complicated feeling | ✓

By ardhiac

1.9M 97.6K 5.5K

[CERITA DI PRIVATE SECARA ACAK, SILAHKAN FOLLOW AKUN AKU DULU UNTUK VERSI LENGKAPNYA] Wanita itu memegang dad... More

Tolong dibaca
Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Sorry
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44 - (1)
Part 44 - End (2)
Liam's Letter
Epilog
Extra Part
Extra Part II - Before Marriage

Part 37

18.4K 1.1K 52
By ardhiac

Setelah mengantar Keira pulang ke rumahnya, Liam pun juga langsung melajukan mobilnya pulang ke rumah.

Saat telah sampai, Liam segera menuju garasi yang berada tak jauh dari gerbang rumahnya. Begitu selesai memarkirkan mobil, Liam tak sengaja melihat Carrie sedang membaca buku di depan teras rumahnya.

Menyadari keberadaan Liam, Carrie pun langsung menutup bukunya dan dengan refleks bangkit berdiri. Dengan sengaja, Liam terus saja berjalan lurus menuju pintu rumah dan mengacuhkan Carrie begitu melihatnya tersenyum ke arah Liam. Senyuman yang dulu mampu membuat Liam luluh akan keindahannya.

Namun sialnya, dia menarik pergelangan tangan Liam yang membuat Liam secara mau tidak mau harus berbalik dan menatap Carrie. Sebenarnya, Liam sedang berusaha untuk menjaga jarak dengan Carrie. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa Carrie hanyalah masa lalu kelam yang pernah menjadi bagian dari hidupnya. Ya, masa lalu.

"Kamu abis dari mana, Li?" Tanya Carrie yang tidak bisa lagi menutupi rasa penasarannya sedari tadi.

Liam mengalihkan pandangannya, sama sekali tidak mau menatap mata Carrie. "Bukan urusan kamu," jawabnya dengan acuh yang membuat Carrie merasakan sesak di dadanya.

Liam pun dapat dengan jelas mendengar bahwa Carrie menghela napasnya dengan berat.

"Li, maafin aku. Aku tau kalo perbuatan aku emang engga bisa dimaafin, tapi tolong, jangan bersikap seolah-olah kita engga kenal satu sama lain." Ucap Carrie dengan sangat putus asa.

Dengan berat hati, Liam mencoba untuk menatap Carrie. Menatapnya tepat di manik matanya yang memperlihatkan Carrie sedang berusaha keras menahan air matanya yang akan jatuh kalau-kalau Carrie berkedip.

Please, jangan nangis, batin Liam.

"Aku mohon, Li, biarin aku membayar semua perbuatan aku dengan menjaga dan merawat kamu." Setelah berbicara seperti itu, Carrie menundukkan kepalanya, lalu jatuhlah satu butir air matanya yang sedari tadi Liam hindari.

Liam pun terperangah saat mendengar ucapan Carrie yang seakan langsung membuat seluruh organ tubuhnya mati rasa. "Ma-maksud kamu?"

"Aku udah tau, Li. Semuanya."

Seketika Liam terduduk lemas di atas lantai. Tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Bagaimana mungkin rahasia yang selama ini ia tutup rapat-rapat, dapat diketahui oleh orang yang pernah ia sayangi?

Liam pun merasakan sepasang tangan hangat memeluknya dengan erat. "Kamu tenang aja, aku akan selalu ada di samping kamu. Aku akan selalu ada disaat kamu membutuhkan bantuan. Kamu itu orang yang baik, Li, kamu engga seharusnya merasakan sakit itu." Carrie semakin mengeratkan pelukannya pada Liam. Bukan maksud menggoda atau ingin membuat Liam kembali jatuh padanya, tetapi Carrie memang tulus melakukan itu. Tulus dari dalam lubuk hatinya.

"Aku engga akan bilang hal ini ke siapapun. " Tanpa sadar Liam mengangguk patuh dan membalas pelukan Carrie. Ia terlihat sangat-sangat rapuh dan terpukul. Bahkan, wajahnya sekarang sudah berubah dengan sangat pucat.

Seakan teringat akan sesuatu, Liam melepaskan pelukannya dari tubuh Carrie. Melepaskan pelukannya tanpa ada niatan untuk kembali masuk ke dalamnya. "Maaf, kita engga seharusnya begini."

Kerutan di kening Carrie pun seketika terlihat. "Maksud kamu?" Tanyanya bingung.

"Kamu harus tau, aku udah punya orang lain. Jadi maaf, aku engga bisa lagi berdekatan sama kamu." Liam pun masuk ke dalam rumah begitu saja tanpa mau repot-repot menatap ke belakang. Meninggalkan Carrie sendirian yang masih terkejut mendengar ucapannya.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa ada rasa tidak terima saat Carrie mengetahui bahwa Liam sudah mempunyai pengganti dirinya. Namun, ia sadar bahwa ini semua juga merupakan kesalahan dirinya. Kesalahan dirinya yang dengan tega meninggalkan Liam. Ya, mungkin ini adalah ganjaran untuknya.

•••

Keira POV

Aku merasa akhir-akhir ini sikap Liam sangat aneh. Dia selalu saja terlihat melamun dan terdiam tanpa mau orang lain mengetahuinya. Entah apa yang sedang dipikirkannya, aku juga tidak tahu. Setiap kali aku bertanya padanya, ia hanya menjawabnya dengan gelengan kepala dan senyuman tulusnya yang membuatku menjadi lupa dengan apa yang sedang bergelut di pikirannya.

Dan juga, yang membuatku semakin bingung adalah belakangan ini dia sering sekali mengeluarkan keringat berlebih yang selalu mengucur deras di dahinya. Ingin sekali aku kembali bertanya padanya, tetapi jawabannya tetap sama.

Kesal? Marah? Sedih? Tentu saja.

Aku ini pacarnya, like seriously, he's my boyfriend now, bukan lagi sebatas teman seperti beberapa minggu ke belakang. Tidak bisakah dia berbagi sedikit masalahnya denganku? Apa dia tidak percaya padaku? Atau mungkin, dia tidak lagi menyayangiku makanya dia tidak ingin memberitahuku apa masalah yang menggangunya?

Ya Tuhan, kalau memang benar seperti itu, tolonglah bukakan pintu hatinya kembali untukku. Aku tidak yakin akan kembali merasakan yang namanya semangat jika harus menjalani hari-hariku tanpa kasih sayang dan perhatiannya. Huh, aku tau ini sedikit lebay.

"Li, kamu yakin baik-baik aja?" Pertanyaan itu kembali keluar dari bibirku, yang entah sudah keberapa kalinya. Aku lalu menghapus peluh di dahinya menggunakan tissue yang aku punya.

Liam pun mengambil tanganku dan mengelusnya dengan lembut. Ini yang aku bilang tadi, aku tidak akan bisa marah jika Liam memperlakukanku seperti ini. "Aku baik-baik aja, Sayang."

Oh, wait wait, apa yang baru saja ia katakan? Apa aku tidak salah dengar? Sayang? Apa itu yang dia ucap?

"Ka--kamu bilang apa barusan?" Tanyaku yang entah kenapa membuat lidahku mendadak kelu.

"Barusan yang mana?" Tanyanya balik, tetapi tidak terdengar nada bingung sama sekali. Bahkan ia berucap sambil mengedipkan sebelah matanya padaku.

Aku berdecak kesal "Kamu," tunjukku tepat di depan wajahnya yang fuc*in handsome itu. "Ngeselin!" Kemudian aku melipat kedua tanganku di depan dada.

Liam pun mencubit kedua pipiku dengan gemas. Aku meringis. Masalahnya, ia mencubitku dengan kencang. "Sakit tau!" Aku menatapnya sengit.

"Maaf, abisnya kamu lucu." Aku hanya memutar bola mata mendengar alasannya itu.

Yaya, aku tau kalau aku memang lucu.

"Kamu gak mau ke kantin?" Pertanyaan Liam spontan membuatku menepuk jidat. Aku lupa bahwa aku membawa sandwich dari rumah.

Aku pun lantas mengambilnya dari dalam tas dan memberikannya dengan cepat pada Liam. "Ini buat kamu,"

Liam segera membukanya dan yeah dia mulai mengerutkan keningnya seperti biasa.

"Sandwich?"

Aku mengangguk. "Kamu gak suka, ya?"

"Aku suka apapun yang kamu kasih untuk aku."

"Berarti kalo aku kasih kotoran hewan, kamu bakalan suka juga?" Tanyaku berusaha menggodanya. Yah, walaupun aku juga bisa saja serius dengan ucapanku yang satu ini.

"Itu pengecualian." Liam segera memakan sandwich yang aku kasih dengan lahap. Perasaan senang kembali muncul tanpa disuruh.

Saat sedang asik-asiknya memandangi Liam yang terlihat sangat tampan sewaktu memakan sandwich pemberianku, kedua sahabatku, Lisa dan Ivy datang mengganggu. Menjengkelkan sekali.

"Duh, pasangan baru bikin ngiri aja, ya." Lisa memandangku layaknya aku adalah barang langka yang bisa saja musnah kapanpun ada kesempatan.

"Emang dasarnya lo itu jomblo kebangetan, Lis, yang setiap saat selalu ngiri ngeliat orang pacaran." Ucapan Ivy membuatku dan Liam tertawa keras. Kali ini, aku setuju dengannya.

"Makanya jadi orang yang peka, Lis." Aku menatapnya dengan tatapan jijik yang dibuat-buat.

"Emangnya lo peka, Kei?"

Pertanyaan telak dari Lisa seketika membuatku terdiam. Benar juga, selama ini aku tidak pernah peka. Bahkan, Samuel yang sejak lama telah menyimpan perasaan untukku, aku sama sekali tidak menyadarinya.

Sial. Dia memang tahu titik lemahku.

••••••

[A/N]

Ada yang ngerasa kalau part ini canggung/awkward banget?

Btw, baca cerita Lisa dan Rio,ya. Judulnya Endless Feeling. Aku seneng banget kalau kalian mau baca cerita itu!:)

Terima kasih.

August 17, 2016.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 129K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
132K 5.7K 45
Seorang gadis polos, culun. namun, berdarah kebangsawanan ini, Kaily Queenita. gadis itu menyukai seorang pria yang popular di sekolahnya, tampan, co...
1.7M 122K 48
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.8M 72.4K 33
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...