REDEEM (SMASHindonesia)

By arishikalee1197

7.5K 329 13

"Apa, Ma? Seriuosly? Mama mau jodohin aku? Ma, aku bahkan belum genap 17 tahun dan Mama udah ngomongin masala... More

Prolog
Bab I: Sebuah Kisah Klasik
Bab III: Holiday~
Bab IV: Now or Never
BAB V
BAB VI: Begin
BAB VII: Hari Pertama Sekolah
BAB VIII: The JOKER
PART IX: The JOKER II
PART X: Somebody Please Tell Me...
PART XI: The Truth
PART XII: Dia?
PART XIII: It's Over
PART XIV: Awalnya..
PART XV: Maaf
PART XVI: End?
PART XVII : Cemburu
PART XVIII: Terbongkarnya Semua
PART XIX: Wherever. Whenever.

Bab II: Promnight

597 21 0
By arishikalee1197

Mala POV

Gue masih terus mikirin apa yang dibilang Ilza beberapa hari yang lalu. Dia suka sama sepupu gue sendiri? Gue boleh ngakak nggak sih? Iya, gue pengen ketawa. Ngetawain diri gue sendiri. Karena apa? Daya pesona gue kalah sama sepupu gue sendiri njir, dan ini sungguh menyakitkan, sungguh sangat menyakitkan btw.

"Kita bisa lanjutin ini nanti. Gue ada urusan"

"Kamu marah sama aku Mal? Mal, selesaiin ini dulu. Aku nggak mau nyakitin kamu Mal"

"Ya terus sekarang mau lo apa?"

"Aku terserah kamu. Aku sadar udah nyakitin kamu"

"Kalo gitu, lupain masalah ini. Gue maafin lo"

"Jadi kita.. nggak putus kan?"

"Gue maafin lo, tapi nggak untuk nerima apa yang udah terjadi"

Gue ngacak rambut gue frustasi, gue sadar mungkin ini udah nasibnya kalo gue kalah saing sama sepupu sendiri. Tapi kenapa harus Tasya? Dicky juga naksir Tasya. Dan itu artinya, gue sama kak Lili bakalan punya nasib sama? For godness sake, gue nggak benci sama Tasya, sungguh.

"Hei, itu tampang lo jelek amat? Habis ngapain lo?" tanya seseorang setelah menepuk bahu gue cukup keras.

"Udah diem lo. Sini, gue mau tanya sesuatu sama lo" jawab gue lalu menarik tangannya hingga ia terduduk dibangku sebelah tepat gue duduk.

"Apaan?" tanyanya lalu menghadap ke arahku.

"Lo suka sama Tasya?" tanya gue to the point.

"Kenapa emangnya?" dia cuman tanya kenapa dan kemudian tertawa. Tuh, ngeselin banget.

"Jangan suka sama dia deh" jawab gue sembari menatap tepat ke manik matanya.

"Alesannya?"

"Dicky!! Jangan ngeselin. Jauhin ajaa. Jauhin" ucap gue kesal. Setengah berteriak juga.

"Lo kek gini karena Tasya?" tanyanya. Ia mendekatkan wajahnya, setengah berbisik.

"Bukan. Tapi Ilza" jawab gue pelan juga.

"Hubungan Ilza sama Tasya emangnya apaan?" tanya Dicky.

"Ilza suka sama Tasya" jawab gue lesu. Lalu menenggelam wajah gue di tangan yang gue letakkin dimeja.

"WHAT??!! Seriusan lo?" teriak Dicky. Buru-buru gue menegakkan badan lagi sembari mencubit perut Dicky.

"Nggak pake teriak juga kali" jawab gue kesal.

"Seriusan? Mangkanya gue akhir-akhir ini deketin Tasya ya karena itu. Gue ngerasa ada sesuatu yang beda. Lo juga kemaren mergokin Ilza duduk sebelah-sebelahan sama Tasya kan?"

"Iya sih. Ya tapi gue kan nggak mikir sejauh itu Dick" jawab gue lesu.

"Udah nggak papa. Cowok masih banyak kok. Lo cari sepuluh juga bisa. Yang penting sih mereka mau apa nggak sama lo wkwk" canda Dicky kemudian ia terkekeh. Dan gue dengan senang hati meninju lengannya.

"By the way, ntar promnight lo gimana? Gue bareng ya? Gue nggak ada gandengan nih"

"Untung gue jomblo" jawabnya lalu tertawa. Dan gue pun ikut tertawa bersamanya.

Mala POV End.

**

Mala mencoret-coret bukunya asal, kepalanya ia sandarkan diatas meja dengan beralaskan tangan kirinya. Ia menatap malas pada coretan yang dibuatnya, tak berbentuk dan terlihat sangat asal-asalan. Karena sudah terlihat penuh, hampir seluruh bagian kertas menghitam karena tintanya, ia menengadahkan kepalanya lalu menatap sekeliling kelas. Tak ada siapapun, hanya ada dirinya dan kehampaan.

"Lah kok sepi sih?" Mala bergumam. Ia kembali menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri mencari teman-temannya, Bahkan tas dan buku-buku temannya sudah tidak ada dikelas, kemana perginya mereka?

"Ini ceritanya gue ngelamun terlalu lama atau gimana sih?" Mala bertanya pada dirinya sendiri kemudian melihat jam yang bertengger manis di pergelangan tangan kirinya.

"Oh my.. Jam 3 sore? Dan gue telat pulang setengah jam" teriaknya heboh, buru-buru ia mengemas buku-buku dan alat tulisnya kemudian memasukkannya kedalam tas. Ia berjalan tergesa menuju luar kelas, namun langkahnya terhenti oleh seluruh teman sekelasnya yang berkumpul di depan pintu kelas.

"Eh, ini pada ngapain rame bener?" tanya Mala cengoh, ia menatap temannya satu-persatu.

"Ya gue lihat lo daritadi galau mulu. Malahan pas bel pulang sekolah lo malah corat-coret buku dan entah ngelamunin apaan. Padahal ya setau gue lo itu orang pertama yang semangat banget kalo denger bel pulang sekolah" jelas Tasya. Ia mendekat kemudian menepuk-nepuk pundak Mala.

"Dan kue ini? Apaan sih bawa-bawa kue. Gue kan nggak ulang tahun" tanya Mala lagi, namun bukan jawaban yang ia dengar tapi suara tawa teman-teman sekelasnya.

"Kalo itu sih usulnya Dicky. Katanya lo suka banget sama cake ini" teriak salah satu teman Mala, Bagas.

"Ciee yang diperhatiin sama sahabat"teriak teman Mala yang lain, Loka.

"Makasih Kodok" jawab Mala lalu nyengir. Mala mengambil kue tersebut dan membawanya masuk kedalam kelas.

"Ciie yang punya panggilan sayang buat sahabat" celetuk Tasya lalu duduk disebelah Mala.

"Apaan sih lo. Eh lo harus jelasin sesuatu sama gue. Lo utang cerita sama gue" jawab Mala sembari menunjuk muka Tasya.

"Gue?" tanya Tasya sembari menunjuk dirinya sendiri.

"Iya. Eh, sini lo semua. Ngapain pada ngiler depan pintu? Norak amat" ujar Mala sembari melambaikan tangannya meminta temannya mendekat. Akhirnya kami semua menikmati cake ini di kelas sebelum pulang sekolah.

**

Setelah adegan makan cake bersama teman sekelas, Mala dan Dicky berjalan menuju ruangan OSIS. Barang Mala ada yang tertinggal disana. Namun, pada jarak 5 meter dari pintu ruang OSIS, Mala langsung menghentikan langkahnya. Dicky menatap Mala sembari mengernyitkan keningnya.

"Kenapa?" tanya Dicky.

"Besok aja deh gue ngambil barang itu. Ada dia tuh didepan" jawab Mala sembari menunjuk orang-orang yang ada didekat ruang OSIS dengan dagunya sendiri.

"Oh, Ilza sama anak band? Nggak papa, ayo" jawab Dicky santai kemudian menarik tangan Mala dan berjalan santai menuju ruang OSIS.

Saat Dicky memutar knop pintu, saat itu juga Ilza menoleh kearah mereka berdua. Kemudian dia kembali memalingkan wajahnya dan berbicara pada teman-temannya. Setelahnya dia tersenyum dan mendekat kearah Mala. Mala yang kelabakan akhirnya buru-buru masuk ruang OSIS, ia tampak menyibukkan diri mencari barangnya yang tertinggal di ruang OSIS. Namun ia masih bisa merasakan bahwa Ilza masih memperhatikannya sembari berjalan mendekat.

"Cari ini, Yang?" tanyanya kemudian menyerahkan buku tebal dengan sampul hello kitty berwarna baby pink.

Mala menoleh, kemudian mengernyit, "Eh, iya. Kok ada di lo?" tanya Mala kemudian merebut buku itu dari tangan Ilza.

"Kamu terlalu sering ninggalin barang setelah rapat OSIS sih Yang. Dan dengan senang hati aku menyimpankannya" jawabnya kemudian tersenyum.

"Udah ketemu belum?"tanya seseorang dari luar ruangan, Dicky.

"Udah Dick"jawab Mala, kemudian ia menatap Ilza, "Nggak usah sok care sama gue, mulai sekarang. Urus diri masing-masing. Dan jauhin gue. Nggak usah manggil Yang, Babe, atau apapun. Gue jijik" lanjut Mala sembari menatap Ilza tajam.

"Gitu amat sih marahnya Mal? Kan aku udah minta maaf?" tanyanya dengan sorot mata memelas.

"Gue emang udah maafin lo kok. Jadi anggep aja kita nggak ada apa-apa"

"Tapi kamu dulu bilang kalo kita putus kita nggak boleh musuhan. Ya kan?" tanyanya lagi.

"Iya Za. Gue inget sama itu. Kita bisa jadi temen, but no more just friend" jawab Mala lagi. Mala dulu memang pernah berkomitmen demikian, karena ia paling males kalo punya musuh.

"Pinky promise?" tanyanya, dan Mala tak bisa lagi menahan tawanya.

**

Mala dan Dicky berjalan beriringan menuju gerbang sekolah, sesekali Mala tertawa atau tersenyum geli, membuat Dicky yang berada disamping Mala menatapnya aneh.

"Lo senyum atau ketawa sekali lagi, gue tinggalin lo disini" ancam Dicky, namun bukannya berhenti tertawa, tawa itu malah makin kencang.

"Lo kenapa sih? Habis ketemu Ilza kenapa jadi gila begini?" tanyanya Dicky. Mala memandang Dicky kemudian tersenyum.

"Gue ngerasa lucu aja sama Ilza. Bocah segede gajah anakan begitu masih ngajakin pinky promise" jawab Mala kemudian tertawa.

"Jangan bilang lo bakalan CLBK sama dia?" Dicky menghadang jalan Mala dengan berjalab duluan kemudian berbalik menghadap Mala, kedua tangannya berada di pundak Mala.

"Enggak sih, bukan style gue balikan sama mantan. Nanti jangan lupa jemput gue. Awas kalo enggak!"

**

Tepat jam 5 sore, Mala dan Tasya pergi ke salon bersama, sembari menenteng paper bag yang berisi gaun yang akan mereka pakai nanti. Mereka akan memakai gaun Princess, Mala gaun Princess Aurora berwarna baby pink sedangkan Tasya  memakai dress selutut berwarna kuning. Kenapa mereka memakai outfit demikian? Karena theme promnight adalah World of Fairytale dan dresscodenya adalah segala pakaian princess yang ada di Disney.

"Dicky jemput jam berapa?" tanya Tasya sembari memakai heelsnya.

"Tuh dia udah didepan" jawab Mala sembari menunjuknya menggunakan dagu.

"Hai cantik" sapa Dicky kemudian duduk disebelah Tasya yang masih melanjutkan memakai sepatunya.

"Tasya doang yang disapa? Ceritanya gue enggak gitu?"tanya Mala lalu menendang kaki Dicky.

"Apasih? Udah diem aja, lo kan cuman numpang" jawab Dicky cengengesan.

"Ciiee yang cemburu ciie" goda Tasya lalu tertawa.

"Cemburu apaan?" tanya Mala dan Dicky barengan dan kemudian berdua saling menatap. Mala dengan tatapan kesal dan Dicky dengan tatapan super isengnya.

"Tuh kan kompak. Apa gue naik taksi aja kali ya?" goda Tasya lagi. Mala menatapnya tajam.

"Apaan sih? Malesin ah lo berdua" jawab Mala kesal.

"Yaudah yuk berangkat" Dicky kemudian menggenggam tangan Mala dan berjalan duluan. Dan Tasya berjalan dibelakang mereka berdua.

**

Berat saat harus berjalan tanpa dirimu, hampa ku rasa.
Kosong, itu yang aku rasakan. Bagaikan langit tiada berbintang.
Saat ini ku sadari kita takkan pernah bisa menyatu.
Saat itu ku merasa semua tak lagi bermakna.
(Dicky SMASH ft Princey The Icons - Takkan Bersatu)

"Dick, matiin radio lo" protes Mala kemudian kembali menatap keluar jendela.

"Eh, ada yang baper nih?" goda Dicky. Kemudian menoleh ke belakang dan tersenyum mengejek. Mala memang duduk dibelakang sedangkan Tasya didepan, disamping Dicky.

"Diem lo" jawab Mala datar.

"Udah nggak usah galau. Kan ada kita yakan? Ini malam perpisahan kita. Duh, gue nggak sabar mau masuk Galapagos" ucap Tasya menengahi. Ia memang manusia yang paling malas mendengar Mala bertengkar dengan Dicky.

"Lo ke Galapagos?" tanya Mala.

"Iya. Lagian Rangga sama Lili juga disana kan? Lagian kata Lili cowok Galapagos itu ganteng-ganteng" jawab Tasya semangat.

"Gue masuk Galapagos bukan karena Lili bilang anak Galapagos ganteng-ganteng ya. Catet tuh. Ya tapi karena gue emang minat banget sama musik" jawabku. Galapagos itu sekolah SMK. Namun semua jurusan yang ada hanya jurusan seni, Galapagos Art School namanya. Dari namanya saja sudah jelas kan?

"Lo emang mau ambil jurusan apaan?" tanya Dicky, ia juga akan masuk Galapagos.

"Gue sih ambil kelas Music & Dance Dick, lo?"jawab Mala kemudian kembali bertanya.

"Pengennya sih kelas Film Art, tapi karena lo masuk MD ya udah deh, ngikut" jawab Dicky kemudian tersenyum. Ini bocah maksudnya apaan sih?

"Ciie ditempel mulu wkwk"goda Tasya.

"Kalo lo mau ambil apa Sya?" tanya Mala, mengabaikan candaan Dicky dan godaan Tasya.

"Gue ambil Modern Art"jawab Tasya.

"Sama kayak Lili sama Rangga dong?" tanya Mala memastikan.

"Yeps. Ya kali dapet perhatian lebih dari senior karena gue ini kembarannya Rangga" jawab Tasya.

"Hmm pikiran lo. Eh, gue denger Ilza juga mau masuk Galapagos ya? Ambil jurusan MD juga, sama kaya lo" ujar Dicky, kemudian menoleh sebentar ke belakang.

"Iya, tau"

**

Tepat pukul 19.00 mobil Dicky memasuki area sekolah. SMP Bibang, Bina Bangsa. Mala turun didepan lobby dengan Tasya juga. Dicky masih memarkirkan mobilnya.
Mala dan Tasya menunggu. Setelah Dicky berjalan mendekat, mereka berdua berjalan meninggalkannya.

Prom night kali ini konsepnya outdoor, dikarenakan kami semua menginginkan kebebasan dan tidak terkekang ruangan.

"Yeps, karena peserta prom night udah lengkap alias komplit. Kita langsung mulai acaranya aja ya? And the opening is.. Mala and Tasya with History from One Direction" Dika, MC Prom Night memanggil Mala dan Tasya. Mala berjalan beriringan dengan Tasya menuju panggung, tepuk tangan mulai menggema.

You've gotta help me, I'm losing my mind
Keep getting the feeling you want to leave this all behind
Thought we were going strong
I thought we were holding on
Aren't we?

No, they don't teach you this in school
Now my heart's breaking and I don't know what to do
Thought we were going strong
I thought we were holding on
Aren't we?

You and me got a whole lot of history
We could be the greatest thing that the world has ever seen
You and me got a whole lot of history
So don't let it go, we can make some more, we can live forever

All of the rumours, all of the fights
But we always find a way to make it out alive
Thought we were going strong
I thought we were holding on
Aren't we?

You and me got a whole lot of history
We could be the greatest thing that the world has ever seen
You and me got a whole lot of history
So don't let it go, we can make some more, we can live forever

Mini bars, expensive cars, hotel rooms, and new tattoos
Good champagne, and private planes
But we don't need anything
Cause' the truth is out
I realise that without you here life is just a lie
This is not the end
This is not the end
We can make it you know it, you know

You and me got a whole lot of history
We could be the greatest thing that the world has ever seen
You and me got a whole lot of history
So don't let it go, we can make some more, we can live forever

You and me got a whole lot of history
We could be the greatest thing that the world has ever seen
You and me got a whole lot of history
So don't let it go, we can make some more, we can live forever

So don't let me go
So don't let me go
We can live forever
Baby don't you know
Baby don't you know
We can live forever

Tepuk tangan kembali menggema, kemudian Mala dan Tasya turun dari panggung. Menghampiri Dicky yang sedang duduk disamping Ilza...

TBC.

Continue Reading

You'll Also Like

1M 84.3K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
102K 12.3K 37
'benci bisa jadi cinta loh, cantik' 'apaan, diem lu' 'aduh, malu malu ih si geulis' 'gue laki ya, jangan main cantik-cantik lu' 'tapi lu emang cantik...
438K 4.6K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
45.2K 7K 38
Rahasia dibalik semuanya