Hello Nayla [SELESAI]

By tulipshine

225K 11.1K 537

[SELESAI✓] "Caraku mencintai bukanlah dengan memilikinya, Tapi dengan cara melindunginya, membuatnya bahagia... More

Satu
Dua
Tiga
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga belas
Empat Belas
Lima belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima [TAMAT]

Empat

10.5K 639 36
By tulipshine

Nayla menekuk wajahnya saat memasuki rumah. Seorang gadis berambut pendek sebahu langsung menyapanya dengan girang. Nayla yang masih kesal, menjadi tambah kesal saat tahu Ibunya menyuruh tante Deri menemaninya beberapa hari.

"NAYLA!" teriakan cempreng tante Deri membuat telinga Nayla terasa sakit.

"Apa?" Jawab Nayla, ogah-ogahan.

"Tante di suruh mamah kamu nemani kamu selama beberapa hari."

"Udah tahu." Jawab Nayla singkat lalu pergi menuju kamarnya. Tiba di kamar ia melempar tas nya ke atas tempat tidur, lalu merebahkan tubuhnya untuk menghilangkan lelah sejenak. Kedua tangannya ia taruh di belakang kepala sebagai alas.
Tatapannya lurus pada langit-langit kamar berwarna sagu.

Kelakuan-kelakuan Rafa yang terlewat batas timbul di dalam pikirannya. Semua itu membuat kobaran api besar dalam dirinya. Ia ingat bagaimana cara Rafa menyapanya saat pertama ia pindah ke sekolah itu.
Awal sekali, saat di kantin. Rafa menaruh saus di tempat duduknya. Entahlah bagaimana laki-laki itu tau Nayla akan duduk di situ.
Alhasil, rok yang ia kenakan kotor dan mendapat ejekkan karena orang-orang mengira itu adalah darah haid. Betapa malunya saat itu, sampai ia enggan pulang sebelum sekolah sepi.

Tidak pernah puas, Rafa mencari foto aib nya. Entahlah dari mana laki-laki itu mendapatkannya yang jelas foto itu sangat memalukan. Rafa mencuci foto itu dengan ukuran besar lalu menempelnya di mading. Nayla benci, sangat-sangat benci. Belum puas membuatnyq malu. Ia menaburi putih-putih di kepala Nayla, hingga orang-orang jiji karena mereka pikir Nayla ketombean. Ada lagi, Rafa tiba-tiba saja datang melempari Nayla tepung dan telur saat ia berada di lapangan. Laki-laki itu bernyanyi lagu selamat ulang tahun dan menari ria.
Padahal saat itu bukan hari ulangtahunnya.
Mulai saat itu Nayla tidak mau lagi di permalukan. Keduanya saling menjatuhkan hingga saat ini. Tidak pernah ada kata manis yang mereka ucapkan.

"Gue benci sama lo." Gumam Nayla.

Baru saja Nayla ingin terlelap tiba-tiba ponsel yang berada di saku bajunya bergetar.
Keningnya berkerut saat melihat pesan dari nomor yang tidak di kenal. Nayla pun membuka isi pesan tersebut karena penasaran.

Maaf soal sepatu lo. Gue emang sengaja ngelakuinnya, ya gua pikir lo kagak bakal marah. Sorry.

Nayla menggenggam kuat ponselnya karena kesal. Selang beberapa detik Tante Deri masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Nayla, yuhuuu ada kado." Tante Deri berjalan menuju Nayla sambil membawa sebuah kotak kado. Nayla bangkit dari tidurnya dan duduk di pinggiran tempat tidur.

"Ulang tahun Nayla udah lewat, Tante." Jawab Nayla dengan wajah lesu.

Tante Deri mengangkat bahunya lalu menyerahkan kado tersebut ke Nayla.

"Buka aja, siapa tahu isinya berlian." Ledek Tante Deri lalu keluar.

Nayla mendengus kesal. Di ambilnya kado yang Tante Deri kasih, lalu membawa kado tersebut ke gudang.

* * *

"Lo itu cinta atau benci sih? Gue heran sama lo. Dimana-mana kalau cowo suka sama cewe itu dibaikin, diromantisin, kasi bunga, cokelat atau apalah yang bikin tuh cewe klepek-klepek. Bukannya lo buat kesel setiap harinya. Benci beneran sama lo mampus dah." Rutuk Nico yang tak habis pikir dengan sahabatnya sendiri.

"Gua yang mulai, gimanapun akhirnya gua yang akan tanggung jawab." kata Rafa singkat.

"Iya Raf, mendingan lo berhenti jailin Nayla, keburu dia benar-benar benci sama lo." sahut Adit. Hening sejenak. Adit kembali fokus menonton video game.

"Mulai besok lo harus bersikap ramah sama Nayla. Harus! Ya istilahnya pdkt lah. Kalau lo buat dia risih terus ya kesempatan lo buat deketin dia makin sulit. Coba aja lo buat nyaman, tu cewe pasti ngga rela jauh-jauh dari lo." Sambung Adit.

"Bukannya gue ngga mau, gue cuma ngga bisa. Gue ngga bisa romantis, gue juga ngga humoris."

"Coy, cinta ngga selalu tentang romantis dan humoris, lo cukup buat Nayla nyaman dengan sikap lo yang apa adanya." Nico kembali memberi masukan.

"Tadi lo sendiri yang nyuruh gue romantis, ngasih ini ngasih itu." Kesal Rafa lalu melempar bantal sofa tepat kewajah Nico.

Rafa merasa perkataan teman-temannya benar. Tapi ia merasa bingung harus memulai dari mana. Ia terlanjur membuat Nayla menjadi musuhnya.

* * *

"Nayla, Ayo bangun! Ntar sekolahnya telat." Teriak Tante Deri saat memasuki kamar Nayla. Gadis yang tengah lelap dalam tidurnya tiba-tiba saja terbangun karena teriakan keras Tante Deri.

"Tante, ini hari Minggu." jawab Nayla dengan suara yang dibuat payau.

"Oh, ini hari Minggu? Maaf deh." Tanpa merasa bersalah Tante Deri keluar dari kamar Nayla. Nayla menggerutu kesal lalu melanjutkan tidurnya.

Baru beberapa detik matanya terpejam, ia langsung kembali terbangun lantaran ia memiliki janji dengan seseorang.
Nayla bangkit dari tempat tidur. Kemudian bergegas mandi.

Nayla sibuk mencari baju yang pas. Bagamanapun ia harus terlihat cantik di hadapan Farel. Nayla benar-benar tidak sabar untuk melepas rindu yang selama ini ia tahan.

Semenjak Nayla pindah ke Jakarta, ia sangat sulit bertemu dengan Farel. Terlebih belakang ini Farel sangat sibuk, dan hampir tidak pernah memberi kabar.

* * *

Nayla tiba disebuah kafe, tempat di mana ia dan Farel akan bertemu. Nayla masuk dan mencari keberadaan Farel. Seorang pria menggunakan kaos putih tampak asyik berbincang dengan wanita disebelahnya. Menyadari itu Farel, Nayla langsung bergegas.

Nayla tersenyum saat melihat Farel, senyum manisnya juga ia bagi untuk wanita yang kini duduk di sebelah pacarnya.
Nayla duduk di hadapan Farel. Nayla tampak bingung, siapa wanita yang di bawa Farel.

"Nay, kenalin ini Syifa. Adik kelas aku."

Nayla menjulurkan tangannya, hendak bersalaman dengan Syifa. Tapi Syifa tampak ragu. Syifa merasa takut. Karena Nayla begitu ramah dengannya. Ia jadi tidak tega, jika Nayla harus mengalami sakit hati karena dirinya.

Dengan keberanian, Syifa menyambut tangan Nayla.
"Syifa."

"Nayla."

Nayla kembali tersenyum. Sementara Farel ingin cepat melaksanakan tujuannya.

"Nay, maksud aku ngajakin kamu ketemuan itu karena..."

"Iya, iya aku tahu kamu kangen. Ceritanya nanti aja. Sekarang kita pesan makanan. Pada belom makan kan?"

"Iya." jawab Syifa.

Farel menatap Syifa dengan heran. Syifa menunduk takut. Ia benar-benar tidak siap, jika Nayla harus marah dan memaki dirinya.

"Yauda, kalian mau apa?"

"Aku mau kita putus." jawab Farel.

Syifa menganga tak percaya. Farel benar-benar melakukannya. Memutuskan hubungannya dengan Nayla.

"Farel, aku serius mau makan apa?"

"Aku juga serius, Nay. Aku mau kita putus."

Nayla melirik Syifa sekilas. Syifa tampak takut dan kembali menunduk.

"Ini ngga ada hubungannya dengan Syifa." kata Farel, karena takut Nayla akan memarahi Syifa, sebagai orang ketiga dalam hubungan mereka.

Nayla terdiam. Ingin sekali ia menjawab tidak. Tapi apa Farel akan merubah keputusannya jika Nayla menolak? Tentu tidak.
Farel mencoba menjelaskan, tapi penjelasan yang keluar dari mulut Farel justru menyakiti Nayla lebih dalam.

"Brengsek." kata Nayla lalu pergi. Hari yang ia pikir akan mengukir senyum dibibirnya, malah menjadi alasan hujan di matanya. Nayla merasa benar-benar kecewa. Hatinya terasa sangat sakit. Terlebih mengingat Syifa.

Farel masih tidak percaya dengan keputusannya. Jauh dari lubuk hati terdalam, ia tak ingin melepas Nayla. Bahkan tak rela jika Nayla harus bersama orang lain kelak.

"Kak, aku ngga mau kakak ngalami penyesalan. Sebaiknya kakak kejar Nayla, dan tarik semua ucapan kakak tadi." Syifa mencoba meyakinkan Farel, bahwa keputusannya itu tidaklah benar.
Tapi, Farel tetap pada keputusannya. Ia mencoba melepas Nayla. Meski ketidakrelaan tertanam di hatinya.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 112K 46
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
204 68 8
Pertemuan mereka berjalan baik, namun siapa sangka jika hubungan mereka akan mendapatkan sebuah rintangan? Saat ini terduduk memandangi wajah cantik...
1.2K 613 12
[Telah terbit di Allopedia Publishing] "Cause every beautiful things start with S; Space, Stars, Smile, Satya & Selena." Berisi cerita Selena Nabila...
567K 27.3K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...