LOUISI ☑

Від liachandraini

48.2K 5K 3.4K

[ COMPLETED ] Hari pertama masuk sekolah berjalan tidak semulus yang dia pikirkan. Ditambah pertemuan tidak w... Більше

LOUISI
1 : Kecoa Adalah Musuh Bebuyutanku
2 : Lima Huruf yang Paling Kubenci
3 : Gengsiku Setinggi Langit Ketujuh
4 : Ngeselin Pakai Tanda Seru
5 : Tidak Ada yang Bisa Menandingi Ebi Furai
6 : Sumpah, Nih Suara Sudah Dapat Izin dari Pemerintah untuk Disebarluaskan?
7 : Tomat Makan Tomat
8 : Mesum Kayak Abang-Abang di Warung
9 : Jombloku Itu Pilihan
10 : 35 Pesan dan 23 Panggilan Tak Terjawab
11 : Ngapain Peluk-pelukan di Siang Bolong?
12 : Suka atau Lebih dari Suka?
13 : Ada Apa dengan Renata?
14 : Kalau Kamu Ratunya, Berarti Aku Rajanya Gitu?
15 : Berdiam Diri Kayak Tikus Kejepit
16 : Kisah Asmara Seorang Louis Putra
17 : Peluru yang Aku Lepas, Sekarang Putar Balik ke Arahku
18 : Mungkin? Mungkin
19 : Nasi Sudah Menjadi Bubur
20 : Buat Dia Klepek-klepek Kayak Ikan Dorang
22 : Digigit Serangga, Terus Diinjak Gajah
23 : Selamat Tinggal Gengsi
24 : Bertransformasi Menjadi Ninja
25 : Perlakuan Kecilnya Itu Membuatku Nyaman
26 : Sesama Jomblo Harus Saling Mengerti
27 : Semahal Tidur Semalam di Burj Al Arab
28 : Kata-katamu Adalah Perintahku
29 : Ember Pecah yang Sudah Tidak Bisa Ditambal
30 : Nggak Bijak pun, Aku Tetap Sayang kok, Pacar
31 : Membandingkan Busa Dengan Tulang?
32 : Arah dan Besaran, atau Besar dan Arahan
33 : Jangan Harap Pelangi Setiap Saat
34 : Masuk Angin? Minum Antangin
35 : Tatapan Khas Puss in Boots
36 : Pergi dari Kebosanan yang Tiada Akhir
37 : Tanpa Ponsel, Apa Bisa Aku Hidup?
38 : Hati yang Bisa Lelah dan Perasaan yang Bisa Sakit
39 : Menemukan Berlian di Samudra Batu
40 : Jalan Sama Pacar, Bukan Sama Sopir
Epilog - 41 : Ayam Saja Belum Berkokok
JENDELA KITA

21 : Apa Susahnya Sih, Cium, Selesai

875 82 68
Від liachandraini


●   21   

Apa Susahnya Sih, Cium, Selesai


Kabar baik. Satu minggu terburukku dalam setiap bulan akhirnya datang. Aku iri pada orang-orang yang perutnya tidak keram ataupun sakit. Karena aku selalu merasakannya, dan itu benar-benar tidak nyaman.

Pagi ini rasanya aku hanya ingin berbaring di kasur seharian. Butuh kekuatan super milik mama sehingga aku sekarang sedang dalam perjalanan menuju sekolah.

Hebatnya lagi, mood-ku selalu tidak karuan. Berharap saja tidak ada yang menyentuhku. Tapi kehidupan tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan bukan?

Aku sedang berjalan di koridor sekolah menuju kelasku tercinta menggendong tas punggungku yang hari ini terasa dua kali lipat lebih berat begitu aku merasakan ada lengan yang memeluk bahuku kemudian mengunci leherku.

"Lous! Lepasin!" teriakku kesal.

Louis melepas tangannya yang mengunci leherku, tetapi membiarkan lengan satunya tetap menggantung di bahuku. "Pagi, cantik," sapanya dengan nada lembut.

Aku membuat wajah ingin muntah. "Genit!"

Saat itu juga, ada rasa perih yang timbul di perutku. Aku sedikit merintih dan memeganginya. "Kenapa?" tanyanya cemas.

Aku menggeleng. "Nggak."

Louis melepaskan pelukannya kemudian menatapku. "Oh."

Aku membalas tatapannya bingung. "Oh apa?" tanyaku.

"Oh. Itu," ucapnya gagu.

Louis dan aku tidak pernah membahas soal minggu spesialku, tapi aku yakin dia cukup tahu saat aku sedang melaluinya. Karena tingkat emosiku menjadi naik serastus kali lipat lebih tinggi.

"Itu apa?" Sekarang aku tersenyum, menggodanya.

Dia menggaruk rambutnya dan sedikit salah tingkah. "Nggak apa."

Wajahnya sekarang begitu polos membuatku sangat gemas. Aku mencubit keras pipinya.

"Ih! Apaan, Ren?!" Dia menatapku kesal.

Aku tersenyum lebar. "Lucu."

Dia mengalihkan pandangan kemudian maju melepaskan tas dari punggungku. Dibawanya tasku yang sangat berat itu dan berjalan menuju kelas.

Aku mempercepat langkahku dan mengikutinya.

Begitu masuk kelas, aku bisa melihat suasana kelas sudah ribut. Michelle dan Cia tampaknya belum sampai. Sedangkan, Kamila sekarang duduk di tempatnya sambil memandangku dengan senyuman menggoda.

Aku menatapnya bertanya.

Louis meletakkan tasku di tempat dudukku kemudian bergerak menuju tempatnya.

"Thanks," ucapku pelan. Dia hanya membalas dengan senyumnya.

Aku duduk di kursiku dan mendapati Kamila masih pada ekspresi wajah yang sama. "Kenapa sih?" tanyaku akhirnya.

Senyumnya makin lebar. Dia bergerak menuju telingaku seperti mau membisikkan sesuatu, kemudian mengurungkan niatnya.

"Nggap apa-apa," jawabnya masih tersenyum. Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku.

---

"Chelle, Cia.. tadi pagi Louis bawain tasnya Renata lho sampe kelas," bisik Kamila.

"Sumpah?!" teriak Michelle dan Cia bersamaan.

"Apaan lagi..." Aku hanya bisa menatap mereka malas.

"Oh, tadi juga waktu istirahat kan Renata di kelas tuh males turun katanya. Akhirnya dibawain makanan astaga!" kata Cia.

"PERSAHABATAN mereka so sweet banget!" sorak Michelle dengan mempertegas kata persahabatan. Nyindir banget ya.

"Nih ya.. kalau aku punya sahabat kayak Louis, langsung aku jadiin pacar. Keburu ditikung orang." Aku seketika melirik tajam Kamila.

"Nggak-nggak, Ren. Nyantai dong, posesif banget sama SAHABAT," cibir Kamila dengan nada dibuat-buat.

"Udahlah ayo main truth or dare aja," potongku. Sekarang lagi jam kosong, yang artinya kita bebas mau melaukan apa saja. Sebagian anak kelasku belajar, sangat kupertanyakan kenapa mereka melakukan hal tersebut.

Sebagian lagi mengobrol atau bermain, dan sisanya tidur termasuk Louis dan Johan. Mereka berdua memang lagi kelelahan karena latihan yang sangat padat. Aku dengar pelatih mereka sangat tegas dan melatih mereka sangat keras.

"Ayo!!" Seketika mereka bertiga setuju.

---

"Truth or Dare?" Pertanyaan itu jatuh pada Michelle.

"Truth aja deh," jawabnya.

"Kalau gitu, di antara kita bertiga.. siapa yang paling jelek?" tanya Kamila. Aku tertawa mendengar pertanyaannya.

"Gampang sih itu.. kamu," goda Michelle.

"Ih!" Kamila melipat kedua tangannya kesal. Siapa suruh tanya begituan?

"Lanjut."

"Truth or Dare, Ren?"

"Hm.. karena aku pemberani ya.. Dare." Aku memang tidak begitu mempermasalahkan tantangan seperti ini, paling disuruh menjewer telinga Rendy atau bernyanyi di depan kelas.

Kamila, Michelle dan Cia langsung saling tatap dengan senyum jahat ala penyihir. Perasaanku tidak enak.

"Kalau gitu.. cium pipinya Louis," kata Cia pelan.

"HAH?!" Aku tak sengaja teriak. Kamila segera membungkam mulutku, menyuruhku jangan teriak-teriak.

"Gila apa kalian? Nggak-nggak! Yang lain aja." Aku menggeleng keras.

"Lho.. nggak bisa. Katanya pemberani," ucap Cia dengan tegas.

"Nggak mau, Cia. Pokoknya nggak mau." Aku sekarang memanyunkan bibirku, memohon.

"Kenapa nggak mau? Kan kalian cuma SAHABAT. Pelukan, cium pipi nggak masalah dong."

"Aku nggak pernah cium Louis!" bisikku.

"OH! Pelukan pernah tapi?" Kamila dengan cepat bertanya. Aku menatap mereka geram. "Ih! Pernah, guys!" Mereka bertiga sekarang bertingkah kegirangan.


Aku menoleh, menjatuhkan pandanganku pada cowok yang sekarang memejamkan matanya. Tangannya dilipat di meja sebagai bantal, kepalanya dimiringkan sehingga aku bisa melihat wajahnya yang terlihat sangat polos.

Aku menggigit bibirku.

Apa aku lakuin saja? Toh, ini hanya dare dari anak-anak. Kalau Louis tertidur, mungkin dia juga tidak akan mengetahuinya. Kalau pun dia bangun, aku hanya perlu bilang kalau itu disuruh anak-anak.

Aku memegang bibirku, tiba-tiba membayangkan bagaimana rasanya mencium pipinya. Sudah gila sepertinya aku.

Aku menoleh sebentar menatap ketiga sahabatku yang hanya tersenyum. Akhirnya, aku beranjak dari tempatku dan melangkah menuju tempatnya.

Aku membenarkan poniku, menyisirnya ke belakang telingaku. Aku menurunkan posisi tubuhku mendekati wajahnya. Aku menarik napas dalam-dalam kemudian melepasnya.

Apa susahnya sih, cium, selesai.

Aku memejamkan mataku berharap dia tertidur pulas. PLIS LOUS.

Akhirnya aku membulatkan tekadku dan mendekatkan bibirku ke pipinya sampai bersentuhan. Aku mencium pipinya pelan kemudian membuka mataku.

Aku langsung bangkit dari posisiku begitu melihat kedua matanya terbuka lebar menatapku. Aku menelan ludah dalam-dalam. Crap.

Dia menatapku bingung. "Ngapain?" tanyanya dengan tatapan masih belum fokus.

"Huh? Oh.. nggak apa-apa." Aku mencoba tersenyum. Tapi aku yakin yang terlihat pasti senyum canggung.

Dia menegakkan tubuhnya dan melipat kedua lengan berototnya di depan dada. "Ngapain cium-cium sembarangan?" tanyanya sekali lagi.

"Nggak ada tulisannya dilarang." Aku langsung menjawab asal.

Dia mengangkat alisnya kemudian berdiri dari duduknya. Tubuhnya yang tinggi seketika membuatku merasa kecil. Seukir senyum muncul di bibirnya. "Oh, gitu."

Ngapain dia berdiri? Mau ngapain dia berdiri?

Dia melangkah maju, membuatku melangkah mundur. Senyumnya makin lebar.

"Itu.. pipi kamu juga nggak ada keterangan dilarangnya?" bisiknya sehingga hanya aku yang mendengarnya.

Seketika mataku melebar dan aku refleks menutup pipiku dengan kedua tanganku.

"Lain kali, izin dulu," katanya masih dengan senyum.

Aku bisa merasakannya mendekatkan wajahnya. Sangat-sangat dekat. Dan entah kenapa aku seperti membeku di sana, tidak bisa bergerak. Seperti mungkin dari hatiku yang paling dalam, aku menunggu apa pun yang ingin dilakukannya.

Aku hanya bisa memejamkan mataku.

Cup.


Dia mencium tangan yang menutup pipiku.

Aku melepas tangan dari pipiku, terkejut. Dia langsung menggunakan kesempatan itu untuk mencubit pipiku.

Aku menatapnya lurus sambil berusaha mengatur detak jantungku. Seperti dimantra, aku terpaku tidak bisa berkata apa-apa. Aku hanya terus memandang wajahnya yang masih terlihat ganteng walaupun rambutnya berantakan sehabis tidur.

"Lucu." Dia tersenyum kemudian kembali ke posisi awalnya dan memejamkan mata.

Aku batuk, tersedak.

Aku rasa jantungku berhenti berdetak. Salah, aku rasa jantungku sudah copot.

Mungkin besok pagi di papan pengumuman akan ada tulisan Dicari: Jantung Renata Julianne. Silahkan hubungi: 081xxxxxxxx.


Oh, Double Crap.

---

Catatan Penulis :

*squeals internally*

Semoga kalian suka;)

Vote dan comment ya <3

Chapter  22 : Digigit Serangga, Terus Diinjak Gajah



Продовжити читання

Вам також сподобається

My Lovely Bad Boy ✔ Від 𝚆 𝙴 𝙻 𝙲 𝙾 𝙼 𝙴

Підліткова література

2.2M 106K 69
(N) : CERITA INI DALAM MODE REVISI , APABILA ADA TYPO MOHON DI MAAFKAN. [COMPLETE] • PART MASIH LENGKAP • Aziz Alvaro Fernando. Adalah bad boy di SM...
ARGALA Від 𝑵𝑨𝑻𝑨✨

Підліткова література

7.1M 297K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
little ace Від 🐮🐺

Підліткова література

918K 67.5K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
My Crazy BadBoy (TERBIT) Від Hilmiath

Підліткова література

7.6M 204K 72
SUDAH TERBIT ⚠WAJIB FOLLOW AKUN OUTHOR SEBELUM BACA 🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿 Rakha si Most wanted SMA Harapan Banga sekaligus Bod Boynya SMA HB d...