Beautiful Lie MYUNGYEOL (END)

By yukoook11

15K 1.1K 238

ON EDITING! Aku adalah kebohongan terindah untukmu Kim Myungsoo. Another story from me Nona Yupi MYUNGYEOL Y... More

Beautiful Lie 1
Beautiful Lie 2
Beautiful Lie 3
Beautiful Lie 4
Beautiful Lie 6
Beautiful Lie 7
Beautiful Lie 8
Beautiful Lie 9
Beautiful Lie 10
Beautiful Lie 11
Beautiful Lie 12
Beautiful Lie 13
Beautiful Lie 14
Beautiful Lie Trailers
Beautiful Lie 15
Beautiful Lie 16 (1) End
Beautiful Lie 16 (2) End

Beautiful Lie 5

783 66 5
By yukoook11

Tangan Sungyeol yang bergetar membuka knop pintu itu, ia harap kedua gambaran siluet itu hanya sebuah fatamorgana, dan harapannya sirna, karena dua siluet tubuh seseorang itu memang ada.

"Oh Tuan Lee, kau datang?"

"Ne." jawab Sungyeol kikuk.

"Sepertinya Daeyeol sudah mulai mununjukan tanda-tanda yang baik." yeah ternyata dua siluet itu adalah seorang dokter dan suster yang sedang memeriksa Daeyeol, Sungyeol mengusap dadanya seakan ada rasa lega yang menjalar di tubuhnya.

Setelah dokter dan suster itu pergi. Sungyeol duduk di samping tubuh adiknya, Ia mengusap pelan surai hitam milik Daeyeol, Sungyeol takut..ia takut akan kehilangan Daeyeol.. dia menarik nafasnya dalam.. dan saat melihat kalung Daeyeol ia kembali mengingat sesuatu. Masa kelam itu kembali berputar di ingatannya.

Flashback

Rumah tradisional ala Jepang yang terlihat sangat klasik. Di dalam rumah tradisional itu terlihat beberapa orang-orang yang sedang berkunjung.

"Sungyeol kun.Tersenyum." bisik seseorang dengan wajah tak kalah manis dari Sungyeol. "Kau harus tersenyum mengerti?"

Sungyeol mengangguk pelan. "Hai..! Arigato Jong-kun." Terimakasih Sungyeol pada Sungjong yang telah mengingatkannya.

Sungjong tersenyum hangat pada seorang pelanggan yang baru saja datang.

"Selamat datang!"ucap Sungjong sambil membungkuk, Sungyeol dan Sungjong berdiri di dekat pintu masuk, mereka memakai yukata yang terlihat manis untuk tubuh mereka berdua. Membuat kedua laki-laki ini terlihat lebih manis dan indah.

Sungyeol mendesah pelan.. Ia melirik temannya Sungjong sudah berjalan masuk ke dalam menuju ruangan minum teh.. Yeah Sungjong sudah mendapatkan pelangan kali ini. Sungyeol berdiri di ambang pintu. Dia terlihat sedikit gugup. Ini pekerjaan pertamanya sebegai pelayan atau teman minum teh. Ia sebenarnya sedikit takut dengan pekerjaan ini. Tapi apa boleh buat, Sungyeol tidak bisa melakukan apa-apa lagi saat kedua orang tuanya meninggal. Saat perusahaan orangtuanya diambil alih oleh orang lain. Ia dan adiknya menjadi gelandangan  dan seseorang yang menurutnya baik, membawanya juga adiknya untuk tinggal, dan memberi Sungyeol pekerjaan. Sungguh Sungyeol berterimakasih dengan orang itu. Sungyeol pikir ia tidak mungkin mengecewakan orang yang sudah berbuat baik kepadanya.

Sungyeol mengangkat wajahnya, ia tersenyum.

Ting

Suara pintu yang terbuka. "Selamat datang." sambut Sungyeol, dia tersenyum amat manis.

"Hmm.." laki-laki ini hanya berdehem. Ia menatap sungyeol.

"Silahkan tuan, di sebelah sana." Sungyeol mempersilahkan.

Dia berjalan dan di ikuti oleh pelanggan pertamanya.

"Silahkan tuan." ucap Sungyeol setelah selesai menuangkan teh hangat ke dalam cangkir.

"Kau pelayan baru?" Tanya pria itu lalu meminum tehnya.

"iya tuan." jawab Sungyeol kikuk.

Bahasa Jepangnya yang tidak terlalu fasih, membuatnya sedikit kikuk, ya setelah Sungyeol dan adiknya menjadi yatim piatu, mereka berdua di bawa ke jepang.

"Kau bukan orang Jepang?" Tanya pria ini lagi, Sungyeol menggeleng pelan.

"Aku orang korea tuan." aku Sungyeol, Sungyeol mengigit bibirnya tipis.

"Jadi kau orang korea? Pantas. Sudah ku duga dari awal." pria ini tersenyum menatap Sungyeol, Sungyeol menatap pria ini terkejut.

"Tenanglah, aku tidak akan berbuat jahat dengan mu." pria ini tau jika Sungyeol terlihat takut.

Pria berparas tampan dan sangat menawan ini menuangkan teh ke cangkirnya. "aku juga orang korea." dia menengguk tehnya.

"siapa namamu?" Tanya pria ini kepada Sungyeol.

"Namaku, Lee Sungyeol tuan.." Jawab Sungyeol pelan, ia menunduk kan dalam kepalanya.

"Lee Sungyeol, aku Kim Howon, senang berkenalan denganmu." ucap pria ini, yang bernama Kim Howon.

"Ne, saya juga senang berkenalan dengan anda tuan Kim Howon." Sungyeol tersenyum manis membuat seseorang di depannya terlihat terperangah.

"Panggil aku Hoya, kau mengerti?" pinta Howon atau lebih tepatnya Hoya.

"Tapi tuan." bantah Sungyeol.

"Sudah tidak ada tapi-tapian, ehmm sepertinya aku masih ada janji, terimakasih sudah menemaniku kali ini." hoya berdiri lalu memakai jasnya.

"Sama-sama tuan, terimakasih telah berkunjung." Sungyeol membungkuk hormat.

"Sungyeol-ah, jangan seperti itu, bersikaplah biasa, panggil aku Hoya." ucap Hoya lagi.

"Ah..mianhae.. hanya saja terlihat tidak sopan.." Bela Sungyeol sambil menggaruk tengkuknya.

"Sudahlah jangan sungkan padaku, oh ya aku pergi dulu, sampai jumpa besok Sungyeol ah." pamit Hoya dan pergi, Sungyeol tersenyum menatap punggung pria itu.

"Gomawo.." lirihnya pelan, Sungyeol tersenyum... ia merasa hatinya hangat...saat laki-laki itu , berbicara banyak kepadanya, saat laki-laki itu memperlakukannya sangat baik dan sopan.

Sungyeol berjalan membawa nampan tehnya, ia melangkah dengan hati-hati, sendalnya terlihat cukup licin.

Tuk .. tuk... tukkk

Suara sendal bakiak Sungyeol yang berpantulan dengan lantai kayu, ia hampir sampai di dapur teh, tangannya meletakkan nampan, sepertinya ia tidak mendapatkan tamu lagi, jadi Sungyeol berdiri di dapur saja, ia mencuci beberapa gelas dan piring.

Brraaak

Sungyeol terperanjat saat mendengar suara nampan di banting.

“Menyebalkan!” gerutu seseorang.

Sungyeol mencuci tangannya dan menghampiri sosok itu. “Jong kun, kau kenapa?” tanya Sungyeol khawatir.

“Kau tau malam ini aku sungguh sial! Sangat sial!” jelas Sungjong lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

“Ah, sial kenapa? Apa tamumu menyebalkan? Atau ada yang komplain?” tanya Sungyeol kemudian dia memberikan Sungjong segelas air putih.

"Bukan.” jawab Sungjong dan meminum air yang diberikan Sungyeol.

“Tamu ku ini sangat pelit, kau tau aku hanya mendapat tip 200 yen saja, uang segini bisa untuk apa?!” keluh Sungjong.

Sungyeol menaikan alisnya. “Memangnya bos tidak membayar gajimu? Kenapa kau membutuhkan tip itu?” Tanya Sungyeol polos, sesungguhnya dia tidak mengerti apapun tentang pekerjaannya.

“Hhh.. sudalah, percuma menjelaskan padamu, kau nanti juga tau sendiri.. aku lelah, sepertinya aku pulang lebih awal, hoaamm...” Sungjong menepuk-nepuk mulutnya yang menguap, Sungjong masuk kedalam toilet dan berganti pakaian, setelah dia terlihat cukup rapih dengan pakaian casualnya ia pun pamit.

“Aku pulang duluan Sungyeol kun.”

“Ya hati-hati di jalan Sungjong kun.” ucap Sungyeol.

Sungyeol meneruskan pekerjaannya sampai batas waktu kerjanya, sungyeol melepas yukatanya dan berganti pakaian, lalu ia mengambil ranselnya.

Setelah mengunci pintu karena itu tugasnya sebagai pelayan baru, Sungyeol berjalan menuju rumah yang cukup kecil namun layak untuk di huni.

Pagipun menjelang, Sungyeol memulai aktifitasnya yang baru ia jalani... dan saat sore datang ia harus kembali bekerja.

“Selamat datang.” suara ceria Sungjong menggema, Sungjong memang selalu bekerja dengan semangat, membuat Sungyeol mengagumi sosok Sungjong.

Sungyeol berdiri di depan pintu. ia melayani beberapa pelanggan, tapi hanya mengantar, karena pelanggan itu bisa memilih pelayan yang menemani mereka untuk minum. Sungyeol berdiri di depan pintu dan selalu tersenyum,  hingga seseorang yang baru dia kenal datang.

“Selamat datang.” sambut Sungyeol, iat ersenyum manis.

“Annyeong Sungyeol ah” sapa Hoya.

Sungyeol tersenyum. “Oh, annyeong Hoya ah.”

Mereka pun terlihat berbincang dan sambil meminum teh hangat bersama.

"Sepertinya aku butuh makanan ringan.”pinta Hoya.

“Oh, tentu, akan ku ambilkan, tunggu sebentar ne.” Sungyeol berjalan menuju dapur kedai.

Saat dia melewati ruangan minum teh di sebelah ruangannya ia tidak sengaja mendengar sesuatu yang aneh, suara yang membuatnya gemetar dan takut. Sungyeol berjalan perlahan.. kakinya gemetar, ia mengintip kelubang kecil yang berada di pintu kertas itu.

‘Ya Tuhan!’

Sungyeol terhentak saat ia melihat dua orang sedang melakukan hal yang menurutnya belum pernah ia ketahui. Ia melihat Sungjong temannya sedang di cumbu oleh seorang pria nakal hidung belang...Sungyeol lemas.. jadi sebenarnya pekerjaan yang dia jalani sekarang adalah pekerjaan yang seperti apa..? Sungyeol berjalan menjauh, ia lalu mengambil makanan ringan di dapur, ia mengenggam erat nampannya, ia seakan menulikan telinganya saat mendengar suara yang menjijikan itu, dari beberapa ruangan yang ia lewati...ini salah.. ini sungguh menakutkan.

“Kau lama sekali..” ucap Hoya, ia lalu menyuapkan makanan ke mulutnya saat Sungyeol menaruh nampan yang berisi makanan.

“Mianhae..” jawab Sungyeol pelan, Sungyeol duduk sedikit menjauh dari Hoya.

“Sungyeol kau kenapa? Kenapa wajahmu terlihat pucat?” Hoya mendekat dan memegang kening Sungyeol.

“Ah, aku baik-baik saja Hoya-ssi.” jawab Sungyeol cepat, entah dia menjadi sedikit formal kepada Hoya, Sungyeol sedikit memundurkan tubuhnya.

“Aahhh...uhmmmm..” suara erangan dari ruangan sebelah terdengar cukup keras hingga masuk keruangan ini.

Hoya menyeringai.

“Sepertinya kau telah mengetahui pekerjaanmu?” ujar Hoya, ia meminum tehnya lagi, Sungyeol membulatkan matanya.

“Woohyun benar-benar pintar mencari pelayan, dia sangat tau apa yang aku inginkan... aku baru memesan tipe seperti mu seminggu yang lalu, dan dia membawakan yang ku mau sangat cepat.” jelas Hoya.

‘APA?!’ kaget Sungyeol dalam hati, jadi Woohyun, seseorang yang menolongnya baru-baru ini telah menjualnya, seseorang yang ia anggap baik menjadikannya sebagai pemuas seperti ini. Sungyeol takut... ia melirik ke arah pintu... ia mulai bergerak cepat tapi ia kalah cepat...ia kalah cepat dari Hoya.

Hoya memojokan Sungyeol, ia merengkuh tubuh ramping Sungyeol, menghimpitnya ke arah tembok. “Kau mau kemana Sungyeol?” ucap Hoya berbisik, ia membelai pelan pipi Sungyeol.

“Le..lepaskan aku.. kumohon..” Sungyeol terlihat ketakutan sekali, ia menangis, ia takut.

“Jangan takut.. kau sudah ku bayar, jadi ikuti permainan ku mengerti?” Hoya mencium pipi Sungyeol lalu dia menyeringai melihat Sungyeol yang ketakutan.

“Aku tidak mau... lepaskan kumohon..lepaskan aku hiks..” Sungyeol meronta, Hoya terlihat geram karena Sungyeol terus merengek.

“Diam!” bentak Hoya lalu menjambak rambut Sungyeol.

“Aaww..!” Sungyeol meringis kesakitan.

"Jika kau tidak menurut..” bisik Hoya sambil terus menjambak rambut Sungyeol. “—aku akan membunuhmu..”

Sungyeol menggeleng pelan, “Jangan bunuh aku...hiks...” Sungyeol takut mati.. ia takut mati.

“Kalau begitu turuti aku.” perintah Hoya, Sungyeol mengangguk pelan. Hoya mulai mencium bibir Sungyeol kasar.

Hoya melumatnya mengulumnya, tapi Sungyeol masih menangis.

“Aaahh..”

Satu desahan lolos saat bibir Hoya menyentuh kulit leher Sungyeol. Hoya tersenyum menang, tangannya membuka yukata Sungyeol dengan mudah membuat laki-laki manis ini hampir telanjang dan menampilkan seluruh permukaan kulit tubuhnya.

Erangan terus keluar dari bibir Sungyeol saat Hoya makin mempermainkan tubuhnya, ia mengutuk keras mulutnya yang sangat tak terkendali.. ia membenci suara itu.. suara rintihan saat ia dicumbu secara paksa.. saat seluruh harga dirinya hilang untuk pertama kalinya dengan cara seperti ini... hati Sungyeol sakit.. dia menganggap Hoya adalah orang baik.. ia seperti dikhianati oleh dunia. Juga orang yang mulai menyentuh hatinya.

End flashback

Sungyeol menagis, ia mengusap pelan air matanya, cih menjijikan, apa yang Sungyeol pikirkan, jangan ingat laki-laki itu lagi!

“Bodoh!” gumam Sungyeol.

.
.

“Hyung, ini apa?” Sungjong mengambil sebuah berkas yang ada di atas meja.

Woohyun baru keluar dari kamar mandi, ia hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya. "Itu, hanya bisnis biasa.” jawab Woohyun santai, ia berjalan mendekati lemari pakaiannya, yeah mereka berdua sekarang ada di apartemen mewah milik Woohyun.

“Bisnis biasa? Benarkah?” Sungjong tiba-tiba saja sudah di belakang Woohyun.

“Kau tidak mempercayaiku?” Woohyun menyeringai menatap mata Sungjong yang mirip kucing itu.

“No..” jawab Sungjong pelan, ia membelai perlahan abs Woohyun yang masih sedikit basah.

“Uuhmm, lezat.” ucap Sungjong, ia menjilat tangannya yang  bekas menyentuh abs Woohyun.

“Kau mau menikmati yang lebih?” Woohyun menatap nakal Sungjong.

“Kau bertele-tele hyung.” dengan cepat Sungjong menyambar bibir tebal Woohyun, ia melumatnya semangat, mereka berciuman cukup panas dan berlanjut ke aktifitas yang lebih lagi.

.
.

Myungsoo memasuki kantornya dengan keadaan kusut, matanya yang lebih mirip seperti mata panda, dan jangan lupakan wajahnya yang tak karuan..ia duduk di ruangannya, menaruh tasnya kesembarang arah.

Tok tok tok

Myungsoo mengangkat wajahnya malas, ia terlihat masih masih sedikit mengantuk dan pusing mungkin ini efek karena terlalu banyak minum tadi malam.

"Masuk.”

Pintupun terbuka, ternyata itu Sunggyu, ia membawa beberapa berkas. “Hey! What’s wrong with you?” Sunggyu duduk di depan meja kerja Myungsoo.

Myungsoo menggeleng. “Nothing.” jawabnya.

“Sepertinya kau terlihat sedikit..err kacau.” ujar Sunggyu memperhatikan Myungsoo. “Kau baik-baik saja myungsoo? Euuuhhh! Kau masih berbau alkohol.”

“Aku, sedikit tidak baik...” jawab Myungsoo. “—tapi tenanglah, aku masih bisa menghadiri rapat direksi siang nanti.”

Sunggyu berdecak pelan. “Sudahlah, kita beruntung hari ini.” Sunggyu menaruh berkas itu di meja, "Rapat direksi kali ini di undur, karena investor tidak bisa hadir.. jadi kupikir kau bisa beristrirahat hari ini.” jelas Sunggyu, ia kemudian bangkit dari kursi. “Pergilah ke rumah sakit Myungsoo, sepertinya kau sakit, naik taksi saja, berbahaya jika kau berkendara sendiri, aku masih ada pekerjaan.” suruh Sunggyu, dia menatap cujup khawatir.

“Baiklah..” turut Myungsoo, ia tentunya berpikir jika ia sakit semua pekerjaannya terbengkalai, jadi ia tidak pernah membantah jika disuruh pergi ke rumah sakit saat badannya tidak baik.

Myungsoo duduk dengan tenang di jok belakang supir, ia sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit.

“Tuan sudah sampai.” ucap supir taxi itu.

"Ah, ne..” Myungsoo mengeluarkan beberapa lembar uang dan membayar kepada supir taxi itu, lalu ia keluar dari dalam taxi.

Myungsoo masuk ke dalam rumah sakit, jalannya sedikit terhuyung... kepalanya terasa sangat berat dan berputar.

Bruuuk

Myungsoo jatuh terduduk lemas di lobby rumah sakit.

“Myungsoo ssi, bangunlah.”

Seseorang menepuk-nepuk pipi Myungsoo pelan, Myungsoo membuka matanya sedikit, ia melihat wajah seseorang, penglihatanya terasa sangat buram..jadi sosok itu tidak terlalu jelas siapa.

“Siapa saja bantu aku!” pekik sosok itu, dan itu kalimat terakhir yang bisa Myungsoo dengar sebelum ia tidak sadarkan diri..suara yang tidak asing sepertinya bagi Myungsoo.

TBC

Masih tahap editing.

Nona Yupi

Continue Reading

You'll Also Like

30.9M 1.8M 67
DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https://www.vidio.com/watch/7553656-ep-01-namaku-rea *** Rea men...
9.8M 184K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
26.9M 3M 67
Dijodohin sama ketua geng motor ?! *** ⚠️JADILAH PEMBACA YANG BIJAK, VISUAL DISINI HANYA UNTUK MENGHIDUPKAN TOKOH, JANGAN SANGKUT PAUTKAN SAMA KEHIDU...