Red Cherry

By fairywoodpaperink

4.1M 433K 43K

Nadiana, hampir 30 tahun tapi masih belum menemukan lelaki idamannya. Semakin kesini, cari laki-laki yang leb... More

Blurb
Acknowledgement
PROLOG
I - Daily Hunting
II - New Hired
III - Waspada Sekrup Kendor
IV - Kumis Missing In Action
V - Badmood
VI - I Am Not A Pathetic 20-Something Who Wants To Be Married Desperately
VII - Konspirasi Outing
IX - Not My Type
X - Tiga Lusin Burger dan Sebotol Kuteks
XI - Menjadi Bahagia
XII - Skinny Love
XIII - Kepingan Puzzle
XIV - Bibit Bebet Bobot Does Matter
XV - A Chance
XVI - Ketika Semesta (Tak) Berpihak
XVII - Kesempatan Dalam Semangkuk Es Krim
XVIII - Judge By Its Cover
XIX - Sebab Ada Beberapa Pertanyaan Yang Tak Perlu Dijawab
XX - I'm Not Ready (Yet)
XXI - Fire Drill, On Fire
XXII - There's No Point To Hide It
XXIII - Berhenti Mencari
XXIV - Hidup Penuh Sandiwara
XXV - I Know Your Secret
Uber Mas Ducati
XXVI - Serius
Nggak Mau Serakah Kok
XXVII - Kadang Pengumuman Itu Perlu
XXVIII - I Got A Crush on You
XXIX - Langkah
Epilog
Author's Note

VIII - "Calon Suami"

92.4K 11.2K 1K
By fairywoodpaperink

Pagi itu dimulai dengan Nadiana yang sedang menunggu lift untuk naik ke lantai 9. Lalu seseorang berdiri di dekatnya. Refleks, Nadiana menoleh ke arah orang itu. Aidil. Nadiana langsung melempar senyum pada cowok itu dan Aidil membalas senyumannya. Aduh, lesung pipinya lucu abis!

"Pagi, Di!" sapanya. Pintu lift kemudian terbuka. Aidil mempersilakan Nadiana untuk masuk duluan.

"Pagi, Dil!" balas Nadiana. Ih, panggilan kita kayak rhymes gitu. Lucunyaaa! Aaakkk! Gumam Nadiana dalam hati. Untung aja di lift nggak cuma mereka berdua, ada orang-orang dari kantor lain juga. Kalo nggak, pasti Nadiana udah salting sendiri.

"Naik apa, Di?" tanya Aidil basa-basi. Memecah kesunyian.

"Naik busway."

"Hoo... Emang rumahnya dimana?"

Jiah, lupa nih orang pernah ngeluarin pertanyaan basa-basi kek gini waktu itu. Kenapa, Mas, nanya-nanya? Pengen dateng ke rumah bawa orang tua kamu ya? Ciaaa... Oke, otak Nadiana mulai norak.

"Di Kemanggisan."

"Hoo... Nggak terlalu jauh ya. Enak."

"Hehehe, iya."

Ting! Ah, sayang kenapa lantai 9 cepat banget sih sampainya! Kan Nadiana masih pengin basa-basi sama Aidil.

"Duluan ya, Dil!" ucap Nadiana sebelum keluar dari lift. Aidil balas melambaikan tangan padanya. Aduh, Aidil ini bak matahari banget buat Nadiana. Auranya bikin hari-hari Nadiana jadi cerah. Aiiisssh...

Namun Nadiana tidak langsung beranjak menuju kantornya dari depan lift. Ia menunggu lift sampai tertutup rapat lagi dan masih berusaha melirik ke arah Aidil. Aidil pun masih menatap ke arah Nadiana. Ketika pintu lift nyaris tertutup rapat, cowok itu agak memiringkan kepalanya agar masih bisa melihat ke arah luar lift dari celah sempit. Membuat Nadiana langsung senyam-senyum nggak jelas, nggak karuan. Berasa kayak lagi dalam sinetron FTV! Judulnya, "Tolong Terima Klaim Hatiku". Eh, nggak, nggak! Aidil sama Nadiana kan bukan anak Klaim. Yang anak Klaim itu Ijal. Eh, kok Ijal nongol mulu sih di otak Nadiana? Mungkin karena seringnya Nadiana berinteraksi dengan cowok itu. Saking seringnya cowok itu bikin Nadiana ketawa karena kelakuannya yang sampah abis. Eh, bentar-bentar, ada yang aneh. Ah, udahlah nggak usah dipikirin banget!

Ngomong-ngomong soal Ijal, anak itu sekarang jarang banget panggil-panggil Nadiana dengan sebutan Ebony lagi. Udah eling apa gimana, entahlah. Tapi dalam hati kecil Nadiana rasanya kok dia kayak habis melakukan kesalahan ya sama Ijal? Kayak, Ijal rasanya agak menjauhi dia. Padahal nggak juga sih, Ijal tetap suka bercanda sama Nadiana dan dokter Zidan kalau di kantor. Ijal juga masih biasa aja kalo ngomong sama Nadiana. Kadang masih suka iseng godain juga walaupun udah nggak seiseng dulu. Tapi ada yang beda aja gitu. Jadi nggak enak rasanya Nadiana.

Ketika hendak duduk di bangkunya, di sana sudah ada Ijal yang duduk di kursi Nadiana. Cowok itu sedang mengobrol dengan dokter Zidan. Tanpa diminta, Ijal langsung berdiri ketika melihat Nadiana datang.

"Pagi, Ebony!" nggak, itu cuma dalam otak Nadiana aja. Pada kenyataannya, Ijal hanya tersenyum menyapanya pagi itu. Nggak dingin sih, semua berjalan normal aja sebenarnya. Tapi kok ... kayak ada yang ... kurang lengkap rasanya?

Telepon Nadiana berbunyi, menandakan ada panggilan masuk. Dari Aidil. Jantung Nadiana rasanya nyaris berhenti berdetak karena kaget. Tumben banget pagi-pagi Aidil telepon Nadiana. Teringat pertemuan mereka tadi di lift. Gadis itu pun mengatur napas sebelum mengangkat telepon tersebut. Mengobrol basa-basi dengan Aidil terlebih dahulu, haha-hihi canggung-canggung lucu gimana gitu, sebelum akhirnya masuk ke pokok permasalahan. Seperti biasa, Aidil menanyakan soal pendingan SPAJ.

Ijal masih di sana. Mengobrol dengan Dokter Zidan sesekali. Walau dia sembari pasang telinga nguping Nadiana yang sedang mengobrol dengan Aidil. Iya, Ijal bisa lihat nama caller ID di telepon Nadiana tadi. Dan entah mengapa konsenterasinya jadi sedikit terpecah.

Melihat ponsel Nadiana yang tergeletak bebas di atas meja, ia iseng mengambil ponsel tersebut. Menyodorkan ke Nadiana untuk menempelkan ibu jarinya ke home button ponselnya untuk membuka kunci ponsel tersebut. Ijal berbisik dengan alasan, "Mau lihat foto outing." Nadiana yang konsenterasinya terpecah antara meladeni pertanyaan Aidil dan permintaan Ijal pun langsung menuruti permintaan Ijal. Lalu jari Ijal pun mulai menari bebas di atas layar ponsel Nadiana.

"Nah kalo lo dari lampu merah McD nih, Jal, lo ke arah Hotel Pangrango kalo nggak salah," ujar Dokter Zidan melanjutkan pembicaraannya pada Ijal. Nadiana baru saja menutup telepon dari Aidil.

"Duh, gua buta daerah Bogor nih," balas Ijal. Nadiana mulai kepo, mereka ngomongin apa sih? Kirain ngomongin kerjaan.

"Pake Waze aja sih!"

"Gua rencana naik motor, ribet kalo pake Waze."

"Alah... bisaan aja lo, keliling Bogor sama cewek di antara pohon-pohon rindang. Syahdu amat!" goda Dokter Zidan dengan senyum penuh makna tersirat.

Cewek? Oh.

"Anjir, gue malah nggak kepikiran kesana!" balas Ijal.

"Emang cewek mana yang mau sama lo, Jal?" tanya Nadiana tiba-tiba ikut nimbrung. Sekaligus kepo.

"Eh? Itu, cewek yang—"

Belum sempat Ijal melanjutkan kalimatnya, Dokter Zidan langsung memotong, "Ituuu yang kenalan di Tinder!" lalu Dokter Zidan ketawa cekikikan.

"Heh!" hardik Ijal ke Dokter Zidan.

"Nggak pa-pa, nggak usah malu, Jal," balas Dokter Zidan lagi.

"Lo ya, bikin gosip!"

"Oh... Ijal, lo ternyata se-desperate itu?" tanya Nadiana sok-sok godain Ijal. Dalam hati dia penasaran mampus ceweknya kayak apa.

"Anjir! Kaga, Didi—"

"Iya, se-desperate itu. Kayak elo, Di! Makanya kalian bersatu aja lah. Daripada susah-susah nyari sampe ke Bogor!" goda Dokter Zidan lagi.

Ih, males banget! Dumel Nadiana dalam hati. Nadiana pikir Ijal akan balas nyeletuk apa gitu. Taunya cowok itu cuma cengengesan sambil garuk-garuk kepala. Nadiana langsung melengos, kembali ke layar komputernya.

Jadi Ijal sekarang punya gebetan dari Tinder? Oke. Oke. Oke.

Oke.

Nadiana terdiam sebentar. Dia ini kenapa sih? Kok keki Ijal punya gebetan dari Tinder? Bukannya apa-apa, maksud Nadiana tuh ... um, apa ya? Tinder banget gitu? Nggak bisa dapet cewek yang satu lingkungan aja gitu? Atau dikenalin temennya kek? Jangan cewek random kayak gitu? Niat banget lagi ketemuannya di Bogor! Eh, bentar, bentar ... peduli amat deh Nadiana? Hidup, hidup Ijal, kenapa dia yang repot? Rasanya Nadiana pengen getok kepalanya sendiri saat ini. Biar nggak ngaco lagi.

***

Fanya Sapphira tagged you in a photo in Path

Nadiana pun membuka isi notifikasi Path yang di tag oleh Fanya, selagi sepupunya—Karina—sibuk nyobain semua sepatu yang ada tag diskonnya di Cotton On. Bukannya Nadiana nggak suka diskon, tapi dia udah males berjubel-jubel dengan perempuan-perempuan pemburu diskon lainnya.

Foto yang Fanya tag itu foto Fanya, Nadiana, Adin, Fanny, dan Maysa 3 tahun yang lalu. Jamannya mereka masih jadi anak baru di Oregon terus mereka berempat bikin acara potluck di pantry kantor. Jamannya rambut Nadiana masih hitam pendek, belum di ombre warna pink.
(Baca: Potluck itu bawa makanan masing-masing terus di share buat rame-rame)

Comments:
Adinda : Fanya belom jadi mahmud ya
Fanny : Yaampun! Kangen bangeeet
Maysa : Ketika aku masih polos, belum diajarin yang kotor-kotor sama kalian
Fanya : Jamannya Adin masih suka bawa cowok yg kantornya tetanggaan itu kalo makan siang, eh taunya cuma SAHABAT katanya. Kotor2 tuh kayak gimana ya May? Main comberan? Peperin upil?
Nadiana : Gue msh genduyyy banget disitu yaallah :'''

Awal-awal masuk Oregon berat badan Nadiana nyaris menyentuh angka 60. Terus dia sempat kurus banget hampir 40. Bukan karena diet, tapi karena stress. Terus sekarang naik lagi, sekitar 50-something. Udah, somethingnya nggak usah diperjelas berapa ya!

"Kak Didi, menurut Kak Didi mendingan yang kuning atau yang coklat?" tanya Karina yang memecah konsenterasi Nadiana dengan menyodorkan 2 jenis heels 5 sentimeter.

"Hmm... coklat netral, tapi aku suka kuningnya. Soalnya kayak gading gitu. Kalo kamu punya baju senada pasti bagus pakai yang kuning itu."

Ada notifikasi lagi di ponsel Nadiana.

Aidil Lukman send you a friend request in Path

Damn!!! Nadiana langsung excited abis! Pasti gara-gara abis liat postingan Fanya di Path! Mereka mungkin temenan di Path karena satu divisi.

Aduh, jadi malu abis rasanya liat fotonya pas masih gemuk dulu di post di Path Fanya! Aib... aib... huhuhu. Mana Aidil ngasih love lagi di postingan Fanya yang tadi! Ya ampun, nggak ngerti lagi gimana malunya Nadiana!

Nadiana is now friends with Aidil Lukman

Emoji :
Adinda: ❤️
Celine: ❤️
Fanny: ❤️
Fanya: 😊
Maysa: 😊
Zidan: 😱

Comments :
Fanya : Jadi cuma temen nih? Ciaaa
Maysa : Wakakaka Fanya... mancing mania... MANTAP!

What ... dafuk?! Kampret banget si Fanya!!! Bikin rusuh abis! Lalu ada notifikasi ... dari Ijal!

Fachrizal ☹️ frowned at your new friend in Path • 2 mins ago • Bogor

Ijal apa sih maksudnya? Kan nggak enak sama Aidil! From ... eh? Bogor?

From Bogor.

Bogor.

Oh iya, dia kan lagi ketemuan sama si cewek Tinder. Ya udah. Terus kenapa? Terus? Kenapa? Ya udah sih, Di!!! Ih, tapi nggak tau kenapa sebel sama Ijal. Nggak tau ah, pokoknya sebel aja. Sebel liat dia nge-frowned moment Didi temenan sama Aidil di Path. Eh, apa sebel Ijal lagi di Bogor ya? Ah, nggak tau ah!!! Didi pusing!!!

Nadiana langsung menutup aplikasi Pathnya. Gantian membuka aplikasi Whatsapp. Sudah ada puluhan chat di grup kantornya. Mengucapkan ucapan ulang tahun untuk CEO kantornya yang sedang berulang tahun hari itu. Sebentar, ada yang aneh. Kok ada yang ngucapin namanya ...

"Calon Suami"

Hah? Siapa nih? Perasaan Nadiana nggak pernah namain nama orang aneh-aneh di ponselnya. Ia pun segera membuka profil si "Calon Suami". Fotonya adalah foto Ijal tiduran di sofa meluk kucingnya kayak meluk cewek. Kucingnya juga lagi tidur. Kok lucu?

Eh, sebentar! Nadiana berusaha fokus. APA-APAAN INI NAMANYA IJAL DI PONSELNYA DIA BERUBAH JADI "CALON SUAMI"?! Siapa yang ganti?! Fix!!! Nadiana kesel maksimal!

***

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 376K 42
AREA BUCIN ❕❕ ANTI BUCIN DILARANG MAMPIR❌ HATI-HATI KENA MODUS BTARA🧚‍♀️ Orang yang paling bahagia ketika Alea pindah ke kantor pusat adalah sang ad...
2.2M 234K 28
Follow dulu dong biar jadi cees:v PART MASIH LENGKAP *** "Saya bisa loh banting bapak sekarang juga." "Saya juga bisa loh pecat kamu sekarang juga." ...
2.5M 247K 50
[READY EBOOK 📱] LINK PEMBELIAN EBOOK BISA DM/BUKA DI PROFIL AKU, TEPATNYA DI BERANDA PERCAKAPAN YA☺️ "Ngapain di sini? Jual diri ya." Luna memejamk...
973K 110K 72
Kecelakaan, masuk Rumah Sakit ❎ Kecelakaan, masuk Novel ✅ Itulah yang dialami oleh Kiara. Dia tiba-tiba terjebak dalam Web Novel yang ia baca terakhi...