Moon Lovers : Scarlet Heart R...

By Han_JangMi

394K 10.7K 330

Sinopsis dari drama korea Moon Lover : Scarlet Heart Ryeo More

Prolog
Episode 1 Part 1
Episode 1 Part 2
Episode 2 Part 1
Episode 2 Part 2
Episode 3 Part 1
Episode 3 Part 2
Episode 4 Part 1
Episode 4 Part 2
Episode 5 Part 1
Episode 5 Part 2
Episode 6 Part 1
Episode 6 Part 2
Episode 7 Part 1
Episode 7 Part 2
Episode 8 Part 1
Episode 8 Part 2
Episode 9 Part 1
Episode 9 Part 2
Episode 10 Part 2
Episode 11 Part 1
Episode 11 Part 2
Episode 12 Part 1
Episode 12 Part 2
Episode 13 Part 1
Episode 13 Part 2
Episode 14 Part 1
Episode 14 Part 2
Episode 15 Part 1
Episode 15 Part 2
Episode 16 Part 1
Episode 16 Part 2
Episode 17 Part 1
Episode 17 Part 2
Episode 18 Part 1
Episode 18 Part 2
Episode 19 Part 1
Episode 19 Part 2
Episode 20 Part 1
Episode 20 Part 2

Episode 10 Part 1

6K 202 1
By Han_JangMi

"Jangan menghindariku. Jangan menyuruhku pergi. Jangan bilang kalau aku membawa kesialan dan jangan bilang aku juga binatang. Setidaknya, kau tidak bisa melakukan itu padaku. Kau itu... orangku." kata Pangeran So.

"Aku bukan orangmu, Yang Mulia" jawab Soo.

"Kau orangku! Kau milikku. Kau kepunyaanku! Tanpa ijinku kau tidak boleh meninggalkanku. Kau juga tidak boleh mati. Kau sepenuhnya adalah orangku".

Pangeran So lalu mencium bibir Soo dengan paksa. Soo berusaha melepaskan ciuman mereka.

Pangeran So pun melepaskan ciuman mereka. Pangeran So melihat tangan Soo mengepal dan bergetar karena ketakutan.

Pangeran So pun langsung menarik tangan Soo dan pergi dari tepi danau.

Pangeran Jung tanpa sengaja melihat Pangeran So dan Soo menunggangi kuda bersama.

Pangeran Jung langsung pergi menemui Pangeran Wook yang ada di perpustakaan.

"Hyungnim!" Panggil Pangeran Jung.


---




"Tidak mungkin, kau pasti salah lihat. Dia tidak mungkin meninggalkan Istana. Bagaiman caranya keluar Istana?" kata Pangeran Wook tidak percaya.

"Aku yakin sekali. Mana mungkin aku tidak mengenalinya? Kau tanya saja pada penjaga gerbang." Kata Pangeran Jung yakin.

"Mana bisa dayang istana keluar dari Istana?" ucap Pangeran Wook yang masih tak percaya jika Soo pergi keluar istana bersama Pangeran So.

"Apa So Hyungnim pernah peduli dengan aturan? Dia mungkin membawanya secara paksa. Jika mereka tertangkap, Kakak Soo akan dihukum mati. Ayo kita cari mereka sekarang. Pinjami aku kuda dan..." kata Pangeran Jung khawatir.

"Kau pulang saja".

"Apa?"

"Tidak baik kalau kau juga keluar malam-malam, Jadi Kembalilah ke Istana. Aku yang akan mencari mereka." Kata Pangeran Wook berdiri dari tempat duduknya.

"Terima kasih sudah khawatir padaku, tapi aku tidak bisa kembali ke Istana. Kalau Kakak Soo ketahuan keluar dari Istana maka akan berada dalam bahaya. Kita berdua harus mencari mereka, Hyungnim."

"Baiklah. Aku lupa kalau kau sudah dewasa. Maaf. Aku percaya padamu." Kata Pangeran Wook.



---



Pangeran So membawa pergi Soo dengan menunggangi kudanya.

"Kita berdua tak akan aman lagi, Yang Mulia" kata Soo dalam hati.

"Kalau begitu apa kita melarikan diri saja sekarang? Kalau memang kau mau, aku tak keberatan melarikan diri bersamamu" kata Pangeran So dalam hati.

Pangeran So dan Soo sudah ada di tepi pantai dan matahari mulai terbit.

"Meski aku harus meninggalkan Songak suatu hari nanti, tapi aku sangat ingin membawamu kesini. Aku selalu dipaksa pergi dari sini dan sampai sekarang Aku masih tak mengerti alasan kenapa aku harus pergi." kata Pangeran So.

Soo hanya diam dan terus menatap lurus ke depan.

"Aku tidak pernah membawa kesialan. Aku tidak membantai binatang untuk bersenang-senang. Aku juga tak menghunuskan pedangku begitu saja pada orang. Apa aku masih harus pergi?" kata Pangeran So.

"Ini halusinasi.... Pasti ini semua halusinasi. Aku tidak boleh panik lagi. Aku harus membuat dia jangan sampai murka." kata Soo dalam hati, ia ketakutan menatap Pangeran So.

"Aku ingin kau hidup dengan tenang, Yang Mulia. Meski hidup di luar Istana sekalipun. Hiduplah tanpa menderita atau menumpahkan darah, dan jalani hidupmu dengan senyuman." kata Soo.

"Aku akan hidup seperti itu. Jika kau mau pergi denganku." Kata Pangeran So.

"Aku seorang dayang istana dan harus tinggal di Istana."

"Kalau begitu aku tak akan pergi dari sini".

"Juga... aku menyukai orang lain".

"Baek Ah?".

"Bukan Baek Ah"

"Kalau begitu tak masalah. Selama bukan Baek Ah orangnya. Kalau itu pria lain, aku mungkin sudah membunuhnya."

"Apa?" kata Soo kaget mendengarnya.

"Saat aku bilang kalau kau milikku pada hari Yeonhwa mencambukmu, maka semenjak itulah, kau kuanggap sebagai orangku, hari itu. Kau sudah melihat diriku apa adanya. Tidak perlu ada penjelasan atau alasan." Kata Pangeran So. "Kau bilang kau takut padaku? Aku tak percaya itu. Hanya kau orang yang berada di sisiku. Jadi, aku tidak perlu minta maaf atas apapun. Aku tidak akan minta maaf karena aku menciummu atau membawamu kesini. Juga... aku tak perlu minta maaf karena menyuruhmu jangan menyukai orang lain. Aku takkan menyesalinya." 

Soo hanya diam.

Pangeran So pun mengeluarkan sebuah aksesoris rambut dan memberikan pada Soo.

"Terimalah ini. Aku ingin memberikanmu sesuatu seperti ini". kata Pangeran So memberikan hadiah pada Soo.

Aku hanya berusaha untuk membantumu, Yang Mulia. Aku tidak pernah meminta perasaan sayangmu".

"Coba saja lari dariku, kalau begitu. Kau bisa membuang aksesori rambut itu kalau kau tak mau menerimanya".

Soo hanya diam memegang aksesoris rambut itu karena tak ingin Pangeran So marah.

Mereka pun kembali melewati hutan. Soo masih ketakutan.

Pangeran Jung dan Pangeran Wook datang dari arah berlawanan.

"Kakak! Kakak Soo!" panggil Pangeran Jung.

Pangeran Jung langsung turun dari kudanya.

"Darimana kau tahu aku disini?" tanya Soo heran. "Apa orang istana mencariku?"

"Untungnya, Wook Hyungnim dan aku saja yang tahu. Tapi yang lain akan segera tahu nantinya. Kita harus kembali sekarang." Kata Pangeran Jung dan ingin membantu Soo turun dari kuda tapi Pangeran So malah mendekap Soo agar tak turun dari kudanya.

"Apa yang kau lakukan?" kata Pangeran Jung melihat apa yang dilakukan Pangeran So.

"Aku yang membawanya keluar, jadi aku yang akan membawanya kembali ke Istana." kata Pangeran So.

"Jika ada yang melihat kalian berdua kembali ke Istana, maka pasti akan ada rumor. Semuanya akan jadi jadi masalah" kata Pangeran Wook.

"Soo" panggil Pangeran Wook mencoba meminta Soo turun.

"Raja telah memberikan izin padanya sebagai milikku. Jadi, Dia sudah menjadi tanggung jawabku." kata Pangeran So.

"Sebagai milikmu?" kata Pangeran Wook tak terima karena Pangeran So menganggap Soo sebagai miliknya.

"Aku akan pergi bersama dengan Pangeran keempat. Jangan khawatir, kembalilah. Dia bilang yang akan bertanggung jawab, jadi kalian kembali saja." Kata Soo membuat keputusan untuk pergi bersama Pangeran So.

Pangeran Jung dan Pangeran Wook kaget mendengarnya.

Soo menatap Pangeran Wook meminta pengertianya lalu tertunduk.

"Kau akan pergi bersamanya?". tanya Pangeran Wook.

Soo membenarkan dengan wajah tertunduk.

"Kau sebaiknya menepati perkataanmu tadi. Kau tidak boleh membiarkan Soo terluka." kata Pangeran Wook.

"Aku juga tak mau itu terjadi." kata Pangeran So lalu pergi lebih dulu dengan kudanya.

Pangeran Wook dan Pangeran Jung hanya bisa melihat Pangeran So dan Soo yang pergi .

"Hyungnim, kau tidak bisa membiarkan mereka pergi begitu saja. So Hyungnim bisa saja tidak kembali ke Istana." Kata Pangeran Jung panik.

"Kalau memang benar begitu, maka aku takkan diam saja."

"Apa?"

"Ini terakhir kalinya, aku membiarkan Hae Soo pergi seperti ini."





----







Soo sudah sampai di istana bersama Pangeran So.

Selir Oh datang dengan tatapan dinginnya.

"Selir Oh..." kata Soo menghampiri Selir Oh dan mencoba menjelaskannya.

"Aku yang mengajaknya keluar jadi jangan menyalahkannya" kata Pangeran So.

"Apa Maksudmu keluar dari istana?" tanya Selir Oh kaget

"Raja memberikan tugas padaku jadi aku harus pergi ke luar dengannya." Kata Pangeran So.

"Meskipun begitu, membawa salah satu dayang kerajaan keluar dari Istana bisa dianggap sebagai pembangkangan." kata Selir Oh tegas.

"Jadi, Apa kau mau menghukumnya? Apa harus kau melakukannya?" kata Pangeran So menantang Selir Oh.

"Yang Mulia,  Anda harus kembali dan Anda tak boleh kelihatan disini, dengan begitu kami tak perlu menjelaskan apapun pada yang lain." Kata Selir Oh.

“Aku akan percaya padamu, Selir Oh.” Kata Pangeran So lalu pergi.

"Sudah jelas kebaikan kecilmu itu telah membuat Pangeran keempat menyukaimu. Karena itulah aku bilang kalau kau tidak cocok berada di tempat ini. Kau tidak boleh terlalu baik pada siapa pun di Istana. Kau harus mengambil setiap langkahmu seolah kau berjalan di atas lapisan es yang sangat tipis. Dengan begitu, kau bisa bertahan hidup." kata Selir Oh memperingati Soo.

"Apa yang harus kulakukan sekarang?" tanya Soo.

"Kau harus menunggu sampai Pangeran keempat meredakan perasaannya padamu." Ucap Selir Oh.

Soo pun hanya bisa terdiam.




---




Pangeran Yo berlatih panah sendirian. Setiap ia melepaskan busur panahnya selalu tepat sasaran.

Pangeran Wook datang. Pangeran Wook pun melepaskan busur panahnya tapi hasilnya berada di luar sasaran.

"Kau meleset. Sekarang aku mengerti kemampuanmu." Sindir Pangeran Yo.

"Aku butuh hari-hari seperti ini supaya kemampuan memanahku lebih baik." jawab Pangeran Wook.

“Aku selalu membayangkan seseorang sebelum menargetkan sasaranku. Orang yang akan menggantikanku sebagai pahlawan. Jika aku membayangkan anak panah ini menusuk jantung orang yang menggantikan kedudukanku, maka panahanku takkan meleset." kata Pangeran Yo lalu kembali melepaskan busur panahnya dan kembali tepat sasaran.

"Kalau kau, bagaimana? Siapa targetmu?" tanya Pangeran Yo.

"Aku tidak pernah membayangkan siapapun saat menargetkan anak panah ini." kata Pangeran Wook kembali melepaskan busur panahnya tapi masih tak bisa memahan dengan tepat.

"Orang yang tidak punya target jelas sepertimu lebih mudah dipengaruhi. Aku akan pergi dari Songak sekarang. Raja sepertinya bermaksud mengutusku untuk mati. aku harus kembali kesini hidup-hidup." kata Pangeran Yo.

"Kau akan aman dan baik-baik saja." kata Pangeran Wook.

"Tentu saja. Aku akan kembali kesini dengan selamat. Jadi, pikirkanlah baik-baik selama aku sedang pergi. Pikirkanlah siapa targetmu. Kau dan aku bukankah cara berpikir kita ini sama?" kata Pangeran Yo saling menatap dengan Pangeran Wook. Dan Pangeran Yo pun pergi.

Pangeran Wook mengambil busur panah kembali dan mengikuti saran kakaknya untuk membayangkan target lalu melepaskan busur panahnya, dab kali ini ia berhasil tepat sasaran.

Pangeran Yo akan menuruni tangga dan tidak sengaja bertemu dengan Putri Yeonhwa.

"Aku akan segera kembali. Sampai saat itu, kau sudah selesai memutuskan apa rencanamu." kata Pangeran Yo menatap Putri Yeonhwa.

"Aku akan menunggumu kembali kesini." Kata Putri Yeonhwa lalu pergi bersama dayang-dayangnya.





---





Pangeran Wook dan Soo kembali bertemu di gua.

Pangeran Wook hanya terdiam.

"Kau marah? Pangeran Keempat dan aku hanya keluar untuk melihat matahari terbit. Aku tidak ingin kau berada dalam masalah, karena itu, aku kembali bersama Pangeran keempat" kata Soo.

"Aku tidak marah. Aku hanya kecewa. Aku selalu mengkhawatirkan sesuatu, sampai terus membuatmu tetap berada di Damiwon. Sedangkan So, berhasil mengeluarkanmu dari Istana hanya sekali coba. Aku akan mendapatkan izin Raja untuk menikahimu." kata Pangeran Wook.

"Pernikahan?" tanya Soo kaget.

"Waktu aku tahu kau pergi dari Istana. Aku teringat saat kau masuk istana untuk menikah dengan Raja. Kau tak tahu betapa takutnya aku kehilanganmu lagi. Aku tidak ingin membuat kesalahan itu lagi" kata Pangeran Wook.

Soo hanya terdiam mendengarnya.

"Sama seperti perkataan istriku. aku jarang bisa tidur secara teratur. karena Orang lain berharap banyak padaku dan masa depan membuatku khawatir. Ketika Aku bisa tidur saja itu rasanya aku sudah berbuat dosa." Cerita Pangeran Wook. "Tapi kemudian kau membawa tawa, sukacita dan kau memberikan puisi itu padaku. Soo.... Kaulah orangnya. Aku ingin meninggalkan Istana, pergi ke Hwangju, dan hidup bahagia bersamamu. Aku ingin hidup memberikan kasih sayang padamu, yang tak pernah kubalas pada istriku. Soo......maukah kau menjadi istriku?" kata Pangeran Wook melamar Soo.

"Orang ini tidak akan berubah. Dia tidak akan menyakitiku. Aku bisa bahagia bersamanya. Jika Gwangjong membunuhnya..." kata Soo dalam hati, ia menatap Pangeran Wook.

"Apa kau tak ingin bersama denganku lagi?".

"Tidak bukan begitu"

"Kalau begitu kau tidak percaya padaku?"

"Bukan begitu"

"Kalau begitu apa kau mau menjawabnya? Maukah kau menikah denganku?" Kata Pangeran Wook sambil memegang pipi Soo.

"Apa yang kalian lakukan disini?" teriak Selir Oh yang tiba-tiba datang.

Soo dan Pangeran Wook langsung berdiri.

"Dayang yang bersembunyi saat pangeran sedang mandi, rupanya kau!" kata Selir Oh pada Soo.

"Maafkan aku" kata Soo.

"Selir Oh, biar kujelaskan" kata Pangeran Wook.

“Kalau mereka tahu kalian selama ini bertemu diam-diam, menurutmu siapa yang akan dibunuh duluan? Tempat ini akan segera ditutup. Siapapun yang berhubungan dengan dayang istana. akan kehilangan pangkatnya dan menerima hukuman berat.” kata Selir Oh. "Ayo keluar". ajak Selir Oh pada Soo.

Soo pun mengikuti Selir Oh keluar dari gua.





---



Selir Oh membawa Soo ke ruangannya.

"Aku ingin kau pergi dari Istana bersamaku" kata Selir Oh.

"Apa?" kata Soo kaget mendengarnya.

"Tabib Kerajaan menganjurkanku untuk pergi dari Istana agar bisa memulihkan diriku karena kesehatanku yang makin parah. Kita pulang saja ke kampung halamaku, ya? Aku tahu hubunganmu dengan Pangeran Wook. Dengan menghindarinya adalah keputusan yang baik." Ucap Selir Oh.

"Pangeran kedelapan memintaku untuk menikah dengannya dan aku juga ingin mengiyakannya." kata Soo yakin.

"Pikirkanlah Pangeran keempat! Apa Kau pikir kau bisa bertahan hidup di antara dua pangeran? Jika salah satu dari mereka berubah, maka hidupmu akan berada dalam bahaya."

"Pangeran kedelapan itu berbeda. Dia tidak akan pernah berubah."

"Tidak! Istana adalah tempat dimana siapa saja bisa berpaling pada keputusan yang mereka buat. Apa Kau ingat aku pernah cerita, kalau aku memberikan hatiku pada panglima perang itu. Ya, memang betul. Seperti yang kau duga, orang itu sedang duduk di atas takhta. Dia dulu ingin menikahiku, tapi kenyataanya dia harus melindungi takhta. Jadi, dia melupakanku, seorang putri rendahan dari seorang penjual tanaman herbal dari desa kecil. Tapi, aku tetap saja ingin berada di sisinya." Cerita Selir Oh. "Aku memilih hidup di Istana sebagai dayang istana. Aku membuatkan teh dan mencuci rambutnya. Aku membantu dia mengenakan pakaiannya. Aku memanggil mantan kekasihku Yang Mulia"

Soo hanya terdiam mendengar cerita selir Oh.

"Aku memandikan tubuh wanita yang menjadi istrinya. Soo, pertimbangkanlah keputusanmu dan lihatlah sekelilingmu. Kau bisa berada dalam bahaya jika kau tidak pergi dari Istana sekarang." kata Selir Oh memegang tangan Soo.

"Pangeran kedelapan memintaku untuk meninggalkan istana dan pergi ke Hwangju. Selama dia tidak serakah untuk mengejar tahta. Aku tahu kami bisa bahagia. Aku percaya padanya..." kata Soo tetap yakin pada pilihannya.




---




Soo duduk sendirian di dalam kamarnya, ia melihat aksesoris rambut yang diberikan Pangeran So.




---




Keesokan paginya Pangeran So mondar-mandir di tempat para pelayan menyiapkan makanan.

Soo yang baru keluar dan kaget melihat Pangeran So lalu membungkuk memberikan hormat.

"Aku cuma mau melihat keadaanmu baik-baik saja atau tidak. Aku akan bicara baik-baik dengan Selir Oh. Kau harus beristirahat hari ini." kata Pangeran So.

Bekas luka Pangeran masih terlihat samar-samar dibalik make up yang dipakainya sendiri.

"Yang Mulia... Masuklah ke dalam ruang berhias. Aku akan membantumu." Kata Soo.

Soo kembali menyamarkan bekas luka Pangeran So dengan make up.

"Bukannya aku takut padamuatau tidak menyukaimu, tapi hanya khawatir saja." kata Soo dalam hati.

Pangeran So terus menatap Soo tanpa berkedip.

"Kebanyakan orang, siapapun itu saat seseorang membantu mereka menghadapi masa yang sulit. Mereka pasti akan menghargai orang itu. Mereka percaya bahwa hanya orang itu yang berada di pihak mereka. Orang itulah yang bisa kau anggap teman." kata Soo. "Persahabatan atau cinta, itu semua adalah jenis kasih sayang. Tapi dua hal itu berbeda. Sepertinya kau tidak mengerti perbedaan antara dua hal itu. Karena itu, aku khawatir."

Pangeran So memegang tangan Soo.

“Aku malah lebih khawatir padamu. Aku bukan orang yang sering menerima kasih sayang seperti itu. Entah itu persahabatan atau cinta. Menurutku semuanya sama saja. Ini semua sama saja." Kata Pangeran So, Hae Soo menarik tangannya. "Kau sepertinya ingin membuatku menjauhimu. Tapi itu takkan mempan padaku." Kata Pangeran So langsung berdiri dari duduknya dan menarik pinggang Soo untuk lebih dekat dengannya.

Soo panik.

"Aku bilang harus siap" kata Pangeran So lalu mendekatkan wajahnya.

Soo langsung menutup mulutnya.

"Jangan khawatir, Aku tidak akan melakukannya tanpa izinmu lagi" kata Pangeran So lalu Soo melepaskan tangannya.

Soo keluar dari ruangan.

"Kakak Soo!". panggil Pangeran Jung.

"Cham... Cham... Cham...". kata Soo melakukan sebuah permainan bersama Pangeran Jung.

Soo memainkan tangannya ke kiri dan kanan sedangkan Pangeran Jung harus menatap kearah sebaliknya. dan Pangeran Jung berhasil..

"Oh, kau sudah jago sekarang." Kata Soo karena Pangeran Jung sudah bisa menang darinya.

"Aku pasti orang yang bodoh kalau belum bisa mengerti permainan itu." kata Pangeran Jung dengan bangga.

"Cham... Cham... Cham". kata Soo kembali melakukan permainan itu. Dan kali ini Pangeran Jung kalah.

"Ini. Pukul saja aku" kata Pangeran Jung meminta Soo memukulnya sebagai hukuman atas kesalahannya.

Soo sudah siap untuk memukul Pangeran Jung tapi ia mengurungkan niatnya.

"Aku bisa ditangkap kalau ada yang lihat seorang dayang istana memukul seorang pangeran."

"Apa kau tahu, aku sangat takut waktu saudara keempatku membawamu pergi. Kau tidak terluka, 'kan? Sebenarnya, kemana dia membawamu pergi?" tanya Pangeran Jung.

"Kami cuma menunggang kuda mencari udara segar. Aku sangat senang menikmati udara segarnya." kata Soo tak ingin membuat Pangeran Jung khawatir.

"So Hyungnim selalu berbuat sesukanya. Aku tidak suka dia." Kata Pangeran Jung kesal.

"Cobalah pahami kakakmu. Sewaktu kecil, kau bermandikan kasih sayang, Yang Mulia. Tapi, kakakmu tidak. Selain itu Dia tidak dekat dengan keluarganya"

“Dia jarang menerima perlakuan baik dari orang lain. Semua itu juga diperoleh melalui usaha. Sejak So Hyungnim datang ke Songak. Ibu dan Yo Hyungnim berubah drastis."

"Kau tidak menyalahkan Pangeran keempat karena hal itu, kan?"

"Aku tahu itu bukan kesalahan So Hyungnim. Kalau bukan  karena So Hyungnim Aku pasti tidak tahu masalah yang disebabkan oleh Ibu dan Yo Hyungnim. Kakak! Aku merindukan moment-moment dulu. Moment disaat kami semua saling akur. Kau paling cantik tersenyum saat tinggal di rumah Wook Hyungnim."

"Aku juga sering berpikir seperti itu dan ingin kembali ke masa itu."






---






"Apa yang kau katakan?" tanya Putri Yeonhwa kaget.

"Pada Festival Double Yang (pesta di hari ke-9 bulan ke 9 menurut Kalender Cina) Aku akan meminta izin Raja menikahi Soo. Jika Soo diperbolehkan meninggalkan istana, maka aku akan tinggal bersamanya di Hwangju." kata Pangeran Wook. "Aku tahu kalian sekeluarga banyak berharap padaku, tapi aku tidak ingin menjadi raja.Politik kerajaan membuatku muak, Aku hanya ingin hidup dengan tenang."

"Jadi Kau tak mau menginginkan tahta dan ingin mengesampingkan Ibu dan diriku hanya untuk hidup sebagai pria normal? Lalu nasib kita bagaimana? Siapa yang akan melindungi Keluarga Hwangbo?" kata Putri Yeonhwa marah

"Ada banyak cara melindungi keluarga tanpa harus menjadi raja. Percayalah padaku." kata Pangeran Wook.

"Apa aku pernah melarangmu melakukan apa yang kau inginkan? Jika kau sudah yakin apa keinginanmu, maka lakukan saja. Ambillah dia untuk jadi milikmu. Namun, itu takkan mudah jadi Kau harus mempersiapkan dirimu." Kata Ratu Hwang Bo.

"Hae Soo pasti akan sangat berterima kasih padamu, Ibu." kata Pangeran Wook lalu keluar dari ruangan ibunya.

"Ibu harus melarangnya. Ibu seharusnya sudah melarangnya!" kata Putri Yeonhwa marah.

"Aku saja sudah muak mengincar takhta. Apalagi Wook?" kata Ratu Hwangbo. "Beban kakakmu jauh lebih berat dari yang kau bayangkan. Jadi biarkan saja pilihanya"

“Ibu diasingkan karena membuat seorang pelayan istana yang dicintai Raja keguguran. Itu terjadi 10 tahun silam, dan Semua orang tahu itu ulah Ratu Yoo, tapi tidak ada orang yang membela kita. Selir Kang dari Shinju, Selir Park, Selir Hong, Selir Wang! Jika kita tidak bisa merebut takhta, maka mereka akan menyerang kita lagi."

"Putra Mahkota Moo dan Raja berbeda, selain itu Negeri ini juga sudah berbeda. Jangan panik dan gegabah."

"Sepertinya... ini saatnya bagiku untuk keluar dari sarang perlindunganmu, Ibu"

"Yeonhwa..."

"Mulai sekarang, aku punya tujuan baru.'Aku tidak akan lagi menjadi seorang putri atau adik dari seorang raja. Tapi Aku sendiri yang akan menjadi dewa di atas raja. .Ibu juga tidak perlu memaafkanku." Kata Putri Yeonhwa lalu keluar dari kamar ibunya.

Mata Ratu Hwangbo berkaca-kaca melihat sikap Putri Yeonhwa.



---



To Be Continued....

Continue Reading

You'll Also Like

238K 12.7K 23
#BOOKONE Start: 25 Desember 2018 Finish: 10 Oktober 2019 Tidak ada lagi sifat childishnya, hanya saja Rubby tidak pernah yakin itu. Apakah ia sudah c...
9.1K 883 40
[ completed + bonchap ] "And suddenly, we're a memories. A fvcking dumbly dumb one." ____J FF Aespa x NCT pertama akuuu, mohon dimaklumi buat semua k...
The Hidden War By -1Annoy

Mystery / Thriller

49K 5.7K 22
Seorang mahasiswa Harvard, Lucio crezora, mendapat panggilan mendadak dari kepolisian Perancis ke sebuah Museum. Disana yang ditemuinya seorang maya...
216K 29.5K 49
Di tengah hari yang panas udara yang pengap, Arkana secara tiba-tiba menyatakan perasaannya pada Lisa. Menjadi sebuah misteri dan kebingungan di kal...