-AFTER RAIN-

נכתב על ידי andinienggar

41.1K 1.7K 50

{(COMPLETED}) Pasti di antara kalian ada yang suka hujan. Yah pasti banyak. Hujan itu indah. Ketika menikmat... עוד

Sekolah Baru
Teman Baru
jawaban masalalu yang terungkap
Lapangan Basket
Jus alpukat
Karena Matematika wajib
Meet again
secangkir kopi hitam
x²-5x+4 = jadian yuk?
Dia kembali (again?)
cooking
one day full with most wanted ( Aldo)
Melatiku kembali
dua pangeran berkuda putih
malam penerbitan (part 1)
malam penerbitan (part 2)
three hopes (Lian)
Hukuman yang mengesankan
Lian tidak membenci hujan (lagi)
pertama dan terakhir (part 1)
pertama dan terakhir (part 2)
pertemuan yang tak di sangka
Gubuk Impian
penculikan paling indah (part 1)
penculikan paling indah (part 2)
Danau Pelangi
Pengakuan sebenarnya
not me
but she
kebenaran perasaan
kepergian (lagi)
penghindaran
penjelasan dan kejelasan
with you
Update Instagram ( Rano)
Surprise for you
bertemu lagi
Menghilang
dua hati satu cinta
terulang kembali
pernyataan dan kepergian
Kotak merah dan pesan singkat
Dear Desky
After Rain .. (end)
Extra part
PENTING!

Mobil Sport metalik

1.2K 58 0
נכתב על ידי andinienggar

" buku udah, tempat pensil udah, tas udah, topi nice! Earphone siap! Sepatu? Loh mana sepatu gue. Haduh! Bego! Sepatu kan gue pake gak gue bawa! Kok gue jadi bego gini ya" Lian menjitak kepalanya sendiri

Jgrengggg!

"Alooo Lian cayang!" terlihat kakaknya sudah berdiri menyandarkan tubuhnya di ambang pintu

"Paan?"

"Tuh kan pagi-pagi udah di jutekin? Bukannya dapet morning eh malah dapet jutek"

"Iya deh maaf. Ekhemmm! Morning kakakku Vian sayang!!" Lian berteriak dengan muka sok gembira dan memeluk kakaknya.

"Nah gini dong, lumayan kan pagi-pagi dapet pelukan" Vian membalas pelukan Lian dengan senang hati

"Heh! Ini adek elo bang! Elo mau modusin gue? Ckckkck parah lo!" Lian melepaskan pelukan Vian secara sepihak

"Hahahahaha, ya kaga lah! Gila aja! Toh kalo elo bukan adek gue, gue juga gak mau modusin elo! Gue kan masih Normal. Bisa bedain mana cewek beneran sama yang jadi jadian" Vian mejulurkan lidahnya dan bergegas kabur sebelum ..

"BANGGG VIANNN!!! Awas lo ya!!!"

Jadilah kejar kejaran sengit antara Lian dan Vian. Ya ampun sumpah deh persis kaya tom and jerry yang kaya ada di film-film gitu. Gak pada inget umur kali ya?

"Heeeeeeeh heeeehhh heeeeehhhhhh stop! Cukup! Capek gue" Lian akhirnya nyerah, dia duduk di kursi meja makan dengan nafas masih terengah engah.

"Sama! Capek pagi-pagi udah kejar-kejaran sama elo" Vian ikut duduk di kursi meja makan searah vertikal dengan Lian.

"Lagian elo yang mulai!" Lian menuangkan air ke gelas dan menuangkannya lalu menegukknya

"Ya kan gue ngomong sesuai ekspektasi"

"Udah ah! Ngomong sama elo gak ada kelarnya"

Tinnnnn!!! Tinnnn!! Tinnn tinnnn!!!!

"Kayak suara mobil" Vian menghentikan sidang meja hijaunya dengan Lian.

"Bener banget! Tapi siapa yang dateng sepagi ini?" Lian berpikir keras mencoba mengingat ingat

"Non Liann! Ada orang yang nyariin non" Suara bi ijah terdengar dari teras rumah

"Siapa bi?"

"Enggak tau, katanya teh mau jemput non, nganter ke sekolah"

Bego! Gue lupa kalo mulai hari ini kan Rano jemput gue. Tapi si kunyuk kok bisa tau rumah gue ya? Apa jangan-jangan di otak si kunyuk ada GPS nya lagi.

Lian membatin dalam hati dan menjitak kepalanya sendiri.

"Iya bii, suruh nunggu situ aja, bentar lagi Lian keluar" Teriak Lian dari meja makan

"Siapa li?" Tanya Vian penasaran

"Bukan siapa-siapa, biasa sopir baru. Gue berangkat dulu ye" Lian bangkit dari kursi meja makan

"Heh, lo lupa sesuatu dek"

"Apaan?" Lian membalikkan badannya dengan raut muka bingung

"Lo belum sarapan, nih bawa roti, buat lo makan di jalan. Nanti kalo lo gak makan, sakit, gue juga yang repot" Vian menyerahkan setangkep roti tawar dan bekal yang isinya setangkep roti dengan selai yang pastinya 4 rasa sekaligus.

"Makacihhh abang sayangku" Lian mencubit pipi Vian dengan gemas dan melangkah meninggalkan Vian.

"Eeehhh! Tunggu"

"Apaan lagi?" Lian membalikkan badan untuk kedua kalinya.

"Ada satu hal yang lo lupain dan ini penting" tiba-tiba muka Vian berubah menjadi serius

"Emang apa?" Lian mengerutkan dahinya

"Ini .. " Vian menunjuk pipi kanannya

"Ohh itu.." Lian melangkah berjalan mendekati Vian

"Iyaa.." Vian berubah jadi mupeng

"Nihhhh!!! Dapet cium dari pantat piring!" Lian menempelkan punggung piring ke pipinya Vian

"Ahh elo mah jadi adek romantis dikit kenapa sih?"

"Bodo! Gue mau berangkat!" Lian melengos dan ngeloyor gitu aja

"Ckckckkck, beruntungnya gue punya adek kaya elo Li. Elo itu tampil apa adanya. Tetep cantik walaupun gak pake make up, walaupun kelakukan lo tomboy nya kaga ketulungan, tapi gue tetep sayang sama elo dek"

Vian menggeleng gelengkan kepalanya dan tersenyum sambil membatin dalam hatinya

☔☔☔

Ketika sampe di depan Teras, Lian terkejut, karena di depannya telah berdiri sosok cowok yang wuihhh pokoknya keren deh. Gimana gak?

Rambutnya lurus kaku hitam, sepatunya Nike warna merah, memakai kacamata hitam, dan jaket absolut warna hitam. Walaupun pake seragam putih abu-abu tetep aja kerenya gak ketulungan. Apalagi kalo pake kemeja? Wah bisa pada ileran tuh yang ngeliatnya.

"Silahkan nona cantik" Rano membukakan pintu mobilnya dan membungkukkan badannya, persis kaya pangeran memperlakukan wanita yang di cintainya ketika akan menaiki kereta kuda.

"Gue masih bisa buka pintu sendiri" jawab Lian ketus dan langsung masuk ke mobilnya

"Ni cewek gak bisa ya di romantisin dikit aja, dasar cewek aneh" batin Rano dalam hati.

Rano bergegas memasuki mobilnya dan menancapkan gas. Dalam hitungan detik mobil sport metalik itu melesat meninggalkan rumah Lian.

☔☔☔

"Silahkan nona Desky" Vian membukakan pintu mobil ketika sampai di parkiran sekolah

"Gue bilang gue masih sanggup buka pintu mobil ini sendiri" Lian masih ketus dan maen ngeloyor aja.

"Eitsssss! Tunggu dulu" Rano menarik pergelangan tangan Lian mencegahnya untuk pergi

"Apaan lagi sih?" Lian berbalik badan dan menjawab dengan nada kesal

"Elo harus jalan dari sini sampe ke kelas sama gue. Di samping gue. Gandeng tangan gue" Kata Rano masih menggenggam tangan Lian.

"Emang lo kira kita mau nyebrang jalan apa? Pake gandengan tangan terus jalannya sampingan gitu?" Lian menatap Rano dengan sinis

"Elo gak lupa kan sama taruhan kita? KAPANPUN, DIMANAPUN, DAN APAPUN" Rano menekankan pada kata 'kapanpun, dimanapun, dan kapanpun'

Brengsek!! Kenapa gue harus persetan dengan taruhan itu!!

batin Lian dalam hati dengan perasaan kesal

"Iya gue inget!" jawab Lian ketus

"Ya udah, tunggu apa lagi? Ayo ke kelas" Rano menarik pergelangan tangan Lian, mengajaknya untuk masuk kelas.

Kini sempurna, tangan Lian berada dalam genggaman tangan Rano. Di sepanjang perjalanan Lian mengucir bibirnya. Wajahnya nampak memendam rasa kesal.

"Senyum dong, biar cantik" Rano membisikkan kata-kata itu ke telinga Lian.

"Bodo!" Lian menjawab dengan nada ketus sekali

Di sepanjang koridor menuju kelas X MIIA 2, sudah banyak pasang mata yang sedari tadi menatap Lian dengan tatapan tidak menyenangkan. Seperti segerombolan singa kelaparan yang sedang mengintai satu rusa dan siap untuk melahapnya di tempat ( serem juga ya).

☔☔☔

Sepulang sekolah, gerombolan ini memutuskan untuk ke rumah Nadin. Ketika memasuki rumah Nadin mereka di kejutkan oleh hewan peliharan Nadin yang bisa di katakan lebih dari sekedar banyak.

"Rumah lo jadi suaka marga satwa ya nad?" Katrin bertanya dengan polosnya

"Emang napa?"

"Ya elo pikir dong, di rumah lo itu ada monyet, burung kakak tua, burung dara, suger glaider, tupai, marmut, kelinci, kucing, hamster, musang, anjing, kura-kura, ikan koi, ikan gurame, ikan patin, ikan bawal, belut, aligator, sampe keong pun juga ada di sini" Lian menyebutkan hewan-hewan yang di lihatnya sedari tadi ketika memasuki pekarangan rumah Nadin

"Elo mah semut juga di piara" Anya menggeleng gelengkan kepala

"Ini bukan sembarang semut nyet, ini semut jepang"

"Lha terus apa bedanya? Orang sama sama kecil, dekil, item pula" semprot Lian asal

"Ah elo mah kebanyakan baperan, jadi gak pernah baca buku" Nadin menyindir Lian

"Gak usah bawa-bawa kebaperan gue" Lian melengos

"Ini semut jepang buat obat"

"Lah caranya?" Katrin malah jadi bingung sendiri

"Yah elo beli aja tuh kapsul kosong, terus lo masukin deh tu semut ke dalem kapsul, terus lo telen" Terang Nadin

"Ihhh, jijik deh gue" Anya bergidik

"Eh, gue punya temen yang mukanya mirip sama Lian" Nadin seketika membuat tiga pasang mata temannya langsung intens ke arahnya

"Emang ada yang nyamain mukanya Lian?" Katrin mengerutkan dahinya

"Kucing aja gak mau di samain sama Lian, dia kan spesies langka yang patut di lestarikan" ceplos Anya dengan polosnya

"Ini apa Anya?" Lian menunjukkan sepatu yang tengah di pegangnya

"Oh itu, yah sepatu lah masak martabak" Anya menjawab dengan tampang orang sama sekali gak punya dosa

"Sekali lagi lo ngomongin gue, gue jejelin nih sepatu ke mulut lo! Biar tau rasa lo!" Lian melotot ke arah Anya

"Ampun Lian, atut gue" Anya bersembunyi di balik punggung Katrin

"Syudah-syudah" Katrin melerai keduanya

"Man teman, jadi gak gue liatin temen gue yang mirip kaya Lian"

"Jadi dong!" Katrin dan Anya menjawab kompak, Lian juga penasaran

Ketika mereka sampai di area kolam renang, tak ada tanda-tanda kehidupan alias gak ada orang kecuali tiga kunyuk tadi.

"Heh njir! Katanya lo tadi mau ngeliatin temen yang mirip Lian?" Katrin mengedarkan pandangannya ke sekitar kolam renang

"Ini temen gue yang mirip Lian" Nadin menunjuk ke sebuah kurungan bertutup jubah hitam di pojokan kolam

"Emang orangnya ada di balik jubah ini?" Lian menggerutkan keningnya

"Yups! Buka aja" Nadin tersenyum tipis sebisa mungkin menahan tawa.

Dengan perlahan Lian membuka jubah hitam yang menutupi, ketika jubah itu terbuka alangkah terkejutnya Lian.

"WAH ANJIR LO! TAI! MASAK GUE DI SAMAAIN SAMA MONYET! WAH ANJIR CURUT LO" Lian mencak mencak sendiri, membuat teman-temannya tertawa tak terkendali.

"Anjir lo din!! Masak samaain temen sendiri sama tuh monyet!!" Anya cekikikan sendiri

"Wah KAMPRET LO DIN! Masak samain Lian sama monyet? Tapi sebelas duabelas lah mirip" Karen ngomong dengan tampang polos

"Ah anjir! Kirain lo mau belain gue, ah tai lo pada" Lian memberengut

"Cielah ngambek nih" Nadin menggoda Lian

"Paan sih lo" Lian melengos

"Gak asik ah, Lian ngambekan"

"Unyu-unyu, aduh aduh sayangku jangan gitu dong, cup cup" Katrin menghibur Lian seperti sedang membujuk anak kecil yang sedang ngambek karena gak di beliin balon

"Anjir! Muka lo gak nguwatin!" Lian tertawa terbahak bahak membuat seisi rumah Nadin temasuk peliaraannya pada kaget

"Gitu dong! Itu baru namanya cantik!" Anya mencubit pipi Lian dengan gemas

"Ihh! Atit tau"

" sok imut lo"

"Syudah syudah, yok ah, masuk ke kamar gue aja yuk" Nadin menggiring 3 kunyuk tadi ke kamarnya ( digiring? Kayak bebek aja)

☔☔☔

Kamar Nadin bercat merah muda, semua di situ perabotannya serba merah muda alias pink. Aduh cewek banget sih ya.

"Cieileh, kamar lo catnya pink semua, cewek banget sih lo" Lian langsung mengambil posisi tiduran di atas karpet pink itu.

"Iya nih, gak cocok gitu sama tampang lo" celetuk Katrin yang mencomot cup cake di depannya

"Emang tampang gue napa?" Nadin mengrenyitkan keningnya

"Masa lo gak sadar?" Lian masih dalam posisinya

"Ya lo coba deh ngaca? Tampang lo tampang kriminal gitu, masa cat kamar warna pink?" semprot Anya di selingi cekikikan sedikit

" wah zangkrik lo!" Nadin menjitak kepala tiga kunyuk tado bergantian

"Ya ampun apa dosa gue? " tiba-tiba Lian sok puitis

"Banyak" lagi-lagi Katrin menunjukkan tampang tidak bersalahnya

"Wah! Elo tu ya ngomong ceplas ceplos kaya gak punya dosa aja" kali ini Lian melempari Katrin dengan bantal yang sukses mengenai kepalanya

"Emang tampang gue napa?" Katrin masih dengan muka polosnya

"Gak papa rin, lupakan" Lian menjitak kepalanya sendiri

"Heh, sebenernya lo nemuin ni makhluk aneh dimana sih?" Anya menyenggol bahu Nadin

"Gak tau tuh, gue nemunya di suagamarga satwa ujung kulon" semprot Nadin asal

"Eh monyet! Lo kira gue badak bercula satu yang di tangkarain di ujung kulon, di lindungi diestarikan biar gak punah?" kali ini Katrin melotot sama Nadin

"Lha itu nyadar" Nadin tersenyum, lebih tepatnya menahan tawa

"Wah wedhus lo pada!"

"Oh, wedhus itu yang buat wadah barang-barang kan?" Lian malah nyelutuk gak jelas

"Kardus bego" Nadin menoyor kepala Lian

"Oh, kardus itu kan kota di daerah Jawa tengah kan?" kali ini Katrin ikut andil

"Kudus pea!" Anya meneplak bahu Katrin

"Oh, Kudus itu kan pas kita dari sini mau ke supermarket tinggal kudus aja kan?" Lian mencomot kripik kentang yang ada di depannya

"Lurus atuh mah"

"Oh, lurus kan, eh badan gue lurus lho sekarang turun 5 kilo" Gantian Katrin yang membuat aneh-aneh

"Kurus dodol!"

"Oh kurus mah yang, gue keluarin nih kurus anak konda matok ayam, cyattt!" Lian menirukan gaya pendekar

"Kalo itu jurus njir!"

"Udah-udah, kalo elo sama Katrin ngomong kaya gitu terus, mau sampe lebaran platipus pun gak bakalan kelar" semprot Anya

"Emang platipus juga ada lebarannya?" ekspresi muka Katrin berubah mejadi serius, kaya ilmuan ilmuan yang gak nemuin penyelesaian dalam percobaannya

"Aduh! Gue kok punya sahabat bego banget. Udah idup, lola, pentium 3, langka, nemuinnya di ujung kulon, satu spesies sama badak, makannya banyak. Mimpi apa gue bisa ketemu" Anya meneplak jidatnya sendiri

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA" seketika kamar Nadin dipenuhi tawa mereka. Yah tawa yang renyah. Yang membuat mereka yang melihatnya iri. Jangankan melihat, mendengarnya aja mungkin orang-orang sudah bisa menebak kalo mereka berempat ini memang sahabat yang sengaja di temukan karena faktor ketidak sengajaan

☔☔☔

Quote : Aku beruntung, aku beruntung bisa di pertemukan sama mereka yang sekarang ada di dekatku. Kita memang dekat karena faktor ketidaksengajaan, tapi menurut suratan takdir itu semua sengaja terjadi. Yah, karena itu memang jalannya

Haii!!! Part ini emang sengaja aku kasih quote, soalnya yah, biar tambah seru aja sih. Siapa tau kalian suka quote punyaku. Oh iya btw maafin aku kalo ceritanya ngebosenin.

Jangan lupa ya reader votenya, thanks 😘😘

המשך קריאה

You'll Also Like

1.9M 101K 56
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
13.5K 1.6K 53
PART 37 ACAK, TIDAK SESUAI URUTAN JADI SEHABIS 36 HARAP CARI DULU DI URUTAN MANA. UDAH SAYA USAHAIN BIAR BALIK LAGI KE BAWAH 36 TAPI GABISA:") HARAP...
4.7K 462 41
Viola Clarissa, siswi SMA yang awalnya memiliki kehidupan yang begitu sempurna. Ia memiliki semua hal yang diidamkan oleh remaja kebanyakan; cantik...
1.7K 875 46
[Selamat membaca] ◌Dalam tahap revisi◌ Angin berhembus menerpa rambut Glory, rumput dan bunga bergoyang seakan menikmati suasana tenang. "Maafkan gu...