Bendahara Kelas [Completed]

By Akuelalala

1.3M 73.1K 1.2K

"Kalian pikir jadi bendahara itu gampang?" Kalimat itulah yang keluar dari mulut seorang gadis yang baru dudu... More

bendahara? huhh
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
bukan update
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
10 Fakta
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50 ( Ending )
bendahara pensiun.
For Your Information
UPDATE
Visual
Yang ikhlas waktu dan tenaga

Bab 10

28.7K 1.4K 19
By Akuelalala

Setelah keluar dari wc. Indah melepaskan tangan Riko yang melingkar dipinggangnya membuat Riko mengangkat sebelah alisnya.

"Ndah-"

"Udah Rik udah, gua gak mau nambah masalah karena lo masih dideket gua. Mending lo selesein dulu masalah lo sama dia, gua gak mau ikut terlibat."

"Dia ngomong apa sama lo?"

"Bukan urusan lo kan? "

"Jelas urusan gua. Karena pasti dia ngomongin gua, iya kan?"

"Entah."

"Bilang Ndah dia ngomong apa sama lo? Biar gua tau."

"Dia nyuruh gua jauhin lo, dan okee gua bakal ngelakuin itu."

"Ndah, apapun yang dia omongin ke lo please jangan dipercaya. Dia itu munafik Ndah."

"Dia munafik lo juga munafik, pantes kalian cocok." kata Indah tersenyum miring.

"Gua munafik?"

"Mikir Rik, lo pikir jadi gua gak bakal baper kalo selalu lo gombalin lo perhatiin lo deketin, dan disaat gua percaya lo ada rasa sama gua ternyata lo cuma jadiin gua pelampiasan. Hello lo cowok dan emang bener ya kata orang, cowok cuma 2 jenis kalo gak homo ya brengsek, dan selamat lo udah jadi opsi kedua." kata Indah lalu berjalan meninggalkan Riko yang terpaku.

"Gua bener-bener sayang lo Ndah." batin Riko miris.

Indah memasuki kelasnya. Mengeluarkan buku kas dan bersiap menagih teman-temannya. Mencoba melupakan permasalahannya dengan Riko dan Lili tadi.

"Uang kas uang kas, yang belum bayar gua sumpahin gak nambah-nambah duit didompetnya." teriak Indah.

Beberapa anak yang tertib pun langsung membayar uang kas. Indah menghitung semua uang yang terkumpul lalu mencocokan dengan catatannya. Dan spontan kepalanya pusing.

"Kenapa wek?" tanya Evan yang berusaha menggodanya.

"Pusing dedek bang." jawab Indah dramatis.

"Kenapa? Coba bilang ke abang Evan?"

"Duitnya gak setara sama catatan." kata Indah sambil mengerucutkan bibirnya. Membuat Evan gemas dan mencubit bibir Indah.

"Ish Evan gua lagi pusing beneran nih."

"Siapa suruh mukanya imut gitu, gua kan gemes." kata Evan lalu terkekeh.

"Ranti bantu gua napa?"

"Bantu apa gua?" tanya Ranti sambil duduk dikursi depan meja Indah dan Evan.

"Lo yang hitung duitnya! Gua mau ngecek contrengan lagi nih."

Mereka sama-sama menghitung.

Evan hanya memerhatikan keduanya dengan menopang dagunya.

"Duitnya ada 530.000 Ndah." kata Ranti.

"Bentar ya, gua coba tambahin pendapatan terus kurangin sama pengeluaran." kata Indah sambil menghitung-hitung kembali.

"Gak sama Ran, aduh pusing hayati." teriak Indah frustasi.

"Gua hitung berdasarkan catatan semuanya ada 1.525.000 terus gua tambahin pemasukan dan ngurangin pengeluaran hasilnya 600.000, huaaaaa 70.000 nya kemana coba?" kata Indah lalu menangis.

Ranti yang selaku bendahara 2 pun juga menangis. Karena pasti setelah ini, ia dan Indah harus rela menombok kekurangan uang kas.

"Aduh Ndah kaya anak kecil aja." kata Evan yang mengelus punggung Indah berusaha menenangkan namun yang ada Indah malah semakin menangis.

"Ish lo gaktau rasanya diposisi gua Van, kalo lo jadi gua, lo bakal apa coba? Bakal ikhlas nombokin semua kekurangannya? Sedangkan lo gaktau kemana sebenarnya uang 70 ribu itu perginya." kata Indah sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Ntar gua yang nombok deh, udahan ya nangisnya." kata Evan.

Indah menggeleng.

"Ini tanggung jawab gua, gua yang selesein." kata Indah.

"Ini juga masih tanggung jawab gua Ndah, jadi bukan cuma lo tapi kita bedua yang selesein." kata Ranti sambil merogoh sakunya dan menyerahkan 2 lembar 20.000.

"Kita 35 35 ya Ndah."

Indah mengangguk. Ia pun membuka tasnya lalu mengambil dompet dan mengeluarkan selembar 50.000 nya.

"Duit gua 40 ya Ndah, 5 ribunya gua bayar uang kas minggu ini." kata Ranti.

"Iya Ran duh makasih ya, udah ikhlas nombokin." kata Indah tersenyum lega.

"It's okee tanggung jawab lo tanggung jawab gua juga, kita seneng bareng susah juga harus bareng." kata Ranti tersenyum ramah.

Indah pun mengangsul dirinya sendiri 15 ribu.

"Nah gini dong, kan gua demen liatnya." kata Evan ikut bahagia masalah uang kas telah selesai.

"Lo udah punya pacar, gak usah demen sama kita." kata Ranti ketus.

"Yee baperan amat dah lo, bukan itu maksud gua, dasar telmi." cibir Evan membuat Indah terkekeh.

Riko masuk kelas dan langsung menghampiri Indah.

"Kita perlu bicara Ndah." kata Riko membuat Evan dan Ranti menyingkir dari Indah.

"Ndahh."

"..."

"Ndah lo denger gua kan?"

"..."

"Ndah kita harus bicara biar masalahnya selesai"

"..."

"Ndah, lo ngomong kek." kata Riko mulai jengah dengan diamnya Indah.

Indah tetap diam dan memilih menyibukkan diri dengan menghitung uang kas.

"Lo mau ngomong atau gua cium?" tanya Riko yang berhasil membuat Indah menoleh dan menatapnya tajam.

"Ngomong aja buruan." kata Indah sambil memainkan ponselnya.

"Gak disini, ikut gua!" kata Riko sambil menarik tangan Indah dan menuntunnya melangkah ke ruang musik.

Indah pun masuk ke ruang tersebut lalu duduk dikursi dekat piano.

"5 menit dari sekarang gak lebih." kata Indah sambil melirik jam tangannya.

"Fine." kata Riko sambil menutup pintu ruangan ini.

Flashback ON

Saat Riko dan tim futsal SMAnya sedang bertanding. Ia begitu semangat melihat fans-fansnya menonton dan bersorak menyemangatinya. Alasan yang membuat dia yakin menang karena seorang gadis yang duduk disamping coachnya. Gadis yang sangat disayanginya itu selalu mensupport dan menunggu dipinggir lapangan dengan memegang sebotol air mineral dingin.

Setelah memenangkan pertandingan Riko langsung bersujud syukur lalu berlari ke arah gadis itu dan langsung memeluknya.

"Selamat ya sayang." ucap si gadis yang tak lain Lili, kakak kelas sekaligus pacarnya.

"Berkat doa kamu yang." ucap Riko bahagia.

"I love you." bisik Riko.

"Love you too Honey." bisik Lili.

Flashback OFF

"Penting nyeritain itu?" tanya Indah sarkatis.

"Waktu lo habis." kata Indah lagi sambil melangkah pergi meninggalkan Riko yang mengumpat.

"Ish bego ngapain gua nyeritain romantisnya dulu gua sama Lili, kan rencananya mau ngelurusin ini gua malah tambah bikin berliku-liku, duh ni otak konslet kali yak, gua butuh pencerahan ni." kata Riko sambil membuka app linenya.

AlvarezRiko : Van, pulang ngopi yuk, gua yang traktir.

EvanSin : okelah, tapi btw pasti ada udang dibalik bakwan ni kan?

AlvarezRiko : tau aja lo

EvanSin : udah gua duga, lo apain lagi ni Indah?

AlvarezRiko : hah? Dia kenapa emang?

EvanSin : gak tau ni, mukanya datar banget terus kalem lagi, biasanya kan pecicilan.

AlvarezRiko : ntar gua jlasin

EvanSin : masuk kelas woy, ni bu Inul udh di dpn pintu.

AlvarezRiko : gua bolos ae, ntar pulang sekolah gua tunggu di warkop sebrang sekolah.

EvanSin : anjir bolos gak ngajak2

AlvarezRiko : selamat menikmati pelajaran sejarah Van, gua sih ogah ngingat masa lalu

EvanSin : awas lo yak pulang gua ketekin.

Riko terkekeh melihat balasan Evan. Dia langsung memasukan ponselnya ke saku celana lalu berjalan ke kantin sekolah.

***

Sepulang sekolah..

Para Cogan
(3)

AlvarezRiko : ambilin tas gua dikelas terus bawain ke warkop sebrang!

Deniii13 : siapa ni yang disuruh?

AlvarezRiko : yg mau aja

WisnuSputra : gak ada yg mau

AlvarezRiko : ohh oke fine, padahal tadinya gua mau neraktir lo bedua ngopi

WisnuSputra : gua otw kelas lo

Deniii13 : gua yg otw Rik, jgn prcya Wisnu

"Giliran ditraktir aja baru mau." kata Riko berbicara dengan sendiri.

"Gua ni yang dimaksud?" tanya seseorang yang baru datang lalu ikut lesehan dihadapannya.

"Bukan lo Van, itu tuh 2 kunyuk." jawab Riko yang membuat Evan mengangguk mengerti.

"Wisnu Deni pasti ya kan?" tanya Evan sambil mengeluarkan sebatang rokok lalu menaruh dibibirnya kemudian memberi api lalu menghisapnya dalam-dalam.

"Hm" jawab Riko sambil menyesap kopinya sampai habis.

"Bu kopinya 4 gelas lagi ya bu." teriak Riko

"Ohiya nak sebentar ya." teriak pemilik warung.

"Buset dah banyak amat. Gua juga gak sanggup kali Rik, minum 4 gelas kopi sekaligus." kata Evan shock.

"Lola ya otak lo, gak semuanya buat lo kali, tapi juga buat gua, Wisnu sama Deni." jelas Riko sambil memutar bola matanya.

"Lo tahan minum kopi lagi?" tanya Evan sambil melihat didepan Riko terdapat 5 gelas kopi yang isinya sudah habis.

Riko mengangguk.

"Daripada gua minum alkohol bergelas-gelas, lebih baik juga minum kopi kan?"

"Ya tapi gak baik buat kesehatan juga kalo minumnya sebanyak ini Rik." kata Evan.

"Gua yang bawa." kata Deni yang sudah berjalan tak jauh dari warkop.

"Orang gua yang ambil dari kelasnya kok." sahut Wisnu sambil menarik tas Riko yang sempat dibawa Deni.

"Gua."

"Gua."

"Gua, lo apaan sih?"

"Orang gua juga."

"Mereka emang gitu Rik?" tanya Evan bergidik ngeri.

"Maklum, kurang obat mah gitu reaksinya." kata Riko santai.

Kedua orang yang memperebutkan tas Riko pun memicingkan mata menghadap Evan dan Riko.

"Lo bukannya bersyukur juga dibawain." kata Deni sambil melempar tas ke arah Riko dan untungnya Riko dengan sigap menangkap.

"Haha iya deh makasih yaa babunya gua." kata Riko.

"Ni nak kopinya." kata ibu Ayu, si pemilik warung sambil meletakan nampan berisi 4 gelas kopi dan menaruhnya satu per satu dan membawa nampannya lagi.

"Makasih ya bu." sahut Evan sambil menaruh rokoknya diasbak yg tlah disediakan bu Ayu dan mulai menyesap kopi hitamnya.

"Minum tuh." kata Riko sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.

Deni dan Wisnu pun langsung mengangkat gelas masing-masing lalu menyesapnya.

"Bagi rokok dong Rik" pinta Deni.

"Tuh ambil aja." kata Riko sambil menunjuk sekotak rokok dengan dagunya.

"Ohiya gua gak bisa lama, lo mau ngomong apa?" tanya Evan yang baru sadar dia ada janji dengan 2 sahabat rempongnya. Siapa lagi kalau bukan Yana dan Indah yang mengajaknya untuk curcol dirumah Indah.

"Santai dulu bro, mau kemana emang?" tanya Riko.

"Biasa 2 ibu negara ngajakin curcol dirumah Indah." jawab Evan membuat Riko dan Deni menoleh dan tersenyum penuh arti menatapnya.

"Untuk kali ini enggak ya boys, ini waktu gua bareng mereka, kalo sampe kalian ngikut yang ada gua dikeroyok sama mereka." kata Evan meringis ketakutan mengingat saat Yana dan Indah menjambaki rambutnya lalu ia diikat dikursi seperti orang diculik hanya karena melupakan hari wajib untuk mereka ber-3 berkumpul lalu curcol.

"Yahh padahal kan mau modusin Yana." kata Deni sambil mengerucutkan bibirnya seperti cewek kalo lagi ngambek.

"Udah deh Den, nyerah ae lo, Yana udah punya pacar, anak Sma merpati, Sandi namanya." jelas Evan.

"Bodo ah yang penting kan cowoknya gak satu sekolah sama kita." kata Deni sambil menghisap rokok yang baru dibakarnya.

"Lo mah cewek mulu dipikirin, pikirin gua sekali-kali napa? Gak ada yang ngerti gua lagi galau gara-gara ditinggal Raisa." kata Wisnu lalu menatap lurus.

Evan menepuk bahunya sambil menahan tawa.

"Salah siapa macarin cabe." sahut Riko.

"Dia bukan cabe ya Rik tapi.." kata Wisnu menggantung.

"Tapi?"

"Tapi lombok whahaha."

Lantas yang lainnya pun ikut tertawa. Memang diantara mereka ber-4 hanya Wisnu yang suka gonta-ganti cewek dan gak pernah serius dalam menjalin hubungan. Maka dari itu dia yang sering dibully.

"Makanya jadi cowok tu setia kaya gua." kata Deni bangga.

"Iya lo setia, setia menunggu si doi putus maksudnya." kata Evan membuat mereka semua tertawa lagi. Kali ini objek bullyannya berganti menjadi Deni.

"Setidaknya apa yang gua lakuin itu perjuangan buat dapetin doi."

"Gua peringatin aja ya Den, Sandi tipe cowok cemburuan dan kasar, hati-hati lo kalo ketauan dia bisa jadi lemper lo." kata Evan.

"Persetan sama lemper Van, gua malah suka yang nantang begini."

"Bukan dia loh yang nantang, tapi lo, gua cuma gak mau kalo kita sampe tawuran sama sekolah lain cuma karena cewek." jelas Evan.

"Dan kalo sampe itu terjadi, gua orang pertama yang bakal ngehajar lo habis-habisan." kata Riko tajam membuat Deni mengangguk mantap.

"Tenang gua gak bakal ngecewain lo semua." kata Deni sambil menyesap kopinya lagi.

Lantunan lagu One Call Away terdengat dari saku celananya Wisnu. Ada telpon masuk dari sang mami.

Wisnu mengangkat telponnya.

"Halo Mi."

"..."

"Wisnu otw." kata Wisnu dengan cepat mengakhiri sambungan telpon dengan raut wajah cemas. Membuat teman-temannya menatapnya bingung.

"Kenapa?" tanya Deni.

"Si cantik masuk rumah sakit, gua duluan guys, eh Rik makasih kopinya yak." kata Wisnu sambil bergegas berjalan menuju motornya lalu melaju membelah jalanan.

"Cantik pacarnya?" tanya Evan polos.

Riko menggeleng, "Adeknya"
Evan hanya ber'oh' ria saja.

"Eh gua juga duluan deng, mau ke markas dulu, gua cabut yak." kata Deni sambil meneguk kembali kopinya sampai habis. Lalu berlari kecil menuju mobilnya.

"Markas? Markas narkoba maksudnya?" tanya Evan.

"Pikiran lo jauh betul Van. Ya kagak lah, wahh udah gua habisin dia kalo berani nyentuh barang haram, Deni itu anak skate, dia ikut suatu komunitas besar, isinya ya anak-anak yang punya hobi main skateboard nah markas yang dia maksud ya markas komunitas skate dia." jelas Riko membuat Evan mengangguk.

"Ohiya lo mau ngomong apaan? Cepatan elah, gua takut dikeroyok 2 iblis nih kalo sampe telat." kata Evan membuat Riko menepuk jidatnya karena lupa.

"Jadi gini.. gua tadi mau jelasin tentang kesalahpahaman dia ke gua eh gak tau kenapa pas gua jelasin yang keluar dari mulut gua malah masa pas gua lagi anget-angetnya sama Lili ya terus si Indah marah lagi sama gua, gua harus apa Van? Gua bingung." kata Riko sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Lo serius kan sama Indah?" tanya Evan membuat Riko mengangguk.

"Buat apa gua bohong?" tanya Riko sarkatis.

"Kalo gitu lo deketin aja terus sampe lo merasa, dia nyaman sama lo baru deh lo tembak, dan lo jangan nembaknya sekarang."

"Kenapa?"

"Dia gak mungkin percaya kalo lo nembaknya sekarang, dia gak bakal nerima lo kalo lo nembak sekarang karena Indah itu pikirannya luas Rik, lo ingat kan berapa kali Indah ngumpat lo terus bilang gak usah sksd? Dia gak suka sama orang yang sok kenal dan sok dekat padahal kenal aja sebatas teman sekelas." jelas Evan membuat Riko mengerti.

"Intinya ya kalo mau romantisin Indah jangan yang mainstream, dia pasti ujungnya ngeledek." jelas Evan

"Maksud lo?"

"Ya kan banyak tu contohnya, misalnya aja cowok yang nembak cewek pas pensi atau ditengah lapangan itu kan udah mainstream, coba pake cara lain apa menurut lo yang lebih bermutu karena kalo gak Indah pasti ngejawab gini, cara lo wattpad banget tau gak?" jelas Evan.

"Indah hobi baca wattpad ya?"

"Beuhh bukan lagi, kadang gua dikacangin cuma karena dia baca wattpad."

"Ohiya gua mau nanya lo jawab jujur deh."

"Of course." jawab Evan.

"Kata orang kan mustahil gak ada rasa cinta diantara cewek dan cowok yang sahabatan, nah gua pengen tanya lo sama Indah termasuk gak dari persahabatan yang memendam cinta?"

"Dulu iya." jawab Evan.

"Hah?"

"Bukan Indah tapi gua, ya lo bayangin aja Rik, lo deket banget sama dia terus nyaman meskipun cuma sahabat tapi rasa cinta itu ada, gua cinta sama dia dan itu kesalahan gua."

"Maksudnya?"

"Tepat pas kelas 2 smp dulu, gua tembak dia, dan lo tau apa reaksinya?"

"Nerima?"

"Boro-boro, dia langsung nampar gua terus menjauh gitu, ya gua frustasi lah, cuma karena insiden itu dia jaga jarak sama gua seolah gak kenal, padahal kita udah sahabatan 2 tahun waktu itu, dan sebulan setelah kejadian itu gua nyamperin dia, gua minta maaf dan gua janji bakal terus jadi sahabat dia nah terus dia peluk gua dan dia juga minta maaf karna gak bisa nerima gua jadi pacarnya." jelas Evan.

"Apa lo masih suka sama dia?"

"Ya gak lah, demi persahabatan gua rela ngebuang jauh-jauh rasa gua ke Indah dan itu berhasil, asal lo tau sepupunya sendiri aja suka sama dia Rik."

"Siapa?" tanya Riko.

"Bang Andi."

"Nahloh siapa tu?"

"Anak kelas 3, sekolah kita juga, yang berangkat pulang sama Indah masa gak tau?"

Riko menggeleng, "Gua belum pernah papasan pas berangkat atau pulang sama doi."

"Ntar juga lo tau, pokoknya ya kalo lo suka dia, rival lo bukan gua tapi Bang Andi, udah yak ntar kita cerita lagi, ni Yana sama Indah ngechat gua mulu ngomel-ngomel mereka, thanks ya kopinya." kata Evan sambil menepuk bahu Riko lalu pergi menuju ninja hijaunya kemudian melesat pergi.














Assalamu'alaikum
Apa kabar readers?
Ada yang setia gak nungguin ni cerita?
Yang mampir pokoknya
Minta Vote and Commentnya yak..
Lopyu dah :*

Perjuangan loh ini
Update sebelum ujian besok dan sebelum kuota habis tentunya..

Continue Reading

You'll Also Like

117K 10.7K 37
By. Saltedcakes_ NOTE : Aku gak menyarankan kalian buat baca story yang ini dulu ya. Karena bener bener masih berantakan banget, belum aku revisi. Ja...
15.7M 1.4M 55
#1 in roman Agustus 2021 #1 in pregnant juli 2021 #1 in toxicfamily Juli 2021 #1 in tanggungjawab Agustus 2021 #1 in mba Agustus 2021 #1 in chicklit...
578K 27.5K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
411K 25.6K 47
Xevira. Gadis dengan segudang sifat petakilannya. Gadis yang tidak bisa diam. Gadis yang selalu mengikuti Kevin kemana pun ia pergi. Dan gadis terane...