Twentieth-nine

555 24 0
                                    

Author POV

Namira melihatnya. Ya, sangat benar-benar melihatnya. Karena saat itu juga, ia berhasil membulatkan matanya lebar seolah akan keluar dari tempatnya.

"L-lo ngapain disini?!" Tanya Namira berseru saat sosok itu tepat berada didepannya.

"Emm, ga ada. Cuma lagi males pulang aja, jadinya ya gue masih di sekolah sampe sore begini," jawabnya dengan cengirannya yang khas.

"Ish! Lo ngagetin gue, Edoo!!" Seru Namira yang masih terus mengatur napasnya yang tersenggal-senggal karena masih terkejut. Dan dengan tenaga yang masih dimilikinya, ia memukul dada yang bisa dibilang tak terlalu bidang milik sosok yang mengagetkannya tadi secara berulang-ulang.

"Udah-udah! Pingsan lo nanti mukul-mukul gue terus! Udah yuk balik! Gue anter sekalian," ajaknya disertai seulas senyum lalu membenarkan letak kacamata yang bertengger manis di hidung mancungnya.

Fyi, Edo Syahputra, adalah sahabat dekatnya Arka. Dan fyi lagi, diam-diam ia menyukai seorang gadis cantik yang pernah menjadi kekasih pura-pura dari sahabatnya. Yang tak lain dan tak bukan adalah, Namira.

Pastinya ia akan mengambil kesempatan emas ini dengan sebaik-baiknya. Dulu, ia tertarik dengan Namira, karena Arka terus menerus bercerita tentang gadisnya pada Edo. Dan dari situ lah, ia mulai menyadari kalau ia memiliki rasa pada seorang gadis cantik yang ada dihadapannya saat ini.

Saat Namira terlepas dari Arka setahun lalu, ia merasa akan bisa memiliki Namira seutuhnya. Namun sayangnya, saat itu ia tak memiliki keberanian yang cukup untuk menyatakan perasaannya pada Namira. Dan sangat di sayangkan, teman sekelasnya, Alif, ternyata memiliki rasa yang sama juga dengannya pada Namira. Namun ia tak gentar. Ia terus memperjuangkan perasaannya pada Namira walau banyak badai yang datang menerjangnya.

Namun titik utama perjuangannya runtuh seketika, saat seorang anak baru yang dikenal bernama Raffa, datang menemui Namira dan akhirnya dekat bahkan sangat dekat dengan Namira. Ia menyerah begitu saja saat melihat Namira dan Raffa yang seolah tak dapat dipisahkan dengan cara apapun.

Namun saat ini, rasanya ia ingin berteriak sekuat-kuatnya dan mengatakan pada dunia bahwa ia akan segera memiliki Namira. Se-u-tuh-nya!

Karena, ia berhasil menyingkirkan Raffa dan Alif dari sisi Namira yang biasanya tak dapat dipisahkan oleh apapun.

Raffa yang kembali lagi ke asalnya.
Dan Alif yang sepertinya jatuh cinta dengan sahabat dekat Namira.

**

Apa yang ada dibenak kalian saat ini? Apakah kalian bertanya-tanya apa hubungannya Edo dengan kisah ini? Atau mungkinkah Edo yang menyebabkan jiwa Namira sebegitu terguncang sebulan yang lewat?

*****

God damn!

Raffa memaki dalam hati. Ia tak kunjung berhasil mengerjakan tugas yang diberikan oleh Mr. Charles siang tadi.

Di sekitarnya, sudah banyak gulungan kertas berserakan dengan jumlah yang tak biasa. Sudah sekitar lima puluh kali ia mengulang membuat surat untuk Namira. Ya, seseorang yang sangat ingin dijumpainya adalah Namira. Namira Anastasya Wijaya. Sepupu tersayangnya yang ingin dijadikannya kekasih sehidup semati, namun tak kunjung dapat ia wujudkan.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan pintu yang cukup keras menyadarkannya dari lamunan yang mingkin akan melebar jika tidak dihentikan saat ini juga.

Just Love Me, Don't Leave Me (COMPLETED) // Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang