Thirtieth-one

555 22 0
                                    

Author POV

Namira memasuki mobil Edo dengan rasa sangat-sangat tak ikhlas.

Bagaimana tidak? Mereka hanya pernah bertemu dua kali di sekolah dan sekarang Edo malah mengajaknya pulang bersama.

Dan perlu di ketahui juga, Namira mengenal Edo hanya sebatas karena mereka satu sekolah dan dulu pernah duduk di kelas yang sama di kelas sepuluh. Tak hanya itu, Namira juga mengenal Edo karena Edo merupakan sahabat dari mantan pacarnya dulu.

Namun disini lah ia sekarang, di dalam mobil bersama 'orang asing' yang menurutnya sangat menyebalkan. Dan ternyata penderitaannya bertambah kala hujan turun dengan derasnya mengguyur hiruk-piruk ramainya jalanan di Ibu Kota.

"Namira," panggilan Edo sukses membuat Namira menolehkan kepalanya ke arah berlawanan dari arah sebelumnya yang menghadap jendela.

"Hm?" Jawab Namira setengah minat.

"Gue, gue dapet kabar baru soal Arka," Edo mengucapkannya dengan tatapan masih lurus ke depan.

Sontak Namira hanya meresponnya dengan, "oh."

"Lo nggak mau tau lebih lanjut kasusnya gimana, Nam?" Jawaban Namira yang sangat singkat tadi sukses membuat Edo memalingkan wajahnya ke arah Namira. Tanpa perduli ada apa di depannya jika ia melihat ke arah Namira.

"Ya, emang harus ya, Do? Enggak kan?" Namira berkata cuek dan kembali memalingan wajahnya ke arah jendela mobil.

"Ya nggak juga, Nam. Tapi setidaknya dia pernah hadir di hidup lo. Jangan karena lo udah nggak hubungan lagi sama dia, dia lo tinggalin gitu aja kayak barang nggak guna," Edo berusaha meredam emosinya.

"Dia juga hadir di hidup gue bukan karena gue yang minta, Do! Dia hadir di hidup gue malah buat hidup gue hancur berantakan! Lo kira trauma gue udah hilang? Enggak, Do! Trauma kehilangan yang terjadi sama gue nggak bakal hilang bahkan sampai gue mati!" Namira berpaling menatap Edo yang ternyata tengah menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"Gue tau, Nam. Gue tau, karena gue yang nolongin lo saat terjadi baku tembak antara Arka dan polisi hari itu," ucap Edo yang hanya bisa di dengarnya seorang diri.

*****

"Tante Olivia dan Om Aditya selamat, Raff. Gue tahu dari nyokap tadi pagi," Angela membuka pembicaraan di saat mereka tengah melahap habis makan siang milik mereka.

"Syukur Alhamdulillah," Raffa mengucap syukurnya dalam hati lalu kembali memakan roti gandumnya.

"Tapi, pas gue coba nelfon Namira, nomor nya nggak aktif," ucap Angela lesu.

"Apa?! Nggak aktif?" Raffa mendengus. "Kenapa nggak aktif, sih?"

Dengan cepat, Raffa memainkan jari-jarinya diatas keyboard untuk mencari nama Namira.

"Halo?"

Dengan satu kata itu, hati yang dulu membeku kini sudah kembali luluh.

*****

Handphone Namira bergetar di saku roknya. Sontak ia langsung mengambil dan mengangkatnya tanpa melihat nama sang penelpon.

"Halo?" Ucapnya santai. Karena panggilan seseorang ini lah, ia berhasil memecahkan keheningan yang begitu mencekam di dalam mobil Edo. Ia melirik Edo yang tengah menatap lurus ke depan dengan alis yang hampir bertautan.

Just Love Me, Don't Leave Me (COMPLETED) // Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang