Bendahara Kelas [Completed]

By Akuelalala

1.3M 73.1K 1.2K

"Kalian pikir jadi bendahara itu gampang?" Kalimat itulah yang keluar dari mulut seorang gadis yang baru dudu... More

bendahara? huhh
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
bukan update
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
10 Fakta
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50 ( Ending )
bendahara pensiun.
For Your Information
UPDATE
Visual
Yang ikhlas waktu dan tenaga

Bab 36

22.6K 1.1K 11
By Akuelalala

"Ini fix kan ikut semua? Gua gak maksa kalo emang ada yang gak bisa. Misalnya ada yang bantu nyokap atau bokap yaa gapapa pulang aja" kata Indah yang sedang berdiri dan merapikan seragamnya. Bel pulang sekolah sudah berbunyi 10 menit yang lalu.

"Fix lah Ndah. Kelas kita itu solidaritasnya tinggi. Seneng sama-sama, susahnya juga sama-sama. Iya gak guys?" Kata Digo.

"Betull" jawab Riko sambil menyisir rambutnya dengan tangannya.

"Yaudah kuy kita kesana. Tapi ingat jangan rusuh ya kalo udah di rumah sakit. Entar pada diusir lo semua" ingat Indah sambil mengacungkan telunjuknya.

"Jangan lupa beli buahnya Ndah" ingat Nisa diangguki Indah.

"Seratus ribu cukup kali ya?" Tanya Indah sambil membuka tasnya dan mengeluarkan dompet kas.

"Cukup itu Ndah" sahut Ranti.

Indah mengeluarkan selembaran duit berwarna merah lalu memasukkan kembali dompet kas ke tasnya.

"Jangan lupa ingatin gua belum nyatet pengeluaran yang ini Ran" kata Indah lalu memakai tasnya.

"Yok dah berangkat" kata Evan yang berlalu keluar diikuti teman-temannya.

"Yuk mbem" ajak Riko membuat Indah menatapnya sengit.

"Emang gua ada bilang gua mau sama lo kesananya?"

Riko meringis tapi tak kehilangan akalnya. "Lo ikut gua atau gua cium lo?"

Indah menggeleng cepat. "Bisanya ngancam aja"

Riko terkekeh lalu mengikuti Indah berjalan menuju parkiran.

"Haii" sapa Rasya yang melihat Indah mendekat kearahnya yang sudah bersandar dimobilnya menunggu Indah.

Riko menatap Rasya tajam. Ia memakai helmnya.

"Lo duluan aja. Gua sama yang lainnya mau kerumah sakit jenguk anak kelas yang lagi dirawat" bisik Indah dengan suara pelan.

Rasya mengangguk lalu tersenyum saat melihat Riko menyalakan motornya lalu berhenti tepat didekat Indah.

"Ayo yank!" Seru Riko.

"Aku duluan ya Sya. Kamu hati-hati" kata Indah yang membuat Rasya tersenyum lebar lalu mengacak rambutnya gemas.

"Iyaa sayang. Kamu juga hati-hati ya sama dia" kata Rasya yang melirik Riko.

Indah mengangguk lalu naik diboncengan Riko.

Riko mengendarai motornya dengan laju hingga tepukan dibahu menyadarkannya. "Pelan-pelan aja Rik. Udah gua bilang kan gua gak mau kecelakaan"

Riko memelankan motornya hingga kecepatan sedang. Tidak laju tidak juga lambat.

"Mampir ditoko buah dulu ya Rik"

Riko mengangguk lalu memberhentikan motornya saat melihat ada toko buah dipinggir jalan. Indah memegang bahu Riko lalu turun dari motor dan segera memasuki toko buah. Riko melepas helmnya dan ikut masuk kedalam.

"Yang ini berapa ya pak?" Tanya Indah sambil menunjuk parsel buah berukuran sedang.

"Yang itu 110 ribu mbak" jawab si penjual buah membuat Indah mengangguk lalu mengeluarkan selembaran duit seratus ribu dan lima puluh ribu.

"Saya ambil yang ini ya pak" kata Indah yang diangguki penjual lalu penjual itu masuk untuk memberikan angsulan Indah.

Riko yang melihat itu mendekat. "Lo nombok?"

"Cuma sepuluh ribu kok"

"Tetep aja itu duit. Duit lo bukan duit kas"

"Gapapa Rik. Anggap aja sedekah"

"Iya tapi kalo keseringan lo juga yang rugi. Sepuluh kali aja lo keluarin duit sepuluh ribu udah nyampe seratus ribu mbem"

Indah meringis tak tau harus menjawab apa.

"Percuma dong ada duit kas kalo lo tetep ngeluarin duit lo sendiri. Sekarang gua tanya lo sering nombok begini?"

Indah mengangguk lalu menggeleng. "En enggak kok"

"Bohong. Jujur udah berapa kali lo nombok?"

"Ish ya gua gak tau kan udah ser--" Indah menutup mulutnya yang keceplosan.

"Udah sering ya? Bego banget sih jadi bendahara. Bukannya duit kas ada di elo. Kenapa gak ambil duit kas lagi?"

"Ya gak enak aja mereka taunya gua ngambil seratus ribu aja buat beli buah"

"Mereka bakal ngerti Ndah. Ini juga ada gua yang bisa jadi saksi. Pokoknya ini terakhir kali elo nombok ya sampe lo nombok lagi. Gua mau bendahara kelas XI ips 1 diganti aja"

"Iya iya udah dong" rengek Indah yang kesal karna pembeli lainnya menatap mereka aneh. Mungkin mereka berpikir Indah sedang berdebat dengan pacarnya sendiri.

"Ini mbak angsulannya. Terimakasih sudah berbelanja disini" kata bapak tadi sambil memberikan dua lembar duit berwarna hijau pada Indah.

"Iya pak saya juga terimakasih ya" kata Indah yang menerima angsulannya lalu membawa parsel buah ditangannya.

Mereka keluar toko buah lalu menuju motor Riko. Riko menatap langit yang mendung lalu jalannya terhenti membuat Indah menatapnya bingung.

"Kenapa berhenti?"

Riko melepas sweater tebal berwarna hitam yang sedang dipakainya. Lalu memberikan sweater tersebut ke Indah.

Disambarnya parsel buah ditangan Indah.

"Buat apa?" Tanya Indah cengo.

"Pake. Bentar lagi hujan. Gua gak yakin kita nyampe rumah sakit sebelum hujan turun" kata Riko tapi Indah masih menatap sweater tersebut.

"Ck buruan elah. Pake sendiri atau mau gua pakein?" Tanya Riko membuat Indah langsung memakai sweaternya.

Riko tersenyum lalu memberikan kembali parsel tersebut ke Indah.

Dipakainya helm lalu menaiki motor yang baru dinyalakannya.
"Buruan naik Ndah gua gak mau lo kena hujan"

Indah segera menaiki motor Riko lalu Riko melajukan motornya diatas kecepatan rata-rata.

"Sorry gua ngebut. Ini biar gak kehujanan. Ntar lo sakit" teriak Riko dari balik helm.

Indah tersenyum tipis. Dalam hati dia sudah berteriak senang. Betapa beruntungnya dia disukai oleh lelaki seperti Riko.

Butuh waktu 20 menit untuk mencapai rumah sakit. Riko menurunkan Indah didepan rumah sakit. "Lo duluan aja. Gua parkir dulu"

Tanpa menunggu jawaban Indah, Riko melajukan motornya keparkiran rumah sakit. Sementara Indah duduk dibangku sambil menunggu Riko.

Hp disaku roknya bergetar terus-terusan. Diceknya yang ternyata dari grup kelas.

XI IPS 1
(35)

Evan : Indah mana nih?

DigoSyakib : Indah mana nih? (2)

CintaTa : Indah mana nih? (3)

Angga : woyyy buben!

Pratama : Indah, kita udah pada nyampe nih.

Annisa : awas aja ternyata lo bedua malah asik pacaran ya Ndah, Rik.

Petir yang menggelegar membuat Indah kaget serta ketakutan. Bahkan dia tak sadar saat ingin membalas tadi tepat saat petir dia sudah membuat hpnya terlempar dari tangannya.

Hujan turun dengan derasnya. Indah tak masalah dengan hujan, yang jadi masalah adalah petirnya. Tubuh Indah bergetar hebat. Ia menangis sambil memeluk parsel buah dipangkuannya.

Riko yang baru selesai memarkirkan motornya pun tak bisa terhindar dari hujan. Seragamnya lumayan basah. Ia berlari menuju pintu utama masuk rumah sakit. Langkahnya terhenti saat melihat Indah yang duduk disalah satu bangku dengan kepala yang menunduk dan tubuh yang bergetar. Riko melangkah dan seperti menginjak sesuatu. Diangkatnya kakinya lalu melirik hp yang dikenalinya dilantai. Hp yang sempat terinjak olehnya. Itu hp Indah. Diambilnya hp itu lalu ia berjalan mendekati Indah. Ia berjongkok didepan Indah dan mengelus kedua tangan Indah yang memeluk parsel.

"Hey mbem. Are you okay?" Tanya Riko lembut.

Indah menatap Riko. Dan saat itu Riko sadar Indahnya pucat dan sedang terisak. Dielusnya bahu Indah.

"Gu.. gua tak.. takut.. gua takut Rik" kata Indah sesenggukan.

Riko duduk dibangku sebelah Indah lalu memeluknya dari samping. "Gak usah takut. Sekarang kan ada gua. Lo aman"

Indah mengangguk lalu ikut memeluk Riko dari samping.

"Yaudah sekarang kita cari ruangan Naga ya"

Indah mengangguk lalu Riko berdiri dan mengulurkan tangannya untuk membantu Indah berdiri. Mereka melangkah tak tau tujuan.

"Ruang mana ya?" Tanya Riko membuat Indah menatapnya.

"Gua lupa tapi ada kok di grup class. Tadi gua udah baca" kata Indah sambil meraba saku rok lalu bergantian dengan saku seragamnya yang ditutupi sweater milik Riko.

"Ihh hp gua mana ya?" Tanya Indah panik membuat Riko menahan tawanya.

"Tadi emang lo taro mana?" Tanya Riko membuat Indah menepuk jidatnya.

"Kayaknya ketinggalan dibangku tadi deh. Gua kesana dulu ya" kata Indah lalu berbalik tapi tangannya langsung ditahan Riko.

Riko merogoh sakunya lalu mengeluarkan apa yang dicari Indah. "Ini apa?"

Indah merebut hpnya lalu menatap Riko sengit. "Kok ada di elo?"

"Ya bilang makasih kek. Tadi kalo gak gua ambil mungkin hp lo udah hilang"

"Emang hp gua tadi dimana?"

"Dilantai. Untung gua yang dapet. Kalo orang? Paling udah gak kembali tu barang"

Indah baru menyadari bahwa tadi dia tak sengaja melemparkan hpnya saat petir.

"Lo kenapa sih kayanya takut banget sama petir. Lo phobia?"

Indah menggeleng dan tersenyum kecut. "Setiap orang pasti punya ketakutan masing-masing kan? Tapi belum tentu ketakutan itu phobia"

"Kalo bukan phobia jadi apa dong?"

"Ada segelintir orang yang pernah mengalami sesuatu dimasa lalu dan masa lalu itu slalu terbayang dan menghantui hingga kini" jelas Indah.

"Trauma maksud lo?" Tebak Riko.

"Ya semacam itu lah"

"Jadi lo trauma?"

"Maybe"

Riko hendak membalas ucapan Indah lagi tapi tak jadi saat hpnya berdering. Diambilnya hp disaku celananya yang agak basah karna hujan. Digesernya ketombol hijau. Telfon dari Naga.

"Halo udah sembuh kagak lo?" Sapa Riko membuat Naga mendengus.

"Orang bego ya elo Rik. Dikira gua cuma kena demam kali cepet sembuhnya"

"Hehe napa nelpon? Kangen?"

"Najis lo homo. Nih anak-anak kelas udah diruangan gua. Mereka nungguin lo sama Indah katanya"

"Ohiya hampir lupa gua kesini buat datengin elo"

"Belum tua udah pikun aja lo tikus got"

"Anjir lo. Gua bawain suntik mati baru nyaho lo"

"Haha udah ah buruan sini. Mereka nungguin lo bedua nih. Katanya sih lo bedua yang bawain gua sesuatu"

"Iya-iya otw ruangan lo"

Riko mematikan sambungan telpon lalu menggandeng tangan Indah.

"Itu tadi siapa? Si Cina?"

"Iya yank. Biasa haus kasih sayang. Katanya pengen ketemu gua"

"Dih maho"

Riko terkekeh lalu menatapnya dari samping. "Ndah"

"Hm"

"Ada yang mau gua bicarain sama lo"

Indah jadi gugup. Takut kalo Riko akan menembaknya lagi.

"Ap.. apa?"

"Gua. Gua.." Riko mengantung kalimatnya saat Indah menatapnya serius.

"Lo apa?"

"Sebenarnya gua itu duh gimana ya gua gak enak ngomongnya"

Indah jadi tambah salting saat Riko seperti ini.

"Apasih Rik?"

"Gua gua itu belum tau dimana ruangan Naga" jawab Riko membuat Indah membuang nafasnya kasar. Terlihat sekali wajahnya kecewa dan seperti menahan emosi.

Indah menghentakkan kakinya lalu berjalan meninggalkan Riko yang diam dan menahan tawanya. Dikejarnya Indah lalu ia rangkul gadis itu. "Lo kenapa mbem? Kok manyun gitu? Emang gua ada salah sama lo?"

"Gak"

"Terus?"

"Tau ah kesel gua sama lo"

"Kesel kenapa?"

"Ya kesel. Elo tuh udah ngomong bertele-tele dikira mau nem--"

Indah mengatupkan mulutnya kembali. Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri yang hari ini sudah dua kali keceplosan dihadapan Riko.

"Jadi lo berharap gua tembak lagi?" Tanya Riko berbinar.

Indah menetralkan wajahnya lalu mengangkat dagunya tinggi-tinggi. "Ya enggak lah. Pede banget lo"

Indah melirik chat grup yang memberi taunya ruangan Naga lalu ia melangkah di ikuti Riko yang tersenyum bahagia dibelakangnya.
















Indah mulutnya kagak ada remnya yakkk
Haha ngakak. Part ini banyak Indah-Rikonya kan? Namanya juga dunia berasa milik berdua. Hahaha. Part selanjutnya ada Alga, si bocah tengil yang menggemaskan. So pantengin terus yaak Bendahara Kelas. Jangan lupa Vommentnya.


say hy buat abang Riko


halo for Indah

Continue Reading

You'll Also Like

15.7M 1.4M 55
#1 in roman Agustus 2021 #1 in pregnant juli 2021 #1 in toxicfamily Juli 2021 #1 in tanggungjawab Agustus 2021 #1 in mba Agustus 2021 #1 in chicklit...
1.2K 143 12
Semesta tidak mengerti akan luka. Semesta hanya suka bercanda. Start-05-Februari-2024 Senin Finis-07-Mei-2024 Selasa
10.5M 1.1M 76
𝐏𝐀𝐑𝐓 πŒπ€π’πˆπ‡ π‹π„ππ†πŠπ€π! Squel dari cerita : RENAVEL πŸš«πŠπ€π‹π€π” πŒπ€π” 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 π‰π€πƒπˆ ππ‹π€π†πˆπ€π“πŸš« Cerita solf pr...
581K 27.6K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...