[COMPLETED] Friend And Love...

By jeonbnavi

96.2K 8.3K 280

Karena mereka mengenal dari lama, karena mereka peduli satu sama lain, karena itu lah mereka bisa merasakan... More

Prolog
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fifteen
Not An Update
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Twenty
Penting!
Twenty-One
Twenty-Two
Twenty-Three
Notification
Twenty-Four
Review
Twenty-Five
Twenty-Six
Twenty-Seven
Twenty-Eight
Twenty Nine
Thirty
Thirty-One
notif
Thirty-Three
Thirty-Four
Thirty-Five
Thirty-Six
Notice
Hay hay
Announcements

Nineteen

1.8K 199 8
By jeonbnavi

"Temui aku jika kau tak mau mati. Sendiri"

SinB masih melihat secarik kertas yang entah siapa yang mengirimnya.

"Siapa yang sedang bercanda denganku? " gumam SinB.

Drrtt drrrt

"Nuguya? " ucap SinB.

From: XXX
Kau sudah menerima pesanku 'kan? Temui aku besok di gedung 501. Sendiri. Jika tidak kau akan tahu akibatnya Hwang Eunbi.

"Aishh jinjja! Sebenarnya dia siapa?mengapa mengirimiku pesan seperti ini?"

"Tapi, bagaimana kertas ini ada di tas ku? "

SinB pun mulai memutar otaknya, mengulang memori ketika acara prom night.

"Majja! Aku meninggalkan tas ku saat di toilet, berarti orangnya ada saat acara itu" ucap SinB.

SinB pun memutuskan untuk menemui Namjoon, walaupun sudah tengah malam, ia tetap ingin tahu siapa orangnya.

Tok.. Tok

"Oppa! " panggil SinB.

Kreekk

Namjoon pun membukakan pintunya. Terlihat ia baru saja berselancar dalam alam mimpi.

"Mian, Oppa. Aku membangunkan mu" ucap SinB.

"Eoh, ada apa? " tanya Namjoon setengah bangun.

"Aku ingin tanya, ketika acara prom night itu, undangan yang hadir dari mana saja? " tanya SinB.

"Tentunya kelas 3, lalu perwakilan kelas satu dan dua" jawab Namjoon.

"Memangnya ada apa? " tanya Namjoon.

"Ani, Oppa. Aku hanya bertanya saja" jawab SinB.

"Ah, begitu rupanya" balas Namjoon

"Baiklah Oppa. Kau lanjutkan tidurmu, maaf sudah mengganggu" ucap SinB.

SinB kembali ke kamarnya lagi.

"Jika hanya para siswa sekolah yang hadir, maka tak akan ada orang lain yang masuk"

"Siswa mana yang tak menyukaiku?" gumam SinB.

Ia pun membaringkan badannya ke kasur.

Ia tetap memikirkan orang yang mengirimkan pesan misterius tersebut.

****

"Jungkook-ah, kau nanti pulang duluan saja ya" ucap SinB.

"Wae? Memangnya kau mau kemana? " tanya Jungkook.

"Aku masih ada tugas kelompok yang harus dikerjakan" bohong SinB.

"Baiklah, kajja! Nanti kita terlambat" ajak Jungkook.

SinB dan Jungkook pun pergi mengendarai motor sport merah milik Jungkook. Kini, semua orang hanya tahu jika SinB dan Jungkook sedang berpacaran. Jadi tak aneh jika ketika mereka sampai sekolah, dan semua siswa melirik sirik pada SinB itu sudah biasa. Bagi SinB dan Jungkook, selagi mereka tak mengganggu hidup orang lain, biarkan saja orang yang menatapnya.

SinB dan Jungkook pun berjalan menuju kelas bersama. Mereka pun berpapasan dengan Jimin.

"Oppa! " teriak SinB.

"SinB-ah! Jungkookie! " balas Jimin.

"Berhenti memanggilku seperti itu, Hyung" balas Jungkook.

"Wae? " tanya Jimin.

"Karena, hanya SinB yang boleh memanggilku seperti itu" jawab Jungkook.

"Omo. Kalian ini manis sekali" balas Jimin seraya menarik pipi SinB juga Jungkook.

"Appo! " teriak SinB.

"Mianhae, aku hanya sedang bahagia saja" ucap Jimin.

"Tentang?" tanya Jungkook.

"Kalian tahu? Tadi malam, Seulgi Noona menerimaku!" ujar Jimin.

"Kau menyatakan perasaanmu,Oppa?!" kaget SinB.

"Daebak! Pangeran pemalu kita tumbuh dewasa,benar kan, Jungkook-ah? " lanjut SinB.

"Mwoya, kau bilang aku pemalu? " balas Jimin.

"Eoh, kau pemalu. Oppa, aku tahu kau sudah menyukai Seulgi sunbae sejak dulu, dan tentang kelas menarimu itu, kau meminta Jung Saem memasukkanmu kedalam kelas yang sama seperti Seulgi sunbae" jelas SinB.

"Ya! Kau memata-mataiku? " selidik Jimin.

"Ani, sudahlah. Aku ke kelas terlebih dahulu, annyeong" ujar SinB.

Sesampainya SinB dikelas, ia melihat semua murid sudah datang. Ia aneh, padahal ini masih terlalu pagi baginya, namun semua kursi sudah berpenghuni.

"Yeri-ah, ada apa ini? Kenapa semuanya rajin? " tanya SinB.

"Kau tidak tahu? Hari ini 'kan ada ujian tulis musik" jawab Yeri.

"Oh, lalu? " tanya SinB. Ia masih tak mengerti situasi yang sebenarnya.

"Aigoo. Kau ini, mereka datang pagi itu ada yang niat belajar, juga ada yang mempersiapkan contekan. Kau lihat saja, Moonbin dan Ken sedang menulis contekan" jelas Yeri seraya menunjuk pada nama yang disebutkannya tadi.

"Dasar anak-anak pemalas" ujar SinB.

****
Bel pulang pun sudah berbunyi, SinB mengeluarkan teleponnya dan mengetikkan beberapa kata.

To:XXX
Aku akan menuju tempatmu sekarang.

Send

"Semoga tak terjadi apa-apa" gumam SinB seraya berjalan menuju halte.

"SinB-ah! " teriak Yoongi.

"Ne? " jawab SinB.

"Ayo, kita pulang bersama" ajak Yoongi.

"Aniyo, Oppa. Aku harus ke rumah temanku, ada tugas bersama yang harus dikerjakan" jawab SinB.

"Baiklah, kalau begitu hati-hati. Kau kirim pesan saja pada Jungkook jika sudah selesai" ucap Yoongi.

"Ne"

"Aku pergi" pamig Yoongi.

"Ne, Annyeong Oppa"

Bohong. Ia bohong lagi, entah kebohongan keberapa sekarang. Ia hanya tak mau kehidupannya terus diurusi orang lain.

SinB pun menaiki bus menuju alamat yang dikirimkan.

Ketika ia sampai ke tempat tujuan, ia melihat sekitarannya lumayan sepi. Hanya beberapa orang yang berlalu lalang.

Ketika ia menemukan gedung nomor 501, SinB bingung buka main, karena bangunannya terlihat kosong, lapuk, sepertinya sudah tak ditinggali beberapa tahun. Namun, untuk apa si pengirim pesan mengajaknya kemari.

"Apa benar alamatnya disini? " gumam SinB.

Ia pun dengan berani masuk ke dalam gedung itu. Terlihat, gedung itu bekas tempat latihan menari. Masih banyak kaca-kaca yang menempel. Mungkin tepatnya, tempat ini bekas salah satu perusahaan Entertainment.

"Jeogiyo" ucap SinB pelan.

Ia tahu sebenarnya percuma saja memanggil orang di tempat uang seperti ini, namun, jika sudah seperti ini mau apa lagi.

"Jeogiyo. Kau yang mengirimku pesan" ucap SinB.

Tiba-tiba bayangan orang terlihat oleh SinB.

"Jeogiyo, kau yang mengirimku pesan. Aku sudah datang" ucap SinB.

"Annyeong" ucap orang itu, namun bayangannya saja yang terlihat.

"Nuguseyeo? " tanya SinB.

"Annyeong, Hwang EunBi"

"Lee YooA?! " kaget SinB. Ia pun dengan refleks memundurkan langkahnya.

"Mian, aku membuatmu takut ya? " tanya YooA.

"Ani, bukannya kau ada di New York? " balas SinB.

"Aku baru pulang kemarin mengambil beberapa berkasku yang tertinggal" ucap YooA.

"Lalu mengapa kau mengajakku kemari? Kan kita bisa bertemu dirumahku dengan yang lainnya" tanya SinB.

"Lebih aman disini" jawab YooA.

"Maksudmu? "

"Lebih aman bukan ketika kau tak dikawal siapapun? " balas YooA.

"Apa yang akan kau lakukan? " tanya SinB. Ia pun memundurkan langkahnya besar. Berharap pintu masuk tadi sangat dekat.

"SinB-ah, kau tahu? Hidupku hancur ketika kau datang bersama kakekmu yang sekarat itu? " ucap YooA.

"Kau tak boleh menyebut kakekku seperti itu" balas SinB.

"Lalu? Aku harus memanggilnya apa? Sang pahlawan buatan? " tanya YooA.

"Katakan apa maumu sekarang! " ucap SinB.

"Aku hanya ingin kau"

"Kau"

"Mati ditanganku" ujar YooA seraya mengeluarkan pisau dari belakang punggungnya.

Grepp

SinB menahan hempasan tangan YooA.

"Tak semudah kau menjelekkan kakekku" ujar SinB seraya mencengkram kuat tangan YooA.

"Ya! Kau sudah bisa melawan rupanya, kukira kau hanya seorang gadis rapuh" balas YooA.

"Setidaknya aku rapuh karena sesuatu alasan yang orang lain tak tahu, sedangkan kau rapuh hanya karena iri terhadap kehidupan orang lain"balas SinB.

"Tutup mulutmu" balas YooA seraya mendorong badan SinB menghantam tembok.

YooA pun menghempaskan kembali pisaunya namun masih bisa ditahan SinB.

"Sudah kuperingatkan kau, jika kau berulah dalam hidupku. Nyawamu taruhannya" ucap YooA.

"YooA-ah, kau harus tahu. Ibumu berpesan padaku"

"Geuman! Jangan sebut nama ibuku"

"Apa perlakuanmu seperti itu selama ini pada orang yang melahirkanmu? " tanya SinB.

"Dasar sampah" lanjut SinB.

YooA pun semakin geram, sementara tangan yang memegang pisau terkunci oleh SinB. Ia pun mencoba mencekik SinB. Namun, sebelumnya SinB tahu titik kelemahan YooA.

"Lepaskan! " rintih SinB.

"Ani! Sebelum kau mati, aku tak akan melepaskanmu.

"Jebal, YooA-ah, aku pun tak ingin menyakitimu" ucap SinB terpenggal.

"Seberani apa kau menyakitiku? " balas YooA.

SinB pun melepas tangan YooA yang memegang pisau, lalu ia menendang pisau itu agar menjauh. Sementara ia bertahan dari cekikan YooA, ia pun mulai menekan pundak YooA. SinB masih ingat, ada bekas luka di bahu YooA, jika tersentuh sedikit saja akan menimbulkan rasa sakit yang amat sangat menyakitkan.

"Akhh" ringis YooA. Dengan refleks tangannya yang mencekik SinB terlepas.

"YooA-ah, mianhae" ujar SinB. Ia pun bingung antara ingin menolongnya atau tidak.

SinB tahu jika ia menekan bekas luka itu maka YooA akan merasakan pusing juga sakit yang amat berat. Entah mengapa bisa seperti itu. Ia hanya ingat sewaktu kecil, YooA pernah dirawat berbulan-bulan karena hal sepele itu.

Sementara YooA meringis kesakitan, SinB pun keluar gedung itu dan menelpon Namjoon.

"..."

"Oppa! Tolong aku"

"Museun irriya? "

"Tolong datang ke alamat yang ku kirimkan"

"Ada apa sebenarnya? "

"Ppali Oppa. Aku sangat takut disini"

"Baiklah, kau tunggu disana, jangan pergi kemana-mana. Tetap disana, aku dan yang lainnya akan menemuimu"

Piip

SinB memutuskan sambungan teleponnya.
Ia bingung, ia takut dituduh sebagai pembunuh. Ia takut menolong YooA yang kesakitan. Ia takut jika pertolongannya membuat orang lain sengsara.

"Harabeoji, maafkan aku" ucap SinB.

SinB terus saja berjalan bolak-balik dengan gelisah menunggu Namjoon datang.

Tak lama kemudian, empat mobil datang berbarengan.

SinB pun senang, saking senangnya kakinya pun terasa lemah, ia pun jatuh.

"SinB-ah!" teriak Jungkook.

"SinB-ah, jelaskan padaku. Mengapa kau bisa ada ditempat seperti ini? " tanya Namjoon.

SinB tak bisa menjawab, ia hanya menunjukkan jarinya ke dalam gedung.

"Seokjin Hyung, ayo kita lihat kedalam" ajak Hoseok.

"Kajja. Kang Ahjusshi tolong anak buahmu juga suruh berjaga" ucap Seokjin.

"Ne" jawab Kang Ahjusshi

"SinB-ah, gwaenchana? " tanya Taehyung.

SinB hanya mengangguk saja, pikirannya masih kosong. Detak jantungnya masih tak teratur.

"Omo! Lehermu kenapa? " tanya Jungkook ketika melihat bekas merah dileher SinB.

SinB hanya menggelang menjawab pertanyaan Jungkook. Jujur, ia sangat lemah juga takut.

Sedangkan Hoseok dan Seokjin juga beberapa pengawal lainnya menyisir bagian dalam gedung, Seokjin menemukan seseorang tergeletak di lantai.

"Hoseok-ah, yeogi! " ucap Seokjin.

Hoseok juga pengawal uang lainnya berkumpul ditempat Seokjin memanggil.

"YooA?" gumam Hoseok.

"Jadi, dia ada di Korea? " tanya Seokjin.

"Entaah, Hyung. Sebaiknya kita bawa dia keluar, lihat dia sepertinya kesakitan sekali" ucap Hoseok.

"Kajja, kalian tolong bawa gadis ini ke rumah sakit" ujar Seokjin.

"Ne" jawab para pengawal.

Seokjin, Hoseok juga pengawal yang membawa YooA pun keluar.

Yang lainnya kaget ketika melihat YooA.

"YooA?! " kaget Jimin.

"SinB-ah, apa yang dia lakukan padamu? " tanya Namjoon.

SinB hanya menunjukkan bekas dilehernya.

"Sialan! Orang itu tak ada habisnya" ujar Taehyung.

"Lalu, mengapa ia bisa seperti itu? " tanya Jungkook.

SinB menekan bahu Jungkook untuk menjawab.

"SinB menekan bekas luka dibahu YooA" kelas Taehyung.

"Ia memiliki bekas luka yang sangat sensitif dibahu sebelah kirinya" lanjut Taehyung.

SinB pun mengangguk mengiyakan.

"Ia mencoba membunuhku. Lagi" kini SinB pun bersuara.

"SinB-ah, kalau begitu mengapa kau berbohong jika ada tugas kelompok? " tanya Yoongi.

"Mian, aku tak tahu jika kejadiannya seperti ini" jawab SinB.

"Sudahlah, sebaiknya kita pulang. YooA sudah dibawa ke rumah sakit" ucap Seokjin.

Continue Reading

You'll Also Like

6.3M 145K 57
Punya alur campuran dan pasti ketagihan jika membaca ini. So Setiap part akan ada misteri. Dan ini akan berlanjut sampai tangan Author Lelah. + "Sorr...
57.8K 3.1K 7
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
96.2K 9.9K 30
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
64.8K 5.6K 23
(Namakamu) bunga aelle si annoying, (namakamu) si pengganggu ketenangan iqbaal dhiafakhri ramadhan si cowok dingin ➡so happy reading