[COMPLETE] First : Empress XI...

By McySan

941K 61K 1.6K

[Bukan Novel Terjemahan] Kisah Kebesaran Permaisuri Kerajaan Nan Feng, Permaisuri Xiu Lian 18+ More

1. Perjodohan
2. Malam Pertama
3. Pangeran
4. Keluhan
5. 2 Tahun Yang Lalu..
6. Cemburu
7. Perih
8. Masa Lalu
9. Melindungi
10. Dibawah pohon persik..
11. Menghindar..
12. Menghindar pt. 2
13. Mengulang
14. Kebencian
15. Kembali
16. Teralihkan
17. Berbagi
18. Tidak terduga
19. Rahasia yang terbongkar
20. Pengkhianat!!!
21. Pengkhianat!!! Pt. 2
22. Perebutan! & Jiànjiē
23. Siasat
24. Racun
25. Kesalahpahaman
26. Mimpi Buruk
27. Hukuman
28. Cinta Pertama & Kisah Masa Lalu
29. Cinta Pertama & Kisah Masa Lalu Pt. 2
30. Mimpi Buruk
31. Mimpi Buruk Pt. 2
32. Mimpi yang hampir menjadi kenyataan
33. Terjadi atau tidak?
34. Shènglì
35. Hilang
36. Hilang Pt. 2
37. Kisah Lama
38. Kisah Lama Pt. 2
40. Kebohongan Terbesar
Extra Part : Kisah Masa Kecil Yun Zhao
41. Sesungguhnya
42. Demi Kebaikkan
43. Demi Kebaikkan Pt. 2
44. Demi Kebaikkan Pt. 3
45. Demi Kebaikkan Pt. 4
46. Demi Kebaikkan Pt. 5
47. Last Part : Pengorbanan
Extra Part : Curang
Extra Part : Besar nanti..
Spesial Tahun Baru

39. Berbadan Dua

13.9K 753 34
By McySan

Cao Gao tidak bisa mendiamkan kedua kakinya yang terus-terusan berbolak-balik didepan pintu kamar dimana Yatou berada, ditepi seorang tabib dan dayang berdiri dengan kepala tertunduk.

"Benarkah itu? Apa kau yakin? Tidak salah periksa?", Pertanyaan demi pertanyaan bertubi-tubi terlontarkan dari mulut Cao Gao yang sejak tadi digigit oleh dirinya sendiri dibagian tepi bawahnya.

Tabib itu segera menjulurkan kedua tangannya kedepan dada, kembali membungkuk memberi penghormatan. Berkata : "Iya Tuan, Nona Yatou dia----dia tengah mengandung...", Tabib itu tidak berani mengangkat kepala untuk meneliti ekspresi pria dengan badan kekar yang telah berbalut baju khas seorang penjaga penjara.

Cao Gao menghentikan langkahnya kemudian menatap kearah kamar dimana Yatou berada, menghela napas kasar kemudian hendak menerobos masuk kedalam kamar itu.

Namun suara wanita yang tidak asing terdengar dari ambang pintu masuk kediamannya, "Siapa yang berbadan dua? Nona Yatou? Yatou yang mana Tuan Cao?", Ujar  Xiu Lian dengan tatapan penasaran.

Langkahnya yang ringan dan anggun memasukki kediaman Cao Gao diikuti para dayang dan pengawal dibelakangnya, "Ho-Hormat kepada Huanghou Niangniang..", Semua yang ada disana membungkuk memberi hormat.

"Bangunlah..", Balas wanita itu dengan suaranya yang lembut hingga semua orang seolah tersihir untuk mengikuti perintahnya dan segera menegapkan diri yang tadinya membungkuk.

"Tuan Cao, Anda masih belum menjelaskannya pada bengong. Jadi? Siapa yang sedang berbadan dua? Siapa Nona Yatou yang disebutkan oleh tuan tabib?", Tanya Xiu Lian lagi yang kini tengah menatap lurus kearah Cao Gao yang terlihat sedikit gugup dan ketakutan.

Pria itu mengigit tepi bawah bibirnya, tidak berani mendongakkan kepala untuk sekedar menatap sang permaisuri.

"Jangan diam saja, Jawab Bengong sekarang..", Xiu Lian berkata lagi tegas dengan tatapan dingin dan tidak biasanya.

***

"Changseng, tunggu aku..", Seorang gadis setengah berlari kearah pria dalam balutan hanfu sederhana layaknya rakyat biasa.

Pria itu hanya menoleh sebentar sebelum akhirnya kembali melanjutkan perjalanannya mendaki pegunungan yang ditumbuhi beberapa tanaman obat,

Bruk..

"Auch--",

"Kau baik-baik saja?", Tanya pria itu berjalan setengah berlari kearah gadis yang kini tengah terjatuh kepermukaan tanah.

Gadis itu mengeleng, mengangkat siku tangannya yang tergores permukaan tanah lereng pegunungan. Darah segar mengalir sedikit membasahi sekitaran bagian sikunya yang terluka, ringisan kecil terdengar ketika gadis itu menyentuh lembut permukaan lukanya, Changseng yang sejak tadi hanya diam merangkulkan tangannya kepinggul sang gadis, mengendongnya layaknya pengantin.

"Cha-Changseng????", Pekik gadis itu terkejut dengan yang dilakukannya. Sementara pria itu tidak menjawab, hanya diam dan mulai melangkah dengan kedua tangan menopang tubuh sang gadis yang cukup ringan.

Sepanjang perjalanan menuruni lereng gunung, Gadis itu tidak bisa berhenti menatap wajah tampan Changseng. Alis matanya yang tebal dan hitam, matanya yang sipit namun tajam, hidungnya yang mancung, bibir berwarna pucatnya tidak bisa luput dari penglihatannya bahkan menurutnya ini kesempatan seumur hidup sekali melihat pria setampan itu dari jarak dekat.

"Ada sesuatu diwajahku?", Tukas Changseng tidak menoleh kearah gadis itu sedikitpun dan terus melihat kearah depan.

"Ti-tidak--", Jawabnya cepat sembari mengelengkan kepala.

"Eh, Changseng. Bukankah dulu ayahku juga menemukanmu disini? Waktu itu aku terkejut sekali, Ayah tiba-tiba pulang membawa seorang pria yang terluka parah. Pagi siang dan malam kamu mengigau dan menyebut nama seseorang, siapa namanya--",

"Lupakan..",

"Apa? Kenapa? Apa kamu tidak ingin mengingat masa lalumu? Apa seburuk itu sampai kamu tidak ingin mengingatnya?",

Changseng tidak menjawab sama sekali, bibirnya yang pucat terlihat seolah telah diikat erat hingga tidak sedikitpun kata dapat keluar dari dalamnya.

Yatou...

Aku harap kau baik-baik saja, jaga dirimu. Maafkan aku, tapi aku tidak bisa berharap dan juga tidak bisa diharapkan untuk memberikan kebahagiaan untukmu.

Kuharap kau bisa bahagia, mendapatkan pria yang baik untukmu..

Tidak sepertiku..

Gadis itu merasa diabaikan membuatnya kesal dan mendengus, hingga ketika mereka tiba disebuah gubuk dengan berbagai rempah yang tergantung, sebuah meja ditengah-tengah permukaan tanah dengan dikelilingi tiga buah kursi kecil.

"Yan'er? Ada apa? Apa yang terjadi? Kau terluka?", Ujar seorang pria tua dengan pakaian sedikit kotor tertutupi debu dan tanah. Wajahnya yang sedikit mengeriput terlihat menyeramkan, apalagi ketika pria itu memberikan Changseng tatapan datar yang tidak bisa diartikan olehnya.

Setelah turun dari gendongan Changseng, gadis itu segera menyeimbangkan dirinya dengan memegangi kedua sisi bahu ayahnya. Berkata : "Tidak apa-apa Ayah, aku hanya terjatuh tadi ketika memetik tanaman obat..", Diiringi kekehan kecil dari mulutnya.

Sang ayah hanya bisa mengelengkan kepalanya pasrah dengan sifat putrinya itu,

Sementara itu, masih dikediaman Cao..

"Kenapa Tuan Cao? Kenapa diam saja? Apakah ada yang kau sembunyikan dari Bengong?", Ujar wanita dengan paras cantik dan anggun yang berbalut jubah kebesaran seorang permaisuri berwarna merah.

Cao Gao yang berdiri dihadapannya kini masih setiap dengan posisinya, tertunduk dan terdiam tidak mampu berkata-kata.

Xiu Lian menghela napasnya pelan sebelum akhirnya kembali berbicara, ada kesedihan yang mendalam dibalik tatapan dan raut wajahnya. Sorot matanya mengambarkan jika dirinya sama sekali tidak ingin bersikap tegas pada seseorang, apalagi pada pria yang merupakan seorang pengabdi yang sudah turun-temurun keluarganya melayani kaisar Yun Zhao dan kekaisaran Nan Feng.

"Sepertinya kamu tidak ingin bercerita pada bengong, bukan begitu Tuan Cao? Baiklah, bengong memang baru menjadi seorang permaisuri selama beberapa bulan saja dan bengong tidak punya hak untuk memerintah. Begitu menurutmu bukan? Jika begitu, berbicaralah didepan Bixia. Didepan Bixia, Kaisar Kekaisaran Nan Feng yang sudah keluargamu layani selama bertahun-tahun lamanya..", Tutur Xiu Lian tegas kemudian berbalik dan berjalan keluar dari kediaman Cao diikuti para dayangnya dan juga pengawal.

Kemudian dengan langkah yang hening, Xiu Lian melangkah menuju tempat kerja kaisar, suaminya. Dimana pria itu kini tengah disibukkan dengan tumpukan kertas berisi keluhan dan laporan dari semua pihak, raut wajah Kaisar Yun Zhao mengambarkan sejumlah pertanyaan kepada wanita dihadapannya kini.

"Ada apa? Kau terlihat kesal..", Tanya Kaisar seraya melampirkan senyuman tipis diujung bibirnya.

Xiu Lian berjalan pelan mengarah ke tempat dimana Kaisar Yun Zhao tengah duduk, meraih posisi duduk disampingnya dan menyandarkan kepalanya miring ke pundak kokoh Kaisar.

"Bixia, Chenqie baru saja kembali dari kediaman Cao. Chenqie mendengar hal yang ingin Chenqie ketahui sejak dulu, sejak 3 bulan yang lalu. Sepertinya apa yang Chenqie mimpikan selama ini akan kembali terjadi..", Jawabnya sayu dengan tangan yang merangkul lengan kekar Kaisar.

Kaisar Yun Zhao menoleh kearah wanita itu, menjulurkan jari-jarinya untuk menyingkap beberapa helai rambut Xiu Lian yang terurai menutupi wajah cantiknya.

"Maksudmu tentang Yatou?", Tanya Kaisar yakin.

Pria itu kini mengunakan ujung-ujung jarinya yang disatukan untuk mengangkat dagu Xiu Lian yang tertunduk, sehingga Kaisar dapat melihat betapa cantiknya wanita yang secara resmi sejak 4 bulan yang lalu menjadi miliknya.

"Ya, Bixia. Siapa lagi yang akan Chenqie bicarakan memangnya selain Yatou?", Ketus Xiu Lian kemudian beranjak bangun dari sandarannya pada pundak Kaisar Yun Zhao dan menatap pria itu langsung kearah matanya.

"Katakanlah..", Balas Kaisar Yun Zhao memiringkan kepalanya dan tersenyum manis pada Xiu Lian.

"Chenqie mendengar ucapan seorang tabib dari kediaman Cao, mengatakan bahwa seorang gadis bernama Yatou tengah mengandung. Tidakkah menurut anda ini terlalu aneh? Gadis mana lagi dikediaman Cao yang bernama Yatou? Jika itu salah satu dayang disana, apakah Tuan Cao harus secara langsung meminta seorang tabib memeriksanya?", Ujar Xiu Lian lagi bertanya dan menjelaskan bertubi-tubi.

Kaisar Yun Zhao mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti dan setuju dengan perkataan Xiu Lian, kemudian menempelkan telapak tangannya pada pipi Xiu Lian mengelusnya lembut memberikan sensasi aneh dan mengelitik pada diri wanita itu.

"Jadi? Apa yang kau ingin Zhen lakukan untukmu istriku..?", Ujar Kaisar Yun Zhao kini justru bertanya balik.

"Chenqie ingin, anda bertanya pada Tuan Cao. Karna ketika Chenqie tanya dia tidak mau menjawab dan hanya diam, itu sebabnya Chenqie kesal dan kemari mencari anda..", Balas Xiu Lian sedikit mendengus membuat Kaisar Yun Zhao tertawa geli melihatnya.

"Baik-baik, jangan kesal lagi ya. Kamu terlihat jelek ketika marah..", Tukas Kaisar Yun Zhao setengah meledek disambut cubitan kecil dari wanita itu pada bagian perut Kaisar Yun Zhao yang tertutupi hanfu kekaisarannya.

***

"Saya tidak bermaksud mengusir anda, tapi mau sampai kapan anda bersembunyi disini? Anda seorang bangsawan, seorang pangeran. Untuk apa pergi dari kehidupan yang serba berkecukupan dan justru memilih hidup seadanya bahkan nyaris tidak cukup..", Ujar pria tua, ayah dari Yan'er yang kini tengah duduk di meja berbentuk segi empat yang berada ditengah-tengah halaman gubuknya dengan tiga buah kursi kecil disekelilingnya.

"Saya tidak bisa membiarkan putri saya, Yan'er untuk dekat dengan anda. Dia tidak tau siapa anda sebenarnya dan menganggapmu sebagai Changseng, itu sebabnya saya memintanya untuk tidak pergi keluar hutan agar tidak melihat kertas pengumuman mencari anda, karna jika sampai dia tau pasti dia tidak akan membiarkanmu pergi. Tapi keputusan saya tetap sama, saya tidak bisa membiarkan anda terlalu dekat dengan putri saya. Saya harap pangeran dapat mempertimbangkan ini dan membuat keputusan yang benar..", Ujar pria tua itu lagi membungkuk memberi penghormatan.

Changseng hanya diam, tatapannya sangat dingin bahkan mengalahkan dinginnya malam itu. Hingga kedinginan itu hancur ketika Yan'er datang dengan nampan berisi masakan-masakan buatannya dan dengan segera meletakkannya keatas meja,

"Sudah, Jangan bicara terus. Ayo makan Ayah, Changseng..", Ujarnya memberi perintah kemudian mengambil posisi duduk dikursi yang tersisa.

Tbc.

*Xiaojie = Nona

*Bixia = Yang Mulia Kaisar

*Huangdi = Kaisar

*da-ren = ditujukan ke pengadilan/pejabat kekaisaran

*Fuhuang = Ayahanda (Panggilan Khusus untuk Kaisar dari Anak-anaknya)

*Muhou = Ibunda (Panggilan Khusus untuk Permaisuri/Ibu Suri dari anak-anaknya)

*Huanghou = Permaisuri

*Furen = Nyonya/Istri

*Huáng tàihòu = Ibu Suri

*Niangniang = Sebutan(tambahan) untuk perempuan dalam keluarga kekaisaran.

*Zhen = Aku, Panggilan dari Kaisar untuk dirinya sendiri (Sebenarnya mau pakai Guaren, tapi sedikit aneh, jarang juga yang pakai Guaren, contohnya di Drama The King's Woman, Kaisar Qin manggil dirinya Guaren)

*Dayang = Pelayan perempuan di istana.

*Nubi = Panggilan dari pelayan untuk dirinya sendiri

*Er-Zhen = Anak ini/Putra ini, Biasanya dipakai putra kekaisaran kepada Kaisar atau Permaisuri/Ibu Suri.

*Ge (GeGe) = Kakak Laki-laki, abang

*Er(二) = dua

*Gongzi = Tuan muda/Pria dari keluarga bangsawan

*Guniang = Nona

*Kowtow = Cara penghormatan kepada orang berpangkat lebih besar, seperti Keluarga Kekaisaran, Kerajaan, Bangsawan, dengan berbagai jenis Kowtow tergantung daerah dan tradisi.

*Wang = Raja

*Wangzi = Pangeran

*Wangye = Panggilan untuk seorang Pangeran

*Aijia = Saya, digunakan oleh Permaisuri Janda/Ibu Suri

*Bengong = Istana Ini/aku, digunakan perempuan dari keluarga kekaisaran

*Benwang = Raja ini/Saya, digunakan oleh Pangeran.

*Cefei = Selir samping/istri peringkat kedua dari Wangye

*Chennu = Putri abadimu/aku, digunakan oleh anak perempuan pejabat

*Chenqie = Istri/Istri rendah(bawah), digunakan oleh istri keluarga kekaisaran, mengatakan aku dengan merendahkan diri

*Gongzi = Tuan muda/ juga biasa untuk pria terkenal

*Gugu = Bibi muda/ Adik perempuan dari ayah

Continue Reading

You'll Also Like

718K 57.2K 60
Celia Willson. Gadis berusia 20 tahun yang meninggal karena kecelakaan maut yang menimpanya. Jiwanya tiba-tiba berpindah ke abad pertengahan dimana C...
518K 39.3K 31
[Bukan Novel Terjemahan] Takdir mempertemukan mereka, Kemudian takdir juga yang memisahkan mereka, Setelah perpisahan yang kejam, takdir kembali me...
9.7K 662 48
"Ingatlah kalau aku calon raja negeri ini dan juga calon suamimu " "Ingat juga kalau aku masih ratunya sekarang" .. "Aku ingin bebas" "Kau bebas mela...
629K 59.1K 32
Ibuku bilang, selama ini kami harus hidup susah dan terus-menerus bersembunyi karena ayahku sangat membenci kami dan ingin membunuh kami. Namun ... K...