Beautiful Lie MYUNGYEOL (END)

By yukoook11

15K 1.1K 238

ON EDITING! Aku adalah kebohongan terindah untukmu Kim Myungsoo. Another story from me Nona Yupi MYUNGYEOL Y... More

Beautiful Lie 1
Beautiful Lie 2
Beautiful Lie 3
Beautiful Lie 4
Beautiful Lie 5
Beautiful Lie 7
Beautiful Lie 8
Beautiful Lie 9
Beautiful Lie 10
Beautiful Lie 11
Beautiful Lie 12
Beautiful Lie 13
Beautiful Lie 14
Beautiful Lie Trailers
Beautiful Lie 15
Beautiful Lie 16 (1) End
Beautiful Lie 16 (2) End

Beautiful Lie 6

740 62 11
By yukoook11


Bruuuk

Myungsoo jatuh terduduk lemas di lobby rumah sakit.

"Myungsoo-ssi, bangunlah!"

Seseorang menepuk-nepuk pipi Myungsoo pelan, Myungsoo membuka matanya sedikit, ia melihat wajah seseorang, penglihatanya terasa sangat buram. Jadi sosok itu tidak terlalu jelas itu siapa.

"Siapapun, tolong aku!" Pekik sosok itu, dan itu kalimat terakhir yang bisa Myungsoo dengar sebelum ia tidak sadarkan diri... suara yang tidak asing sepertinya...

.
.
.

"Ehmmm," lenguh Myungsoo, ia membuka matanya perlahan, ia melihat sosok lain yang sedang berbincang dengan dokter.

"Ya, saya mengerti Dok, terima kasih." Suara yang lembut itu terdengar di telinga Myungsoo, sosok itu menghampiri Myungsoo.

"Kau sudah sadar?" sapa Sungyeol ia tersenyum menatap Myungsoo. Myungsoo berusaha bangun dari tidurnya untuk duduk, lalu Sungyeol membantu myungsoo.

"Sungyeol-ah?" ucap Myungsoo.

"Ya, ini aku, tidak disangka kita bertemu di sini yah?" Sungyeol merapikan selimut Myungsoo yang sedikit berantakan.

"Kau yang menolongku?" tanya Myungsoo.

"Aku? Aniya, Dokter yang menolongmu... aku hanya membantu memanggil bantuan medis hehehe," tawa renyah Sungyeol.

"Tapi tetap saja kau telah menolong ku, terimakasi Sungyeol ah," tutur Myungsoo.

Sungyeol tersenyum kembali. "Iya sama-sama Myungsoo ah."

Sekarang mereka terdiam, cukup lama dan suasana ini terlihat amat canggung, entah sebelumnya mereka bahkan bisa begitu dekat... apa karena malam itu.

"Sungyeol...," panggil Myungsoo tiba-tiba, Sungyeol menoleh menatap Myungsoo.

"Maaf, malam kemarin aku berpura-pura tak mengenalimu." Myungsoo mengalihkan wajahnya ke jendela.

"Aku mengerti itu Myungsoo."

Myungsoo menatap Sungyeol dalam, "Kau tidak marah... padahal sebelumnya kita pernah." Myungsoo menghentikan kalimatnya.

"Itu adalah pekerjaanku Myungsoo." Sungyeol kembali menjawab dengan tenang.

Myungsoo meremas seprai itu pelan, ia merasa aneh kenapa ia merasa hatinya sedikit panas saat Sungyeol tidak memiliki sedikit perasaan kepadanya, dan menganggap semuanya biasa, sangat biasa. "Apa besok kau ada waktu?" tanya Myungsoo.

Sungyeol mengangguk.

"Datanglah ke apartemenku pukul tujuh malam, dan jangan telat," ucap Myungsoo datar.

"Baiklah." Sungyeol menjawab sedikit ragu.

Myungsoo mengambil dompetnya, ia mengeluarkan beberapa lembar uang 100 ribu won. "Ini bayaranmu, tapi ini hanya uang muka saja, sisanya dapat kau ambil setelah kau melayaniku."

Myungsoo meletakan uang itu di atas meja dengan tatapan dingin. Sungyeol membulatkan matanya. Ia tidak percaya ini, Myungsoo melakukan ini padanya, Sungyeol menatap uang itu, jumlahnya cukup banyak.. tapi kenapa ia merasa sangat dilecehkan dengan ini, hey Sungyeol bukankah pekerjaanmu memang seperti ini, berhentilah kau jual mahal.

"Aku akan datang." Sungyeol bangkit dan mengambil uang itu. "-dan, ini." Sungyeol menaruh uang itu di atas paha Myungsoo.

"Aku tidak menerima uang sebelum aku bekerja." bisik Sungyeol dengan nada suara sedingin mungkin,
Sungyeol lalu pergi meninggalkan kamar myungsoo.

"Cih!" Myungsoo menatap uang itu kesal. "Bodoh, kau memang bodoh Kim Myungsoo." gumam Myungsoo.

Sungyeol berjalan cepat menuju ruangan adiknya, ia berjalan tergesa, sangat tergesa.. penglihatannya buram, karena air mata yang tiba-tiba saja membasahi.pipinya.

"Bodoh." batin Sungyeol, ia merasa ini hal bodoh kenapa juga ia harus menangisi ini.

Sungyeol menyeka air matanya, ia sampai di depan pintu ruangan adiknya, tangannya ingin membuka knop pintu itu tapi niatnya ia urungkan, kakinya melangkah menuju tempat lain.. Ia ingin menenangkan hatinya kali ini.. Ia masuk ke dalam lift dan menekan tombol paling ujung dari rumah sakit.

Ting

Pintu lift terbuka, ia sampai di Lantas paling atas, lalu menaiki tangga ke atap rumah sakit, sungyeol berjalan ke arah pagar besi.. Ia merasakan angin berhembus di permukaan kulitnya, Sungyeol terdiam menatap langit.. Ia menatap sesuatu yang tak ada.

"Menyedihkan."gumam Sungyeol.. Ia meremas dadanya yang terasa sangat sesak dan sakit..Sungyeol menangis kembali.

"Aku hina.."

"Siapa yang bilang seperti itu?"

Sungyeol terlonjak, ia menoleh ke arah suara itu berasal. "Tidak ada manusia hina, hanya saja mereka membuat diri mereka menjadi hina, yah itu hanya sebuah pilihan.." Sosok itu berjalan mendekat.

Sungyeol menghentikan tangisnya ia menatap aneh pria ini, pria ini berdiri di samping Sungyeol.

"Kau boleh bersedih sepuasmu, tunjukanlah kau sedih, jangan berpura-pura tersenyum, kau tau, saat bibirmu tersenyum tapi mata mu bersedih.. Itu sangat menyedihkan.." Pria ini memberikan sebuah saputangan.

"Dokter jang..?" Tanya sungyeol sedikit menegaskan lagi sosok yang ada di depannya.

"Kau masih menyembunyikan ini dari Daeyeol?" Tanya sosok pria ini yang diketahui bernama Jang Dongwoo, Sungyeol tersenyum miris.

"Ya, aku masih merahasiakannya."

"Sampai kapan?" Tanya dokter yang selalu menangani Daeyeol adiknya.

"Sampai aku mati." Sungyeol menjawab pelan.

"Sampai kau mati dan kau terus berbohong?" Tanya dokter Jang lagi, Sungyeol mengangguk dan tersenyum lagi.

"Tapi itu akan membuatmu menderita." tukas dokter itu.

"Ah sudahlah dokter Jang, kau tidak usah memikirkan aku.. Oh ya bagaimana keadaan Dae?" Tanya Sungyeol mengalihkan perbincangan ini.

Dokter Jang membetulkan stetoskopnya yang menggantung di lehernya. "Daeyeol, dia cukup baik, sampai saat ini.."

Sungyeol menghela nafasnya pelan "Hhhhh... Aku tau... Terimakasih dokter Jang, sampai saat ini kau sudah merawat Dae dengan sangat baik."

"Sungyeol ah." panggil dokter Jang, ia melihat Sungyeol yang terlihat putus asa.

"Aku baik-baik saja, ehmm.. Terimakasih sudah menghiburku dokter Jang, aku permisi, annyeong." Sungyeol pun mengakhiri percakapannya dengan dokter Jang.

.
.

Myungsoo menatap langit-langit kamar rumah sakit dengan tatapan datar, ia terlihat sangat gelisah.

[ A rose, a perfume, I love it all ofyours.... Your lips, your cheeks, I love itall of yours... ]

Suara dering HP Myungsoo, ia mengambil hpnya dan mengangkat panggilan dari hpnya itu.

"Ada apa?" Jawab Myungsoo langsung.

"Tidak sopan, ucapkan hallo pada hyung mu! Arraseo!" Ucap suara di sebrang sana.

"Ne.. Ne.. Ada apa hyung?" ucap Myungsoo malas.

"Jemput aku di bandara besok siang." pinta hyung Myungsoo.

"MWO?!" Myungsoo terlonjak kaget, ia membulatkan matanya. "Kau bilang apa hyung?" Tanya Myungsoo memastikan.

"Kau tuli Kim Myungsoo?" Suara di sebrang sana terdengar tinggi. "Aku bilang jemput aku di bandara! Ck kau ini."

"Hyung kau tidak bercanda kan? Tapi hyung ada apa kembali ke korea?" Tanya Myungsoo lagi.

"Jangan banyak tanya, sudah turuti saja perkataan hyung mu ini, atau hyung kirim kau ke afrika sana, kau mau Kim Myungsoo?" Ancam hyung Myungsoo.

"Ne arraseo.." Myungsoo menghela nafasnya malas, dan sambungan teleponpun terputus.

'Aaiiisssshhhh' Myungsoo mengacak rambutnya frustasi, Setelah itu myungsoo berjalan keluar kamar, ia ingin meninggalkan rumah sakit, karena ia pikir kadar alkohol dalam tubuhnya sudah hilang dan ia sudah merasa sehat sekarang.

Myungsoo berjalan keluar rumah sakit sampai ia tiba di halaman rumah sakit, ia melihat ke atas dan matanya tertuju persis ke arah sosok laki-laki manis yang tengah berbincang dengan seorang dokter, ya terlihat jelas dari pakaian pria itu.

"Cih mangsa baru." Myungsoo mengepalkan tangannya keras dan setelah itu ia masuk kedalam taxi yang tepat berhenti di depannya.

"Mau kemana tuan?" Tanya pak supir itu.

"Apartemen heaven city, di ceongdamdong." ucap Myungsoo, supir itu mengangguk pelan.

.
.

Sungjong membawa sebuah nampan berisi dua gelas coffee, dan dua potong fruit cake. "Kapan kau membawaku bertemu yeollie, hyung?" Tanya Sungjong dan menaruh nampan itu dia atas meja.

Woohyun membalik beberapa lembar majalah yang ia baca. "Nanti, bersabarlah Jongie ah."

"Arra... Oh bukan kah itu.. Pria itu.." Ucap Sungjong seketika.

Woohyun menoleh menatap Sungjong, "Siapa?" Tanya woohyun bingung.

"Pria ini hyung, kau tak ingat?" Sungjong menunjuk cover majalah itu, lalu Woohyun membalik majalah yang ia baca, ia melihat cover majalahnya. "Yah Siapa?" Tanya woohyun masih bingung.

"Pabo! Hyung kau ingat pria yang di club waktu itu kan?" Ucap Sungjong mengingatkan.

"Pria di club? Yang mana?" Ahh mungkin ingatan Woohyun terlalu pendek.

"Aaiiissshhh! Pria yang ku ajak bicara waktu itu... Kalau tidak salah namanya Kim Myungsoo."

"Oh, yang itu, hmmm... Iya hyung ingat, memangnya kenapa? Kau menyukai pria itu eoh?" Tukas Woohyun cepat.

Pleetak

Woohyun mendapat pukulan pelan dari garpu yang berada di tangan Sungjong. "Bukan itu hyung!" Sungjong menunjuk artikel tentang Myungsoo.

"Look!"

Woohyun membaca judul artikel itu
"Kim Myungsoo, pembisnis paling berpengaruh dalam resort di Korea selatan juga Jepang."

"Wow! Tidak kusangka aku bisa berkenalan dengan pria sekaya dia." Bangga Sungjong dan meminum kopinya, Woohyun masih mencerna pikirannya dan seketika ia teringat sesuatu... Kim Myungsoo.. Nama yang tak asing..

'AHA!'

Woohyun teringat dan ia segera berlari ke arah kamar melihat berkasnya, ia tergesa berlari menuju Sungjong yang tengah asik melahap cakenya di meja makan.

"Jongie ah.. Hah..hah.." Nafas Woohyun terengah. "Kau tau? Kim Myungsoo adalah rekan bisnis hyung."

"Mwo?!" Kaget Sungjong.

"Ya, kita beruntung, kau tau.."

Seringai licik Woohyun.. Sungjong mengerti apa yang ada di dalam otak Woohyun rupanya. "Congratulation hyungie." Sungjong memberi selamat dan memeluk Woohyun.

.
.
.

Ke esokan hari nya.

Sunggyu berjalan masuk ke area kantor, ia membawa cukup banyak berkas di tangannya..Sepertinya ia sedikit kerepotan... Dan banyak sekali orang yang berlalu lalang di koridor kantor membuatnya sedikit kesulitan.. Dan Sunggyu pun tak sengaja menjatuhkan berkasnya.

Srraaattt

Beberapa berkasnya tercecer dilantai
"Aduh.. Myungsoo bodoh! Seenaknya saja menyerahkan seluruh pekerjaan kepada ku!" gerutu Sunggyu sambil memunguti berkasnya..Ia pun berlari ke arah lift... Ia pikir ia hampir terlambat.. Ia tidak berani membayangkan jika kliennya sudah datang, mau dia taruh dimana mukanya.

Sunggyu membuka pintu ruang rapat.. Ia menemukan ruangan masih kosong. Hhhh dia bernafas lebih lega.. Lalu sunggyu mengambil handphonenya.. Ia menelefon seseorang.

"Yah! Bodoh!" Pekik Sunggyu.

"Cepat datang! Kau itu bodoh atau tidak punya otak hah?! Pagi ini akan ada klien penting Kim Myungsoo!" Seru Sunggyu ia terlihat sedikit meledak.

Myungsoo menghela nafasnya, terdengar dari sambungan telepon Sunggyu.

"Arraseo.." Jawab Myungsoo malas.

"10 menit lagi kau harus sampai ke kantor! Aku tidak mau tau itu!" Perintah sunggyu lalu mematikan teleponnya,
Sunggyu melihat arlojinya.. 3 menit terlewat setelah ia menelepon Myungsoo...Berarti tersisa 7 menit lagi. Ahh ini akan menyulitkannya.. Sunggyu berjalan cemas.

Di lain tempat.. Woohyun berjalan santai menuju ke ruangan rapat, ia terlihat sangat rapih dan formal. Terlihat dari setelan jasnya, Woohyun tampak sangat menawan.. Ia sangat tampan.

Woohyun sampai di ruangan rapat itu, ia mengetuknya pelan, dan membuka knop pintu itu.

Sunggyu terlonjak. Ia langsung berdiri dari kursinya dan memberi hormat ke arah Woohyun.

"Selamat datang." ucap Sunggyu, Sunggyu tersenyum.

Woohyun terdiam sejenak, ia kemudian berdehem pelan. "Ya" ucapnya pelan.
"jadi apa bisa kita mulai?" Tanya Woohyun lagi.

Sunggyu panik, aiisshh batinnya mengutuk Myungsoo yang belum datang. Anak ini sangat merepotkan sekali! Sunggyu menggigit bibir tipisnya.

"Ehm..Tentu."

Woohyun mengangguk. "Jadi kau hanya sendiri... Hmm.."

Woohyun menghentikan ucapannya. "Nama mu?" Semenjak tadi Woohyun dan Sunggyu lupa bahwa kedua relasi ini tidak saling mengenal.

"Aku Kim Sunggyu." ucap Sunggyu mengulurkan tangannya.

"Aku Nam Woohyun." balas Woohyun dan menyambut uluran tangan Sunggyu.

"Ku harap kita bisa bekerja sama dengan baik.." Kata Sunggyu dan Woohyun pun tersenyum kemudiam mereka membahas bisnis mereka. Tanpa Myungsoo tentunya, karena Myungsoo tak kunjung datang. Hingga rapat selesai.

.
.

Myungsoo apartemen 11:45 pm KST

Myungsoo bersiap menuju kantor ia mengancingkan kemejanya tak beraturan, dasinya pun hanya menyangkut di lehernya dengan bentuk yang masih abstrak, Myungsoo mengambil roti di meja makan. Ia sudah sangat-sangat terlambat, dan mungkin Sunggyu bisa membunuhnya jika gara-gara dirinya bisnis ini gagal.

"Berkas sudah.. Laptop sudah.. Sepatu..Ya! di mana sepatu ku?!" Myungsoo benar-benar kelabakan, ia sampai di depan pintu dan bersiap keluar saat Myungsoo membuka pintu apartemennya ia melihat seseorang sudah berdiri di depan pintu apartemennya.

"Lee Sungyeol?!" Kaget Myungsoo.

"Hai.." Sapa Sungyeol, Sungyeol tersenyum simpul.

Myungsoo menelan ludahnya perlahan, Sungyeol terlihat sangat seksi. Sungyeol mengenakan kaos berwarna biru muda berlengan panjang dengan belahan leher yang cukup lebar membuat bahu mulusnya terekspos bebas juga celana jeans putih panjang.

"Ke..kenapa datang sekarang?" Tanya Myungsoo, tenggorokkannya seperti tercekat.

Sungyeol menggaruk tengkuknya. "Ah itu.. Malam nanti aku tidak bisa.. Jadi ku pikir aku datang sekarang.. Ku kira kau tidak keberatan.. Tapi sepertinya hari ini kau sibuk.. Sebaiknya aku datang nanti saja.." Sungyeol hendak berjalan pergi tapi tangannya di tahan Myungsoo.

"Masuklah." ucap Myungsoo.

"Tapi kan kau harus bekerja.." Bantah Sungyeol.

"Masuklah dulu, tunggu di dalam, aku akan mengurus pekerjaanku nanti." Myungsoo dan Sungyeol pun masuk ke dalam apartemen Myungsoo.

Sungyeol duduk di sofa , matanya melihat ke sekeliling.. Banyak sekali botol minuman..dan pengaman (?)...ah Myungsoo rupanya seperti ini.. Pikir Sungyeol.

Myungsoo bejalan ke arah dapur, ia mengetik subuah pesan singkat untuk Sunggyu.

for : Kim Sunggyu
Sunggyu, maaf aku tidak bisa datang, kau handle ini sendiri, ku yakin kau berhasil, fighting!

Myungsoo mengirim pesan itu dan tak lama ia mendapatkan balasannya.

from : Kim Sunggyu
Kau cerewet tuan Kim! Rapat sudah selesai! Dan aku tentunya berhasil, tanpa dirimu tentunya, dan kau ingat, keuntungan akan di ubah, 70 : 30, me 70%, and you 30%.

Myungsoo membalas.

for : Kim Sunggyu
"Yeah.. Whatever..

from : Kim Sunggyu
Ok, dan jangan menyesal!

Dan Myungsoo memasukan ponselnya ke dalam saku celananya, ia berjalan menuju ruang tamu, tangannya membawa dua buah kaleng minuman dari kulkas.

"Hanya ini yang ada di dapurku."

Myungsoo menyodorkan sekaleng soda kepada Sungyeol.

"Oh, it's okay." Sungyeol menerimanya, dan mereka pun terdiam.

Myungsoo menggaruk tengkuknya sesekali, " Jadi hmm... kau mau menonton tv?" pertanyaan bodoh macam apa itu?

"Oh terserah saja." jawab Sungyeol.

Myungsoo tanpa sadar mengocok-ngocok pelan minuman kaleng sodanya, ia membuka kaleng sodanya dan byuuur soda itu keluar dari kalengnya, sehingga menyebabkan wajah Myungsoo basah dan kemejanya pun ikut basah, Myungsoo terlihat sangat bodoh, wajahnya pun memerah, ia tidak tau kenapa setiap berhadapan dengan Sungyeol kelakuannya selalu tak terkendali, kadang ia senang, marah, kesal, sedih dan sangat bergairah. Sungyeol membuatnya selalu tak karuan
Sungyeol terkekeh kecil, ia melihat Myungsoo begitu lucu, Myungsoo ingin membersihkan wajahnya dengan tangannya tapi Sungyeol menahantangan Myungsoo.

"Sepertinya rasa soda ini jadi lebih enak." Sungyeol mendekat, ia menatap wajah Myungsoo dan Sungyeol menggerling cepat, hati Myungsoo berdesir.

Ia tidak mengerti kenapa Sungyeol sangat-sangat seksi.. ah... dia sangat dimabukkan oleh sosok Lee Sungyeol tentunya.

Myungsoo menatap sungyeol lekat, Sungyeol mencium pipi Myungsoo, ia menjilat pipi Myungsoo yang basah akibat soda itu, ahh manis...Sungyeol menelusuri setiap inci wajah Myungsoo dengan perlahan.. dan sungguh ini sangat nikmat bagi Myungsoo, Myungsoo dengan cepat menyambar bibir Sungyeol, ia menciumnya cepat, melumatnya dengan semangat, rasa soda pun masih menenpel, lidah mereka saling bertaut saat Sungyeol membuka mulutnya, Sungyeol sungguh sangat dimabukkan oleh ciuman basah ini.

"Aahh.. eummpphh..." desah Sungyeol di sela ciuman panas mereka berdua.

Myungsoo mengocok soda yang belum di buka dan ia membukanya lalu menyemprotkan soda itu ke tubuh Sungyeol.. Sungyeol basah, ia tertidur di sofa, dan Myungsoo berada di atas tubuh sungyeol, Myungsoo menatap penuh hasrat ke arah Sungyeol, lihatlah betapa menggodanya Sungyeol, rambutnya yang basah, wajahnya yang merah dan kaus birunya yang terlihat tranparan membuat dua tonjolan kecil di dadanya terlihat jelas.

Myungsoo menaruh tangannya di dada Sungyeol.. ia mengusap dada Sungyeol perlahan.

"Aaahh." Sungyeol mendesah pelan, dan Myungsoo kemudian mendekat, ia menghirup aroma Sungyeol, mengecup lehernya dan mulai turun ke tulang selangka Sungyeol... ini sangat... membuat Myungsoo menggilai Sungyeol.

Ting!

Acara bercinta mereka terpaksa berhenti saat mereka berdua mendengar bunyi bel dari pintu.

Shit! Umpat Myungsoo, ia ingin sekali mengutuk orang itu karena berkunjung pada waktu yang tidak tepat, bagian bawah Myungsoo sudah mengeras, dan oh ayolah ia harus menahannya hanya untuk membuka pintu dan mengusir orang yang memencet bel rumahnya?

Myungsoo mendengus sebal, ia bangkit, ia tidak peduli dengan kemejanya yang basah dan rambutnya yang berantakkan.

Pintu itu ia buka kasar, dan mulut Myungsoo mulai terbuka untuk memaki, tapi itu tidak terjadi saat ia melihat siapa yang datang.

"Hyu..hyung!" ucap Myungsoo kaget dan terbata.

"kau tidak menjemputku Kim Myungsoo! How dare you!"


TBC

Ini tulisan saya saat pertama kali nulis, saat di edit lagi saya merasa banyak sekali typo dan tanda baca yang berantakkan, semoga di tahap editing ini terlihat lebih baik. Terimakasih.

Nona Yupi

Continue Reading

You'll Also Like

158K 15.5K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
75.8K 6.9K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
8.4M 519K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
121K 18.6K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...