That time when we're together...

By Hayioctober

19.2K 1.4K 73

Contoh, sebagai gadis populer, aku juga harus mengalami ini. "kamu mutusin aku?" setidaknya, suaraku terdenga... More

1. It just happens...
2. How long are you gonna be broken heart?
3. Life doesn't get better easily
4. Bad day
6. Sometimes, shit just follows you everywhere
7. bad luck
8. He cares?
9. when you want to throw yourself under a moving bus
10. Crazy plan by crazy people
11. That level of beauty you have
12. Another world war
13. Please heart
14. Stupid people makes stupid plan
15. Another stupid people
16. Good job!
17 when you dig your own grave
18. There goes another dignity
19. you serious?
20 a stranger comes
21. stumbled
22. Such a cute teddy bear
23. There goes self esteem
24. When your habit kicking in.
25 Can death just come?
26. Sweet Cheese Cake
27. It will be fine
28. Fine doesn't come that fast
29. Meeting the cat
30. The sister
31. Double date
32. French Fries
33 Party prep
34. A little flirting
35. Gossip time
36. Balada Indomie
37. A yoga story
38. Rainy
39. Crashing a Party Like ....
40. That level of silliness
41. A basket of fruit and a bouquet of flowers
42. The packages
43. The proposal
44. Hand in hand
45. Ignored
46. I am special, you know.
47. Healing time
48. Is it a battlefield?
49. Being a refugee
50. A kiss
51. The 'perhaps' option
52. It's over. The end
53. A new friend
54. Another bazaar story
55. A Flirting game
56. Some cats are fighting
57. sometimes, you just have zero expectation
58. It is over
59. Dejavu
60. It is not funny.
61. Tisyu talk
62. Why should I?
63. When you can freely talk with your ex, congrats.
64. Late night drama
65. Lets do the talk. Under the stars. Talk about times.
66. That time when we're together and that time that will be spent together.

5. Dating your classmate should have some sort of warning.

421 25 0
By Hayioctober

Ada banyak hal yang ingin kulakukan kalau aku bertemu dengan mantan pacar 1 tahunku. Tapi, lebih banyak lagi keinginanku untuk tak bertemu dengannya. Masalahnya, bagaimana bisa aku malah berakhir bertemu dia disini? Dunia ini cukup luas untuk kami saling berbagi jalan dan menikmati hidup masing-masing. Iya kan?

Saking emosinya, aku pergi begitu saja tanpa memperdulikan tasku yang dipegangnya dan dengan sukses kabur. Membuatku pulang ke kosan jalan kaki dan bukan sekedar belang, aku gosong. Aku rasa, mereka benar-benar tak punya alasan kenapa aku mengunci pintu dari dalam dan 5 anak jahat itu perlu memohon-mohon demi dibukakan pintu.

"seriusan? Masa?"

Mereka bertanya kenapa aku tak datang bersama sang mantan begitu muncul di kampus besok paginya. Hari pertama kuliah, hari aku akhirnya harus bertemu sang mantan. Kami bahkan belum tiba di ruangan. Mereka merasa perlu bertanya di parkiran ramai.

Saat aku jawab kami putus, mereka Cuma saling pandang sebelum memberikan koor tak percaya. Kenapa bertanya kalau tak ingin mendengar jawaban?

"aku hitung-hitung nih ya Me, kalian udah 4 kali putus nyambung selama semester kemaren doang." Tambah seseorang. Lalu yang dibelakangnya menambahkan kalau disemester sebelumnya mungkin kami putus sekitar 3 kali. Aku seperti.... betapa perhatiaannya mereka pada hubunganku? Aku bahkan tak bisa mengingat nama mereka satu persatu dengan benar. Lupakan mengingat siapa pacar siapa apalagi berapa kali mereka putus nyambung dalam setahun.

Membereskan barang di motor aku mengabaikan mereka yang mengajakku ikut ritual menunggu dosen diparkiran. Berada disini lebih lama akan membuatku terlihat seperti menunggu seseorang yang jelas hal terakhir yang aku ingin kan terjadi.

Diputuskan? Dia memutuskanku?

Kudukku selalu meremang saat mengingatnya. Oke, tegakkan punggung. Aku terlalu cantik untuk menangisi cowok tak tahu diri itu. Dasar bajingan. Dia bajingan. Tapi, belum beberapa langkah dari parkiran, seseorang sudah tersenyum menghadangku.

Siapa makhluk ini?

"jangan bilang kamu udah lupa." Dia memberiku senyum riang. Apa ada rumor tentang cowok gila lepas diparkiran? Karena dia terlihat seperti itu. Sepagi ini dan dihari pertama kuliah. Aku tak percaya ada orang yang bisa terlihat begitu bahagia dipagi senin. "kamu gak ingat?"

"kamu artis?" karena aku tak punya alasan lain mengenali seseorang kalau bukan karena dia artis. Namun dia menggeleng cepat sambil menyebut namanya. Setelah 3 kali, aku tetap lupa dia siapa. "Piko. Yang kamu labrak gara-gara stik drum. Kemarin."

Dia menekankan kata kemaren dengan penekanan luar biasa.

"terus?"

"hmmm... gak ada, apa aku gak boleh nyapa kamu kalau lagi gak bawa stik drum?"

"Gak. Karena kamu teman dia. Bukan teman aku." Aku menunjuk simantan yang baru saja datang dan memarkir motor besarnya tak jauh dari tempatku berdiri. Dan kenapa aku sendiri sibuk menamainya si mantan? Sungguh. Aku akan meledak. "bisa kamu gak nyapa-nyapa aku? Kita gak sekenal itu ampe mesti saling sapa dijalan."

Cowok yang diduga bernama Miko itu malah terlihat terpesona dengan perkataanku sampai aku perlu menjentikkan jari dan menyuruhnya minggir dengan bentakan yang aku yakin tak akan disalah artikan sebagai mengusir.

Dengan langkah cepat, aku berhasil menghindari simantan saat dia baru mengulurkan tasku tanpa sempat mengatakan apapun. Kusadari aku semakin atletis akhir-akhir ini. Aku benci berkeringat serta panas dan yang kulakukan, sungguh bertolak belakang. Berlari pulang dari acara band konyol itu dan sekarang aku akan semakin sering berlari untuk menghindari simantan. Dia benar-benar tak punya hak membuatku merasa tak nyaman.

Lalu, entah mengapa semua orang berhak melakukannya karena begitu aku tiba dikelas, mereka semua kompak menyorakiku dan simantan yang masuk bersamaan. Kalau biasanya dia dan aku akan beriringan dan saat dia berada 5 menter dibelakang, semua orang tahu apa yang terjadi.

"kenapa lagi sweet couple di hari pertama kuliah udah berantem?" ini, cetus tukang rumpi kelas yang aku ragu masih bisa tetap hidup kalau dia masih berani menghadangku dengan muka sangat bersemangat dan menjadikanku target gosipnya.

Hanna dengan salut mengungkapkan kekagumannya karena kami sanggup bertengkar secara konsisten disetiap habis liburan. Seperti, emangnya sudah berapa liburan yang kami lewati dalam setahun? Lalu Farhan menambahkan, hari minggu termasuk liburan. Ini membuat satu kelas tertawa dan bahkan orang yang sedang dibicarakan.

Iya, dia hanya tertawa pada celotehan semua orang dan aku hanya mengibaskan rambutku sebelum duduk disebelah Farhan. Tepat setelah menginjak kakinya. Berani-beraninya dia mengolokku. Tapi, ini malah membuatnya seakan tenaga tambahan dalam rangka mencemoohku.

"btw, kamu dandan maksimal banget pagi ini. Mau ditunjukin kesiapa?" bisik Farhan ditelingaku. Dalam satu kedipan mata, aku mengangkat buku tebal yang tadinya kupeluk dan menghantamkannya berulang kali kekepala cowok tahu tahu diri itu.

Hal yang paling ku benci di dunia ini adalah kalau Farhan benar.

"KAMU CARI MATI?!" bentakku sebelum mengakhiri pukulan buku-ku dengan tepukan kencang kepunggungnya. Dia menjerit liar seperti anak perempuan dan melompat kearah simantan meminta perlindungan.

Masuknya si dosen galak yang kami benci menyelamatkan Farhan pagi ini. Tapi tak membuatnya lupa untuk memakiku dalam bisikan dari kursi depan. Dia terdiam setelah aku mencolok punggungnya dengan pena.

Aku lapar.

Aku benar-benar ingin meledak apalagi saat dihari pertama kami sudah diberi tugas dan dengan nama yang tak berdekatan, aku malah sekelompoknya dengannya setelah pembagian random. Aku percaya keajaiban tapi aku lebih percaya pada kesialan. Inilah kenapa sebaiknya tidak berpacaran dengan teman satu kelas. Kenapa aku begitu bodoh?

***

Continue Reading

You'll Also Like

222K 8K 39
[Sequel DELAYOTA] Hubungan itu hancur karena pilihan bukan hadirnya pihak ketiga. _________________________________________ Kalau inget kata Devan...
2.3M 109K 53
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
256K 21.4K 26
Aku menulis cerita ini hanyalah untuk memuaskan khayalanku. Memuaskan khayalan kalian bagi para pembaca yang mulai muak dengan masalah di setiap ceri...
47.6K 4.3K 55
[Angelman series 1] Aku ingin tau rasanya menangis. Aku ingin menangis saat suasana sedih. Aku ingin menangis saat disakiti. Adara Fredella Ulani ad...