TBS [1] : Cold Girl [COMPLETE...

By SitiMaimunah8

1.8M 93.3K 1.9K

TAHAP REVISI (MOHON KESABARAN) Sky menyembunyikan segalanya, dan ketika semuanya sudah terbongkar maka tak a... More

00 (revisi)
02 (revisi)
03 (revisi)
04 (revisi)
FIVE (revisi)
SIX (revisi)
SEVEN
EIGHT
NINE
TEN
ELEVEN
TWELVE
THIRTEEN
FOURTEEN
FIFTEEN
SIXTEEN
SEVENTEEN
Pengumuman
EIGHTEEN
NINETEEN
TWENTY
TWENTY ONE
TWENTY TWO
TWENTY THREE
TWENTY FOUR
TWENTY FIVE
TWENTY SIX
TWENTY SEVEN
TWENTY EIGHT
TWENTY NINE
THIRTY
THIRTY ONE
THIRTY TWO
THIRTY THREE
THIRTY FOUR
THIRTY FIVE
THIRTY SIX
THIRTY SEVEN
THIRTY EIGHT
THIRTY NINE
FORTY
FORTY ONE
FORTY TWO
FORTY THREE
FORTY FOUR
FORTY FIVE
FORTY SIX
FORTY SEVEN
FORTY EIGHT
FORTY NINE
FIFTY
FIFTY ONE
FIFTY TWO
FIFTY THREE
FIFTY FOUR
FIFTY FIVE
FIFTY SIX
FIFTY SEVEN
FIFTY EIGHT
Extra Part: Fitting Gaun Pengantin
Extra Part 2: Marriage
Extra Part 3: our baby twins
Q&A
Q&A
SEQUEL!!

01 (revisi)

83.7K 3.3K 34
By SitiMaimunah8

"Morning, sweety" wanita peruh baya itu berucap pelan menyambut kedatangan gadis manisnya dari lantai atas.

"Morning, mom" Gadis itu membalas pelan tanpa memandang sang ibu.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Kyra–wanita paruh baya tadi–pada gadis yang sibuk membenarkan serbet di pangkuannya.

"Apa saja" Gadis itu menjawab singkat.

Sebuah kecupan lembut terasa disebelah pipinya, terasa lembut dan agak basah.

"Morning, Sky" Sky—sebagaimana gadis itu dipanggil— hanya berdehem pelan ketika sapuan  manis itu berhasil menyentuh daerah pipinya.

"Hm" Sky berdehem merespon panggilan sibungsu, Revano.

"Dimana Ravito dan Mario?" Revano bertanya heran ketika matanya menangkap 2 kursi kosong di sampingnya.

"Apa mereka masih tidur? Ah bisa kau bangunkan mereka, Sk–"

"–Aku pergi" Kyra mengembuskan nafas panjang melihat kelakuan anak perempuan satu satunya itu. Baru saja ia hendak menyuruh Sky agar membangunkan kedua kakak nya, tetapi ia telah memotong ucapan ibunya dan dengan cepat pergi dari hadapan.

Bruk!

Semua mata memandang ke arah 2 lelaki berbeda umur itu dengan pandangan geli. Bagaimana cara kakak beradik itu jatuh dengan anehnya saat keluar dari lift yang tersedia dirumah.

"Mommy!! Where's my lil sist?!" Pekik mereka bersamaan masih tetap dengan posisi tumpang tindih dilantai.

"Sky sudah pergi, harusnya kalian bangun lebih cepat" Revano menjawab acuh dan melanjutkan makannya tanpa perduli kedua kakaknya mendengus dibelakang sana.

"Wtf" Keduanya bersorak kesal lalu saling mendorong untuk lebih mendapatkan ruang.

"Menyingkir dari tubuhku!"

"Kau yang menjauh, sialan!" keduanya saling melempar serapahan karena moodnya begitu jelek.

"Bisa kalian berhenti, kids? Semuanya kesalahan kalian sendiri, mengapa juga terlambat bangun" Albert —sang kepala keluarga— hanya memberikan kalimat mengejek kepada keduanya.

"Sudah, cepat kalian makan" ujar Kyra.

*

*

*

[ S K Y L A R Z A ]

Nama ku Skylarza Latherin Shadwick, umur ku 17 tahun, aku menempuh pendidikanku di Arnez high school  kelas pertama. Aku memiliki 5 saudara dan mereka lelaki semua, kakak tertua ku bernama Wildan Fatura Shadwick, ia berumur 24 dan sudah membuat usaha sendiri yaitu Razevous Group yang bergerak dibidang otomotif. Dan perusahaan itu berkembang pesat, dibawah pimpinannya.

Lalu kakak kedua ku, Argian Fadillah Shadwick dia berumur 22, dia masih kuliah semester dua di Colleigh university. Rencananya ia akan menggantikan Ayah menjadi CEO.

kakak ketiga ku, Mario Aremar Shadwick, ia berumur 18 tahun, kelas akhir di sekolah yang sama dengan ku. kakak keempat ku, atau tepatnya kembaran ku, Ravito Andreas Shadwick, umurnya sama dengan ku. Ia seorang yang jahil sangat malahan, dan terakhir adik ku yg masih disekolah menengah pertama, namanya Revano Alexes Shadwick berumur 14 tahun.

Aku menuruni bus yang aku tumpangi, tak ada yang menarik perhatian ku selama ini. Hari hari ku berjalan normal sebagaimana semestinya. Berjalan cukup normal hingga...

"Freak! Apa kau sengaja terlambat untuk menghindari kami?" bisa dikatakan cukup normal untuk seukuran orang cupu sebelum beberapa manusia berkepala ular, sebut saja mereka Medusa menjahiliku.

Aku tidak menjawabnya, dialah Sesil bersama teman-teman segrupnya. Melakukan bullying berkelanjutan pada orang-orang yang mereka rasa 'pantas' mendapatkannya. Beginilah kehidupan ku selama di sekolah yang terkenal 'favorit' ini. Ditindas, dibully, di caci, di kerjai, semuanya telah aku rasakan. Bukan hanya aku, tapi semua orang penyandang gelar 'cupu' pasti merasakannya.

Aku berpikir, ternyata begini rasanya di bully, ternyata sakit saat ditindas. Awalnya juga aku tak terima, tapi kelamaan aku terbiasa. Mengapa aku menutupinya? Karena aku ingin terbiasa.

Aku menatap Sesil bersama 'tikus tikus-nya' yang setia nempel dipunggung gadis gila itu. Apa bagusnya dia? Mengapa mereka selalu mengikuti gadis gila itu kemanapun.

"Kau berani mengacuhkanku?!!" Bentaknya. Dia kira aku takut begitu? Apa dia kira aku bisa mati ditangannya?

Aku menatap Sesil menantang tanpa minat, rasanya ingin segera mencekik wanita ular ini sekarang juga.

"Sekarang kau masuk dan kerjakan tugas-tugas kami!" Bentaknya lagi, tapi aku hanya menggelang tegas. Gampang sekali dia memerintahku, aku mati matian untuk memecahkan semua soal itu dan dia dengan tenang nya malah minta jawaban? Kau ingin segera digorok wanita ular!

"Kau berani menolak perintahku?!! Kau tau tidak–"

Tidak! Potong ku dalam hati.

"–perintahku itu mutlak!" Setelah itu tangan Sesil melayang ke udara dan sebentar lagi akan bersarang di pipi ku. Segera aku memalingkan wajah dan menutup kedua mata ku. Aku tidak ingin gegabah dan langsung mengahajarnya atau identitasku sebenarnya terbongkar saat itu juga.

Beberapa detik berlalu dan aku tidak merasakan sakit maupun nyeri disekitar wajahku.

Aku pun perlahan membuka kedua mata ku dan segera mundur selangkah karena kaget. Di hadapan ku telah berada seseorang berbadan tegap menahan tangan Sesil yang hampir hinggap diwajahku.

"Sudah kubilang! Tak satupun dari kalian bisa menyentuh tubuhnya barang seujung kuku pun! Atau kau tau sendiri akibatnya!" Sesil langsung ketakutan setelah mendengar ancaman dari kembaran ku, Ravito. Ravito memang termasuk siswa populer yang begitu berpengaruh disekolah, tak ada yang berani melawannya, bukan hanya karena dia tampan namun dia adalah pemilik sekolah ini. Melawannya sekali saja maka kau akan dikeluarkan saat itu juga.

"Jangan melupakanku! Habis kau ditanganku bersama curutmu!" tambah Mario mendesis tajam. Ravito menghempaskan tangan Sesil kuat membuat gadis yang sebenarnya cantik namun aku tak mau mengakuinya meringis sakit.

"Kalian berdua kenapa sebenarnya?! Apa bagusnya wanita aneh ini hingga kalian selalu bersamanya dan membelanya?!" Sesil terlihat berapi, tak terima pujaan hatinya membela ku. Ah... Aku juga bingung kenapa kakak-kakak ku begitu digilai disekolah ini. Mereka tidak terlalu tampan—maksudku, masih banyak lelaki tampan lainnya disini— tapi mengapa mereka begitu tergila-gila hanya pada kedua kakakku.

"Tentu aku membelanya karena dia itu–" belum sempat Mario menjawab ucapan Sesil, aku langsung menarik tangan kanan Mario dan menarik tangan kiri Ravito untuk menjauh. Menyeret kedua makhluk menyebalkan namun kusayang itu ketempat yang kebih sunyi.

"Kau kenapa sih?! Selalu saja berdiam diri dihadapan wanita ular itu?!" Belum sempat aku mengatakan sesuatu aku telah kena omelan Ravito. Dia ini memang benar-benar banyak omong. Kelebihan mulut atau dia memang kamus kosa kata.

"Ada kalanya kau harus melawan, Za" Ujar Mario lembut, aku hanya mengangguk tanpa menunjukkan ekspresi yang berarti. Mengapa dia menjadi sok baik seperti ini.

"Hah... Untunglah tadi kami sempat" Ravito menghela nafas lega.

"Kalau ada apa apa, katakan pada kami. Telpon kalau perlu sesuatu jadilah gadis manis, bye bye Arza" ujar Mario sebelum melenggang pergi bersama Ravito. Kalian sadar? Ucapannya sudah seperti lelaki berumur saja.


.

.

'Ada kalanya kesabaran ku selama ini habis, dan saat itulah kalian semua tau. Kalian telah bermain api tanpa kalian sadari dan membakar habis semuanya tanpa sisa, saat itulah kalian akan menyesali perbuatan kalian, sungguh menjijikan. Lihat saja nanti'

Next Chap ~~

Iya, ini direvisi..

Kenapa?

Ya karena saya rasa agak aneh aja katanya jadi kecanpur aduk. Baku ama non baku.

Dan saya putuskan, bahasanya diubah baku karena latarnya kan diluar negeri. 

Jadi revisinya berjadwal, seminggu sekali saya revisi langsung dua chapter.. Terimakasih perhatiannya.

Salam hangat,  💕

Tertanda

Author

Continue Reading

You'll Also Like

1M 14.1K 34
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
4.8M 177K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
116K 9.2K 64
Roman tipis-tipis. Action 99%. Romance 1%. Jika memang dirinya tidak dibiarkan untuk bahagia, lalu mengapa mereka datang untuk mengisi kebahagiaan it...
PSYCHO By Tri Aditia

Mystery / Thriller

68.6K 4.2K 52
Kehausan dalam dirinya untuk membunuh semakin tidak normal ketika bertemu dengan pria dingin dan juga bengis. ---------------------=[PSYCHO]=...