REDEEM (SMASHindonesia)

By arishikalee1197

7.5K 329 13

"Apa, Ma? Seriuosly? Mama mau jodohin aku? Ma, aku bahkan belum genap 17 tahun dan Mama udah ngomongin masala... More

Prolog
Bab II: Promnight
Bab III: Holiday~
Bab IV: Now or Never
BAB V
BAB VI: Begin
BAB VII: Hari Pertama Sekolah
BAB VIII: The JOKER
PART IX: The JOKER II
PART X: Somebody Please Tell Me...
PART XI: The Truth
PART XII: Dia?
PART XIII: It's Over
PART XIV: Awalnya..
PART XV: Maaf
PART XVI: End?
PART XVII : Cemburu
PART XVIII: Terbongkarnya Semua
PART XIX: Wherever. Whenever.

Bab I: Sebuah Kisah Klasik

1.1K 36 0
By arishikalee1197

Wajah Mala gugup bercampur takut, pasalnya hari ini adalab hari pengumuman kelulusan. Mala sebenarnya yakin bahwa ia pasti lulus, namun bisa saja kan kunci jawabannya tertukar atau yang lebih parah hilang?

Saat hendak memasuki pintu kelas, Mala dihadang oleh sahabatnya, Dicky, "Lo udah liat papan pengumuman?" tanya Dicky nggak woles banget.

"Yaelah dick, masuk kelas juga belum. Naruh tas juga belum. Berat ini, minggir sebentar" jawab Mala lalu mendorong dada Dicky mundur dan ia pun masuk kelas.

"Ya kali lo langsung liat sambil bawa tas. Lagian itu tas ngapain berat? Kita udah sebulan lebih nggak ada pelajaran kan?" tanyanya setelah Mala sukses mendaratkan tas nya di bangku.

"Gue bawa laptop. Novel gue cuman kurang 1 bab epilog doang. Jadi sekalian lah nyelesaiin novel" jawab Mala sambil cengengesan.

"Nggak modus pake Wi-Fi kan? Biasanya kan lo ngedownload-in apapun yg berhubungan sama BTS" tanyanya kemudian duduk dibangku sebelah Mala.

"Lo emang paling ngerti gue, Dick" jawab Mala sambil cengar-cengir.

"Mal, lo dicariin sama Ilza tuh" teriak teman Mala ditengah-tengah pintu kelas.

"Dimana Ryz?" tanya Mala kemudian berdiri meninggalkan Dicky.

"Biasa, tempat nongkrong dia" jawab Ryzka kemudian dia pamit kembali ke kantin.

**

Sambil membawa laptop, Mala berjalan sendirian menuju lapangan basket. Tempat nongkrong Ilza mah udah pasti di lapangan. Kemudian seseorang menepuk bahu Mala.

"Lo tega amat. Gue ditinggalin gitu aja, aelah" ucapnya terengah-engah. Ia menundukkan badannya seperti orang ruku'.

"Gue lupa pamitan sama lo" jawab Mala kemudian nyengir lebar. Lalu kembali melanjutkan perjalanan menuju lapangan.

"Tuhkan ditinggal lagi" rengeknya kemudian membuntuti Mala.

"Ah lo lebay amat sih Dick? Orang ditinggal gitu doang" Mala sedikit kesal menjawabnya. Dia terlalu lebay untuk ukuran seorang lelaki. Tolong tandai!

"Ilza dimana sih? Lo mau nyamperin dia ya? Kok bawa laptop? Sekalian mau Wi-Fi an ya?" tanyanya berurutan. Mala hanya memandangnya jengah dengan tatapan lo-bisa-tanya-satu-satu-nggak?

"Hehe gue cuman ngelatih IQ lo doang kok. Biasa aja natap guenya. Ntar kalo gue geer dan akhirnya terbang jatuhnya tetep aja sakit, Mal"

"SUMPAH. LO. BIKIN. GUE. PUSING" jawab Mala mengeja kata-perkata dengan penuh penekanan. Dan Dicky tetap mengikuti Mala sampai ke lapangan sekalipun.

"Udah lo kesana aja. Pergi kemana kek. Nggak ngerti banget kalo gue lagi pengen dua-duaan" sentak Mala kesal sambil menghentak-hentakkan kakinya dipinggir lapangan.

"Dih geer. Orang gue mau ke cewek disebelah Ilza tuh. Si Tasya tuh. Lu geer parah" jawab Dicky kemudian berjalan mendahului Mala dan tertawa.

"Eh, lo ada relationship apaan sama sepupu gue heh?" tanya Mala sembari menarik bahu Dicky.

"Lah, emang kenapa? Ciee lo cemburu ya sama gue?" tebak Dicky lalu tersenyum aneh.

"NAJIS!"

**

Mala melangkahkan kakinya kesal kemudian mendudukkan pantatnya tepat disebelah Ilza, kekasihnya. Ilza hanya memincingkan alisnya melihat tingkah Mala.

"Kamu kenapa?" tanyanya sembari menggeser tubuhnya lebih mendekat kearah Mala.

"Itu si kodok. Ngeselin banget! Kayaknya lagi ada something wrong deh sama sepupuku" jawab Mala. Matanya menunjuk-nunjuk Dicky dan Tasya.

"Lah emang kenapa Yang? Kan bagus itu temen kamu nggak jones lagi"jawab Ilza lalu merangkul pundak Mala.

"Masalahnya, kembaran aku naksir dia. Aelah, ngapain juga sih kak Lili naksir kutu kupret satu itu" Mala menggerutu tepat ditelinga Ilza. Selain karena nggak pengen Dicky denger, juga karena kakak kembarnya itu nggak satu sekolah sama Mala. Lili, kakak Mala, lulus duluan karena dia ikut program aksel, yang sekolah cuman dua tahun itu loh.

"Loh Lili naksir sama Dicky?" bisiknya balik. Kemudian ia tertawa.

"Kok ketawa sih?"tanya Mala kesal. Kemudian tangannya usil mencubit pinggang Ilza.

"Aduh duh duh, sakit Yang. Ya kan aku heran aja itu kakak kamu yang tomboy akut bisa naksir cowok. Aku kira dia nggak kenal begituan" jawabnya sembari menggosok pinggangnya yang terkena cubitan.

"Tomboy juga manusia. Punya mata punya hati"jawab Mala dengan sebait lirik lagu.

"Yaudah sih. Ke kantin yuk, laper nih"

**

Saat di kantin, semua sibuk membicarakan nilai-nilainya. Ada yang tertawa bahagia, ada yang galaunya kayak nggak bisa nonton konser BTS.

"Udah lihat nilai belum sih kamu Yang? Kok dari tadi kayaknya flat-flat aja?" tanya Ilza, tangannya memutar tutup botol minumannya lalu meneguknya.

"Sebenernya sih belum. Ya tadi mau ngajakin kamu sebenernya, ya cuman karena lihat Dicky deketin Tasya aku jadi lupa tujuan awal" Mala nyengir kemudian meminum softdrink yang tadi dibelinya.

"Yaudah yuk lihat, aku juga belum lihat" ajaknya kemudian berdiri dan berjalan duluan.

"Tungguin napa. Nggak romantis amat" dengus Mala sembari mensejajarkan langkahnya dengan langkah Ilza.

Yaps, masa-masa remaja Mala sebagai anak SMP mungkin akan segera berakhir. Yang ada hanya kenangan yang pernah Mala dan seluruh teman seangkatannya bangun mulai kelas satu dulu. Susah seneng bareng-bareng. Ya walau tiap tahun pembagian kelasnya diacak. Tapi sampai detik ini, semua baik kok sama Mala. Dan mungkin semua kenangan masa SMP ini, akan jadi sebuah kisah klasik di masa depan nanti. Who knows?

**

Sesampainya di mading, Mala mencari namanya. Belum sempat ketemu, seseorang disebelahnya menepuk bahunya keras.

"Ciee yang juara satu se provinsi. Ciee yang bakalan masuk SMA Galapagos. Ciee yang... Apaan lagi ya?" ujar seseorang itu dengan heboh.

"Lo jangan ngarang deh Dick" jawab Mala sembari mengerlingkan matanya malas. Karena penasaran akhirnya aku mencari namaku lagi.

"Ini nama lo. Nyari gitu doang lama amat" jawabnya sambil cengengesan.

"What the... Seriusan ini nilai gue? Ketuker kali itu kunci jawabannya" akhirnya Mala yang heboh sendiri.

"Mana bisa ketuker Yang? Tiap satu paket soalkan langsung nyambung sama LJK. Ya kali itu panitia bikin soal walau beda paket tapi kuncinya sama semua" kali ini bukan Dicky yang menjawab, melainkan kekasih Mala, Ilza.

"Dan panitia UN nggak segoblog itu Za" jawab Mala santai.

"Oke. Kalo gitu, traktir makan dong. Kan nilainya bagus tuh. Se provinsi lagi. Ya ya ya?" pinta Ilza. Mala tersenyum mengejek.

"Mana ada cewek traktir cowok?"

"Ada, banyak kok" akhirnya Mala menurutinya. Dan baru beberapa langkah, Dicky memanggil namanya.

"MALA!" Mala hanya berbalik tanpa membalas panggilan Dicky. Dilihatnya Dicky berlari kearah Mala.

"Lo pelit amat, masa Ilza doang" protesnya saat baru sampai dihadapan Mala.

"Lo mau?" tanya Mala halus. Dicky hanya menganggukkan kepalanya.

"BELI AJA SONO SENDIRI. NGGAK NGERTI AMAT GUE PENGEN BERDUAAN SAMA ILZA!" teriak Mala. Tak begitu keras sih, tapi mampu mengalihkan semua perhatian teman-teman Mala -bahkan adek kelas- dan semua menatapnya aneh. Lo-alay-banget-Mal.

"Sorry ganggu. Udah sono jangan liatin gue" ujar Mala lalu ia menarik tangan Ilza menjauh dan berjalan menuju kantin.

"Dia udah ada pacar kenapa masih lo kejar-kejar sih Dick?" tanya seorang gadis, lebih tepatnya sepupu Mala. Masih satu kelas dan dia adalah teman sebangku Dicky, Tasya.

"Ya kali gue suka sama dia. Gue sama dia CUMAN sahabatan. Apa salahnya sih? Lagian please ya, kayaknya gue ngerasa semua pada ngira gue ini perusak hubungan orang. Tapi nyatanya? Gue sama dia cuman sahabatan. Kita udah kenal mulai bayi. Tiap hari main bareng. Dia udah gue anggep kayak adek sendiri" jawab Dicky cepat kemudian ia menatap Tasya malas.

"Hahaha. Lo tuh nggak perlu jelasin sedetail itu. Lagian selera Mala juga nggak kayak lo kok. Hahaha"Tasya tertawa keras. Ia sampai memegang perutnya saking kerasnya ia tertawa.

"Bagus! Ketawain aja terus! Ketawain ajaa!" jawab Dicky kesal.

**

Saat di kantin semua mata menatap sepasang manusia yang sedang suap-suapan di meja kantin pojok. Namun mereka acuh saja dengan keadaan dan malah melanjutkan acara suap-suapan mereka.

"Aelaah romantis bener" tegur seorang cewek setelah menepuk bahu Mala. Ilza hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ngapain disini? Nggak sama Dicky?" tanya Mala sembari menaik-turunkan kedua alisnya menggoda lawan bicaranya.

"Heh? Dicky? Are you kidding me? Ngapain gue sama si tengil satu itu?" tanya Tasya malas lalu meneguk jus stoberi milik Mala.

"Eh, itu minum gue" protes Mala. Namun tetap saja Tasya menghabiskannya.

"Amal dikit ama sodara. Ya kan Za?" tanya Tasya lalu menatap Ilza. Yang ditatap malah salah tingkah nggak jelas. Dan Mala ngerasa ada sesuatu yang janggal.

"Za? Are you okay, babe?" tanya Mala. Matanya tetap meneliti gelagat mencurigakan Ilza.

"Hah? Nggak papa kok. Emang aku kenapa? Hehe" jawabnya kikuk. Mala semakin menyadari sesuatu yang nggak beres.

"Gue disini ganggu ya? Yaudah deh, gue ke Dicky dulu. Kasian kayak sapi ompong sendirian begitu. Daripada gue jadi obat nyamuk disini" Tasya berdiri kemudian menepuk bahu Mala. Mala hanya mengangguk. Fokusnya masih pada wajah Ilza.

"Za, kok gue ngerasa ada yang janggal ya?" tanya Mala to the point. Mala tipe cewek yang blak-blakan banget, pembawaan santai dan nggak suka bertele-tele.

"Janggal kenapa Yang?" tanya Ilza, rupanya ia langsung mengendalikan ekspresi wajahnya.

"Ya nggak sih, kayak ada bau-bau kebohongan" jawab Mala. "Ah, udahlah. Gue ke kelas dulu ya" jawab Mala lalu menutup laptop dan membawanya dengan satu tangan tepat disamping badan.

"Ngapain sih buru-buru?" tanyanya sembari memegang salah satu tangan Mala yang tidak memegang laptop.

"Kalo belum bisa jujur, mending gue nunggu lo bisa jujur" salah satu ciri Mala ketika lagi males sama Ilza, otomatis kalo ngomong pasti pake lo-gue an. Dan nggak ngerti kenapa, emang selalu gitu kalo ngadepin Ilza atau keluarga dirumah -kecuali mama papa, bisa-bisa semua fasilitas dicabut kalo sampe berani wkwk- dan pokoknya orang-orang yang aku-kamu an lah.

"Oke aku jujur sekarang" jawab Ilza akhirnya. Ia sempat mengusap wajahnya gusar lalu menatapku dengan tatapan bersalah.

"Gue siap dengerin"jawab Mala lalu duduk didepannya lagi. Posisi mereka berdua berhadapan dengan meja kantin ditengah-tengahnya.

"Jujur, aku nggak tau sama hati aku. Aku masih cinta kamu, tapi entah kenapa akhir-akhir ini Tasya selalu menuhin otak aku. Aku udah dari 2 minggu yang lalu mau jujur sama kamu, karena aku tau kamu itu anti kebohongan banget. Tapi aku takut Mal. Aku takut nyakitin kamu. Dan walau aku sadar, sekarang pun kamu udah sakit kan? Aku masih beneran sayang sama kamu, mangkanya aku bertahan. Aku nggak mau ngerusak kepercayaan yang udah kamu bangun buat aku. Dan ternyata, bangkai emang cepat atau lambat tercium juga kan? Apa aku menyakiti mu Mal?"

Continued..

Gimana? Voment boleh dong? Tapi maafkan ya kalo ini acak-acakan, dan mungkin lu semua yg baca ini cuman geleng-geleng kepala nggak paham kan? Haha gue mah apa atuh :v tp jangan di jugde ya? Masih tahap belajar, dan kalo nggak gue salurin lewat tulisan ntar bisa-bisa jadi jerawat *abaikan kealayan gue :v
Voment jangan lupa, setidaknya vote doang nggak masalah. Belajar menghargai karya sesama penghuni wattpad. Oke? Sipp..

Continue Reading

You'll Also Like

164K 15.6K 38
Tidak pandai buat deskripsi. Intinya ini cerita tentang Sunoo yang punya enam abang yang jahil. Tapi care banget, apalagi kalo si adek udah kenapa-ke...
53.2K 10.8K 13
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
70.1K 5.1K 24
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ Ma...
179K 15.2K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...