Setelah Aku Tau |✔

By ksjmysunflower

59.3K 2.8K 92

Seri 2 'Seharusnya Aku Tau' Disaat aku tak tau harus melangkah maju atau mundur. Disaat semua terus terasa a... More

PERTAMA
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
KELIMA
KEENAM
KETUJUH
KESEMBILAN
KESEPULUH
KESEBELAS
KEDUABELAS
KETIGA BELAS
KEEMPATBELAS
KELIMABELAS
KEENAMBELAS
KETUJUHBELAS
KEDELAPAN BELAS
KESEMBILAN BELAS
KEDUA PULUH
KEDUA PULUH SATU
KEDUA PULUH DUA
KEDUA PULUH TIGA
KEDUA PULUH EMPAT
KEDUA PULUH LIMA
KEDUA PULUH ENAM
KEDUA PULUH TUJUH
KEDUA PULUH DELAPAN
KEDUA PULUH SEMBILAN
KETIGA PULUH
KETIGA PULUH SATU
KETIGA PULUH DUA
KETIGA PULUH TIGA
KETIGA PULUH EMPAT
KETIGA PULUH LIMA
KETIGA PULUH ENAM
KETIGA PULUH TUJUH
KETIGA PULUH DELAPAN
KETIGA PULUH SEMBILAN
KEEMPAT PULUH
KEEMPAT PULUH SATU
KEEMPAT PULUH DUA
KEEMPAT PULUH TIGA
KEEMPAT PULUH EMPAT
KEEMPAT PULUH LIMA
TERIMA KASIH

KEDELAPAN

1.2K 66 0
By ksjmysunflower

"Eh aku kayaknya bakal beli yang warna ini deh, Van." Kata Pika sambil menunjukkan layar ponselnya kepada Vanessa yang juga sedang asik menatap ponsel miliknya.

Vanessa mengangguk setuju dengan warna lipstick yang ditunjukkan Pika tadi. Tak lama Tata datang sambil membawa empat gelas berisi minuman yang kami pesan tadi. Cafe ini termasuk cafe yang sepi. Kami selama ini termasuk jarang menetap di cafe untuk sekedar mengobrol.

"Makasih, Tata sayang." Kata ku. Tata menunjukkan wajah jeleknya saat aku mengucapkan kalimat itu untuknya. Dia duduk disampingku lalu menyeruput minuman yang dia pesan sendiri.

Ponselku berdering nyaring secara tiba-tiba dan nama Jeco tertera jelas disana. Tata mengangkat sebelah alisnya membaca nama Jeco disana, sama herannya denganku. Ku tekan tombol hijau perlahan.

"Halo." Sapaku.

"Im, kamu dimana? Aku udah sampe di tempat janjian kita." Kata Jeco dari seberang sana.

Aku terdiam sejenak lalu terbelalak mengingat jika aku memiliki janji untuk pergi bersama dengan Jeco Sabtu ini. "Ya ampu, Co. Aku lupa banget kalo udah janjian ketemu sama kamu. Duh, gimana ya aku lagi sama Tata soalnya."

Tak terdengar apapun dari sana.

"Oh gitu, yaudah deh nggak papa. Next tim aja kita janjian lagi. Enjoy your time." Kata Jeco.

Sambungan terputus setelah itu. Ada perasaan bersalah. Pika, Tata dan Vanessa menatapku heran. Aku menyunggingkan senyumanku untuk mencairkan suasana yang seakan memaksaku untuk menjelaskan.

"Jeco. Aku lupa kalau hari ini aku ada janji nemenin dia cari buku." Kataku.

Terlihat Pika sudah tertawa tipis mendengarkan pernyataanku. Aku terheran dengan sikapnya yang tiba-tiba tertawa seperti itu." Kenapa, Pik?" Tanyaku.

"Kamu sadar nggak sih kalo sih Jeco itu suka sama kamu, Im." Jawab Vanessa.

Ku kerutkan dahiku. Hanya senyuman tipis yang menjawab pernyataan Vanessa.

"Semuanya aja, Van, suka sama aku." kata ku pada Vanessa sambil menyeruput minuman yang ku pesan tadi.

Bukan hal yang mudah untuk membuka hati untuk sosok yang baru.

***
Suasana panas mengikuti kegiatan perkuliahan siang ini. AC yang sudah disediakan kebetulan ada masalah hari ini. Entah kenapa tidak bisa menyala AC hari ini dan memaksa kami semua untuk mengalih fungsikan kertas menjadi kipas dadakan.

"Duh panas banget." Omel Tata sambil terus menjadikan kertas folio sebagai kipas dadakannya.

Aku terkekeh melihat ketiga temanku terus menggerutu sebal karena AC kelas tidak bisa menyala. Lima belas menit kemudian dosen memutuskan untuk mengakhiri mata kuliah karena rupanya dia juga tidak tahan panasnya kelas ini.

"Im.." suara panggilan itu menghentikan langkah ku dan juga ktigas temanku.

"Iya?" Jawabku pada Jeco yang sudah berdiri di belakangku dengan setelan polo berwarna hitam.

"Soal yang kemaren... " dia memutus pembicaraan karena seorang temannya menepuk pundaknya.

Aku mengangguk sambil menampakkan senyuman terbaikku untuk Jeco."Aku yang salah, aku minta maaf karena luoa kalo kemaren Sabtu ada janji sama kamu. Next time kita janjian lagi." kataku.

Jeco mengedikkan sebelah alisnya sambil membenarkan posisi gendongan tas ranselnya.

"Mmm, kapan ya?"Tanya nya setelah itu.

Ku putar pandanganku ke seluruh kelas, mencoba memandang sisa anak yang ada di dalam kelas.

"Kamu atur aja, aku lagi buntu banget." jawabku.

"Ayo, Im. Laper banget nih." Rengekan Vanessa memaksaku untuk mengakhiri pembicaraan dengan Jeco. Aku melambaikan tangan untuk salam perpisahan dan segera berjalan bersama dengan Tata.

Terakhir yang aku lihat Jeco terus berdiri di tempatnya sambil memandangku. Entah apa yang ada di pikirannya sampai bisa berbuat seperti ini padaku.

***
Ku seruput jus jeruk yang ku pesan 5 menit yang lalu. Kemarin malam Jeco meminta ku untuk menemuinya di kantin setelah pulang kuliah. Berhubung hari ini aku hanya ada satu mata kuliah, pikirku tak salahnya aku bertemu sebentar dengan Jeco. Siapa tau dia memang ada sesuatu yang penting denganku.

"Ayma. Aku kira kamu bakal lupa lagi." kata Jeco membuyarkan lamunan ku.

Hanya ku balas senyum tipis.

"Enggak, gimana? Ada apa ngundang aku kesini?" tanya ku langsung pada intinya.

Jeco meletakkan tas ranselnya di kursi yang ada di sebelah kursinya,melipat tangannya di meja lalu menatapku dengan aneh.

"Jeco kamu kenapa sih ngeliatin aku gitu banget?" Tanya ku yang mulai risih dengan sikap Jeco.

"Kamu habis ini mau langsung pulang apa gimana?" Tanya Jeco balik.

Ku hela nafas malas sebentar, "sebenernya aku mau ke kos Pika dulu habis ini. Ada janji sama dia mau beli sesuatu. Kayaknya aku juga nggak bisa lama lama." jawabku sekenanya.

"Oh gitu, aku kira hari ini udah kamu kosongin buat ketemu aku." katanya dengan nada menyesal.

Ku lemoarkan senyum kecut setelah mendengar ucapannya. "Yah, maaf ya Jeco."

"Kalo gitu kamu boleh balik aja deh, nanti Pika nungguin kamu kelamaan." kata Jeco.

Aku terheran dengan laki-laki ini. Pertemuan yang tidak begitu jelas tujuannya apa. Tanpa berpikir panjang aku segera mengambil tas jinjingku lalu pergi meninggalkan Jeco yang masih terdiam di tempatnya. Ku lerceoat langkahku menuju mobil yang kebetulan aku parkir agak jauh dari biasanya.

"Aymaa."

Aku mulai mengumpat dalam hati saat mendengar namaku di panggil oleh seorang . Aku menghentikan langkahku dan dengan berat menoleh kearah suara tersebut.

Seorang lelaki dengan setelan baju polo biru gelap dan celana jeans mendekati ku. "Hey buru buru banget jalannya." Katanya.

Aku kembali bernafas normal saat sadar aku menahan nafas saat melihat siapa yang memanggil namaku barusan.

"Astaga, Alva, aku kira siapa." pekikku sambil mengelus dada yang mulai berdetak kencang.

Alva mengerutkan dahinya heran. "Emang kamu lagi ngehindari seseorang?" Tanyanya sambil menoleh kearah belakang kami.

Aku langsung menggeleng mantap untuk menjawab pertanyaan Alva lalu tersenyum setulus mungkin untuk menutupi perasaan malu ku.

"Kamu habis dari mana?" ku coba mengalihkan pembicaraan.

"Habis dari ruang dosen, ini mau pulang. Kamu mau kemana ini?" jawab Alva.

Tak lama setelahnya ku lihat sosok Jeco yang keluar dari kantin dan berjalan kearahku dan Alva. Entah seperti refleks, aku menggandeng lengan Alva dan menuntunnya untuk berjalan berdampingan. Aku tau perilaku ini akan membuat Alva keheranan. Dia hanya diam dan sesekali menoleh kearahku yang terus menariknya untuk berjalan.

"Im kenapa sih?" Tanya Alva heran.

"Sejujurnya aku lagi ngehindari Jeco. Nggak tau kenapa dia aneh banget gitu loh sama aku." Jawabku cepat.

Aku merasa Jeco berjalan bergitu cepat. Hampir menyamai kami berdua. Jantungku seperti di adu, berdetak sangat kencang.

Sebuah rangkulan di pundak mulai aku rasakan, rupanya Alva mengerti dengan maksudku menggandengnya. Tanpa minta ijin terlebih dahulu, Alva mengarahkan langkahku untuk melewati jalan lain menuju parkirannya. Aku tak tau apakah Jeco sempat mengenaliku atau tidak, yang pentinf aku tidak ingin bertemu dengannya untuk sekarang.

"Udah aman." Kata Alva.

Aku menghela nafas lega saat sampai di depan mobil. Alva sengaja mengantarkan aku tepat di depan mobil karena ingin memastikan aku tidak bertemu dengan Jeco.

"Makasih ya, Va. Kamu bantuin aku lagi." Kataku.

"Santai aja. Yaudah ya aku pulang. Hati hati, jangan ngantuk."

Aku memandangnya sampai habis di pertigaan jalan. Tersenyum sebentar lalu masuk kedalam mobil.

Salahkah jika aku memilih untuk beristirahat terlebih dahulu? Dari cinta....

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 30.9K 29
"Lebarkan kakimu di atas mejaku! Aku ingin melihat semua yang menjadi hakku untuk dinikmati!" desis seorang pemuda dengan wajah buas. "Jika aku meny...
4.5M 134K 88
WARNING ⚠ (21+) 🔞 𝑩𝒆𝒓𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒘𝒂𝒏𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 �...
13.4K 630 23
(PUBLIKASI ULANG/NEW VERSION) Ini lanjutan kisahku yang sempat terhenti. Setelah sekian lama aku tidak bertemu denganmu, mengapa takdir mempertemukan...
423K 11.3K 33
Timothy Shane salah satu penerus jaringan Hotel Starry Queen harus menghadapi beberapa masalah ketika ibunya selalu mendesaknya untuk mencari pendamp...