Just Love Me, Don't Leave Me...

By penyembuhluka

43K 1.9K 156

Cerita sudah selesai namun belum direvisi sepenuhnya. ••••• Namira Anastasya Wijaya. Seorang Siswi SMA NUSANT... More

Prolog
First
Second
Third
Fourth
Fifth
Sixth
Seventh
Eighth
Ninth
Tenth
Eleventh
Twelfth
Thirteenth
Fourteenth
Fifteenth
Sixteenth
Seventeenth
Eighteenth
Nineteenth
Twentieth
Twentieth-one
Twentieth-two
Twentieth-three
Twentieth-four
Twentieth-six
Twentieth-seven
Twentieth-eight
Twentieth-nine
Thirtieth
Thirtieth-one
Thirtieth-two
Thirtieth-three
Epilog
VISUALISASI TOKOH
EXTRA PART #1

Twentieth-five

562 37 9
By penyembuhluka

"Yang..kok diem aja sih?" Tanya Arka pada Namira saat mereka sudah ada dikantin menunggu pesanan mereka datang.

"Hiks..hiks..hiks..." bukannya  menjawab, Namira malah mengeluarkan cairan bening dari mata indahnya.

"Yah..yah..yang, kok nangis..." Arka menggeser posisi duduknya lebih dekat dengan Namira lalu menyandarkan kepala Namira ke bahunya.

"H-hidup gue hancur kaaa.." ucap Namira di sela isakannya. Ia mengusap air matanya menggunakan kedua tangannya secara bergantian. Seperti anak kecil.

"Aduh... cup-cup.. nanti aja ya nangis nya yang.. kita masih di kantin soalnya. Ntar pulang sekolah, kamu kerumah aku aja yang. Ceritakan semua nya ke aku. Oke?" Jelas Arka lalu hanya dijawab anggukan oleh Namira.

Arka mengapus air mata Namira dengan perlahan. Diusapnya wajah kusam itu. Lalu diciumnya pipi Namira sekilas.

Rona merah pun muncul diwajah kusam itu. Menerbitkan sebuah senyum yang menawan.

"Itu senyum yang aku inginkan.." ucap Arka manis pada Namira.

****

"Ka, ini rumah..lo?" Tanya Namira saat mereka sampai tepat didepan rumah Arka.

Rumah besar berwarna putih yang menjulang tinggi keatas ini membuat Namira mematung seketika. Bagaimana tidak? Arka bilang dia tinggal dan membeli rumah ini sendirian. Dari mana ia bisa mendapatkan uang yang begitu banyak untuk membeli rumah yang bisa ditempati satu keluarga besar ini?!

"Iya dong yang, terus ini rumah siapa kalo bukan rumah aku? Ngga mungkin kan kita kerumah orang? Haha," ucapnya menyakinkan lalu mengajak Namira masuk kerumah besarnya.

"Duduk dulu gih, aku buatin minum buat kamu dulu," ucapnya lalu berlalu ke arah dapur.

'Hm..apakah dia bakal ngerti sama keadaanku saat ini?' Batin Namira sambil melihat sekeliling.

Lalu pandangannya terhenti pada sebuah lemari yang cukup besar. Lemari tersebut yang tak tertutup dengan sempurna membuat Namira ingin tahu apa isi lemari itu. Seolah-olah pintu lemari itu memang sengaja terbuka untuk menunjukkan isinya pada Namira.

Perlahan Namira berjalan menuju lemari disudut ruangan itu. Dengan perlahan, ia membuka lemari itu. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat barang-barang yang ada didalam lemari tersebut.

Barang itu sama. Seperti kejadian gusar tadi malam. Membuat segores luka kembali menganga dihati Namira.

"Yang..sayang?? Namira??" Panggilan dari ruang tengah membuat Namira tersentak kaget. Dengan segera ia menghapus air matanya yang sempat meleleh tadi.

Dengan langkah cepat, ia menutup pintu lemari tersebut dan berjalan gontai menuju ruang tengah.

"Hm? Ya?" Sahut Namira saat sudah di depan Arka.

"Ini minumnya udah aku buat. Diminum ya?" Ucapnya lalu duduk di sofa dan mengajak Namira duduk sebelahnya.

"Sini duduk.." ucapnya sambil menepuk-nepuk bagian sofa kosong di sebelahnya.

Setelah Namira duduk, Arka mengambil remot tivi dan menyalakannya.

Arka mengulurkan tangannya ke  sandaran sofa. Lalu ia membawa Namira ke pelukannya.

Namira masih membisu. Tayangan televisi didepannya hanya seperti angin berlalu saat ini. Ia masih terus memikirkan barang-barang yang ada di lemari Arka yang dilihatnya tadi.

'Kenapa sama? Apakah Arka ada hubungannya sama kak Aldy?'  Batin Namira berpikir keras.

"Ka.." Namira membuka pembicaraan.

"Hm?"

"Lo..pemakai ya?" Tanya Namira lalu menatap Arka dalam diam.

Arka menegang ditempatnya. Namun ia mampu mengendalikan dirinya dan menjawab pertanyaan Namira dengan kekehan kecil.

"Ahaha..kamu ngomong apa sih yang?? Bercanda aja deh!" Ucapnya setenang mungkin. Padahal didalam hatinya ia sudah was-was kalau Namira mengetahui gelagatnya mendekati Namira hanya untuk mempermudah aksesnya membalaskan dendamnya pada Aldy.

"Arka gue serius!" Namira membenarkan posisi duduknya menatap lurus ke arah Arka.

"Masalah yang gue hadapi saat ini bersangkutan dengan 'barang itu'!! Keluarga gue hancur karena barang itu kaa! Tolong bantu gue..." air mata sudah jatuh bercucuran dari tempatnya.

"Kak Aldy tadi malam kacau banget, Ka! Dia hampir bunuh gue! Gue nggak tahu harus gimana lagi ka, gue nggak tahu..." Namira tertunduk lesu sambil terus meracau tak jelas dan meneteskan air matanya terus menerus.

Tiba-tiba, kedua tangan kekar Arka mencengkram bahu Namira. Kuat namun tidak kasar, lembut namun tidak lemah.

Namira mendongak dan mendapati Arka sedang tertunduk seperti dirinya sebelumnya.

"Ka? Kenapa?" Tanya Namira di sela isak tangisnya.

"Maaf," Arka hanya mengucapkan kata itu lalu ia tertawa.

"Hahahahha!" Tawanya meracau tidak jelas.

"Ka? Lo kenapa?? Arka! Jawab gue!" Namira sudah ketakuan setengah mati karena tingkah Arka yang cukup aneh baginya.

"Hahaha! Akhirnya gue berhasil menjebak Aldy!" Ucapan Arka membuat Namira tersentak kaget. Ia melepaskan cengkeraman tangan Arka yang ada dibahunya.

"Ka! Apa maksud lo, hah?! Lo ngejebak kak aldy dengan barang yang hina seperti itu?!" Amuk Namira yang sudah tak terkontrol lagi. Matanya membulat sempurna memancarkan amarah yang berapi-api.

"Hah! Kalo iya kenapa memangnya?" Tanya Arka berbalik sambil mengangkat satu alisnya dan tersenyum miring.

"Lo gila Ka! Untuk apa lo ngejebak Kak Aldy?! Untuk apa ka?!" Teriak Namira tepat didepan wajah Arka.

"Kakak lo yang busuk itu ngerebut pacar gue, Nam! Dengan entengnya dia bilang kalau pacar gue itu pacarnya dia!! Lo pikir itu nggak sakit?!" Jawab Arka lalu bangkit memunggungi Namira.

"Dengan mudahnya dia ngerebut Hanin dari gue! Hanin itu kebahagiaan gue!" Ia berbalik menatap Namira yang sudah berdiri tegak menghadapnya.

"Jadi nggak salahkan kalau kebahagiannya gue rebut juga? Toh, dia yang mulai duluan ngerebut kebahagiaan gue!" Lalu ia terkekeh kecil.

"LO GILA ARKA! Enteng banget lo bilang itu! Hanya karena satu orang lo tega ngancurin perasaan banyak orang!" Teriak Namira menggebu-gebu.

"So what? Mereka juga nggak mikirin gue kok! Buat apa gue pusing-pusing mikirin perasaan mereka kalo merekanya nggak mikirin perasaan gue?" Jawabnya santai.

"Asal lo tau ya Namira Anastasya Wijaya, gue menderita karena kakak lo yang sialan itu! Hidup gue hancur sehancur-hancurnya! Setelah Hanin pergi, gue nggak pernah nemuin kebahagiaan gue lagi! Jadi impas kan kalo gue bales rasa sakit gue itu sama kakak lo dan keluarga kesayangan lo itu? Terima lah nasibmu, Namira.." jelasnya lalu dia tertawa sepuas puasnya.

"YES! AKHIRNYA GUE BERHASIL!" Ucapnya penuh kemenangan sambil bersorak riang.

"Lo sinting Ka!" Ucap Namira lalu melangkah pergi keluar dari rumah Arka.

Namun langkahnya terhenti saat tangan kekar Arka menahan lengannya.

"Mau kemana 'my baby girl'?? Ingat, urusan kita belum selesai!" Ucapnya menyeringai lalu menarik Namira untuk kembali ke dalam rumahnya.

"Ka! Lepas!" Namun usaha Namira untuk menepis tangan Arka tak berarti apa-apa. Arka malah semakin menguatkan cengkraman tangannya di lengan Namira untuk membawanya menuju jurang kehancuran.

"Let's begin the party! Lo mau kan ngerasain apa yang gue sama Aldy rasain??" Ucapnya lalu tersenyum miring.

"Enggak! Lepasin gue Ka!" Ronta Namira namun tak juga digubris oleh Arka.

Arka sedang sakau saat ini. Jadi, tak ada yang dapat menghentikannya.

Dibukanya lemari besar berisi barang-barang tak berguna itu dan dibukanya barang itu satu persatu dari kemasannya. Setelah semua terbuka, dibawanya keruang tengah dan disuguhkannya didepan Namira.

"Ka! Lo udah gila Ka! Gue mau pulang! Gue mau pulang!" Pinta Namira bangkit dari duduknya namun ditahan oleh Arka.

"Mau kemana, sayang? Party nya aja belum dimulai kok mau pulang?? Diem aja disini..kan ada aku.." Arka berlagak seperti orang mabuk saat ini.

"GUE MAU PULANG!!" Teriak Namira didepan wajah Arka.

"GUE BILANG DIEM DISINI!" Emosi Arka membuncah. Dia sudah seperti orang gila sekarang.

"Mari kita mulai.." ucap Arka dengan senyum seringainya.

*******

Arka menggila guys!
Flashback bersambung!
Sebenarnya kemaren mau buat satu episode bercabang, tapi udah lah gini aja
Wkwkwk.
.
Eh, mau curhat dikit nih
Rate nya kok makin lama makin menurun ya?
Aku sedih banget!
Sumpah!
.
Bukan aku gila rate atau vote ya!
Aku hanya mencoba untuk menyemangati diriku membuat cerita ini melalaui rate!
Kalau rate nya rendah gimana mau semangat nulis? :(
.
Jadi tolong bantu aku ya
.
Aku minta vote bukan biar populer atau apalah!
Aku hanya ingin, kalian jujur sama aku, kalau kalian ngevote, artinya karya aku bagus di episode ini
Tapi kalau karya aku gabagus, tolonglah comment walau hanya satu.

Please lah please! :')

Keluarkan motivasi kalian untuk aku

Kalau bagi kalian part ini bagus, tinggal vote :) jangan pelit-pelit..vote nya juga gapake duit kok  :(

Kalau bagi kalian gabagus, comment aja :) aku terima walaupun commentnya nyelekit :)

Biar itu jadi motivasi dan memperbaiki diriku agar lebih baik dalam menulis cerita ini :')

Jadi, tolonglah ya, tinggalkan jejak

Aku sedih kan jadi nya T-T

Kalau kalian bilang aku lebay, oke gapapa.

Tapi tolong HARGAI karya aku yang satu ini. Butuh perjuangan lho guys buat nya!

"Aku hanya ingin di HARGAI, bukan di AKUI"

Terima kasih

Maaf kalau ini seperti "pemaksaan"
Namun bukan itu tujuanku
Aku hanya ingin kalian mengetahui bahwa menjadi seorang penulis itu butuh perjuangan dan motivator yang bermanfaat untuk karyanya.

Jadi, beri aku semangat kalian ya!

Namun aku tetap menghargai para silent reader sekalian, karena kalian cerita ku sudah dibaca lebih dari 1k ! Terimakasih kuucapkan pada kalian :)) tapi aku berharap kalian bisa berubah menjadi yang lebih baik dengan menghargai karya sang penulis melalui vote!

Semoga kalian mengerti ya atas kesedihan ku selama ini :')

Terima kasih

16 Juni 2017

To be continued..

Continue Reading

You'll Also Like

573K 38.4K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
1.7M 83K 54
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
1K 279 38
•~ Difra Sandyakala. Gadis periang, cerewet dan juga manja. Di balik hidupnya, ia menyimpan banyak lara. Bimantara Askalla, orang yang ia anggap pel...
2.1M 30.9K 46
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...