Bendahara Kelas [Completed]

By Akuelalala

1.3M 73.1K 1.2K

"Kalian pikir jadi bendahara itu gampang?" Kalimat itulah yang keluar dari mulut seorang gadis yang baru dudu... More

bendahara? huhh
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
bukan update
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
10 Fakta
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50 ( Ending )
bendahara pensiun.
For Your Information
UPDATE
Visual
Yang ikhlas waktu dan tenaga

Bab 17

23.2K 1.2K 8
By Akuelalala

Bu Mita berjalan menuju kelas XI ips 3 untuk mengajar tetapi langkahnya terhenti Saat melirik lewat jendela kelas XI Ips 1. Ternyata kelas muridnya belum ada guru yang masuk. Dan parahnya mereka malah asik sendiri.

"Assalamu'alaikum." seru Bu Mita saat memasuki kelas membuat mereka langsung berlari menuju bangku masing-masing.

"Wa'alaikumussalam." sahut murid serempak.

Bu Mita melipat tangannya dan menatap tajam seluruh muridnya.

"Begini ya kalo gak ada guru? Gak ada yang inisiatif manggil?" Tanya Bu Mita membuat seisi kelas hening.

"Naga?" Tanya bu Mita.

"Sekarang jamnya Bu Rima. Tapi ibunya gak turun bu." jawab Naga.

"Kenapa gak minta soal sama guru piket?" Tanya Bu Mita membuat Naga terdiam.

"Kalian ini malu-maluin. Sudah SMA loh nak kelakuan masih begini." kata Bu Mita sambil menggelengkan kepalanya.

"Indah mana?" Tanya Bu Mita yang mencari murid kesayangannya.

"Ke toilet Bu." jawab Ranti.

"Itu yang tidur dipojok siapa?" Tanya Bu Mita sambil menunjuk tempat duduk Angga dan Riko.

Semua diam tak ada yang berani menjawab.

"Saya tanya sekali lagi itu siapa?" Tanya Bu Mita dengan tegas membuat Tama refleks menjawab.

"Riko Bu." jawab Tama.

Angga menyenggol-nyenggol Riko agar bangun tapi Riko tak bergeming.

Angga sampai menginjak kaki Riko dengan keras yang berhasil membuat Riko terbangun.

"Selamat pagi semua." sapa Riko dengan mata yang belum terbuka sambil merentangkan kedua tangannya khas orang baru bangun tidur.

Teman-temannya cekikikan melihat tingkahnya yang belum sadar ada bu Mita.

"Selamat pagi Riko." sahut Bu Mita membuat Riko meneguk ludahnya. Dia membuka matanya dan kaget saat melihat Bu Mita yang menatapmya tajam.

"Eh ada ibu Mita. Apa kabar bu? Makin cantik aja." rayu Riko yang tak mempan.

Tak lama Indah masuk ke kelas.

"Indah." panggil bu Mita.

"Ya bu?"

"Bisa ikut ibu sebentar?"

Indah mengangguk pelan.

"Kamu. Urusan kamu sama saya belum selesai." kata Bu Mita sambil menunjuk Riko.

"Iya ibu cantik." sahut Riko sambil mengedipkan matanya membuat seisi kelas menyorakinya.

"Mari Indah." kata Bu Mita sambil berjalan keluar kelas di ikuti Indah.

"Ibu, tembemnya saya jangan diculik dong." teriak Riko yang tak dihiraukan Bu Mita. Dia terus berjalan menuju kantor guru diekori Indah.

"Kamu pacaran sama Riko?"

Pertanyaan yang membuat Indah terbelalak kaget, "Enggak lah bu, ibu ngegosip juga ya?" Canda Indah.

Bu Mita tersenyum ramah.
"Guru-guru yang lain juga pada ngomongin kalian. Katanya kalo mereka perhatiin kamu nempel mulu sama Riko."

"Hahh? Seriusan saya diomongin bu? Saya malu ahh bu masuk kantor guru."

"Mereka cuma ngomong kan kamu sendiri yang tau jawabannya. Ibu sih maklum aja. Lagian kalo emang kamu pacaran sama Riko pun ibu gak bakal larang malah bakal ibu dukung." kata bu Mita membuat Indah bingung.

"Kok didukung bu? Biasanya ni yahh kaya cerita di wattpad yang sering saya baca pasti guru nasehatin muridnya biar gak pacaran sama cowok nakal." jelas Indah membuat Bu Mita terkekeh.

"Kebanyakan baca wattpad kamu. Itukan fiksi ini dunia nyata nak. Kamu tanya kenapa? Ya karena mungkin dari kamu Riko bisa berubah sedikit demi sedikit jadi murid baik gak kaya sekarang." jelas Bu Mita membuat Indah tertegun.

Bu Mita dan Indah masuk ke kantor guru dan mulai berjalan menuju meja bu Mita.

"Berhubung kelas kamu lagi gak ada gurunya. Saya minta tolong kamu ya masukin nilai ulangan harian anak kelas XI ips 4. Saya mau ngajar dulu." kata Bu Mita yang bersiap-siap pergi.

"Tapi bu kalo saya ada gurunya gimana?" Tanya Indah.

"Bu Rima gak masuk kan? Lagian masukin nilai gak bakal lama kok. Kalo kamu kesepian panggil aja Riko kesini." jawab Bu Mita yang membuat Indah menggeleng.

"Ada dia ntar malah gak selesai-selesai Bu."

"Yasudah kalo begitu ibu tinggal dulu. Tolong ya Ndah." kata Bu Mita yang dijawab Indah dengan anggukan dan tersenyum.

Indah mulai duduk dikursi bu Mita lalu mengambil setumpuk kertas-kertas ulangan anak kelas XI ips 4. Dia mulai memasukkan satu per satu nilai-nilai tersebut dan aktivitasnya terhenti saat hendak memasukkan nilai orang bernama Rasya. Dia memperhatikan kertas ulangan milik Rasya yang mendapat nilai 98. Nilai tertinggi diantara nilai lain yang tlah dimasukkan Indah. Refleks Indah tersenyum tipis. Sepertinya mantannya itu selain semakin tampan juga semakin pintar. Terlintas dibenaknya jika dia berpacaran kembali bersama Rasya. Mereka pasti sangat dipuja karena sama-sama pintar serta cocok. Tapi saat tersadar Indah langsung menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia membuang jauh-jauh pikiran tersebut.

"Lagian berasa jilat ludah sendiri kalo gitu." kata Indah berbicara sendiri sambil terus memasukkan nilai-nilai ujian tersebut. Tak sadar jika dihadapannya tlah ada orang yang baru saja dipikirkannya.

"Ehemmm." dehem seseorang yang berdiri dihadapan Indah berbatas meja bu Mita. Indah mendongak dan kaget melihat Rasya tengah memperhatikannya.

"Lo.. lo sejak kapan disitu?" Tanya Indah.

"Sejak lo megang kertas ulangan gua terus senyam-senyum. Lo kenapa? Mau balikan?" Tanya Rasya yang langsung membuat Indah mendelik.

"Never. Lagian berarti lo juga denger kan tadi gua ngomong. Berasa jilat ludah sendiri. Buanglah mantan pada tempatnya." sindir Indah membuat Rasya tersenyum miris tapi tak beranjak dari hadapan Indah.

"Lo ngapain sih disini?" Tanya Indah yang risih.

"Gua disuruh bu Mita ambil kertas ulangan anak-anak. Disuruh bagiin ke anak-anak." jawab Rasya membuat Indah mengangguk lalu terburu-buru memasukkan nilai kelasnya Rasya.

"Santai yank, gapapa kok gua tungguin lo selesai." kata Rasya dengan menekankan kata yank membuat Indah menatapnya jengkel.

"Lo gak berhak manggil gua gitu." tegur Indah

"Terus si Riko berhak?" Tanya Rasya membuat Indah membanting pulpennya.

"Gak ada urusannya sama lo. Gak usah bawa-bawa Riko." kata Indah sambil berdiri.

"Jelas ada lah. Gua masih pengen balikan sama lo tapi dia datang dan jadi pho." kata Rasya.

"Kalo ngomong dijaga. Kita gak ada hubungan apa-apa lagi. Jadi dia bukan pho." kata Indah.

"Tuh udah beres." kata Indah lagi sambil menunjuk setumpuk kertas ulangan tadi.

"I love you." kata Rasya membuat Indah membuang muka lalu cepat-cepat keluar kantor guru dan menuju kelasnya.

Pintu kelasnya tertutup rapat dan kelas juga hening membuat Indah cemas karna didalam pasti ada guru. Dengan tangan yang gemetaran Indah mengetuk pintu lalu mulai membuka knop pintu dan..

"Dorrrr." teriak Riko membuat Indah berteriak histeris seketika.

"Hahaha" tawa menggelegar membuat Indah mengusap dadanya. Efek Riko yang mengejutkannya saat membuka pintu tadi masih dia rasakan.

Indah menatap meja guru yang ternyata tidak ada gurunya. Dia kemudian mencubit lengan Riko yang masih tertawa disampingnya. Anak-anak sekelas pun menertawakannya.

Flashback ON

"Guys guys kita kerjain Indah yok." seru Evan yang sepertinya berhasil menarik perhatian teman-teman sekelasnya.

"Kerjain apaan? Orangnya juga gak ada." sahut Tama polos.

"Justru karna dia lagi gak ada kita susun rencana." kata Riko.

"Kan Indah lagi ke kantor guru tu kayanya." kata Naga.

"Gini dehh.. ntar ada yang berdiri diluar kelas buat ngeliatin Indah mau balik apa gak? Nah terus kalo Indah udah mendekat yang berdiri diluar itu cepet-cepet masuk tutup pintu dan kita langsung diam. Jadi Indah pasti mikirnya ada guru. Nah pas dia buka pintu ada yang ngagetin dia gitu." usul Evan yang membuat Riko tersenyum miring.

"Gua jaga diluar." kata Digo sambil berjalan keluar kelas untuk melihat kehadiran Indah.

"Gua yang ngagetin dia." kata Riko sambil duduk dimeja yang paling dekat dengan pintu kelas.

Flashback OFF

"Untung gua gak jantungan." kata Indah sambil melangkah ke mejanya.

"Awass!" kata Indah saat melewati Evan yang duduk disebelahnya.

"Mereka ngerjain gua? Gua juga bisa." batin Indah.

Indah lalu mengeluarkan headset dan memasang ke telinganya lalu mencolok ke hp kemudian menyandarkan badannya dikursi.

"Ndah." panggil Evan sambil menepuk bahu Indah yang tak diacuhkan Indah.

"Mampus buben marah." pekik Evan membuat tawa Riko terhenti. Dia segera mendekati meja Indah.

"Lo yang paling parah ngerjainnya Rik." tuding Evan.

"Yee ini juga rencana lo kalii." kata Riko lalu mengusir Evan dan mulai duduk disamping Indah.

"Yank." sapa Riko.

"Mbemm."

"Duhh gimana yah?" Tanya Riko sambil mengacak rambutnya frustasi.

Saat sebuah ide terlintas. Dia segera merapatkan tubuhnya ke Indah dan langsung melingkarkan tangannya dipinggang Indah. Tapi tak ada reaksi apapun dari Indah. Biasanya gadis itu tak tahan saat Riko melakukan kontak fisik dengannya. Dirangkul saja kadang marah ini dipeluk dari samping tapi ia tak melakukan perlawanan. Malah sifatnya yang cuek seperti ini yang ditakutkan Riko. Dia senang menggoda Indah yang slalu menjauh saat dia coba merangkul, memeluk atau apapun tapi sekarang? Apa Indah sudah sangat muak dengannya?

Riko melepas pelukannya lalu mulai menjaga jarak dengan Indah yang sibuk dengan hpnya.
"Mbem maaf dong. Gua parah ya ngerjainnya?" Tanya Riko lalu melirik Indah yang terlihat menggoyang-goyangkan kepalanya. Riko melirik headset ditelinga Indah.

"Jadi dia gak denger gua ngomong daritadi? Tapi seenggaknya kan dia tau kalo ada yang nyentuh dia? Ya Allah ni cewek maunya apa sih? Untung gua sayang. Untung gua cinta." kata Riko yang membuat Indah terdiam sebentar tapi kemudian mengacuhkan Riko kembali.

"Yank jangan marah dong." pinta Riko sambil menarik-narik pelan rambut Indah.

Tak ada reaksi apapun.

"Lagu apa sih yang buat lo nyuekin gua?"

Riko melepas headset di telinga kiri Indah lalu memasangnya ditelinganya. Tapi tlah 2 menit tak ada lagu yang mengalun membuat Riko menoleh ke Indah yang ternyata sedang menatapnya.

"Lo gak lagi dengerin lagu?" Tanya Riko heran membuat Indah menggeleng.

"Terus ngapain lo pake?" Tanya Riko sambil melepas headset ditelinganya.

"Ngerjain balas ngerjain. Impas kan?" Kata Indah sambil tersenyum miring.

"Jadi daritadi lo tau gua disini?"

Indah mengangguk.

"Lo denger semua yang gua omongin?"

Indah mengangguk lagi.

"Gua denger semua ocehan lo. Sumpah ya lo lebih cerewet dibanding emak-emak dikomplek gua." kata Indah sambil tertawa.

"Termasuk denger gua bilang gua sayang gua cinta lo?" Tanya Riko membuat Indah terdiam.

"Jawab Ndah!"

"Iya gua denger."

"Terus jawaban lo apa?"

"Emang lo nembak gua?"

"Lah kan tadi--"

"Itu pernyataan perasaan Rik bukan nembak. Dua hal itu beda."

Saat Riko mau bicara lagi. Line dihpnya bunyi. Dia segera mengeluarkan hp dikantung celananya lalu memeriksa line masuk dari Deni.

Deniii13 : gua tadi di kantor guru gak sengaja liat Indah berdua cowok.

AlvarezRiko : cowok? Siapa?

Deniii13 : gaktau. Tapi gua liat seragamnya sih dia kelas XI Ips 4.

"Lo tadi dikantor guru ngapain?" Tanya Riko.

"Masukin nilai ulangan." jawab Indah seadanya.

"Bareng siapa?"

Pertanyaan yang membuat Indah mengernyit bingung.

"Sendiri aja."

"Yakin?"

Indah mengangguk.

"Gak bareng anak XI ips 4 ?"

Indah meneguk ludahnya.
"Sebenarnya gak bareng. Cuma ya itu dia disuruh bu Mita ambil kertas-kertas ulangan kelasnya dia buat dibagiin."

"Dia siapa?"

"Rasya."

Jawaban Indah membuat Riko tertohok.

"Dia gak macam-macamin lo kan?"

Indah menggeleng.
"Gak kok dia cuma.." Indah langsung menutup mulutnya yang hampir keceplosan.

"Dia cuma?" Tanya Riko yang cemas.

"Enggak. Gak penting juga. Eh iya malam ini jadikan jemput si Cantik?" Tanya Indah berusaha ngalihin pembicaraan.

"Gak usah mengalihkan pembicaraan. Dia ngomong apa sama lo?"

Indah menunduk takut. Seperti anak kecil yang sedang dimarahin ayahnya.

Riko memegang bahu Indah.
"Listen to me. Gua cuma mau tau. Gak bakal marah kok asal lo jujur. Dia ngomong apa sama lo?" Tanya Riko melembut.

"Dia ngajak gua balikan." jawab Indah membuat jantung Riko berdegup cepat.

"Dan jawaban lo?"

Indah menggeleng.
"Gua mana mau lagi sama dia"

Riko langsung tersenyum semringah. Dia menarik Indah ke pelukannya.

"Good. Karna lo milik gua. Gak boleh ada yang ngambil." kata Riko.

Tanpa mereka sadari. Seluruh teman dikelasnya sedang memperhatikan mereka. Dan Evan dengan cepat memotret mereka.

"Posting posting." kata Naga sambil melirik foto tersebut di hp Evan.

EvanSin
Teletubbies Berpelukan <3
@Indahhh @Riko_Alvarez

♥26.341 likes

View all comment

WisnuSputra : nempel mulu kaya cicak

AndiFkhri : fokus belajar Ndah @Indahhh

LilyKirana : editan paling

Deniii13 : wihh buruan tembak boss @Riko_Alvarez

Annisa : sweet couple

RantiRahma : romantis banget

CintaTa : kelas berasa milik berdua ya? @Indahhh @Riko_Alvarez

Yanamut : duhh yang berdua ini deket tapi tanpa status.

Rasya : ingat Ndah. Gua masih stay nunggu lo @Indahhh

Riko dan Indah saling menatap lalu mengecek notif di ig.

"Ya ampun mantan lo nih gak tau diri." kata Riko emosi melihat komenan Rasya.

"Apalagi mantan lo." kata Indah tak mau kalah.























Mantan gak tau diri :p haha
Aku sebenarnya males buat konflik-konflik alay kaya disinetron.

Pengennya sih ya ginigini aja mereka ngejudge tapi gak main fisik. Tapi kalo gak main fisik gak seru ya?

Duh aku bingung mulai konflik darimana. Kasih saran dong!

Continue Reading

You'll Also Like

10.5M 1.1M 76
𝐏𝐀𝐑𝐓 𝐌𝐀𝐒𝐈𝐇 𝐋𝐄𝐍𝐆𝐊𝐀𝐏! Squel dari cerita : RENAVEL 🚫𝐊𝐀𝐋𝐀𝐔 𝐌𝐀𝐔 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓🚫 Cerita solf pr...
302K 27.3K 23
Sebuah perjanjian di masa lalu mengharuskan Haechan menikah di usianya yang baru menginjak lima belas tahun. Cast: Lee Jeno. Lee Haechan. Pemeran l...
411K 25.6K 47
Xevira. Gadis dengan segudang sifat petakilannya. Gadis yang tidak bisa diam. Gadis yang selalu mengikuti Kevin kemana pun ia pergi. Dan gadis terane...
1.4M 128K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...