Moon Lovers : Scarlet Heart R...

By Han_JangMi

394K 10.7K 329

Sinopsis dari drama korea Moon Lover : Scarlet Heart Ryeo More

Prolog
Episode 1 Part 1
Episode 1 Part 2
Episode 2 Part 2
Episode 3 Part 1
Episode 3 Part 2
Episode 4 Part 1
Episode 4 Part 2
Episode 5 Part 1
Episode 5 Part 2
Episode 6 Part 1
Episode 6 Part 2
Episode 7 Part 1
Episode 7 Part 2
Episode 8 Part 1
Episode 8 Part 2
Episode 9 Part 1
Episode 9 Part 2
Episode 10 Part 1
Episode 10 Part 2
Episode 11 Part 1
Episode 11 Part 2
Episode 12 Part 1
Episode 12 Part 2
Episode 13 Part 1
Episode 13 Part 2
Episode 14 Part 1
Episode 14 Part 2
Episode 15 Part 1
Episode 15 Part 2
Episode 16 Part 1
Episode 16 Part 2
Episode 17 Part 1
Episode 17 Part 2
Episode 18 Part 1
Episode 18 Part 2
Episode 19 Part 1
Episode 19 Part 2
Episode 20 Part 1
Episode 20 Part 2

Episode 2 Part 1

8.9K 358 10
By Han_JangMi

Soo masih kaget dan menatap terus ke arah Pangeran So yang wajah kirinya tertutup topeng. Pangeran So tetap memeluk pinggang Soo yang ada di hadapannya. Pangeran So memacu kudanya dengan kencang, membuat tangan Soo memegang erat pudak pangeran So untuk menjaga keseimbangannya agar tak terjatuh.

Pangeran So menghentikan langkah kudanya, dan mendorong Soo hingga terjatuh dari atas kuda. Soo terjatuh keatas tanah, ia meringis kesakitan. Orang-orang dipasar itu masih terlihat ketakutan melihat kehadiran Pangeran So. Soo mencoba untuk berdiri sambil memegang pinggangnya yang terasa sakit. Soo menatap Pangeran So dengan marah.

"Tunggu" teriak Soo marah, menghentikan Pangeran So yang sudah akan pergi.

“Bisa-bisanya kau menjatuhkan seseorang seolah mereka itu barang atau karung?” kata Soo marah, Pangeran So masih tak peduli dan memilih untuk segera pergi. Soo kembali menahan laju kuda Pangeran So dengan berdiri di depan kuda Pangeran So.

“Kubilang tunggu, jangan pergi dulu! kau menunggang kuda dengan kecepatan tinggi disaat banyak orang di jalan sempit seperti ini? Coba kau Lihatlah itu! Lihat, lihat. Semua orang harus minggir karenamu. Manusia itu lebih penting dibandingkan mobil, emm, maksudku lebih penting dari kuda. Apa kudamu itu lebih penting?” kata Soo berteriak dan sempat salah ucap.

Pangeran So tersenyum sinis mendengar celotehan marah Soo. Pangeran So menarik tali kudanya. Kuda itu merespon dengan ringkikan dan mengangkat kedua kaki depannya tinggi-tinggi. Jelas saja Soo langsung mundur ketakutan hingga terjatuh karena takut kena tendang kaki kuda.

Sekali lagi Pangeran So tersenyum kecil dan pergi dari hadapan Soo.

"Hei, hei, kau,!" teriak Soo sambil menunjuk-nunjuk kearah Pangeran So yang sudah pergi jauh.

Seorang wanita menghampiri Soo. "Agasshi Lapukan saja lini" Wanita itu mencoba memberi Soo saran.

"Aku tidak bisa melupakan ini, kita harus memanggil polisi, maksudku pengawal kerajaan, Dimana mereka? Mereka harus menangkap orang itu" kata Soo.

"Apa maksudmu? Kau sungguh tidak tahu Pangeran Keempat?, dia itu Pangeran Keempat. Kau masih hidup saja sudah beruntung" ucap wanita itu.

“Pangeran keempat? pangeran lagi? Memang berapa banyak anak Raja Taejo?” ucap Soo tak habis pikir harus bertemu dengan Pangeran lagi. Soo kembali ingat tujuannya yang mengejar Jimong tapi ia sudah kehilangan jejaknya.

"Agasshi" Chaeryung datang menyusul Soo dengan tergesa-gesa, "Apa yang Agasshi lakukan disini?" kata Chaeryung khawatir.

"Chaeryung, siapa laki-laki yang kira-kira  setinggi ini? dengan mata besar, Dia keluar dari rumah kita. Apa kau tahu ada tamu seperti itu?" tanya Soo pada Chaeryung.

Chaeryung tak menggubris pertanyaan Soo.

“Ini bukan waktunya kau ada di sini. Putri Yeonhwa sedang mencarimu kemana-mana.” Kata Chaeryung panik, Soo pun ikut panik Putri Yeonhwa tengah mencarinya.

----

"Kenapa Orabonu keempat belum datang" kata Putri Yeonhwa yang tengah bersama para Pangeran. "Sepertinya saudara keempat tidak akan datang" imbuh Putri Yeonhwa melihat ke arah pintu.

"Melihat Hyungnim keempat saja sudah membuatku sakit kepala" kata Pangeran Eun. "Dua hari yang lalu aku bertemu dengannya dan tanpa sengaja aku menginjak kakinya" cerita Pangeran Eun pada saudara-saudaranya. "Dia langsung mengatakan hal mengerikan padaku 'apa kau mau mati?', aku sangat takut" kata Pangeran Eun sambil menutupi sebagian wajahnya menyerupai topeng Pangeran So.

"Kau ini payah" ejek Putri Yeonhwa pada Pangeran Eun.

"kami memang memiliki ibu yang sama, tapi kami jarang berkomunikasi. Aku tak bisa berbicara dengan lancar padanya. Kalau aku menyapanya, dia tidak pernah menanggapiku.” Kata Pangeran Jung

“Dia memang punya kecenderungan merusak suasana hati orang dalam sekejap.” Komentar Pangeran Won

Tiba-tiba pintu terbuka, Pangeran So masuk. suasana tiba-tiba menjadi hening dan menegangkan. Pangeran Won, Pangeran Eun dan Pangeran Jung yang sebelumnya menceritakan Pangeran So terlihat ketakutan.

Putri Yeonhwa tersenyum bahagia melihat Pangeran Soo datang ke istana. Pangeran So hanya menatap dingin saudara-saudaranya.

Wang Yo melirik sinis pada sang adik.

Pangeran Eun, Pangeran Jung dan Pangeran Won juga langsung menyapanya dengan sopan kemudian mereka bergegas duduk dipojokan ruangan.

"Hyungnim, kau datang" sapa Pangeran Baek Ah yang sudah lama tak bertemu denganya. Pangeran So mengacuhkannya. lalu memilih untuk duduk jauh dari yang lain.

“Kau terlambat rupanya. Kau dan aku harus berlatih untuk ritual bersama secara terpisah.” Kata Pangeran Wook terlihat santai berbicara dengan kakaknya.

"Kita bisa melakukannya" Kata Pangeran So.

“Kami tak pernah dengar kabarmu sama sekali selama di Shinju. jadi kami hampir akan menyuruh orang pergi ke Shinju. Kenapa kau tak pernah memberi kabar?” kata Putri Yeonhwa ramah.

"Bukankah sekarang aku sudah ada di sini" kata Pangeran So.

“Kau harus tinggal di sini bersama kami saat kau berada di Songak. Aku ingin dengar tentang Shinju.” Kata Putri Yeonhwa.

“Ya, lebih baik kau tinggal disini dari pada tinggal di kediaman ratu.” Ucap Pangeran Wook menyetujui saran adiknya.

"Wook jangan terlalu berusaha keras. Dia lebih mengerti binatang dari pada perkataan manusia.” Kata Pangeran Yo dengan nada sinis.

Keempat adik mereka yang lain terlihat ketakutan dan terkejut dengan perkataan Pangeran Yo. Pangeran So hanya menghela nafas mendengar sindiran kakak seibunya itu.

“Ah, bagaimana ya, aku pikir kata – katamu terlalu jelas.” Kata Pangeran So.

Suasana ketegangan diruangan itu sedikit terpecahkan, dengan adanya para pelayan yang akan menyajikan minuman dan makanan.

Chaeryung masuk dengan beberapa pelayan untuk menyajikan makanan dan minuman untuk Para Pangeran dan Putri Yeonhwa, Soo mengintip dari depan pintu dan masuk dengan menutupi wajahnya agar tidak dikenali oleh Para Pangeran.

Pangeran So melihat kearah Soo yang masuk dengan menutupi wajahnya dan bersembunyi dibalik tiang.

Perhatian Pangeran Eun tertuju pada Soo yang bertingkah aneh. Pangeran Eun menghampirinya. Pangeran Eun ada dihadapan Soo dengan tiang yang berada diantara mereka. Pangeran Eun berusaha melihat wajah Soo tapi Soo selalu menghindarinya. Pangeran Eun menarik Soo dengan paksa dan menatap wajahnya lekat-lekat.

“Apa mungkin kau pernah melihatku sebelumnya?” kata Pangeran Eun.

"Tidak pernah" sangkal Soo.

“Kau kelihatan tidak asing.” Kata Pangeran Eun yakin,

"Tidak, tidak mungkin" Soo terus menyangkalnya.

Wang bersaudara yang lain ikut juga melihatnya. Pangeran Eun mencoba melihat lebih dekat wajah Soo untuk memastikanya. Soo mencoba mengecoh dengan menjulingkan matanya agar tidak dikenali oleh Pangeran Eun.

"Kau yang sudah mengintip kita mandi kan?" kata Pangeran Eun Akhirnya Pangeran Eun mengingat Soo wanita yang memata-matai mereka saat sedang mandi.

"mana mungkin" Soo tetap menyangkalnya.

Pangeran Eun mengangkat wajah Soo yang terus menunduk dengan memegangi pipi Soo, “ya, itu kau!” serunya

"itu bukan aku" kata Soo sontak mengibaskan tangan Pangeran Eun dan tanpa sengaja tangannya mengenai nampan berisi minuman yang dipegang Chaeryung. Nampan itu pun terjatuh hingga menimbulkan keributan.

"Ada apa ini? kata Putri Yeonhwa marah. Soo memilih untuk kabur menyelamatkan diri.

"Hyungnim apa benar gadis itu?" Pangeran Jung siap mengeluarkan pedang untuk berkelahi kalau memang wanita itu yang memata-matai mereka.

"sepertinya dia terkejut jadi kurasa memang dia" Pangeran Baek Ah juga merasa Soo memang orangnya setelah melihat kekagetan Soo atas tuduhan Pangeran Eun.

Pangeran So tersenyum kecil melihat tingkah Soo.

"Penampilannya berubah, dulunya ia sangat rapi dan sopan, bukan begitu Hyungnim?" tanya Pangeran Baek Ah pada Pangeran Wook.

"Aku juga tidak tahu tentangnya, kami tidak terlalu dekat, aku tidak yakin" kata Pangeran Wook.

"Eun Kau pasti salah lihat, Mana mungkin Hae Soo bisa berada di area pemandian khusus anggota kerajaan" kata Putri Yeonhwa pada Pangeran Eun.

"Aku sangat mahir mengenali wajah orang, aku yakin sekali" kata Pangeran Eun, merasa ia tidak salah orang.

Soo berhasil keluar dengan selamat. "Anak itu, Seharusnya Pria kecil itu percaya saja, aku kan sudah mengatakan mengatakan tidak" omel Soo. "Aku akan gila jika keadaannya seperti ini, jika aku bisa melewati hari ini Aku mungkin tidak akan bertemu dengannya lagi" kata Soo menghela nafas dan menepuk dadanya.

Pangeran Eun keluar ruangan untuk mencari Soo.

"Apa yang dia lakukan disini?" kata Soo yang melihat Pangeran Eun dan segera bersembunyi dari Pangeran Eun.

"Dimana dia?" tanya Pangeran Eun pada dirinya sendiri, ia menoleh ke kiri dan kanan tapi tidak menemukannya. "kesana atau kesana" kata Pangeran Eun sambil menunjuk ke kiri dan kanan. Akhirnya Pangeran Eun memilih berjalan terus ke arah depan. Ia mencari-cari kemana perginya Soo sampai mengencek guci besar untuk mengaduk lem.

Langkah Pangeran Eun terhenti pada sebuah pintu ruangan, lalu ia mengintip dari lubang pintu yang berlubang, terlihat Chaeryung yang menghadap ke belakang sedang berganti pakaian. Soo keluar dari persembunyian, melihat dari belakang Pangeran Eun sedang asik mengintip dari lubang pintu sambil terus menelan ludah.

Chaeryung membalikan badannya, merasa kalau ada orang yang mengawasinya dari lubang pintu lalu berteriak histeris saat mengetahui ada yang mengintip.

Pangeran Eun panik berusaha untuk kabur, tapi langkahnya terhenti oleh Soo sudah berdiri dengan tatapan sinis menghadang jalan Pangeran Eun.

"Berhenti" kata Soo menghalangi jalan Pangeran Eun.

Chaeryung keluar dengan wajah marah dan berteriak "siapa itu". tapi teriakannya terhenti karena pelakunya adalah seorang Pangeran.

"Aku benar kau sedang mengintip" kata Soo yakin Pangeran Eun yang sudah mengintip.

"Apa kau mencurigaiku? Aku seorang Pangeran, Bagaimana mungkin aku mengintip pelayan rendahan seperti dia" ucap Pangeran Eun sambil membusungkan dadanya.

"Ya, memang" kata Soo yakin.

"Apa kau yakin itu aku yang melakukanya?" tanya Pangeran Eun pada Chaeryung, Chaeryung terlihat ketakutan harus bicara dengan pangeran.

"Jawab aku. Apa kau yakin kalau  kau melihatku yang mengintip?”" tanya Pangeran Eun dengan mata melotot.

"Saya tidak melihatnya dengan jelas" kata Chaeryung dengan takut dan wajah tertunduk.

"Kau sudah Dengar 'kan? Kau tidak seharusnya mencurigai pangeran lagi." Kata Pangeran Eun merasa bisa lepas dari tanggung jawab karena ia seorang pangeran. Pangeran Eun berniat akan pergi.

"Chaeryung mungkin tidak melihatmu, tapi aku melihatmu dengan sangat jelas. Aku mengerti kalau kaupenasaran dengan wanita. Namun, itu tidak baik mengintip mereka! Minta maaf padanya sekarang." Tegas Soo menghentikan kepergian Pangeran Eun.

"Minta maaf kau bilang. Apa kau menyuruh seorang pangeran merendahkan diri di depan seorang pelayan? Tidak ada peraturan seperti itu di negeri ini." kata Pangeran Eun dan menyuruh Soo minggir.

"Hei! Kau tidak malu? Dasar orang tak tahu malu." ejek Soo tetap menghalangi jalan PangeranEun.

"Kau berani bicara seperti itu di depan seorang pangeran? Kurang ajar sekali kau!" kata Pangeran Eun lalu mendorong Soo, "minggir".

Soo mengejarnya. "Kau harus minta maaf sekarang" kata Soo.

Pangeran Eun marah saat Soo berani menarik bajunya "ah benar-benar, nilaimu itu hanya butiran beras" umpat Pangeran Eun pada Soo dan mendorongnya sampai jatuh.

Soo makin marah dan langsung menarik kaki Pangeran Eun saat akan pergidan  akhirnya jatuh bergulingan. Keduanya langsung beradu dengan saling menarik rambut.

Suara perkelahian Soo dan Pangeran Eun terdengar sampai ke ruangan tempat Para Pangeran dan Putri Yeonhwa.

"Aku rasa ada perkelahian di luar" kata Pangeran Jung kaget mendengar Suara ribut di luar.

"Pasti itu Eun Hyungnim keluh Pangeran Baek Ah. Keduanya pun bersama-sama keluar dari ruangan.

"Mereka memang tak dewasa sama sekali." komentar Pangeran Won, Pangeran Yo dengan tatapan sinisnya ikut berjalan keluar dari ruangan.

"Ya, dimana-dimana pertarungan memang sangat menghibur." Ucap Pangeran Won lalu ikut sang kakak keluar dari ruangan. Begitu juga Pangeran Wook, Putri Yeonhwa akan keluar dan melihat Pangeran So hanya duduk sambil dengan menaikan kaki sambil memejamkan matanya, seolah tak peduli.

Pangeran Eun berhasil membuat Soo tak bisa bergerak dengan memiting bagian lehernya, tapi Soo membalas dengan menggigit lengan Pangeran Eun. Akhirnya Pangeran Eun melepaskan tanganya. Semua sudah keluar dari ruangan melihat perkelahian Pangeran Eun dengan Soo yang seorang wanita.

Soo berhasil menendang Pangeran Eun saat terjatuh, Pangeran Jung dan Pangeran Baek Ah menahan tawa karena Pangeran Eun bisa kena tendang oleh wanita. Soo akhirnya bisa duduk diatas tubuh Pangeran Eun sambil memukul wajah sang pangeran.

"Hei.... Kau pikir akan aman setelah ini?" ucap Pangeran Eun mengancam.

"Pria cabul" umpat Soo.

"Kau tidak akan menang melawan ku". Balas Pangeran Eun dengan menjulurkan lidahnya pada Soo yang ada di atasnya.

"Masih saja kau bicara." Ucap Soo marah lalu membenturkan kepala di wajah Pangeran Eun.

Pangeran Wook melonggo melihat tingkah Soo, Pangeran Jung dan Pangeran Baek Ah tertawa melihat Pangeran Eun dikalahkan oleh wanita. Chaeryung ketakutan karena Soo berani memukul seorang pangeran.

"Orang-orang sepertimu memang harus diberi pelajaran biar sadar" kata Soo ingin memukul Pangeran Eun tapi tanganya di tahan oleh seseorang, Soo berteriak meminta agar dilepaskan.

Pangeran So sudah keluar dari ruangan dan sekarang tengah menahan tangan Soo yang ingin memukul adiknya. Soo kaget melihat Pangeran So sudah ada didepanya, Pangeran So langsung menarik tangan Soo sampai berdiri tepat didepan wajahnya. Keduanya saling menatap.

Pangeran Eun bangun, "Hyungnim, jangan lepaskan wanita itu" pinta Pangeran Eun pada Pangeran So.

Wook menahan Pangeran Eun yang ingin kembali berkelahi dengan Soo.

"Dia itu wanita yang mengerikan, Dasar gadis sinting" kata Pangeran Eun kesal ingin memukul Soo,

"Eun" Kata Pangeran Wook menghentikan Eun.

"Hyungnim" protes Pangeran Eun.

"Banyak pelayan yang sudah melihat" kata Pangeran Wook menenangkan Pangeran Eun kalau Pelayan-pelayan itu sedang melihat semuanya, "apakah kau harus terus melakukanya".

Pangeran Eun kesal dan memilih pergi ke arah lain.

Pangeran Jung tak bisa menahan tawanya, "Hei, jangan tertawa" kata Pangeran Baek Ah menyuruh adiknya untuk tak tertawa.

Soo berusaha melepaskan tanganya, tapi Pangeran So memegangnya sangat erat sampai akhirnya melepaskanya dengan tersenyum mengejek pada Soo. Soo melirik sinis karena Pangeran So berani menahan tangannya.

---

Pangeran So berjalan menuruni tangga, Soo yang masih kesal mengejar dan memanggil "Hei, tunggu"' Akhirnya Pangeran So berhenti berjalan dengan melirik dingin.

"Kau pernah melakukan ini sebelumnya, apa aku ini seperti karung atau barang?" keluh Soo pada Pangeran So. "Kau harus minta maaf juga."” Kata Soo.

"Aku? Memangnya kau siapa?" kata Pangeran So bertanya siapa wanita yang didepanya itu.

"Aku? Kau tanya Aku siapa? Hae Soo. Namaku Hae Soo." Ucap Soo.

"Aku tidak menanyakan namamu. Apa posisimu sampai bertingkah seperti itu terhadap pangeran?" ucap Pangeran So.

"Kubilang, kau harus minta maaf. Kenapa kau menanyakan pangkatku seolah aku ini ada di sekolah militer? Apa kau akan mengabaikanku jika aku seorang pelayan dan minta maaf jika aku seorang putri? Astaga, ini memang lingkungan yang aneh." Kata Soo kesal.

"Jadi, apa kau mau dengar permintaan maafku?" tanya Pangeran So.

"Ya, dan bukan hanya darimu, tapi dari si kecil itu, si pangeran kecil itu. Aku akan mendapatkan permintaan maaf dari dia juga. Semakin tinggi posisimu, maka kau harus semakin peduli dengan keadilan. Bukankah begitu?" Kata Soo.

“Baiklah, Tapi setelah kau mendengaraku bilang 'maaf' padamu, maka kau harus mati. Apa itu tak masalah bagimu?” ucap Pangeran So berjalan mendekati Soo, berdiri tepat didepan wajahnya.

Soo hanya menatapnya, ia mulai gamang.

"kalau begitu... Aku minta.." permintaan maaf Pangeran So terhenti.

Karena Soo tiba-tiba berteriak memanggil Nyonya Hae. "Eonni, Kau datang untuk mencari ku?” seru Soo pada Nyonya Hae. dan Soo berlari menghampiri Nyonya Hae dan berjalan dibelakangnya.

Nyonya Hae sempat memberikan hormat pada Pangeran So yang merupakan kakak iparnya. Pangeran So tak bisa berbuat apa-apa dan memberikan hormat pada adik iparnya dan membiarkan Soo pergi mengekori Nyonya Hae.

"Ayo kita pergi.. ayolah, ayo kita pergi dan bicara" Ajak Soo pada Nyonya Hae.

Setelah kepergian Soo, Pangeran So menyebut namanya "Hae Soo.."

---

Nyonya Hae menumpuk batu dengan bentuk seperti gunung, disampingnya juga ada beberapa batu berbentuk gunung dan juga lampion digantung pada pohon tanpa daun. Nyonya Hae mulai melakukan sembahyang, Soo hanya diam sambil mengigit bibirnya.

“Apa pun alasannya, kau sudah memukul putra dari raja bangsa kita ini. Kau takkan bisa menghindari hukuman. Mungkin pangeranku akan dihukum juga.” Ucap Nyonya Hae yang berpikir mungkin juga akan berimbas pada Pangeran Wook.

“Menurutmu apa kau bisa menolongku? Aku akan berusaha yang terbaik menjelaskannya pada raja.” Kata Soo mulai panik

“Apa Kau pikir mudah bertemu raja?" kata Nyonya Hae.

"Aku tidak menyangka bagaimana bisa kau berubah drastis. Kau dulu gadis yang berperilaku baik." imbuh Nyonya Hae "Ibu pertiwi Songak datang ke sini untuk berdoa demi kesejahteraan anak-anak mereka. Pernahkah kau berpikir kenapa aku datang ke sini, meskipun aku tidak punya anak?” kata Nyonya Hae, Soo hanya bisa tertunduk diam.

“Inilah yang dibuat oleh Ratu Hwangbo untuk pangeran dan Putri Yeonhwa." kata Nyonya Hae sambil menunjuk salah satu tumpukan batu yang ada disampingnya "Dan ini, Aku membangun ini untukmu.” Ucap Nyonya Hae menunjuk tumpukan batu berbentuk gunung yang ada didepannya.

Hae Soo kaget mengetahui tumpukan batu itu miliknya.

Nyonya Hae mulai bercerita "Ketika kau pertama kali datang ke rumah ini dan tahu kalau kau akantumbuh sendirian karena tidak punya ibu, jadi aku tidak pernah menganggapmu sebagai adik sepupu tapi menganggapmu sebagai anakku sendiri. Ibumu akan melakukan ini untukmu jika dia berada di sini. Aku juga ingin melakukan hal yang sama untukmu. Namun, pada hari seperti ini, aku bertanya-tanya apa usahaku ini sudah cukup atau belum. Ibumu pasti mengawasi kita, dan aku bertanya-tanya apa yang harus kulakukan. Aku merasa malu.” Kata Nyonya Hae menahan rasa sedihnya.

Soo langsung menangis mengingat ibunya, "ibu" kata Soo mengingat ibunya. Nyonya Hae memeluk sepupu yang sudah dianggap sebagai anaknya.

“Tolong. Apa yang telah aku lakukan untukmu? Pikirkan tentang ibumu dan hiduplah dengan baik.” Ucapnya seraya membelai Soo dengan penuh kasih sayang.

---

Soo duduk sendirian di depan gundukan batu miliknya, dalam hatinya bergumam “Go Ha Jin, kau menjadi beban dimanapun kau pergi. Semua orang baik padamu, tapi kau pengganggu.,,"

“Apa aku tidak bisa kembali? Kalau saja aku bisa, maka aku ingin kembali. Ibuku pasti menunggu.” Gumam Soo.

Chae Ryung datang melihat Soo sudah ada didepan tumpukan batu, "Agashi masuklah ke dalam karena udaran diluar sangat dingin." kata Chaeryung meminta Soo agar masuk.

“apakah kau tahu tentang orang yang kutanyakan sebelumnya. Apa Kau masih tidak tahu siapa dia? Ada tamu lainvselain pangeran.” Kata Soo yang mengingat wajah Jimong.

“Entahlah... Rumah ini sering dikunjungi tamu. Sekarang sepertinya kau harus mandi.” Kata Chaeryung sambil melihat badan Soo sudah kotor karena duduk ditanah.

“Tempat dimana aku terluka, kau bilang itu area pemandian terbesar di Songak kan!” kata Soo mengingat-ingat pertama kalinya ia ada di Goryeo, saat ia keluar dari dalam kolam khusus anggota kerajaan, para pangeran yang melihatnya, Pangeran Eun yang berusaha mengejarnya. Chaeryung yang menariknya keluar melalui gua dan memberitahu mereka sedang ada di area pemandian terbesar Songak. lalu ia pingsan waktu itu.

“Kau tidak bisa pergi ke sana. Perasaanku tidak enak tentang tempat itu. Bagaimana bisa kau kembali ke sana?” tolak Chaeryung. "Aku akan menyiapkan air untuk Agashi jadi Agashi bisa mandi di rumah."

“Orang itu adalah orang yang kulihat sebelum aku mati.” Gumam Soo sangat ingat dengan wajah Ahjussi yang sama dengan Jimong.

---

Jimong memincingkan matanya, Pangeran Baek Ah dan Pangeran Won menahan tawanya.

"Tubuhmu akan lebam, menjadi biru" kata Jimong.

"bahkan mungkin akan menghitam" kata Pangeran Won.

Semua tertawa "Kau bisa lebih indah dari pada sebuah lukisan." tambah Pangeran Baek Ah.

“Aku takkan membiarkan perempuan itu lolos begitu saja. Beraninya dia berbuat begitu pada pangeran?” kata Pangeran Eun geram. Pangeran Baek Ah menahannya untuk tak pergi.

“Jadi maksudmu musuhmu sekarang adalah Hae Soo Agasshi? Dari apa yang aku lihat dan dengar, dia adalah gadis yang sangat lincah. Tidak mudah untuk bertemu seorang wanita seperti itu. Kau mengalami sesuatu yang langka.” Komentar Jimong.

“Betul... Sulit mengenali seseorang meski hanya bertemu sekali dan Sulit juga mendapatkan pengalaman dipukul orang. Kau mungkin telah bertemu takdirmu, Eun.” Goda Pangeran Won sambil menggoda Pangeran Eun dengan menusuk-nusukkan jarinya kedada Pangeran Eun.

“Kau bilang Takdirku? Takdir, apanya!!! Lebih tepatnya dia musuh yang ditakdirkan untukku.” Kata Pangeran Eun kesal.

“Tidak, kau tidak mengenal wanita dengan baik. Jika dia tidak tertarik padamu, maka dia takkan mau menyentuhmu.” Komentar Pangeran Baek Ah yang punya pengalaman banyak dengan wanita.

“Jadi, maksudmu, dia memukulku karena dia tertarik padaku?” tanya Pangeran Eun mendekati adiknya dengan mengerjapkan matanya penasaran.

“Ya, aku bilang ‘kan bisa saja. Bisa juga tidak.” kata Pangeran Baek Ah. Dan diam-diam Pangeran Baek Ah lantas tertawa kecil  setelah melihat Pangeran Eun percaya dengan omongannya.

---

Pangeran So masuk Istana Dawimon dan menuku ke tempat kolam pemandian dengan beberapa pelayan terlihat ketakutan, lalu menaiki tangga. Pangeran Won melihat pertama kali kedatangan Pangeran So langsung kaget begitu juga Pangeran Eun dan Pangeran Baek Ah, mereka segera bersembunyi. Suasana terasa sangat dingin, tiga saudara Wang itu langsung mengintip dari balik tiang kayu penasaran apa yang akan dilakukan Pangeran So mereka.

Pelayan panik melihat kedatangan Pangeran So dan ingin menghalangi jalannya didepan pintu. Pangeran So mendorong pelayan agar minggir.

Saat masuk ruangan terlihat Pangeran Jung dan Pangeran Yo sedang mengobrol bersama Ratu Yoo dengan sangat akrab. Ratu Yoo melotot kaget melihat kedatangan anaknya itu, Pangeran Jung ingin bangkit untuk menyapa kakaknya tapi ditahan oleh ibunya. Ratu Yoo lalu mengisyaratkan pelayan untuk menutup pintunya.

Pangeran So tersenyum didepan ibunya,  "Aku ingin mengucapkan salam padamu, ibunda" kata Pangeran So lalu bersujud dan duduk dengan tegak, tapi Ratu Yoo tetap tak peduli. "Bagaimana kabarmu?" tanya Pangeran So dengan wajah berseri-seri.

“Aku sudah dengar bahwa kau telah tiba. Aku akan memanggilmu.” kata Ratu Yoo terkesan dingin.

“Aku telah bertemu dengan saudara-saudaraku, jadi kupikir aku harus bertemu denganmu, Ibunda.” Kata Pangeran So

“Ibu, sepertinya Hyungnim sudah belajar seni bela diri akhir-akhir ini.” cerita PangeranJung penuh semangat, Ratu Yoo terlihat tak percaya.

“Dia hebat sekali tadi waktu latihan untuk acara ritual. Menurut rumor...”kata Pangeran Jung yang langsung disela oleh kakak tertuanya

“Itu cuma rumor saja. Eun bilang pemerintahan Shinju sedang diambang kehancuran dan dia bicara omong kosong seperti itu.” Jelas Pangeran Yo.

“Kau, ceritakanlah padaku. Apa Kau sudah belajar seni bela diri?” tanya Ratu Yoo pada Pangeran So. 

"Tidak, Belum" jawab Pangeran So.

“Kenapa harus? Mereka bukannya membesarkanmu menjadi harimau. Jadi Kenapa keluarga Kang mau mengajar seni bela diri?” komentar Ratu Yoo dingin sambil meminum tehnya.

“Ibu, kau sudah tahu bahwa ada anjing serigala di Songak? Kata orang dia sangat mengerikan, sampai-sampai dia lebih mengerikan dari pada anjing ataupun serigala.” Kata Pangeran Yo menyindir Pangeran So.

“Bukannya mereka bilang anjing serigala itu dari Shinju?” balas Pangeran So tahu pasti kakaknya menyindir dirinya. Keduanya saling menatap sinis

“Sudah lama kau tak pergi ke ibu kota negeri ini, Songak, jadi nikmatilah kunjunganmu disini. Aku telah menyiapkan hadiah untuk ibumu, Kau tidak perlu lagi menemuiku sementara kau ada di Songak. Sekarang Kau boleh pergi.” Kata Ratu Yoo dingin.

“Sudah dua tahun kita tak berjumpa.Tapi kau dengan mudahnya menyuruhku pergi?” ucap Pangeran So tak percaya dengan mata berkaca-kaca.

“Itu karena ibu angkatmu, akan menderita tanpa kau di sisinya.” Ucap Ratu Yoo

"kali ini Aku berencana tinggal cukup lama disini, Bagaimana jika aku tinggal di istana bersama saudara-saudaraku" kata Pangeran So.

"Itu tak mungkin" teriak Ratu Yoo, membuat Pangeran Jung kaget. "karena kau adalah keluarga Kang dari Shinju, apakah itu lupa ketika Kau kembali ke istana maka itu akan menghasut dendam lama di antara dua keluarga."

“Kau mengatakan aku dikirim ke sana untuk diadopsi. Tapi aku adalah sandera” Ucap Pangeran So, Pangeran Yo menahan tawa mendengarnya.

“Apa yang kau katakan. Bagaimana bisa kau bilang kau seorang sandera. Ibu hanya khawatir itu akan mengganggu ibu angkatmu.” Komentar Pangeran Yo.

“Yo benar. Kenapa juga aku mengutusmu kesana sebagai sandera?” ucap Ratu Yo membela diri

“Karena kau sudah bilang begitu,maka aku harus mempercayaimu” Balas Pangeran So lalu ingin mengeluarkan sebuah hiasan rambut untuk ibunya.

Tetapi Pangeran Jung mendahuluinya memberikan sekotak hadiah untuk sang ibu, "Aku bawa hadiah untukmu" kata Pangeran Jung Ratu Yoo terlihat sangat bahagia menerima sebuah  hiasan rambut.

"Jung, aku sangat menyukainya" kat Ratu Yoo.

"Aku tahu ibu menyukai aksesoris rambut jadi aku sengaja membeli dipasar yang terbuat dari perak jadi ibu harus memakainya saat ritual kerajaan" kata Pangeran Jung.

Pangeran So pun melihat barang milik Pangeran Jung lebih bagus dibanding miliknya, akhirnya ia mengurungkan niatnya memberikan hadiah pada ibunya.

"Terimakasih" kata Ratu Yoo mengucapkan terimakasih pada Pangeran Jung.

Pangeran So pun pamit pergi pada ibunya, tapi ibunya tak peduli.

“Bagaimana bisa seorang pangeran kelihatan rendahan sekali? Itu sangat memalukan.” Sindir Pangeran Yo, Pangeran So sudah berada didepan pintu memilih tak membalasanya.

Pangeran Won, Pangeran Eun dan Pangeran Baek Ah menguping pembicaraan mereka didepan pintu, ketika Pangeran So keluar semua langsung berhamburan. Dua yang lain bisa berpura-pura menyibukan dirinya, sementara Pangeran Eun hanya bisa jatuh melonggo ketakutan. Pangeran So tak banyak bicara dan memilih untuk pergi.

"Setelah ritual selesai, pastikan So kembali ke Shinju. Kalau memang masih bersikeras tinggal di Songak panggil  petugas keamanan dan seret dia keluar" pinta Ratu Yoo pada Pangeran Yo.

"ibu, tak perlu mengkhawatirkan hal itu karena tak ada gunanya juga So tinggal di istana." kata Pangeran Yo .

“Apa kau sudah tahu? Ada banyak rumor di pasar tentang So Hyungnim. Ada orang yang bilang kalau ibu kita yang membuat wajahnya seperti itu.” Ucap Pangeran Jung polos. Ratu Yoo terdiam mendengar perkataan Pangeran Jung.

“Mana mungkin bisa begitu? Jung, kau tak perlu pergi ke luar istana jika kau kembali dengan rumor semacam itu” Kata Pangeran Yo yang melihat wajah ibunya terlihat tegang.

"Baiklah" Kata Pangeran Jung pun tertunduk mengerti.

Pangeran So berjalan cepat.

"Pangeran Wang So" Panggil Jimong Pangeran So berhenti dengan melirik sinis. namun Jimong agak gugup setelah Pangeran So menatapnya tajam. Ia pun menyadari suasana hati Pangeran So sedang buruk dan Jimong hanya membalasnya dengan senyuman.

"kenapa Anda mandi sebelum ritual" kata Jimong. "Siapkan tempat mandi untuk Pangeran keempat" perintah Jimong pada para pelayan.

Pangeran So tak menjawab, tapi mengikuti apa yang disarankan oleh Jimong. Pelayan pun mengantar Pangeran So ke tempat pemandian khusus pangeran.

Jimong hanya menghela nafas melihat kepergian Pangeran So.

Sementara dibalik dinding, Pangeran Won, Pangeran Eun dan Pangeran Baek Ah melihat itu semua.

"kapan  wajah So Hyungnim terluka seperti itu" kata Pangeran Baek Ah bertanya-tanya. "Apa kau mengetahuinya?" tanya Pangeran Baek Ah pada Pangeran Won.

"Tidak, aku hanya tahu seperti itu" kata Pangeran Won sambil mengelengkan kepala karena tak mengetahuinya.

"Ya, aku juga hanya tahu seperti itu" kata Pangeran Eun.

To Be Continued...

Continue Reading

You'll Also Like

750 473 7
[First Hikayat Roman Historis🐣🐣🐣] #Jiaakkh😂😂🙈. #(luapan melalui hikayat kata-kata). ⛵️"Sejauh apa pun hamba pergi, di telapak kakimulah ham...
1.8K 916 10
Bergabung dan bersekolah di jurusan kesehatan membuat Anggana semakin berpikir dan bersyukur setidaknya ia selalu dikelilingi orang yang mencintainya...
BITTER TRUTH [END] By Angel

Historical Fiction

8.2M 1.1M 91
"Buktikan bahwa bukan kau yang meracuninya dengan pedang ini" ucap Duke Hevadal dengan wajah yang sedingin dinginnya pada putri kandungnya sendiri El...
The Hidden War By -1Annoy

Mystery / Thriller

49K 5.7K 22
Seorang mahasiswa Harvard, Lucio crezora, mendapat panggilan mendadak dari kepolisian Perancis ke sebuah Museum. Disana yang ditemuinya seorang maya...