Aidan & Carmila (TAMAT)

By ReaSheren

5.6M 217K 6.9K

#3 in romance 04052017 More

♡PENGUMUMAN♡
0. Prolog
1. Pesta
2. Ketahuan
3. Pernikahan
4. Tinggal Bersama
5. Jealous
6. Kakanda
7. Baby
8. Suami Siaga
9. Dua Sisi
10. Karena Dirimu
11. Takluk
12. Kecewa
13. Komitmen
14. Heart
15. Sempurna
16. Percaya
17. Milikku, Milikmu
18. Gagal
19. Pesta Kebun
20. Medusa
21. Posesif
22. Mad
23. Hero
24. Rasa
25. Kangen
26. Siaga 1
27. Siaga 2
28. Selingkuh
29. Sadis
30. Jinak
31. Firasat
32. Broken 1
33. Broken 2
34. Terpuruk
35. End
36. Forever
37. Pembalasan
38. Sedih dan Bahagia
39. Akhirnya...
000
001
002
004
005
Edisi Spesial : Dimana Azka?

003

87.6K 4.5K 290
By ReaSheren


Alea 7 tahun

Carmila berdiri sambil berkacak pinggang. Aleron, Aldebaran, Aldevaro, Alden dan Aaro duduk di sofa berdempetan dengan kepala menunduk.
Tidak ada yang berani menatap sang Bunda jika sedang marah.

"Jelaskan! Kenapa semua teman Alea langsung pada pamit pulang?"

"Ya, mana Ale tau Bund.." jawab si sulung.

"Bohong! Kak Ale terus pelototin teman Alea kan?" Alea terisak.

"Ehh... enggak? Siapa yang melotot? Memang mata Kakak lebar, nih... liat!" Aleron mengelak dari tuduhan sang adik. Padahal kenyataannya memang dia membuat takut teman belajar kelompoknya Alea yang kebanyakan cowok. Modusnya saja belajar kelompok, padahal niatnya mau ketemua Alea!

"Huu... kakak bohong Bunda... semua jahat sama teman-teman Alea... huuu... kak Aaro nantang Raymond berkelahi, kak Alde nakutin teman-teman sama ular, kak Aldev juga... semuaaaa, Alea benci..." Alea mengadu pada Bundanya.

"Waduh! Jangan ngadu sembarangan dong, kak Aaro gak nantangin kok, kan kakak cuma bilang kalau mau naksir kamu, langkahin dulu mayat kita..." sanggah Aaro

"Ehh kak Alde cuma lagi kasih makan ular, kalau semua pada takut ya jangan salahin kak Alde dong!"

"Ngasih makan ular kan gak harus di dekat teman Alea...?!" Si bungsu makin keras menangisnya karena kelima kakaknya tidak ada yang mau mengaku salah.

"Emang kak Aldev ngapain? Kan cuma ngasah pisau doang?" Aldevaro juga tidak merasa salah.

"Diaaaam!" Teriak Carmila.

Carmila benar-benar dibuat pusing menghadapi keenam anaknya. Terutama lima putranya yang memang selalu menjahili si bungsu. Bukan hanya menjahili, kelima putranya selalu membuat teman-teman Alea tidak betah bermain di rumah mereka. Apalagi kalau teman Alea, cowok. Dia bakal di-bully habis-habisan oleh kelima putranya sampai pulang.

"Ale, kamu kan sudah besar, seharusnya kamu bisa menjaga dan memberi contoh yang baik untuk adik-adikmu!" Nasihat Carmila.

"Ale kan sudah jagain Alea tadi, Bund?" Aleron berkata tanpa merasa berdosa, "mereka ngerjain tugas juga Ale jagain kan?"

"Maksud Bunda bukan seperti itu?" Carmila habis kesabaran. Kelima putranya ini jeniusnya benar-benar mirip sang ayah. Dan jika diberi tahu adaaaa saja jawabannya.

"Alde juga jagain Alea tadi. Meskipun lagi sibuk kasih makan ular tapi Alde sambil perhatiin mereka kok Bund." Alde tak mau kalah dengan Aleron.

***

Alea 11 tahun

Aidan dan Carmila mengajak kelima putranya untuk menghadiri acara wisudah kelulusan SD Alea. Mereka semua berpakaian rapi. Aidan beserta kelima putranya mengenakan stelan jas berwarna hitam, sedangkan Carmila dan si bungsu Alea memakai stelan kebaya modern namun tidak pas badan. Karena Aidan beserta kelima A, akan protes.

"Lama banget acaranya dimulai?" Aaro protes. Ia sudah gerah dengan dasi yang terasa mencekik lehernya.

"Kita keluar dulu yuk.. jalan-jalan, cari udara segar." Alde mengusulkan.

"Gimana kak?" Alden bertanya pada Aleron. Karena apapun rencana mereka, keputusan final ada di tangan Aleron. Aleron menjadi semacam pemimpin untuk mereka semua. Aidan pun mempercayakan kendali adik-adiknya pada si sulung Aleron.

Aleron mengangguk, "boleh."

Mereka meminta ijin pada Aidan dan Carmila untuk keluar sebentar. Mereka berjalan beriringan dengan gagah. Siapapun yang melihat pasti terpesona. Postur tubuh yang gagah, wajah rupawan, ditambah nama Blackstone yang mereka sandang semakin menambah kesempurnaan mereka.

"Kemana?" Aldev bertanya.

"Puter-puter aja keliling sekolah..." jawab Aaro.

"Alea gak kelihatan ya? Kemana dia?" Alde heran, karena sejak turun dari mobil tadi, Alea langsung bergabung bersama teman-temannya.

Mereka berlima berjalan berkeliling sekolah Alea sambil melihat-lihat. Beberapa cewek baik yang masih ingusan maupun yang sudah lebih dewasa, menjerit histeris melihat mereka. Auww 4F, BBF kalah deh pokoknya.

Merekasampai di belakang Aula sekolah. Iseng saja melihat persiapan acara wisuda di sekolah ini.

Alden tiba-tiba menghentikan langkahnya. "Tunggu."

"Kenapa?" Aleron bertanya.

"Di pojok sana itu, Alea bukan ya?" Alden menunjuk ke arah belakang aula, di pojok paling timur. Disana sepertinya Alea sedang berbincang dengan seorang temannya.

"Brengsek! Siapa cowok itu!?" Aaro memaki, ia yang paling temperamen diantara kelima saudaranya dan yang paling nekad. Aaro sudah bersiap maju untuk menghajar cowok yang berani-beraninya memegang tangan Alea.

"Jangan dulu," Aleron menahan Aaro. Ia berjalan maju diikuti oleh keempat adiknya. Mereka berjalan sampai kira-kira tinggal satu stengah meter dari Alea. Aleron, Aldebaran, Aldevaro, Alden dan Aaro berdiri di belakang Alea. Alea tidak menyadari kehadiran lima kakaknya.

Aleron mengeluarkan pisau lipat dari saku celanya diikuti oleh Alde, Aldev, Alden dan Aaro. Menjadi putra seorang Aidan Blackstone menjadikan mereka selalu waspada dalam setiap kondisi. Jadi pisau lipat selalu mereka bawa.

"Sebentar lagi kita lulus, aku kasih kamu sesuatu," cowok itu mengeluarkan kado kecil dari saku celanya dan memberikannya kepada Alea.

"Trims." Alea menerima kado itu.

"Eh, ada yang mau aku bilang... aku suka ka..." cowok itu tidak jadi menyelesaikan kalimatnya begitu menyadari kehadiran lima jagoan Blackstone.

"Apa Adrian?!" Alea bertanya. Ia tak sabar mendengar pernyataan cinta dari cowok di hadapannya ini. Kalau boleh jujur, Alea pun menyukainya.

Cowok ingusan bernama Adrian itu gemetaran, apalagi melihat pisau kelima kakak Alea. Lututnya bergetar dan dia... lari terkencing-kencing.

Alea kecewa, Adrian tidak jadi menyatakan perasaannya. Masak mau bilang suka aja gugupnya minta ampun sih?(liat bapakmu nduk! Dia juga gemetaran waktu bilang cinta ke Bundamu!)

Alea berbalik dengan lesu. Ia terkejut melihat kelima kakaknya berdiri di belakangnya. Jangan-jangan... wajah Alea barubah merah padam...

Aleron memberi isyarat kepada keempat adiknya dengan jari untuk menghitung.

"Satu...dua... tiga..." bersama-sama mereka menghitung, kemudian menutup telinga bersamaan dengan teriakan Alea.

"Kakaaaaaaaaaaak.....!!!!"

***

Alea 12 tahun

"Kak... Alea capek,"

"Belum waktunya istirahat, ayo berdiri lagi!" Perintah Aleron.

Alea sudah hampir menangis. Tapi bisa makan lama dikurung di ruang latihan ini kalau dirinya menangis.

"Alde, ulangi jurus yang tadi!" Aleron memberi perintah.

"Siap kak!" Alde naik lagi ke gelanggang pertarungan untuk mengajari Alea jurus cakar Harimau.

Aleron tersenyum puas melihat perkembangan Alea. Kemampuan beladirinya sudah semakin bagus. Ia sudah mengatur jadwal latihan untuk Alea. Meski adiknya itu perempuan, tapi Aleron kekeh untuk mengajarinya ilmu beladiri. Aleron sudah membagi tugas keempat adiknya yang lain untuk mengajari Alea. Alde bertugas mengajari Alea teknik karate, Aaro bertugas mengajari Alea memanah, Alden bertugas mengajari Alea berenang, Aldev melatih fokus dan konsentrasi Alea terutama dalam kecepatan tangan bermain pisau juga menembak, Aleron menggembleng Alea dari segi akademis. Ia tidak suka memiliki adik yang bodoh. Aleron sendiri meski baru berusia 17 tahun, tapi ia sudah menyelesaikan study kedokterannya dengan nilai gemilang.

Setiap jam 3 pagi, Aleron akan membangunkan kelima adiknya dan mengajak mereka untuk berlari sampai subuh. Itu salah satu latihan fisik yang Ale wajibkan disamping belajar bersama setiap malam.

Beberapa kali Carmila protes, tidak setuju dengan kegiatan putra-putranya, tapi apa daya jika suami sintingnya malah mendukung dan memfasilitasi?

"Kak... Alea haus..." Alea merengek.

Aaro mengulurkan sebotol air minum kepada Alea dan hanya mengijinkan Alea minum seteguk saja.

"Kalau kamu bisa jatuhin kak Alde, baru dapat satu botol minum." ujar Aaro kejam.

"Kakaaaa..!" Alea mulai protes.

"Alea, ingat! Satu kali protes, waktu latihan ditambah satu jam!" Aldev mengingatkan.

"Iya... iya..." Alea pasrah sudah. Kelima kakaknya ini memang kejaaaam.

Mereka berlima benar-benar kompak mendidik dan mengajari Alea di ruang berlatih. Mengabaikan teriakan dan juga gedoran di pintu. Mereka sudah hafal, pasti itu Bundanya.

Kelima putra Balckstone saling pandang dan tertawa tergelak.

***

Pada rela gak sih pisah dari kanda Aidan?
Kenapa author jadi sedih ya...

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 25.4K 43
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
1.1M 25.3K 11
Vely Angelina. Gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA. Berpenampilan cupu dan tak menarik. Karena penampilannya, dia sering dibully oleh teman-t...
12.1K 1.7K 22
Genre : Fiction, Marriage life, Romance. Megan Carolina, dia gadis yang bisa dikatakan sedikit bar-bar. Namun, pintar dan cukup cekatan. Musuh bebuy...
1.5M 74.2K 52
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...