complicated feeling | ✓

By ardhiac

1.9M 97.6K 5.5K

[CERITA DI PRIVATE SECARA ACAK, SILAHKAN FOLLOW AKUN AKU DULU UNTUK VERSI LENGKAPNYA] Wanita itu memegang dad... More

Tolong dibaca
Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Sorry
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44 - (1)
Part 44 - End (2)
Liam's Letter
Epilog
Extra Part
Extra Part II - Before Marriage

Part 39

18.7K 1.1K 82
By ardhiac

Keira POV

Akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi. Aku sudah tidak sabar ingin pergi ke rumah Liam. Entah kenapa, perasaanku tidak enak. Aku takut jika terjadi sesuatu pada Liam. Apalagi dia sama sekali tidak memberi kabar untukku.

Ya, mungkin sekarang aku sudah cocok untuk dijuluki sebagai seorang istri yang sangat ingin mengawasi suaminya yang sedang selingkuh.

Okay, forget it.

Saat melihat Samuel sudah berdiri di ambang pintu kelasku, aku pun dengan segera menggamit lengannya menuju parkiran. Aku tidak lagi menghiraukan teriakan Lisa dan Ivy yang minta ditunggui olehku.

Ck, mereka berdua memang sudah terlalu bergantung padaku.

"Kei, sabar dong, jangan cepet-cepet jalannya," protes Samuel sambil berusaha mengimbangi langkahku.

"Kita harus cepet-cepet ke rumah Liam," aku pun melangkahkan kakiku lebih cepat. Sedangkan Samuel, aku masih dapat mendengar dengan jelas bahwa ia menghela napasnya.

Im sorry, Sam.

Akhirnya setelah perjalanan yang menurutku sangat memakan banyak waktu, aku dan Samuel pun sampai di depan gerbang rumah Liam. Mobil Samuel lalu segera masuk ke dalam halaman rumah Liam setelah dibukakan pintu gerbangnya oleh satpam.

Namun, begitu aku turun dari mobil, aku mendapat sambutan yang sangat tidak kuinginkan dalam waktu ratusan tahun ini. Sambutan yang seketika membuatku mengeluarkan air mataku dengan deras.

"Li-Liam," Panggilku dengan suara parau yang memalukan ini.

Liam dan orang yang memeluknya pun menoleh. Bisa kulihat bahwa keduanya sama-sama terkejut. Mungkin lebih tepatnya Liam.

Begitu melihat Liam yang tengah mencoba untuk mendekatiku, aku pun sontak mundur ke belakang. "Jangan mendekat!" Cetusku.

"Kei, ini gak seperti yang kamu kira," Tepat setelah Liam berbicar seperti itu, cairan berwarna merah mengucur deras dari hidungnya. Namun, saat aku ingin menghampirinya, seorang gadis yang tadi berpelukan dengan Liam langsung berlari cepat ke arahnya.

Lagi, air mataku turun dengan deras. Hatiku sakit. Hatiku sakit saat melihat Liam yang tengah berada di dalam dekapan gadis itu. It supposed to be me. Harusnya aku. Bukan dia maupun orang lain.

Aku pun memutuskan untuk berbalik dan mengambil tangan Samuel, lalu menuntunnya menuju mobil. Aku sudah tidak sanggup lagi jika harus berlama-lama di sana. Menatap kedua insan yang mungkin memang masih menyimpan perasaan di belakangku.

Sepanjang perjalanan, aku hanya bisa menangis sambil menatap keluar jendela. Its freakin' hurt, you know? Seeing your boyfriend hugged with another girl behind you.

Ternyata, Liam tidak sebaik apa yang aku kira. Selama ini aku selalu menganggapnya beda dari yang lain. Sayangnya, ia sama saja dengan kebanyakan cowok di luar sana. Sama-sama pembohong dan tidak punya hati.

Bagaimana bisa dia berpelukan dengan orang lain, di saat aku sedang khawatir dan menunggu kabar darinya?

"Kei, lo harus denger penjelasan dari Liam dulu, siapa tau aja dia punya alasan kenapa dia ngelakuin itu. Jangan gegabah, Kei, Gue gak mau kalo nantinya lo nyesel,"

aku pun tertawa miris mendengar ucapan Samuel. Mendengar penjelasannya? Hah, bahkan aku sudah tidak mau lagi bertemu dengannya.

"Gue gak butuh penjelasan dari dia,"

"Tap-"

"Gak ada tapi-tapian."

Sesampainya di rumah, aku pun langsung turun dari mobil Samuel dan segera masuk ke dalam kamar. Tidak peduli dengan panggilan Mama yang menyuruhku untuk makan siang.

Di dalam kamar, aku membanting tubuhku ke atas kasur dengan posisi telungkup. Menenggelamkan wajah di bawah bantal dan menangis sekencang mungkin.

Melihatnya bersama bahkan berpelukan dengan orang lain adalah hal terakhir yang ingin aku lihat. Apakah dia tidak memikirkan perasaanku? Tidak ingatkah dia dengan janji yang pernah ia ucapkan padaku?

Sekarang aku tau kalau aku sudah sangat bodoh memilihnya dibanding Samuel. Samuelku yang tidak pernah membuatku bersedih dan menangis, tidak pernah membuatku sakit hati.

Aku pun dengan segera bangkit dari rebahanku dan menghapus air mataku, lalu mengambil ponselku yang berbunyi. Aku sontak mengerutkan dahiku ketika melihat sebuah pesan dari nomor tak dikenal.

Aku hanya bisa menatap pesan tersebut dalam diam. Tidak tahu harus menemuinya atau tidak. Tetapi, jika aku tidak datang, aku tidak akan tahu sesuatu tentang Liam.

Dengan perasaan berkecamuk di dalam dada, aku pun bersiap-siap untuk pergi ke tempat tersebut.

•••

Author POV

Sesampainya di cafe, Keira langsung mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan mencari orang yang tadi ia lihat tengah bersama Liam. Disanalah dia, di meja pojok yang menghadap langsung ke luar jendela.

Keira pun menuju meja tersebut dan menghampirinya.

"Lo boleh duduk, kok." Dia tersenyum ke arah Keira yang terlihat enggan untuk duduk di hadapannga.

Cantik dan anggun.

Itu menurut Keira setelah melihatnya dari jarak yang dekat.

Keira masih terdiam, tidak mau menatapnya.

"Gue Carrie," Carrie pun membuka pembicaraan sambil mengulurkan tangannya pada Keira.

Merasa tidak sopan, Keira menatapnya dan membalas uluran tangannya. "Keira," jawabnya singkat.

Setelah itu, mereka berdua sama-sama terdiam. Carrie juga sedari tadi ingin berbicara, tetapi ia urungkan kembali niatnya.

"Dia sakit," itulah hal pertama yang Carrie ucap.

"Maksud lo?" Tanya Keira tak mengerti.

Carrie menarik napas panjang sebelum berbicara. "Liam itu punya penyakit Leukimia-" belum sempat melanjutkan ucapannya, Carrie pun terenyuh saat melihat satu butir air mata keluar dari mata Keira. Namun, Carrie tetap berusaha melanjutkan...

"Awalnya gue juga gak percaya, tapi setelah gue tanya langsung ke Mamanya Liam, barulah gue percaya. Lo pasti tau 'kan kalo gue ninggalin dia dulu?" Keira mengangguk, karena ia merasa pernah mendengarnya. "Disitu penyakitnya kambuh, setelah lima tahun gak pernah dia rasain lagi. Dan waktu itu, gue dengan teganya ninggalin dia sendiri."

Carrie pun tertawa hambar mengingat kejadian tersebut. "Pas gue tau kalo dia pindah kesini, gue juga gak percaya, karena Liam pernah bilang kalo dia engga akan ninggalin Sydney. Tapi, gue salah. Dia beneran pindah,

Saat gue tau kalo Liam udah punya pacar disaat gue udah ada di sini, hati gue sakit. Jujur, gue sama sekali engga pernah milih cowo lain dibanding dia dulu. Itu gue lakuin supaya Liam bisa sadar sama perasaan dia dan juga gue. Awalnya dia selalu kirim pesan dan telepon gue, tapi setelah beberapa hari kemudian, dia sama sekali engga ngehubungin gue. Sampe detik ini pun dia belum pernah hubungin gue lagi, walaupun gue udah di sini,"

"Tadi lo salah paham dengan apa yang lo lihat. Gue yang meluk dia duluan, karena gue engga tega ngelihat kondisi dia yang semakin hari semakin lemah. Dan pas lo pulang gitu aja, Liam jatuh pingsan. Dia engga sadarkan diri. And you know what? Ini yang kedua kalinya Liam ditinggal pergi sama orang yang dia sayang, disaat dia lagi ngerasain sakit yang luar biasa."

Keira pun menangis. Entah kenapa, hatinya terasa sangat sakit. Mengetahui semua kebenaran yang ada. Mendengar penjelasan Carrie yang seolah terasa sangat menyengatkan.

"Di-dimana dia sekarang?" Tanya Keira dengan susah payah akibat tangisannya.

"Di rumah sakit."

Keira pun dengan segera bangkit berdiri dan memegang tangan Carrie dengan erat. "Please, bawa gue ke sana, gue harus ketemu dia." Carrie mengangguk lemah dan segera membawa Keira menuju mobilnya.

Sejujurnya, sedari tadi Carrie sedang berusaha keras menahan air matanya agar tidak keluar. Siapapun yang berada di posisinya pun pasti akan merasakan hal yang sama dengannya. Mengalah demi melihat orang yang disayanginya telah memiliki orang lain adalah suatu hal yang sangat berat untuk dilakukan.

Dan Carrie, ia berhasil melakukan itu, walaupun ia harus merasakan sakit yang terasa sangat menyesakkan dirinya.

••••••

[A/N]

Huft, aku pengen cerita ini cepet-cepet ending deh wkwkwk.

August 22, 2016.

Continue Reading

You'll Also Like

132K 5.7K 45
Seorang gadis polos, culun. namun, berdarah kebangsawanan ini, Kaily Queenita. gadis itu menyukai seorang pria yang popular di sekolahnya, tampan, co...
3.5K 273 54
(COMPLETE) Kemunculan gadis cantik bernama Josie sebagai siswa baru sukses membuat SMA Prapanca gempar! Bukan hanya karena tingkahnya yang tengil, me...
1.7M 39.7K 20
❞𝙣𝙜𝙜𝙝 𝙗𝙖𝙗𝙮. 𝙒𝙝𝙮 𝙞𝙨 𝙮𝙤𝙪𝙧 𝙗𝙤𝙙𝙮 𝙙𝙚𝙡𝙞𝙘𝙞𝙤𝙪𝙨 ❞𝙏𝙝𝙚𝙣 𝘾𝙝𝙖𝙣𝙮𝙚𝙤𝙡 𝙨𝙪𝙘𝙠𝙚𝙙 𝙖 𝙫𝙚𝙧𝙮 𝙨𝙢𝙖𝙡𝙡 𝙗𝙖𝙚𝙠𝙝𝙮𝙪𝙣...
1.7M 122K 48
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...