikan untuk mereka bahas.

Rio akui, saat David meneleponnya sebelum mereka berlibur, ada perasaan geram sekaligus marah. Of course, David menculik El. Sementara mereka jelas sedang bersaing mendapatkan hati wanita tersebut. Namun rupanya, wanita itu juga yang menyetujui liburan mereka bersama Snow. Terbukti, saat kembali El tidak menemuinya lagi atau sekedar menghubungi via ponsel.

Demi panasnya sinar matahari di gurun Sahara, memangnya Rio siapa untuk El sehingga wanita itu harus menghubunginya di saat sedang berbunga-bunga bersama sang mantan?

"Mommy sudah coba bicarakan semua yang terjadi. Termasuk tentang mommy yang sudah mengetahui keberadaan El bersamamu dulu. Sayangnya, setelah dijelaskan David malah pergi," jelas Allard. "Dan belum pulang hingga pagi tadi. Kurasa dia ke apartemen El."

Rio mengangguk lagi, dia mengerti. "Bagus kalau begitu, jam makan siang nanti aku akan coba temui mereka di apartemen El. Semoga saja El pulang."

Allard setuju. "Tapi sejauh ini, apa benar kau tidak tertarik pada El?"

Tertarik pada El?

Pertanyaan Allard membuat Rio tertegun. Wanita galak tapi penyayang seperti El, memang siapa yang bisa menolaknya? Belum lagi keteguhan, kecantikan serta kegigihannya. Astaga, Rio bahkan seorang pria normal. Meski wanita ceroboh itu tidak bisa memasak pun, hatinya pasti merapuh jika selama hampir enam tahun mereka selalu bersama.

"I see," simpul Allard cepat. "Kau tidak salah. Lagi pula, kau baru mengetahui El ada apa dengan David setelah peresmian hotel kita di Jakarta kemarin, bukan?"

Rio kembali menganggukkan kepala. Benar, selama mengenal El, dia tidak tau jika El adalah wanita David. Mamanya pun tidak ada bercerita tentang siapa El. Pantas selama ini Mira akrab dan menyayanginya serta Snow, ternyata mereka ada hubungannya dengan sahabatnya— Alecia.

Sejak pertama kali Rio membawa El menemui Mira di kehamilan yang memasuki bulan ketiga, Mira seperti menerima El dengan tangan terbuka. Entah karena sifatnya yang memang ramah, atau mamanya itu sudah mengetahui banyak tentang wanita tersebut.

"Kita memang tidak bisa menentukan hati akan jatuh cinta kepada siapa," tutur Allard sok bijak. "Tapi kita masih bisa menentukan sikap harus bagaimana untuk jatuh cinta itu sendiri. Bagaimana menurutmu, Yo?" Kemudian Allard mengigit sandwich isinya dengan hati-hati. Well, bogem dari David boleh juga karena membuatnya tersiksa untuk mengunyah pagi ini.

"Menentukan sikap untuk jatuh cinta itu sendiri?" ulang Rio dengan tatapan yang menerawang. "Entahlah," lirihnya sambil menghendikan bahunya tidak tau menjawab apa.

"Tapi, meskipun sudah dihindari, kalau sudah jodohnya, kurasa tidak apa," celetuk Allard yang malah bimbang dengan perkataannya tadi.

"Kau ini mau apa sebenarnya, dude?"

Pantas Allard cocok dengan Max, mereka itu sama-sama suka menjebak. Di satu situasi mengatakan tidak, dan satu situasi yang sama pula akan mengatakan iya dengan mudah. Sudah seperti Loki adiknya Thor saja.

***

"Pulang. Mau apalagi kau?!" pekik El menahan geram saat dirasanya pria itu kembali berdiri di sekat ruang tamu. Sementara tubuhnya masih tertunduk frustasi.

"Aku baru saja datang, kau sudah menyuruh pulang?"

El mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk. Membalikkan badan dan sontak terkejut.

"K-kau?"

"Kukira kau sedang berbahagia, lalu kenapa berteriak dan marah-marah seperti tadi?" Rio berjalan mendekati sofa. "Rasanya sudah lama sekali tidak ke mari," gumamnya setelah mengamati suasana apartemen El. Padahal Rio baru 9 hari tidak singgah.

"Kau terlalu asik nampaknya," sahut El lebih kepada gumaman Rio. "Bagaimana hubunganmu dengan Gab?"

Rio mengernyit bingung. "Memangnya ada apa aku dengan Gab? Harusnya aku yang bertanya padamu, bagaimana hubunganmu dengan David?" dia balik bertanya.

"Don't call that fucking jerk. I tired all of him. All of his scandal. All of his—"

"Jika kau mencintai seseorang," potong Rio. "Bukankah sudah semestinya kau menerimanya keseluruhan? Hubungan kalian bukan cuma tentang dua manusia berbeda gender saja. Masih banyak hal yang harus diketahui agar hubungan itu bisa balance. Am I right?"

"Memangnya kau tau apa tentang aku dan David?" El menatap penuh protes.

"I don't now," Rio menggeleng. "Aku cuma tau masalah temanku, tapi masalah hubungan kalian, aku tidak tau."

"Masalah apa?"

"Masalah David yang tadi malam memukuli Allard karena gosip yang mengatakan Verona mengandung anaknya," jawab Rio dengan santai, terlalu santai.

Tubuh El bergetar kaget. David memukuli Allard tadi malam? "Pantas saja," gumamnya nyaris tidak bersuara.

"Pantas apa?" Tapi ternyata, Rio mengetahui apa yang dia gumamkan. Membuat El langsung menggeleng. "Lalu di mana dia? Aku harus bicara," Rio bangkit untuk mencari keberadaan David.

"He was gone."

Kalimat El menarik Rio untuk duduk kembali. "Maksudnya?"

"Aku sudah mengusirnya."

Seramnya wajah seorang Jocker di serial Batman, mengalahkan keterkejutan Rio atas jawaban El. David diusir?!

"What—"

"Aku ... aku tidak sanggup," lirihan El memotong ucapan Rio. "Aku tidak sanggup jika harus bersaing dengan para pria, Rio. Benar-benar tidak sanggup," El menggeleng setelah kalimat bernada perihnya itu selesai.

Rupanya El sudah tau. "Kau tau darimana?"

"Tau dari mana katamu? Seantero semesta pun sudah tau kalau ayah dari putriku itu mengalami orientasi seksual yang menyimpang," bengis El yang tiba-tiba merasa marah pada kenyataan.

"El...." gumam Rio. "Dia hanya mengalami orientasi seksual yang menyimpang, bukan pencuri apalagi pembunuh," tutur Rio. "Lagi pula, David tidak mengubah kelaminnya, bukan?"

Semestinya Rio memprovokasi El untuk menjauhi David, bersikap seolah dialah pria suci yang menyelamatkan El dari patah hati. Sayangnya, jiwa setia kawannya tidak bisa bersikap seperti itu. Meski hatinya sedikit senang karena El mengusir David, tapi 63℅ dari sisanya adalah kegundahan akibat temannya yang diperlakukan begitu.

Rio juga baru mengetahui tadi pagi dari Allard bahwa David mengalami orientasi seksual yang menyimpang, dan Allard juga memberitahukan apa penyebabnya. Queen Lexie Elizabeth. Satu dari tiga penyebab David berubah masuk ke aliran kaum gay.

"C'mon El, David hanya seorang gay. Dia masih bisa diselamatkan. Pembunuh sekalipun, masih bisa untuk dimaafkan jika dia layak. Masa seorang gay tidak?"

Lagi-lagi Rio meyakinkan wanita pirang yang kembali menggeleng. "He's not, Rio. Dia bukan seorang gay."

"Bukan?" Kening mulus Rio mengkerut yang membuat alis tebalnya hampir menyatu.

"Iya, bukan," El mengangguk. "He is a bisex. Dia seorang ac/ad, Rio. Wanita bisa, pria bisa. Lantas bagaimana dengan aku? Aku akan tetap berdiri tegak jika itu wanita. Tapi ini pria, Rio. Aku yang tidak bisa bersaing dengan para pria yang sudah dulu bersamanya."

Rio sukses tercengang. Bisex? Temannya pengidap biseksual?!

"Dia sendiri yang mengaku padaku."

El rasanya seperti hendak memaki pada apapun yang bisa dia maki. Pria yang sudah menghamilinya, selalu menidurinya bahkan ayah dari anaknya itu pengidap selera seksual ganda.

Astaga, membayangkan bagaimana David memompa tubuh kekar di bawahnya saja sudah membuat El mual. Dan sialnya, pria itu pula yang selalu memompa tubuhnya kala di atas ranjang.

"Aku yakin, satu yang belum kau tau, El," ucap Rio percaya. "Dia melakukannya sejak lima tahun yang lalu, sejak hari pertama dia kembali hidup lagi dan mau bersosialisasi layaknya manusia yang bernapas."

El terperanjat. "Lelucon apa yang sedang coba kau ucapkan, Rio?"

"Tidak, itu bukan lelucon," Rio menarik napas dalam. "Allard sudah cerita semuanya. Penyebab dan semua yang terjadi. Hanya saja ... yang Allard tau, David gay. Bukan biseksual," jelasnya panjang lebar.

El terpaku membisu, dia berusaha menelan salivanya yang terasa pahit seketika. Ada kelegaan dan kata oh~ yang berkelana riang di benaknya. Salahkah dia bersyukur jika David belum menusuk para pria saat mereka pertama kali bercinta dulu? Atau, El tetap harus merasa jijik pada pria malang itu?

H-1 menuju ending!!!😱😱😱
Tapi tetap ya, JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK MANJA NAN NYATANYA untuk akuh eh untuk lapak ini 😁😂

RMdM 29 - Rio's Shoulder.
NBd17, Bengkalis - Riau.
Rabu, 11 April 2018.

Continue Reading

You'll Also Like

4.4M 132K 88
WARNING ⚠ (21+) 🔞 𝑩𝒆𝒓𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 �...
2.4M 106K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
294K 19.1K 45
Pengumuman: Cerita akan diunpublish Jumat, 5 April 2024, pukul 06.00 karena sedang diajukan untuk proses penerbitan. --- Apa yang kau pikirkan tentan...
1.4M 113K 36
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...