Lucky to Have You

By jaejyayoo

193K 14.4K 323

Lahir di Korea dan besar di Indonesia membuat Yeonra-gadis tomboy 19 tahun- sangat mencintai kebudayaan Korea... More

1 (Leaving Indonesia)
2 (Meet You, Again)
3 (First Day at University)
4 (Apartement)
5 (Fansign)
6 (Showcase)
7 (Sayang)
8 (Jess Is a Troublemaker)
9 (Taemin)
10 (So Lucky to Have You)
11 (Photoshoot)
12 (Movie Marathon????)
13 (Trust Me)
14 (JJ)
15 (Jealous??)
16 (Happy Birthday Jess!!)
17 (Is He Back?)
18 (Boyfriend)
19 (I'll Tell My Friend)
20 (Chan's Birthday)
21 (Our Free Time)
Announcement
22 (I Love You More)
23 (Seoul Music Award)
24 (D-Day Audition)
25 (Taemin 2)
26 (Chicken Sorry)
27 ((not) a first date)
28 (H-2 Exam Day)
29 (Lolos)
30 (Japan)
31 (Nathan)
32 (Gettin mad)
33 (Self Reflection)
34 (Pulang)
35 (Love Pain)
36 (Afterlife)
37 (Promise)
38 (Kue Cubit)
39 (Dallas)
40 (Sasaeng)
41 (Flower Boy)
42 Last (The EXOluXion)
4th Year
Debut
The Beginning of The Problem
Dispatch
Afraid
A Beautiful Morning
Video Call
Jung-Kook
Guilty
Sepatu
Jepang
Takoyaki
The Ending

AIKO

2.3K 188 7
By jaejyayoo

Hampir sepuluh menit Yeonra menunggu pesanannya datang, hingga dia sendiri dapat mendengar perutnya meronta meminta diisi. Terlebih saat dia mencium bau harum dari takoyaki yang sedang dibuat di depannya. Bersamaan dengan pesanan Yeonra yang akhirnya datang, datang pula seorang gadis mengenakan seragam SMA berjalan menghampiri Chanyeol dan Yeonra.

"Permisi, apakah kau Chanyeol?" Ucap gadis tersebut dengan bahasa Jepang yang cepat sekali. Dengan sedikit terlonjak, Chanyeol melihat ke arah gadis berseragam SMA tersebut begitu pula dengan Yeonra. Sebenarnya mereka tidak perlu kaget karena nada gadis tersebut berbicara tidak membentak atau se histeris fans Chanyeol ketika melihat Chanyeol. Nada bicara gadis tersebut sangat tenang, bahkan seperti dia bukan fans Chanyeol.

Yeonra yang tidak mengerti apa yang diucapkan gadis tersebut hanya bisa diam karena bingung. Karena jujur saja, dia penasaran dengan apa yang gadis itu ucapkan.

"Ya, ada apa?" Jawab Chanyeol dalam Bahasa Jepang.

"Oh? Benarkah? Lalu, apakah nona ini kekasihmu?" nada bicaranya terlihat terkejut di awal, namun gadis tersebut kembali tenang.

"Ya, namun kuharap kau tidak mempotret kami atau memberi tahu siapapun tentang kehadiran kami di Jepang. Karena suatu saat kami sendiri yang akan tampil ke hadapan publik"

Gadis tersebut tersenyum ramah "Sama sekali tidak, sejujurnya saya lebih tertarik dengan BTS daripada EXO. namun adikku sangat menyukai EXO, terlebih kau, dan aku juga tidak akan menceritakan kepada siapapun jika kalian kemari"

Chanyeol terlihat lega dengan apa yang diucapkan gadis tersebut. Sedangkan Yeonra, dia bertambah penasaran dengan ekpresi kedua orang yang sedang bercakapn dihadapannya. Sekarang takoyaki di hadapannya mulai mendingin, dan laparnya mendadak hilang.

"Saya sangat berterima kasih jika kau tidak akan bercerita dengan siapapun. Oh, apakah tidak apa-apa jika saya berbicara dengan menggunakan masker seperti ini?"

"Sama sekali tidak apa-apa, saya akan memakluminya. Dan ya, kekasihmu sangat cantik. Aku sangat senang karena dapat bertemu kalian dalam kesempatan seperti ini."

"Saya juga sangat senang bertemu kau" Ucap Chanyeol tulus. "Sayang, dia mengatakan jika kamu cantik" Ujar Chanyeol kepada Yeonra yang masih asik dengan takoyakinya.

"Hah??" Seakan tidak paham dengan keadaan yang ada, Yeonra hanya bengong melihat Chanyeol dan gadis tersebut.

"Setelah ini kalian akan kemana? Apakah kalian membutuhkan bantuanku untuk berkeliling Shibuya? Karena kebetulan kerja part timeku sedang libur"

"Apakah kau akan mengantar kami berkeliling? Saya akan sangat merasa terhormat jika kau ingin mengantar kami berkeliling. Dan ngomong-ngomong siapa namamu?"

"Nama saya Aiko, saya murid kelas tiga SMA" Gadis bernama Aiko tersebut nampak berfikir sejenak setelah berkenalan dengan Chanyeol "Ah bagaimana jika kita berkeliling didaerah sini saja? Siapa tahu ada sesuatu yang ingin kaian beli"

"Baiklah!" Chanyeol langsung bangkit dari tempat dia duduk dan berbicara kepada Yeonra jika Aiko akan mengantarnya berkeliling. Lagi pula, jika Aiko ikut dengan mereka, akan membuat penyamaran Chanyeol dan Yeonra tidak terlihat,kan? Karena Chanyeol berjalan dengan murid SMA.

Aiko, Chanyeol dan Yeonra mulai berkeliling dan meninggalkan stasiun Shibuya, matahari sudah sepenuhnya tenggelam saat mereka menelusuri jalanan di Shibuya dengan berjalan kaki. Chanyeol dan Yeonra diajak Aiko mengunjungi salah satu taman yang letaknya tidak jauh dari pusat kota. Taman tersebut tidak begitu ramai namun tidak sepi juga. Hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang di taman tersebut. Termasuk anak-anak laki-laki yang sedang bermain basket di lapangan basket yang tersedia di taman tersebut. Di malam yang sunyi tersebut, Chanyeol dapat merasakan ketenangan dalam dirinya. Ketenangan yang selama ini belum pernah dia rasakan selama menjadi idol. Maklum saja, jadwal yang padat dan sangat menguras tenaga menjadikannya sulit memiliki waktu bahkan untuk bersantai dan menikmati indahnya malam.

Mereka bartiga duduk di salah satu bangku yang ada disana, dengan posisi Chanyeol berada diantara Aiko dan Yeonra. Sedangkan Yeonra merapatkan tubuhnya dan melingkarkan tangannya pada lengan Chanyeol kemudian kepalanya bersandar di bahu Chanyeol

"Kamu mengantuk?" Tanya Chanyeol pada Yeonra, jam tangan emas yang melingkar di pergelangan Chanyeol sudah menunjukkan pukul 7.54 waktu setempat.

"Lumayan sebenarnya aku hanya lelah karena berjalan seharian, tapi aku senang karena dapat berjalan bersamamu. Karena kita tidak pernah menghabiskan waktu seharian seperti ini" Yeonra berkata sambil tersenyum dan masih nyandarkan kepalanya pada bahu Chanyeol.

Yeonra lalu berjalan menghampiri Aiko dan mengucapkan terimakasih "Arigatou gozaimasu Aiko san"

"Hai! Arigatou" Aiko tersenyum tulus kepada Yeonra.

"Aiko, apakah kau tidak dicari ibumu karena pulang selarut ini?" tanya Chanyeol

"Aku sebenarnya biasa pulang lebih larut karena bekerja paruh waktu, tapi karena ibuku tahu jawal kerjaku hari ini libur, mungkin dia akan sedikit khawatir karena aku belum tiba dirumah." Aiko tertawa kecil saat mengatakan hal tersebut "Lebih baik aku lekas pulang. Apakah tidak apa jika aku tinggal kalian disini?"

"Tentu saja kami akan baik-baik saja"

"Ah! Dan bolehkan kita berfoto? Karena adikku pasti akan menyukai hadiah pemberianku"

"Tentu saja! Bahkan aku berencana memberinya love letter melalui video"

Setelah mereka semua berfoto sebagai kenang-kenangan, Aiko merekam Chanyeol melalui ponselnya sebagai hadiah untuk adiknya.

"Hai Aina san! AKu Chanyeol EXO, kakakmu bercerita jika kau menyukai EXo, terutama aku, benarkah itu? Terimakasih karena selama ini sudah menyukai EXO dan aku, aku harap kita dapat bertemu suatu saat, entah dijalan seperti yang terjadi pada kakakmu, atau di konser. Jangan lupa belajar, makan dengan baik, dan selalu semangat dan tetap mendukung EXO! dan mari bertemu suatu saat! Bye bye!"

"Terimakasih atas hadiah yang kalian berikan" Ujar Aiko senang "Oh, jangan sampai kalian pulang terlalu larut, ya. Karena kereta terakhir menuju Shinjuku hanya ada hingga pukul 9 malam"

"Terimakasih infonya, sampai jumpa lain waktu, Aiko!" Aiko kemudian berjalan pergi setelah ber-high five dengan Chanyeol dan Yeonra.

"Chanyeol"

"Hm?"

"Kamu tau, aku merasa beruntung bertemu Aiko, karena Aiko, segala fikiran negatif tentang fans yang jahat hilang seketika dari fikiranku"

"Bukankah aku sudah bernah bilang, jika segalanya akan baik-baik saya, sayang. Kamu yang terlalu khawatir dengan fikiran anehmu itu" Chanyeol kembali tertawa.

"Huh, aku kan hanya takut dan sku juga mengantisipasi segalanya" Elak Yeonra untuk membela diri "Oh! Sudah hampir jam 9! Ayo kita kembali ke stasiun sebelum kereta terakhir habis"

***

Keadaan hotel tempat Chanyeol dan Yeonra sudah lengang saat mereka tiba di lobi hotel, hanya ada beberapa resepsionis dan petugas yang berjaga di hotel tersebut. Mereka berdua menaiki lift menuju kamar mereka. Setibanya di kamar masing-masing, Yeonra bergegas mandi dan berganti piama untuk tidur.

Hampir satu jam Yeonra mencoba untuk tidur, namun selalu gagal. Yeonra menyerah dan memilih keluar dari kamarnya menuju kamar Chanyeol.

Hanya butuh dua kali mengetuk kamar Chanyeol, dan si empunya kamar sudah membuka pintunya, bahkan dengan wajah heran.

"Kamu belum tidur?"

"Aku tidak bisa tidur, dan aku tidak ingin minum pil tidur"

"Memang sebaiknya kamu jangan minum pil tidur, karena itu akan membuatmu ketergantungan. Baiklah, masuk dulu" Yeonra kemudian berjalan masuk ke kamar Chanyeol.

"Apakah kamu takut dengan kamarmu? Sehingga tidak dapat tidur?"

"Entahlah." Yeonra kemudian berbaring di tempat tidur Chanyeol

"Yasudah, kamu tidur di ranjang, dan aku bisa tidur di sofa ini" Chanyeol kemudian berbaring di sofa yang ada di depan ranjangnya.

"Chanyeol"

"Apa lagi?" kali ini Chanyeol sedikit kesal, karena Yeonra tidak juga kunjung tidur, padahal mereka besok harus berangkat pukul 10 pagi.

"Tidurlah disampingku, aku merindukanmu" Chanyeol hanya diam termangu mendengar perkataan Yeonra. Merindukannya? Bagaimana mungkin? Mereka seharian ini bersama dan Yeonra merindukan Chanyeol?

"Apakah tidak apa-apa?"

"Aku percaya kamu"

***

Hiruk pikuk Bandara Haneda membuat Yeonra sedikit bingung dan terus saja menggenggam ujung pakaian yang Chanyeol kenakan. Bahkan Yeonra tidak ingin jauh beberapa senti saja dari Chanyeol. Di tempat ramai seperti ini, Yeonra sering kali takut jika saja dia tiba-tiba menghilang dan tidak bisa kembali pulang.

Setelah melewati body checking, Yeonra berjalan menyusul Chanyeol dan memasuki bis yang akan mengantarnya ke dalam pesawat. Di dalam pesawat, Yeonra hanya duduk diam memandang keluar jendela. Melamun. Kegiatan yang akhir-akhir ini selalu Yeonra lakukan jika dia merindukan Chanyeol. Tapi kali ini, Chanyeol ada disampingnya, lalu untuk apa Yeonra masih melamun? Entahlah, melamun sudah seperti menjadi kebiasaannya.

"Apa yang sedang kamu fikirkan?" Tanya Chanyeol saat sadar jika sedari tadi Yeonra hanya diam membisu.

"Tidak ada"

"Kamu bohong"

"Baiklah, aku sedang berfikir bagaimana hubungan kita kedepan" Chanyeol mengernyit mendengar perkataan Yeonra.

"Maksud kamu?"

"Bukankah aku mengatakannya dengan jelas? Hubungan kita, aku merasa.. ah entahlah, bahkan setelah 4 tahun kita bersama pun, orang tuaku belum mengetahui hubungan kita"

"Bersabarlah" Chanyeol tersenyum simpul menanggapi ucapan Yeonra.

"Terkadang aku berfikir bagaimana kita berdiri didepan Altar, menghadap pendeta dan mengucapkan janji suci kita, tapi bayangan tersebut seakan kebur begitu saja entah mengapa. Aku merasa.. merasa jika hubungan kita terlalu semu. Kamu paham dengan yang kuucapkan?"

"Aku paham dengan yang kamu rasakan, bahkan aku sering memikirkan hal ini. Tapi aku juga belum bisa apa-apa karena masih terikat kontrak, dan para member diijinkan menikah setelah 10 tahun berkarir, sedangkan EXO baru tujuh tahun, aku tidak bisa melanggar kontrak yang ada. Aku hanya bisa meminta kamu bersabar"

Yeonra hanya terdiam hingga pesawat yang dia tumpangi mengudara. Pikirannya terlalu sibuk dengan pembicaraan 'berat' yang baru saja mereka bicarakan. Seakan bembicaraan mereka mampu menghantikan seluruh fungsi kerja otak Yeonra.

Matahari musim panas sedang berada di puncaknya saat Chanyeol dan Yeonra tiba di bandar udara Gimpo. Dengan bergegas, mereka mengambil barang bawaan mereka dan langsung menuju basement tempat Chanyeol memarkirkan mobilnya.

Chanyeol memasukkan kopernya dan koper Yeonra ke bagasi belakang dan segera masuk ke kursi bagian kemudi sedangkan Yeonra duduk di kursi bagian penumpang.

Hampir satu jam mereka menembus jalanan ibu kota untuk kembali ke apartemen Yeonra. Selama didalam mobil, mereka masih diam. Diam tanpa ada sepatah kata yang terucap, namun jika fikiran mereka dapat bersuara, pasti akan sangat gaduh. Gaduh sekali, bahkan lebih gaduh dari suara fans EXO meneriakkan nama member EXO saat konser. Mereka hanya sibuk dengan fikiran mereka sendiri tanpa sanggup mengucapkan sepatah katapun. Seakan pita suara merek dibiarkan istirahat dan tidak mengeluarkan suara apapun. Namun tidak dengan otak mereka, otak mereka bekerja dua kali lebih cepat, atau lebih tepatnya dipaksa untuk berfikir dua kali lebih cepat dari biasanya. Terutama fikiran Yeonra.

Bersabar..

Sungguh, bukan jawaban itu yang Yeonra inginkan. Demi segala dewi Yunani yang ada, Yeonra tidak bisa bersabar lagi dengan keadaan ini. Banyak sekali yang Yeonra fikirkan. Kadang Yeonra iri dengan orang sekitar yang selalu bersikap acuh dengan apa yang terjadi di hidup mereka, berfikir seakan segalanya akan berjalan baik-baik saja, padahal belum tentu atau bahkan tidak berjalan dengan baik.

Hingga lift apartemennya membuka menunjukkan lantai tempat apartemen Yeonra tinggal, dia masih membisu dan masih sibu dengan fikirannya. Ingin rasanya dia menangis, menangis dan berteriak, melepaskan segalanya yang ada di fikirannya. Ingin dia rasanya tidak memiliki ikatan apapun dan dengan siapapun. Ingin rasanya Yeonra tidak lagi mengenal siapa itu Chanyeol. Namun Yeonra tidak bisa. Tidak untuk saat ini. Dia terlalu sayang dengan Chanyeol. Sayang yang teramat sangat hingga membuatnya bodoh.

Yeonra mulai mengeluarkan barang-barangnya dari dalam koper, menata kembali pakaian yang tidak dia pakai kedalam lemari pakaiannya, sedangkan menaruh pakaian kotornya kedalam laundry basket.

Chanyeol masih menatap sendu Yeonra, namun tangan dan kakinya seakan membatu seperti baru saja terkena kutukan karena menatap mata Medusa. Tidak hanya Yeonra, Chanyeolpun merasa sakit. Bukan sakit dalam bentuk fisik seperti terluka, tapi sakit yang tersirat, yang hanya dia yang bisa merasakan. Jika dia boleh menangis, Chanyeol pasti sudah menangis. Namun dia tidak ingin membebani Yeonra dengan tangisannya.

"Sayang" Panggilnya. Namun tidak ada jawaban dari seseorang yang dipanggil. Bahkan dehaman suara pun tidak ada "Yeonra" kali ini yang dipanggil menghentikan kegiatannya namun tetap diam membisu tanpa menengok ke arah Chanyeol. Keadaan sangat hening, namun samar-samar Chanyeol mendengar suara isak tangis dari gadis dihadapannya. Suara yang sangat Chanyeol benci. Terlebih suara tersebut karena dirinya. Chanyeol langsung memberingsut masuk ke kamar Yeonra dan berjongkok di hadapan gadis tersebut. Disingkirkannya koper yang menghalangi mereka dengan kasar layaknya koper tersebut adalah tembok penghalang bagi mereka berdua.

"Maaf" Hanya itu yang bisa Chanyeol ucapkan saat sudah berada di hadapan Yeonra "Maaf.." kini Chanyeol menitikkan air mata dari matanya yang selalu menampakkan keceriaan, sedetik kemudian, bibir mereka sudah beradu bertukar saliva dan menyalurkan perasaan dan fikiran yang mengganggu mereka sejak berada di pesawat tadi.

Lidah mereka pun beradu satu sama lain, suasana sekitar juga seakan mendukung hal yang mereka lakukan, hingga Yeonra menyadari jika dia membutuhkan pasukan oksigen untuk tetap hidup. Dengan nafas terengah, Yeonra menatap mata Chanyeol. Mata yang menjadi favoritnya setelah senyumannya yang selalu berseri-seri. Namun kali ini mata tersebut menampakkan sorot kekecewaan yang teramat sangat. Mata tersebut menyorotkan kesedihan yang si empunya sendiri tidak tau apa jawaban yang benar untuk menyelesaikan kesedihannya sendiri.

"Aku mau istirahat, lebih baik kamu pulang ya?" ujar Yeonra dengan halus sambil mengusap pipi Chanyeol "Kamu juga butuh istirahat kan? Jadwal kamu udah nunggu juga"

Chanyeol tidak mempu berkata ataupun membantah saat Yeonra yang meminta, walaupun dalam hatinya, ia ingin tinggal dan bersama Yeonra lebih lama. Namun dia tau ini belum saatnya. Dia dan Yeonra harus lebih bersabar. Bersabar hingga saatnya Tuhan mengijinkan mereka untuk hidup bersama dalam sebuah ikatan yang sangat mereka berdua harapkan.

***
Marhaban ya Ramadhan ya guys! Maafin gue kalo suka banyak salah dan kalo misal ngomong semena-mena wkwk.
Semoga puasa tahun ini berkah dan cepet kelar. Aamiin!❤

Continue Reading

You'll Also Like

771 56 28
Ana yang menginginkan kehidupannya berjalan dengan apa yang diinginkannya sebagai seorang gadis introvert, tetapi nyatanya di kehidupan tidak berjala...
78K 7.9K 23
Aku bereinkarkasi Menjadi anak seorang Raja Kriminal yang ditakuti sepenjuru Jepang.
4.7K 776 109
401- End Bruno melakukan perjalanan ke dunia lain, ia masuk kedalam tubuh seorang bangsawan muda yang memiliki wilayah miskin. Dengan bantuan sistem...
330 157 4
Bagaimana jadinya jika seorang wanita berusia 24 tahun yang baru saja membuka bisnis tahu malah bertransmigrasi ke seorang gadis gendut yang merupaka...