Twentieth-five

562 37 9
                                    

"Yang..kok diem aja sih?" Tanya Arka pada Namira saat mereka sudah ada dikantin menunggu pesanan mereka datang.

"Hiks..hiks..hiks..." bukannya  menjawab, Namira malah mengeluarkan cairan bening dari mata indahnya.

"Yah..yah..yang, kok nangis..." Arka menggeser posisi duduknya lebih dekat dengan Namira lalu menyandarkan kepala Namira ke bahunya.

"H-hidup gue hancur kaaa.." ucap Namira di sela isakannya. Ia mengusap air matanya menggunakan kedua tangannya secara bergantian. Seperti anak kecil.

"Aduh... cup-cup.. nanti aja ya nangis nya yang.. kita masih di kantin soalnya. Ntar pulang sekolah, kamu kerumah aku aja yang. Ceritakan semua nya ke aku. Oke?" Jelas Arka lalu hanya dijawab anggukan oleh Namira.

Arka mengapus air mata Namira dengan perlahan. Diusapnya wajah kusam itu. Lalu diciumnya pipi Namira sekilas.

Rona merah pun muncul diwajah kusam itu. Menerbitkan sebuah senyum yang menawan.

"Itu senyum yang aku inginkan.." ucap Arka manis pada Namira.

****

"Ka, ini rumah..lo?" Tanya Namira saat mereka sampai tepat didepan rumah Arka.

Rumah besar berwarna putih yang menjulang tinggi keatas ini membuat Namira mematung seketika. Bagaimana tidak? Arka bilang dia tinggal dan membeli rumah ini sendirian. Dari mana ia bisa mendapatkan uang yang begitu banyak untuk membeli rumah yang bisa ditempati satu keluarga besar ini?!

"Iya dong yang, terus ini rumah siapa kalo bukan rumah aku? Ngga mungkin kan kita kerumah orang? Haha," ucapnya menyakinkan lalu mengajak Namira masuk kerumah besarnya.

"Duduk dulu gih, aku buatin minum buat kamu dulu," ucapnya lalu berlalu ke arah dapur.

'Hm..apakah dia bakal ngerti sama keadaanku saat ini?' Batin Namira sambil melihat sekeliling.

Lalu pandangannya terhenti pada sebuah lemari yang cukup besar. Lemari tersebut yang tak tertutup dengan sempurna membuat Namira ingin tahu apa isi lemari itu. Seolah-olah pintu lemari itu memang sengaja terbuka untuk menunjukkan isinya pada Namira.

Perlahan Namira berjalan menuju lemari disudut ruangan itu. Dengan perlahan, ia membuka lemari itu. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat barang-barang yang ada didalam lemari tersebut.

Barang itu sama. Seperti kejadian gusar tadi malam. Membuat segores luka kembali menganga dihati Namira.

"Yang..sayang?? Namira??" Panggilan dari ruang tengah membuat Namira tersentak kaget. Dengan segera ia menghapus air matanya yang sempat meleleh tadi.

Dengan langkah cepat, ia menutup pintu lemari tersebut dan berjalan gontai menuju ruang tengah.

"Hm? Ya?" Sahut Namira saat sudah di depan Arka.

"Ini minumnya udah aku buat. Diminum ya?" Ucapnya lalu duduk di sofa dan mengajak Namira duduk sebelahnya.

"Sini duduk.." ucapnya sambil menepuk-nepuk bagian sofa kosong di sebelahnya.

Setelah Namira duduk, Arka mengambil remot tivi dan menyalakannya.

Arka mengulurkan tangannya ke  sandaran sofa. Lalu ia membawa Namira ke pelukannya.

Just Love Me, Don't Leave Me (COMPLETED) // Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang